INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS. dr.SOEPRAOEN MALANG 2023/2024 1. Identifikasikan minimal 2 masalahkesehatan reproduksi dengan menggunakan siklus hidup. Jawab : A. Siklus hidup manusia dikenal ada 5 tahap yaitu : Konsepsi Bayi dan anak Remaja Usia subur Usia lanjut B. Masalah kesehatan reproduksi dalam siklus kehidupan a. Konsepsi : Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Kurang gizi (malnutri) Pengutamaan jenis kelamin b. Bayi dan anak Kurang gizi Pengutamaan jenis kelamin Kesakitan dan kematian BBLR Kekerasan c. Remaja (usia 10- 19 tahun) Perilaku seks tidak aman Kehamilan pada remaja HIV/AIDS/IMS/ISR. Seks komersial Penyalahgunaan obat Aborsi tidak aman Perkawinan muda d. Usia subur Kesakitan dan kematian ibu Malnutrisi/anemia Kemandulan Pelecehan sexsual Penyakit menular sexsual Pengaturan kesuburan IMS/HIV/IAIDS/ISR e. Usia lanjut (setelah usia 60 tahun) Penyakit sistem sirkulasi, seperti storke, hipertensi Prolaps uteri Kanker saluran reproduksi Kekerasan HIV/AIDS/IMS/ISR. Kanker payudara
2. Apa yang dibutuhkan untuk mendukung perempuan dimasyarakat agar
mampu memahami kesehatan reproduksi dan seksual mereka sebagai hak asasi ? Jawab : a. Memberikan Pendidikan kesehatan reproduksi usia dini seperti melakukan sosialisasi dan penyuluhan untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi usia dini. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman kepada yang bersangkutan dalam pencegahan terhadap penyakit penyakit yang dapat mengancam Kesehatan reproduksi dan seksual mereka. b. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan reproduksi dan perempuan. Hal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman bagi perempuan dalam menjaga Kesehatan reproduksinya. Selain itu juga memudahkan bagi perempuan untuk mengetahui gejala-gejala penyakit kelamin serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut. c. Memberi perlakuan khusus terhadap perempuan demi kesehatan reproduksinya. Pengistimewaan hak tersebut bukan semata-mata untuk perempuan saja. Perempuan secara kodrati mempunyai rahim, dan berawal dari rahim inilah anak-anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi generasi selanjutnya. d. Program Keluarga Berencana dimana fokus terpenting dari program ini adalah penyediaan pelayanan kesehatan reproduksi yang menyeluruh, yang memadukan Keluarga Berencana, pelayanan kehamilan dan persalinan yang aman, pencegahan pengobatan infeksi menular seksual/IMS (termasuk HIV), informasi dan konseling seksualitas, serta pelayanan Kesehatan perempuan mendasar lainnya. e. Kebijakan-kebijakan dan regulasi yang mengatur tentang pemenuhan hak kesehatan reproduksi dan seksual pada perempuan. Hak-hak seksual dan reproduktif tertanam dalam HAM yang diakui dalam traktat- traktat HAM internasional, standar standar regional, undang-undang dasar nasional dan standar HAM lain yang relevan. Pemenuhan hak-hak seksual dan reproduktif membutuhkan adanya penghormatan berbagai hak-hak yang berhubungan dengan integritas fisik dan mental, termasuk hak untuk hidup, untuk kebebasan dan keselamatan seseorang, untuk kebebasan dari penyiksaan serta perlakuan lain yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan, serta untuk privasi dan penghormatan terhadap kehidupan berkeluarga, serta hak-hak yang berkaitan dengan kebebasan hati nurani dan ekspresi dan kebebasan dari diskriminasi. Hak-hak ini berkaitan secara langsung dengan prinsip-prinsip yang menopang hak-hak seksual dan reproduktif – integritas fisik dan mental individu, dan prinsip non diskriminasi atas dasar gender, ras, asal-usul negara, orientasi seksual, disabilitas atau status sosial-ekonomi.