Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR KESPRO

Surya Anita
Konsep Pemikiran Tentang Kesehatan Reproduksi
Wanita
Wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang
tidak dihadapi pria
berkaitan dengan fungsi reproduksinya
Kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi
kesehatan anak yang
dikandung dan dilahirkan.
Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya
sebagai objek dengan
mengatas namakan pembangunan seperti program
KB, dan pengendalian
jumlah penduduk.
Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah
menjadi agenda Intemasional
diantaranya Indonesia menyepakati hasil-hasil
Konferensi mengenai
kesehatan reproduksi dan kependudukan
(Beijing dan Kairo).
Masih adanya kebiasaaan tradisional yang
merugikan baik bagi kesehatan
perempuan secara umum maupun bagi
perempuan hamil.
Di berbagai dunia masih terjadi berbagai
diskriminasi yang berdampak negatif terhadap
kesehatan dan hak reproduksi perempuan.
Adanya ketidaksetaraan bagi perempuan dalam
akses pendidikan, pekerjaan, pengambilan
keputusan dan sumber daya yang tersedia

Berdasarkan pemikiran di atas kesehatan wanita


merupakan aspek paling penting disebabkan
pengaruhnya pada kesehatan anak-anak. Oleh
sebab itu pada wanita diberi kebebasan dalam
menentukan hal yang paling baik menurut dirinya
sesuai dengan kebutuhannya di mana ia sendiri
yang memutuskan atas tubuhnya sendiri.
Pengertian Kesh Reproduksi

Definisi kesehatan reproduksi adalah


suatu keadaan sejahtera fisik, mental
dan sosial secara utuh, tidak semata-
mata bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam semua hal yang berkaitan dengan
sistem reproduksi, serta fungsi dan
prosesnya
Ruang Lingkup
Kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran
Reproduksi (ISR) termasuk PMS-HIV/AIDS.
Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
Kesehatan reproduksi remaja
Pencegahan dan penanganan infertilitas
Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain,
misalnya kanker serviks, mutilasi genital, fistula, dll.
Penerapan Pelayanan Kespro
Melalui 4 Komponen

Kesehatan ibu dan bayi baru lahir


Keluarga berencana
Kesehatan reproduksi remaja
Pencegahan dan penanganan infeksi
saluran reproduksi, termasuk
HIV/AIDS
Hak-hak Reproduksi
Hak mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi
Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi
Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan
Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak
Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya
Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan
dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual
Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksinya
Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya
Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga
dan kehidupan reproduksi
Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi.
Selain hak-hak reproduksi diatas dalam pasal 11 konvensi
perempuan memuat beberapapa hal :
Hak atas pekerjaan yang sama dengan laki-laki,
kebebasan memilih provesi, pekerjaan, promosi dan
pelatihan.
Upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Hak perempuan terhadap jaminan sosial.
Hak mendapatkan jaminan kesehatan dan keselamatan
kerja.
Hak perempuan untuk tidak diberhentikan dari pekerjaan
dan tetap mendapat tunjangan karena kawin, hamil, hak
akan cuti haid dan melahirkan.
Hak untuk mendapatkan pelayanan sosial supaya
perempuan dapat menggabungkan kewajiban keluarga
untuk mendapatkan upah yang layak.
masalah kesehatan reproduksi
ditinjau dari pendekatan siklus kehidupan keluarga,
meliputi :
Praktek tradisional yang berakibat buruk semasa anak-anak (seperti
mutilasi, genital, deskriminasi nilai anak, dsb); Dibahas dalam pertemuan
ICPD ( International conference on population and development) di Kairo
bahwa kebiasaan ini meningkatkan kerentanan anak perempuan
terhadap hak azasi manusia karena:
a. Sunat perempuan dilakukan terhadap anak perempuan yang tidak bisa
memberikan informed consent.
b. Ada kebiasaan di lingkungan budaya tertentu, di mana sunat
perempuan mengarah kepada genital mutilation, dan bisa berdampak
negatif pada kesehatan perempuan
Masalah kesehatan reproduksi remaja (kemungkinan besar dimulai sejak
masa kanak-kanak yang seringkali muncul dalam bentuk kehamilan
remaja, kekerasan/pelecehan seksual dan tindakan seksual yang tidak
aman);
Tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB, biasanya terkait
dengan isu aborsi tidak aman;
Mortalitas dan morbiditas ibu dan anak (sebagai kesatuan)
selama kehamilan, persalian dan masa nifas, yang diikuti
dengan malnutrisi, anemia, berat bayi lahir rendah;
Infeksi saluran reproduksi, yang berkaitan dengan penyakit
menular seksual;
Kemandulan, yang berkaitan erat dengan infeksi saluran
reproduksi dan penyakit menular seksual;
Sindrom pre dan post menopause dan peningkatan resiko
kanker organ
reproduksi;
Kekurangan hormon yang menyebabkan osteoporosis dan
masalah ketuaan lainnya.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai