Anda di halaman 1dari 18

Kisah Sahabat Nabi : Karomah Abu Bakar Siddiq R.

A
Bagikan :

Abu Bakar Siddiq R.A adalah sahabat paling dekat kepada Rasulullah SAW,
beliau juga orang termasuk orang yang paling pertama masuk Islam. Dia
terkenal dengan kejujurannya bahkan sebelum memasuki agama Islam.

Abu Bakar Siddiq R.A memiliki keutamaan dan kelebihan yang banyak sekali.
Adapun kisah yang akan dinukilkan kali ini adalah mengenai karomah
(kelebihan atau kemuliaan yang Allah berikan kepadanya).

Semoga apa yang dinukilkan ini, dapat menambah keimanan kita. Bahwa
karomah dapat diberikan kepada siapa saja yang bertakwa kepada Allah
SWT. Dan yang perlu kita perhatikan adalah jangan beribadah berharap pada
Karomah. Karena ini akan membuat seseorang menjadi SESAT.

Banyak orang berzikir dan beribadah untuk mendapatkan kekuatan


supranatural. Ingat Sobat, jika kita beribadah berharap kesaktian atau
kekuatan dan bukan berdasarkan Kemurnian kepada Allah, maka Setan Atau
Jin lah yang menungganginya. Dan ini akan membawa seseorang kepada
Jurang Neraka Selama-lamanya.

Seperti halnya mungkin Kisah Karomah Para Wali Allah, yang terlalu banyak
ditambah-tambahi dan diada-adakan. Sehingga menganggap bahwa mereka
bisa lebih hebat dari pada Para Sahabat Nabi. Sementara Para Sahabat Nabi
adalah manusia yang paling terbaik disetiap jaman Islam. Bahkan debu yang
menempel pada keledai seorang sahabat Nabi tidak akan mampu
mengimbangi bagaimanapun dahsyatnya amalan para Wali Allah.
Maka mari kita luruskanlah keyakinan kita, bahwa karomah adalah sesuatu
Pemberian Allah SWT. Dan bukan merupakan kesaktian dari seseorang.

Baiklah sobat, semoga Nukilan kisah Karomah Sahabat Nabi Ini dapat
membuat keyakinan kita semakin Mantap Kepada Allah SWT semata.

Berikut kisahnya :

Kisah Pertama
Diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim bahwa Abdurrahman bin abu
bakar berkata Pada Suatu hari, Abu Bakar Siddiq R.A didatangi oleh tiga
orang tamu dirumahnya. Lalu Abu Bakar Siddiq pergi menemui Rasulullah
SAW. Untuk makan malam. Ia baru kembali kerumahnya pada tengah malam.
Setibanya dirumah, istrinya bertanya Apa yang menyebabkan kamu
menahan tiga orang tamumu disini ?

Sudahkah engkau berikan makan malam pada tiga orang tamuku itu ? tanya
Abu Bakar pada istrinya kembali.

Istrinya menjawab Mereka tidak mau makan sebelum engkau datang


Demi Allah, sedikitpun aku tidak akan makan ucap Abu Bakar.
Kemudian Abu Bakar Siddiq RA menemui tamunya dan berkata Makanlah
hidangan ini.

Demi Allah, kami sungguh heran. Setiap kali kami makan sesuap, hidangan
itu menjadi bertambah banyak sampai kami semua merasa kekenyangan.
Dan hidangan itu bertambah banyak saja dari semula jawab seorang
tamunya.

Ketika Abu Bakar melihatnya, ia pun melihat hidangan itu sangat banyak. Lalu
ia bertanya pada istrinya, Wahai Istriku, apakah engkau memasak makanan
sebanyak ini ?

Tidak, Demi Allah ! Sungguh hidangan ini bertamabah banyak tiga kali dari
semula, Jawab istrinya menjelaskan.

Kemudian Abu Bakar ikut makan dari hidangan itu sambil berkata mungkin
ini perbuatan setan. Setelah para tamunya pulang. Abu Bakar membawa
hidangan itu kepada Rasulullah SAW.

Esok paginya, hidangan itu seperti semula. Saat itu, kami sedang mempunyai
janji dengan suatu kaum. Setelah batas waktunya berlalu, dua belas orang
dari kami keluar. Mereka sambil membawa teman-temannya yang banyak.
Kemudian Rasulullah SAW menyuruh mereka datang lagi untuk makan
bersama hidangan itu hingga puas.

Kisah Ke-2
Imam Fakhrur Razi ketika menafsirkan surat Al Kahfi, Menceritakan
Termasuk salah satu karamah Abu Bakar Siddiq RA ialah ketika jenazah
beliau sedang diusung sampai didepan pintu makam Rasulullah SAW, orang-
orang yang sedang mengusungnya berkata Assalamu Alaika Ya Rasulullah,
ini Abu Bakar sedang diluar pintu
Tiba-tiba pintu makam Rasulullah SAW terbuka dan terdengar suara dari arah
makam beliau, Masuklah orang yang dicintai kepada orang yang
mencintainya.

Kisah Ke-3
Dalam riwayat lain Urwah bin Zubair RA meriwayatkan dari Aisyah RA bahwa
Abu Bakar pernah memberikan 20 gantang hasil kurma semasa ia sehat.
Ketika telah mendekati ajalnya beliau berkata, Hai putraku, tidak seorangpun
berada dalam keadaan cukup yang lebih kusenangi dari pada dirimu, dan
tidak akan ada seorang pun berada dalam kesempitan yang tidak kuinginkan
dari pada dirimu. Dulu ketika kuberikan kepadamu hasil kurma sebanyak 20
gantang engkau tidak akan menerimanya. Sekarang hasil kurma itu akan
menjadi harta waris. Oleh karena itu, nanti bagikanlah pada kedua saudara
lelakimu dan kedua saudara perempuanmu sesuai ketetapan Al quran

Wahai ayahku, saudara perempuanku hanya satu yaitu asma, lalu siapa
yang lain ? tanya Aisyah keheranan.

Abu Bakar menjawab Aku melihat dari kandungan ibumu akan lahir seorang
perempuan

Aisyah berkata, Apa yang dikatakannya benar, bayi yang lahir kemudian
adalah perempuan

Demikian karomah Abu Bakar Siddi q RA yang diberikan Allah kepadanya,


sehingga Allah menunjukkan kebesarannya melalui sahabat yang mulia ini.
Kisah Sahabat Nabi : Karomah Umar bin Khattab R.A
Bagikan :
Pagi Sobat Cerita Kisah Islam, Semoga Hari kamu selalu dalam keadaan
baik. Kali ini Berita Islam akan memberikan artikel mengenai Karomah Umar
bin Khattab R.A. ada baiknya juga kamu bisa baca sebelumnya mengenai
kisah Karomah Abu Bakar As siddiq.

Sebelum masuk Islam Umar bin Khattab R.A pernah ingin membunuh Nabi
Muhammad SAW. Dia sangat ditakuti oleh kaum Muslimin pada saat itu.
Namun ketika pintu hidayah masuk kedalam hatinya. Maka keadaan Islam
semakin kuat. Dan penyebaran Islampun dapat dilakukan dengan terang-
terangan.

Berikut kisah Karomah Umar bin Khattab R.A, semoga kisah ini akan
memberikan Inspirasi untuk menambah keimanan kita Kepada Allah SWT.

Kisah Pertama
Sariyah bin Zanin Al-Khulaji mengisahkan bahwa ketika Umar bin Khattab R.A
menjadi Amirul Mukminin, ia pernah mengutus pasukan islam dibawah
kepemimpinannya. Pasuikan itu ditugaskan ke Nawahunda untuk
menghadapi pasukan Persia.

Jumlah pasukan Persia jauh lebih besar sehingga hampir saja pasukan
muslimin terkalahkan. Pada saat itu Umar bin Khattab R.A sedang berkhutbah
di Masjid Nabi di Madinah. Ditengah khutbahnya beliau berteriak dengan
lantang diatas mimbar Hai Pasukan Muslimin, Naiklah keatas gunung

Seruan itu diperdengarkan oleh Allah kepada pasukan Islam yang sedang
bertempur menghadapi musuh. Mendengar seruan itu, maka pasukan
muslimin segera naik keatas gunung seraya berkata Itu tadi suara Amirul
Mukminin, Umar bin Khattab Akhirnya, kaum muslimin pun dapat bertahan
dan mendapatkan kemenangan

Kisah Ke-2
Imam Haramain meriwayatkan bahwa pernah terjadi masa Umar bin Khattab
R.A Gempa bumi. Umar bin Khattab R.A bertakbir dan bertahmid sedangkan
bumi masih saja bergetar. Setelah umar bertakbir dan bertahmid umar segera
memukulkan cemetinya ketanah sambil berkata Hai bumi tenanglah kamu
Atas Izin Allah

Seketika itu, bumi pun berhenti bergetar dan kembali tenang

Kisah Ke-3
Diriwayatkan bahwa ketika Pasukan Islam yang dibawah kepemimpinan Amar
bin Ash berhasil menaklukkan Negeri Mesir. Mereka mendapatkan sungai Nil
telah kering. Rakyat Mesir memberitahukan bahwa Sungai Nil itu dapat
berjalan setelah melemparkan seorang putri sebagai tumbal bagi dewa,
seperti yang biasa mereka lakukan setiap musim kering.

Kemudian Amar bin Ash melaporkan kejadian tersebut kepada Khalifah Umar
bin Khattab R.A dan meminta pendapatnya. Lalu Umar menulis surat kepada
Amr bin Ash yang isinya memerintahkan Amar untuk melemparkan surat
khusus umar untuk sungai Nil.

Ketika Amar membuka surta tersebut didalamya hanya tertuli


Dari Umar bin Khattab kepada Sungai Nil Mesir. Amma badu.
Jika kamu mengalir dengan kehendakmu, Janganlah kamu mengalir. Namun,
jika Kamu mengalir dengan Kehendak Allah Yang Maha Esa dan Maha
Perkasa, Kami Memohon kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa
untuk mengalirkanmu !

Amar Lalu melempakan surat tersebut kedalam sungat Nil sesuai perintah
Khalifah Umar bin Khattab R.A. Atas Izin Allah SWT, maka disaat malam hari
tiba, Sungai Nil tersebut kembali mengalirkan air sehingga memberikan
sumber hidup bagi seluruh penduduk Mesir, yang hampir saja mereka
tinggalkan untuk mengungsi ketempat yang lain.

Kisah Ke-4
Diriwayatkan dari Imam Fakhrur Razi bahwa pernah seorang utusan Kaisar
Romawi datang untuk menemui Khalifah Umar bin Khattab R.A. Utusan itu
membayangkan pasti Umar bin Khattab R.A adalah tinggal di Istana megah
yang dijaga ketat oleh para pengawal yang gagah perkasa. Karena beliau
adalah pemimpin yang ditakuti oleh para musuhnya.

Ketika sanga Utusan tiba di Madinah, ia bertanya-tanya dimanakah Istana


tempat tinggal Umar ??

Namun setiap Orang yang ditemuinya menjawab bahwa Umar tidak tinggal
didalam istana. Tetapi tinggal disebuah rumah yang terbuat dari bahan
bangunan yang sederhana. Ini membuat utusan menjadi tambah bingung ??
Mana mungkin Pemimpin yang paling ditakuti oleh Musuh-musuhnya tinggal
dirumah yang sederhana. Apalagi wilayah kekuasaanya pun sangat luas.
Utusan itu menuju padang pasir karena masyarakat memberitahukan bahwa
Umar biasa berada disana. Sesampai disana, ia mendapati Umar bin Khattab
sedang tertidur pulas diatas padang pasir tanpa dikawal oleh seorang pun.

Utusan tersebut sangat heran melihat keadaan tersebut, ia sangat takjub


melihat keadaan Umar. Seorang pemimpin yang begitu ditakuti namun
tampak begitu sederhana.

Namun melihat tidak ada seorang pun yang menjaganya, hatinya bergerak
untuk membunuh Umar dengan pedangnya sendiri. Dan berfikir dia akan
mendapatkan penghargaan besar dari Kaisar Romawi.

Ketika hendak membunuhnya, tiba-tiba muncul dua ekor singa besar datang
menuju kearahnya. Kontan saja ia pun lari terbirit-terbirit dan membuang
pedangnya.

Umar pun terbangun karena mendengar suara utusan tersebut, dan beliau
mendapati utusan tersebut dalam keadaan ketakutan yang sangat. Umar pun
menanyakan apa yang terjadi. Utusan tersebut menceritakan semua kejadian
yang ia alami. Dengan sebab itu sang utusan menyatakan diri untuk masuk
Islam dihadapan sang Umar.

Kisah Sahabat Nabi : Karomah Usman Bin Affan RA


Bagikan :

Usman Bin Affan Adalah Salah Seorang Sahabat Nabi yang terdekat, bahkan
dia juga dijadikan oleh Rasulullah sebagai Menantunya. Usman Bin Affan
adalah saudagar yang kaya raya dikenal dengan kedermawanannya. Sifat
nya santun, lembut, sangat pemalu, hartawan, dan pemilik petuah yang
didengar. Karena itulah ia sangat dicintai dan dimuliakan oleh kaumnya.

Baiklah sobat, Berikut riwayat tentang Karomah Usman Bin Affan RA

Kisah Pertama

Dalam kitab Al-Thabaqat, Taj al-Subki menceritakan bahwa ada seorang laki-
laki bertamu kepada Usman Laki-laki tersebut baru saja bertemu dengan
seorang perempuan di tengah jalan, lalu ia menghayalkannya. Usman berkata
kepada laki-laki itu, "Aku melihat ada bekas zina di matamu." Laki-laki itu
bertanya, "Apakah wahyu masih diturunkan setelah Rasulullah Saw wafat?"
Usman menjawab, "Tidak, ini adalah firasat seorang mukmin." Usman r.a.
mengatakan hal tersebut untuk mendidik dan menegur laki-laki itu agar tidak
mengulangi apa yang telah dilakukannya.

Selanjutnya Taj al-Subki menjelaskan bahwa bila seseorang hatinya jernih,


maka ia akan melihat dengan nur Allah, sehingga ia bisa mengetahui apakah
yang dilihatnya itu kotor atau bersih. Maqam orang-orang seperti itu berbeda-
beda. Ada yang mengetahui bahwa yang dilihatnya itu kotor tetapi ia tidak
mengetahui sebabnya. Ada yang maqamnya lebih tinggi karena mengetahui
sebab kotornya, seperti Usman r.a. Ketika ada seorang laki-laki datang
kepadanya, `Usman dapat melihat bahwa hati orang itu kotor dan mengetahui
sebabnya yakni karena menghayalkan seorang perempuan.

Artinya, setiap maksiat itu kotor, dan menimbulkan noda hitam di hati sesuai
kadar kemaksiatannya sehingga membuatnya kotor, sebagaimana dinyatakan
dalam firman Allah, "Sekali-kali tidak demikian, sesungguhnya apa yang
mereka kerjakan itu mengotori hati mereka (QS Al-Muthaffifin [83]: 14).

Semakin lama, kemaksiatan yang dilakukan membuat hati semakin kotor dan
ternoda, sehingga membuat hati menjadi gelap dan menutup pintu-pintu
cahaya, lalu hati menjadi mati, dan tidak ada jalan lagi untuk bertobat, seperti
dinyatakan dalam firman Nya, Dan hati mereka telah dikunci mati, sehingga
mereka tidak mengetahui kebahagiaan beriman dan berjihad. (QS Al Taubah
[9]: 87)

Sekecil apa pun kemaksiatan akan membuat hati kotor sesuai kadar
kemaksiatan itu. Kotoran itu bisa dibersihkan dengan memohon ampun
(istighfar) atau perbuatan-perbuatan lain yang dapat menghilangkannya. Hal
tersebut hanya diketahui oleh orang yang memiliki mata batin yang tajam
seperti Usman bin `Affan, sehingga ia bisa mengetahui kotoran hati meskipun
kecil, karena menghayalkan seorang perempuan merupakan dosa yang
paling ringan, `Usman dapat melihat kotoran hati itu dan mengetahui
sebabnya. Ini adalah maqam paling tinggi di antara maqam-maqam lainnya.
Apabila dosa kecil ditambah dosa kecil lainnya, maka akan bertambah pula
kekotoran hatinya, dan apabila dosa itu semakin banyak maka akan membuat
hatinya gelap. Orang yang memiliki mata hati akan mampu melihat hal ini.
Apabila kita bertemu dengan orang yang penuh dosa sampai gelap hatinya,
tetapi kita tidak mampu mengetahui hal tersebut, berarti dalam hati kita masih
ada penghalang yang membuat kita tidak mampu melihat hal tersebut, karena
orang yang mata hatinya jernih dan tajam pasti akan mampu melihat dosa-
dosa orang tersebut.

Kisah-2
Ibnu `Umar r.a. menceritakan bahwa Jahjah al-Ghifari mendekati Usman r.a.
yang sedang berada di atas mimbar. Jahjah merebut tongkat Usman, lalu
mematahkannya. Belum lewat setahun, Allah menimpakan penyakit yang
menggerogoti tangan Jahjah, hingga merenggut kematiannya. (Riwayat Al-
Barudi dan Ibnu Sakan)

Dalam riwayat lain dikisahkan bahwa Jahjah al-Ghifari mendekati `Usman


yang sedang berkhutbah, merebut tongkat dari tangan `Usman, dan
meletakkan di atas lututnya, lalu mematahkannya. Orang-orang menjerit.
Allah lalu menimpakan penyakit pada lutut Jahjah dan tidak sampai setahun
ia meninggal. (Riwayat Ibnu Sakan dari Falih bin Sulaiman yang saya
kemukakan dalam kitab Hujjatullah `ala al-Alamin)
Kisah 3

Diceritakan bahwa Abdullah bin Salam mendatangi `Usman r.a. yang sedang
dikurung dalam tahanan untuk mengucapkan salam kepadanya. Usman
bercerita, "Selamat datang saudaraku. Aku melihat Rasulullah Saw dalam
ventilasi kecil ini. Rasulullah bertanya, "Usman, apakah mereka
mengurungmu?' Aku menjawab, `Ya.' Lalu beliau memberikan seember air
kepadaku dan aku meminumnya sampai puas. Rasulullah berkata lagi, `Kalau
kau mau bebas.niscaya engkau akan bebas, dan kalau kau mau makan
bersama kami mari ikut kami.' Kemudian aku memilih makan bersama
mereka." Pada hari itu juga, `Usman terbunuh.

Demikian Kisah Karomah Usman Bin Affan R.A sebagai bukti kemulian Yang
Allah berikan padanya. Terutama mengenai firasat, para ulama mengatakan
bahwa seseorang yang menjaga pandangannya dari segala kemaksiatan.
Maka firasatnya akan tajam. Namun adakah kita yang selalu sentiasa
menjaga Pandangan ?? Wallahu Alam

Kisah Sahabat Nabi : Karomah Ali Bin Abi Thalib RA


Bagikan :

Ali bin Abi Thalib adalah sepupu Nabi Muhammad SAW. Karena ia adalah
anak dari paman yang selalu membelanya dalam mendakwahkan agama
Islam dimekkah (Abi Thalib). Ali juga menantu Rasulullah SAW. Beliau
dinikahkan dengan putri Kesayangan Nabi Yang bernama Fatimah Az Zahra
RA. Beliau memiliki keistimewaan yang luar biasa dalam sirah kehidupannya.
Dia memiliki banyak keutamaan dan karomah. Namun Kali ini hanya
beberapa kisah saja yang dapat kami disajikan. Semoga Ini dapat Menambah
Keimanan Kita Kepada Allah SWT.

Baca Juga Sebelumnya : Kisah Karomah Usman Bin Affan RA

Kisah Pertama

Imam Fakhrurrazi menuliskan dalam kitabnya bahwa seorang budak kulit


hitam mencuri milik seseorang. Budak tersebut pengikut setia Ali Bin Abi
Thalib RA. Ketika diseret dihadapan Ali, Ali bertanya "Benarkah Engkau
mencuri?" la menjawab, "Ya," maka Ali memotong tangannya. Budak itu
berlalu dari hadapan Ali , kemudian berjumpa dengan Salman al-Farisi dan
Ibnu al-Kawwa'. Ibnu al-Kawwa' bertanya, "Siapa yang telah memotong
tanganmu?" Ia menjawab, "Amirul mukminin, pemimpin besar umat muslim,
menantu Rasullah, dan suami Fatimah." Ibnu al-Kawwa' bertanya, "la telah
memotong tanganmu dan kamu masih juga memujinya?" Budak itu
menjawab, "Mengapa aku tidak memujinya? Ia memotong tanganku sesuai
dengan kebenaran dan berarti membebaskanku dari neraka."

Salman mendengarkan penuturan budak itu, lalu menceritakannya kepada


Ali. Selanjutnya Ali memanggil budak hitam itu, lalu meletakkan tangan yang
telah dipotong di bawah lengannya, dan menutupnya dengan selendang,
kemudian Ali memanjatkan doa. Orang-orang yang ada di sana tiba-tiba
mendengar seruan dari langit, "Angkat selendang itu dari tangannya!" Ketika
selendang itu diangkat, tangan budak hitam itu tersambung kembali dengan
izin Allah. Bahkan tangan yang terpotong tersebut tampak lebih sempurna
dari sebelumnya

Kisah ke-2

Siad bin Musayyab menceritakan bahwa ia dan para sahabat menziarahi


makam-makam di Madinah bersama Ali . Ali lalu berseru, "Wahai para
penghuni kubur, semoga dan rahmat dari Allah senantiasa tercurah kepada
kalian, beritahukanlah keadaan kalian kepada kami atau kami akan
memberitahukan keadaan kami kepada kalian." Lalu terdengar jawaban,
"Semoga keselamatan, rahmat, dan berkah dari Allah senantiasa tercurah
untukmu, wahai amirul mukminin. Kabarkan kepada kami tentang hal-hal
yang terjadi sepeninggal kami." All berkata, "Istri-istri kalian sudah menikah
lagi, kekayaan kalian sudah dibagi, anak-anak kalian berkumpul dalam
kelompok anak-anak yatim, bangunan-bangunan yang kalian dirikan sudah
ditempati musuh-musuh kalian. Inilah kabar dari kami, lalu bagaimana kabar
kalian?" Salah satu mayat menjawab, "Kain kafan telah koyak, rambut telah
rontok, kulit mengelupas, biji mata terlepas di atas pipi, hidung mengalirkan
darah dan nanah. Kami mendapatkan pahala atas kebaikan yang kami
lakukan dan mendapatkan kerugian atas kewajiban yang yang kami
tinggalkan. Kami bertanggung jawab atas perbuatan kami." (Riwayat Al-
Baihaqi)

Kisah Ke-3

Dalam kitab Al-Tabaqat, Taj al-Subki meriwayatkan bahwa pada suatu


malam, Ali dan kedua anaknya berada didekat Kabah, Hasan dan Husein r.a.
mendengar seseorang bersyair:

Hai Zat yang mengabulkan doa orang yang terhimpit kezaliman


Wahai Zat yang menghilangkan penderitaan, bencana, dan sakit
Utusan-Mu tertidur di rumah Rasulullah sedang orang-orang kafir
mengepungnya
Dan Engkau Yang Maha Hidup lagi Maha Tegak tidak pernah tidur
Dengan kemurahan-Mu, ampunilah dosa-dosaku
Wahai Zat tempat berharap makhluk di Masjidil Haram
Kalau ampunan-Mu tidak bisa diharapkan oleh orang yang bersalah
Siapa yang akan menganugerahi nikmat kepada orang-orang yang durhaka.

Ali lalu menyuruh putranya mencari si pelantun syair itu. Pelantun syair itu
datang menghadap Ali seraya berkata, "Aku, ya Amirul mukminin!" Laki-laki
itu menghadap sambil menyeret sebelah kanan tubuhnya, lalu berhenti di
hadapan Ali. Ali bertanya, "Aku telah mendengar syairmu, apa yang
menimpamu?" Laki-laki itu menjawab, "Dulu aku sibuk memainkan alat musik
dan melakukan kemaksiatan, padahal ayahku sudah menasihatiku bahwa
Allah memiliki kekuasaan dan siksaan yang pasti akan menimpa orang-orang
zalim. Karena ayah terus-menerus menasihati, aku memukulnya.
Karenanya, ayahku bersumpah akan mendoakan keburukan untukku, lalu ia
pergi ke Mekkah untuk memohon pertolongan Allah. Ia berdoa, belum selesai
ia berdoa, tubuh sebelah kananku tiba-tiba lumpuh. Aku menyesal atas
semua yang telah aku lakukan, maka aku meminta belas kasihan dan ridha
ayahku. Lalu ia pun berjanji memohonkan Ampunan Allah untukku. Beliau pun
memaafkanku. Ketika beliau bersiap hendak pergi kemekah lagi, aku
menyiapkan kendaraan untuk dinaikinya. Akan tetapi ditengah perjalanan
beliau terjatuh dari punggung untanya dan terantuk dibatu. Ayahku pun
Meninggal ditempat itu.

Ali lalu berkata, "Allah akan meridhaimu, Jika ayahmu meridhaimu." Laki-laki
itu menjawab, "Demi Allah, demikianlah yang terjadi." Kemudian Ali berdiri,
shalat beberapa rakaat, dan berdoa kepada Allah dengan pelan, kemudian
berkata, "Hai orang yang diberkahi, bangkitlah!" Laki-laki itu berdiri, berjalan,
dan kembali sehat seperti sedia kala. Ali berkata, "Jika engkau tidak
bersumpah bahwa ayahmu akan meridhaimu, maka aku tidak akan
mendoakan kebaikan untukmu."

Kisah Ke-4

Kisah lainnya menceritakan bahwa Nabi Muhammad Saw menyuruh Abu


Dzar memanggil Ali. Sesampai di rumah Ali, Abu Dzar melihat alat penggiling
sedang menggiling gandum sendiri, padahal tidak ada seorang pun di sana.
Kemudian Abu Dzar menceritakan hal tersebut kepada Nabi Saw Beliau
berkata, "Hai Abu Dzar! Tahukah kau bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat
yang berjalan-jalan di bumi dan mereka diperintahkan untuk membantu
keluarga Nabi Muhammad Saw." (kitab Is`af al-Raghibin
Azan Terakhir Bilal R.A Yang Mengharukan
Bagikan :

Sejak setelah Rasulullah wafat, Bilal bin Rabbah menyatakan bahwa dirinya
tidak akan mengumandangkan adzan lagi. Setelah mengumandangkan azan
atas perintah Abu bakar Kepada Bilal disaat kewafatan Rasul.

Kesedihannya yang begitu menyayat hati, mengenang masa-masa disaat


bersama Rasulullah. Membuat hati Bilal selalu merasakan perih yang begitu
menyesakkan dada. Seakan tangisnya tidak bisa dibendung. Atas wafatnya
seseorang yang begitu ia kagumi dan yang selalu mencintainya.

Dengan kesedihan itu, Bilal Memutuskan untuk meninggalkan Madinah, dan


pergi bersama rombongan pasukan Islam berangkat menuju Syam, dan
kemudian tinggal di Homs, Syria.

Bertahun-tahun Bilal tinggal disana, seakan kesedihan itu tidak lagi teringat.
Namun Pada Suatu malam Rasulullah hadir dalam mimpi Bilal, dan
menegurnya, "Wahai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku ?
Mengapakah sampai seperti ini ?"

Bilal pun terbangun dalam keadaan Sedih, teringat kepada Rasulullah SAW.
Karena ia telah lama tidak ke Madinah. Bilal segera ia mempersiapkan
perjalanan ke Madinah untuk berziarah ke makam Rasulullah. Sekian tahun
sudah dia meninggalkan Rasulullah. Setiba di Madinah, Bilal menuju Makam
Rasulullah SAW untuk berziarah. Ia menumpahkan segala rasa rindu dan
kesedihannya dimakam sang Rasulullah SAW, karena teringat kembali
dengan masa-masa ketika Bersama Rasulullah.
Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa mendekatinya. Keduanya
adalah cucu Rasulullah Hasan dan Husein. Dengan mata sembab oleh tangis,
Bilal yang kian beranjak tua itupun memeluk kedua cucu Rasulullah tersebut.

Salah satu dari keduanya berkata kepada Bilal, "Paman, maukah engkau
sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami ? Kami ingin mengenang
kakek kami."

Ketika itu, Umar bin Khattab yang saat itu telah menjadi Khalifah juga sedang
melihat pemandangan mengharukan tersebut, dan beliaupun juga memohon
kepada Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja.

Bilal pun memenuhi permintaan itu.

Saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa dia adzan pada
masa Rasulullah masih hidup.

Mulailah dia mengumandangkan adzan.

Saat lafadz Allahu Akbar dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh


Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang telah
bertahun - tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok Nan Agung,
suara yang begitu dirindukan itu telah kembali.

Ketika Bilal meneriakkan kata 'Asyhadu an laa ilaha illallah', seluruh isi kota
madinah berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan para gadis
dalam pingitan mereka pun keluar.
Dan saat bilal mengumandangkan 'Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah',
Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan. Semua
menangis, teringat masa-masa indah bersama Rasulullah, Umar bin Khattab
yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup
meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. Hari itu
madinah mengenang masa saat masih ada Rasulullah diantara mereka.

Hari itu adalah adzan pertama dan terakhir bagi Bilal setelah Rasulullah
wafat. Adzan yang telah menerbitkan rasa kerinduan penduduk Madinah
kepada Rasulullah. Adzan yang tak bisa dirampungkan.

Dan pada saat itu, Kota Madinah banjir oleh air mata kerinduan kepada
Rasulullah.

Dikabarkan seminggu kemudian Bilal Bin Rabbah R.A, Wafat.

Anda mungkin juga menyukai