Anda di halaman 1dari 8

SISTEM KESEHATAN REPRODUKSI MANUSIA

DI
S

U
S
U
N
OLEH:
RISKY SARIYULIS
NIM : 134047 018036

 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
YAYASAN SIHAT BEURATA BANDA ACEH
TAHUN 2020
 
KATA PENGANTAR
 
Segala puji kami panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyusun makalah ini dengan semaksimal mungkin.
Dan tak lupa pula salawat bertangkaikan salam kami sanjung sajikan atas baginda
Muhammad saw. yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Adapun tujuan kami membuat makalah ini ialah untuk memenuhi tugas kuliah untuk mata
kuliah Klasifikasi Kodefikasi Penyakit dan Masalah Terkait (KKPMT) IV dengan judul
“Sistem Kesehatan Reproduksi Manusia” yang dibimbing oleh Ibu Oriza Sativa, Ssi,
MM. Dan tidak lupa pula ucapan terima kasih kami kepada pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan ini.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu diperlukan kritik
dan saran dari pembaca untuk memperbaiki kesalahan kedepannya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
 
 
 
 
 
Banda Aceh, Juni 2020
Penulis
 
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR ISI
 
KATA
PENGANTAR .........................................................................
............................. i
DAFTAR
ISI................................................................................
...................................ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................
...........................1
A. Latar
Belakang...........................................................................
.............................. 1
B. Rumusan
Masalah............................................................................
........................1
C.
Tujuan ............................................................................
.........................................2
BAB II
PEMBAHASAN ........................................................................
...........................3
A. Kesehatan Re
B.
produksi ..........................................................................
...............................3
B. Hak Yang Terkait Dengan Kesehatan
Reproduksi ......................................................3
C. Perilaku Seksual Remaja dan Kesehatan
Reproduksi.................................................4
D.
Abortus............................................................................
.......................................6
E.
Infertilitas.......................................................................
.........................................7
BAB III
PENUTUP ...........................................................................
..............................9
A.
Kesimpulan ........................................................................
.....................................9
B.
Saran .............................................................................
..........................................9
DAFTAR
PUSTAKA ...........................................................................
............................10
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini sangat
mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia, penemuan yang
setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha dalam penelitiannya demi
kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.
Ilmu kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat bekembang mulai dari
peralatan ataupun teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak mau
ketinggalan untuk bisa memiliki dan memahami wawasan serta ilmu pengetahuan
tersebut. 
Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi banyak sekali
teori-teori serta keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis
kesehatan reproduksi. Wilayah keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi
mengemban tugas untuk bisa menolong para pasien yang mana demi kesehatan,
kesejahteraan dan kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya sebagai perempuan.
Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para bidan atau
spesialais tetapi sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-
istri atau perempuan sebagai ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya demi kesehatan,
dan kesejahteraan meraka.
Untuk itu, penulis dalam makalah ini bermaksud ingin memberikan beberapa pengertian
yang mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk khalayak pembaca khususnya para
perempuan. Oleh karena itu penulis mengambil judul pada makalahm ini, yaitu
“KESEHATAN REPRODUKSI”.
 
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Kesehatan Reproduksi?
b. Apa saja Hak yang terkait dengan Kesehatan Reproduksi?
c. Bagaimana perilaku seksual remaja dan kesehatan reproduksi?
d. Apa itu abortus?
e. Apa itu infertilitas?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian Kesehatan Reproduksi.
b. Untuk mengetahui hak yang terkait dengan Kesehatan Reproduksi.
c. Untuk mengetahui perilaku seksual remaja dan kesehatan reproduksi.
d. Untuk mengetahui pengertian abortus.
e. Untuk mengetahui pengertian infertilitas.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
A. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No. 23 Tahun 1992).
Definisi ini sesuai dengan WHO, kesehatan tidak hanya berkaitan dengan kesehatan
fisik, tetapi juga kesehatan mental dan sosial, ditambahkan lagi (sejak deklarasi
Alma Ata-WHO dan UNICEF) dengan syarat baru, yaitu: sehingga setiap orang akan
mampu hidup produktif, baik secara ekonomis maupun sosial.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan social yang
utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang
berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesprosesnya.
Kesehatan reproduksi berarti bahwa orang dapat mempunyai kehidupan seks yang
memuaskan dan aman, dan mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan
untuk menentukan keinginannya, kapan dan frekuensinya.
B. Hak yang Terkait Dengan Kesehatan Reproduksi
Membicarakah kesehatan reproduksi tidak terpisahkan dengan soal hak reproduksi,
kesehatan seksual dan hak seksual. Hak reproduksi adalah bagian dari hak asasi yang
meliputi hak setiap pasangan dan individual untuk memutuskan secara bebas dan
bertanggung jawab jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak, serta untuk memiliki
informasi dan cara untuk melakukannya.
1. Kesehatan Seksual
Kesehatan seksual yaitu suatu keadaan agar tercapai kesehatan reproduksi yang
mensyaratkan bahwa kehidupan seks seseorang itu harus dapat dilakaukan secara
memuaskan dan sehat dalam arti terbebas dari penyakit dan gangguan lainnya. Terkait
dengan ini adalah hak seksual, yakni bagian dari hak asasi manusia untuk memutuskan
secara bebas dan bertanggungjawab terhadap semua hal yang berhubungan dengan
seksualitas, termasuk kesehatan seksual dan reproduksi, bebas dari paksaan,
diskriminasi dan kekerasan.
 
 
2. Prinsip Dasar Kesehatan Dalam Hak Seksual dan Reproduksi
a. Bodily integrity, hak atas tubuh sendiri, tidak hanya terbebas dari siksaan dan
kejahatan fisik, juga untuk menikmati potensi tubuh mereka bagi kesehatan,
kelahiran dan kenikmatan seks aman.
b. Personhood, mengacu pada hak wanita untuk diperlakukan sebagai aktor dan
pengambilan keputusan dalam masalah seksual dan reproduksi dan sebagai subyek dalam
kebijakan terkait.
c. Equality, persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dan antar perempuan itu
sendiri, bukan hanya dalam hal menghentikan diskriminasi gender, ras, dan kelas
melainkan juga menjamin adanya keadilan sosial dan kondisi yang menguntungkan bagi
perempuan, misalnya akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi.
d. Diversity, penghargaan terhadap tata nilai, kebutuhan, dan prioritas yang
dimiliki oleh para wanita dan yang didefinisikan sendiri oleh wanita sesuai dengan
keberadaannya sebagai pribadi dan anggota masyarakat tertentu.
e. Ruang lingkup kesehatan reproduksi sangat luas yang mengacakup berbagai aspek,
tidak hanya aspek biologis dan permasalahannya bukan hanya bersifat klinis, akan
tetapi non klinis dan memasuki aspek ekonomi, politik, dan sosial-budaya. Oleh
karena aitu diintroduksi pendekatan interdisipliner (meminjam pendekatan psikologi,
antropologi, sosiologi, ilmu kebijakan, hukum dan sebagainya) dan ingin dipadukan
secara integratif sebagai pendekatan transdisiplin.
C. Perilaku seksual remaja dan kesehatan reproduksi
Perilaku seksual remaja terdiri dari tiga buah kata yang memiliki pengertian yang
sangat berbeda satu sama lainya. Perilaku dapat di artikan sebagai respons
organisme atau respons seseorang terhadap stimulus (rangsangan) yang ada
(Notoatmojdo,1993). Sedangakan seksual adalah rangsangan-rangsangan atau dorongan
yang timbul berhubungan dengan seks. Jadi perilaku seksual remaja adalah tindakan
yang dilakukan berhubungan dengan dorongan seksual yang datang baik dari dalam
dirinya maupun dari luar dirinya.
Adanya penurunan usia rata-rata pubertas mendorong remaja untuk aktif secara
seksual lebih dini. Dan adanya presepsi bahwa dirinya memiliki resiko yang lebih
rendah atau tidak beresiko sama sekali yang berhubungan dengan perilaku seksual,
semakin mendorong remaja memenuhi memenuhi dorongan seksualnya pada saat sebelum
menikah. Persepsi seperti ini di sebut youth uulnerability oleh Quadrel et. aL.
(1993) juga menyatakan bahwa remaja cenderung melakuakan underestimate terhadap
uulnerability dirinya. Banyak remaja mengira bahwa kehamilan tidak akan terjadi
pada intercourse (sanggama) yang pertama kali atau dirinya tidak akan pernah
terinfeksi HIV/AIDS karena pertahanan tubuhnya cukup kuat.
Mengenai kesehatan reproduksi, ada beberapa konsep tentang kesehatan reproduksi,
namun dalam tulisan ini hanya akan dikemukakan dua batasan saja. (ICPD) dan sai dan
Nassim). Batasan kesehatan reproduksi menurut International Conference on
Population and Development(ICPD) hampir berdekatan dengan batasan „sehat‟ dari WHO.
Kesehatan reproduksi menurut ICPD adalah keadaan sehat jasmani, rohani,dan buakan
hanya terlepas dari ketidak hadiran penyakit atau kecacatan semata, yang
berhubungan sistem fungsi, dan proses reproduksi(ICPD,1994).
Beberapa tahun sebelumnya Rai dan Nassim mengemukakan definisi kesehatan reproduksi
mencakup kondisi di mana wanita dan pria dapat melakukan hubungan seks secara aman,
dengan atau tanpa tujuan terjadinya kehamilan, dan bila kehamilan diinginkan,
wanita di mungkinkan menjalani kehamilan dengan aman, melahirkan anak yang sehat
serta di dalam kondisi siap merawat anak yang dilahirkan (Iskandar, 1995).
Dari kedua definisi kesehatan reproduksi tersebut ada beberapa faktor yang
berhubungan dengan status kesehatan reproduksi seseorang, yaitu faktor
social ,ekonomi,budaya, perilaku lingkungan yang tidak sehat, dan ada tidaknya
fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu mengatasi gangguan jasmani dan rohani. Dan
tidak adanya akses informasi merupakan faktor tersendiri yang juga mempengaruhi
kesehatan reproduksi.
Perilaku seksual merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang sangat
berhubungan dengan kesehatan reproduksi seseorang. Pada pasal 7 rencana kerja ICPD
Kairo dicantumkam definisi kesehatan reproduksi menyebabkan lahirnya hakhak
reproduksi. Berdasarkan pasal tersebut hak-hak reproduksi di dasarkan pada
pengakuan akan hak-hak asasi semua pasangan dan pribadi untuk menentukan secara
bebas dan bertangung jawab mengenai jumlah anak , penjarangan anak (birth spacing),
dan menentukan waktu kelahiran anak-anak mereka dan mempunyai informasi dan cara
untuk memperolehnya, serta hak untuk menentukan standar tertinggi kesehatan seksual
dan reproduksi. Dalam pengertian ini ada jaminan individu untuk memperoleh seks
yang sehat di samping reproduksinya yang sehat (ICPD, 1994). Sudah barang tentu
saja kedua faktor itu akan sangat mempengaruhi tercapai atau tidak kesehatan
reproduksi seseorang ,termasuk kesehatan reproduksi remaja
.
D. Abrotus
Abortus buatan, abortus dengan jenis ini merupakan suatu upaya yang disengaja untuk
menghentikan proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu, dimana janin (hasil
konsepsi) yang dikeluarkan tidak bisa bertahan hidup di dunia luar.
Secara garis besar ada 2 hal penyebab Abortus, yaitu :
1. Penyebab secara umum
a. Infeksi akut
➢ virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis
➢ Infeksi bakteri, misalnya streptokokus
➢ Parasit, misalnya malaria
b. Infeksi kronis
➢ Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimesterkedua.
➢ Tuberkulosis paru aktif.
➢ Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll
Penyebab paling sering terjadinya abortus dini adalah kelainan pertumbuhan hasil
konsepsi (pembuahan), baik dalam bentuk Zygote, embrio, janin maupun placenta.
2. Alasan Abortus Provokatus
Abortus Provokatus ialah tindakan memperbolehkan pengaborsian dengansyarat-syarat
sebagai berikut:
a. Abortus yang mengancam (threatened abortion) disertai dengan perdarahan yang
terus menerus, atau jika janin telah meninggal (missed abortion.
b. Mola Hidatidosa atau hidramnion akut.
c. Infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis.
d. Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks atau jika
dengan adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit keganasan
lainnya pada tubuh seperti kanker payudara.
e. Prolaps uterus gravid yang tidak bisa diatasi.
f. Telah berulang kali mengalami operasi caesar.
g. Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit jantung
organik dengan kegagalan jantung, hipertensi, nephritis, tuberkulosis paru aktif,
toksemia gravidarum yang berat.
h. Penyakit-penyakit metabolik, misalnya diabetes yang tidak terkontrol yang
disertai komplikasi vaskuler, hipertiroid, dll.
i. Epilepsi, sklerosis yang luas dan berat.
j. Hiperemesis gravidarum yang berat, dan chorea gravidarum.
k. Gangguan jiwa, disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada kasus
seperti ini sebelum melakukan tindakan abortus harus berkonsultasi dengan
psikiater.
E. Infertilitas
Sistem kesehatan reproduksi hingga mengalami kemandulan selama ini di artikan
sebagai kondisi yang hanya di alami oleh para wanita saja, padahal tidak menutup
kemungkinan kalau kaum pria sebanyak 40 % juga mengalami kemandulan ini. Banyak
pengertian dari Infertilitas tapi pada intinya makna dari Infertilitas adalah
sistem kesehatan reproduksi yang terganggu dan menyebabkan ketidak mampuan
mempunyai seorang anak. Banyak yang sudah menikah selama bertahun tahun dan belum
juga di karunia momongan. Oleh karena itu sudah saatnya bagi pasangan yang menikah
lama dan belum memiliki anak untuk melakukan cek kesehatan reproduksi, karena
mungkin salah satu dari pasangan suami istri yang hingga saat ini belum mendapatkan
anak mengalami Infertilitas atau yang lebih di kenal dengan kemandulan.
Infertilitas terbagi menjadi dua yaitu :
➢ Infertilitas primer yaitu pasangan suami istri yang belum mampu memiliki anak
setelah satu tahun menikah
➢ Infertilitas sekunder yaitu pasangan suami istri yang pernah memiliki anak
sebelumnya tapi hingga saat ini belum mampu untuk mendapatkan anak lagi.
Pasangan suami istri di anggap Infertilitas karena sistem kesehatan reproduksi
salah satu pasangan ada yang terganggu. Hal ini dapat di maklumi karena proses
pembuahan yang berujung pada kehamilan dan lahirnya janin ke dunia merupakan
kerjasama antara suami dan istri.
Makna dari kerjasama itu adalah suami yang mempunyai sistem dan fungsi kesehatan
reproduksi yang sehat dan mampu menghasilkan atau menyalurkan spermatozoa ke organ
reproduksi wanita, Istri yang memiliki sitem dan fungsi reproduksi sehat dan mampu
menghasilkan sel telur atau ovum yang dapat di buahi oleh spermatozoa dan mempunyai
rahim sebagai tempat perkembangan janin, embrio sampai bayi berusia cukup bulan dan
di lahirkan. Apabila salah satu faktor tersebut tidak di miliki oleh salah satu
pasangan, pasangan tersebut tidak akan mampu mempunyai anak.
Pasangan suami istri dapat di katakan Infertilitas jika selama kurun waktu satu
tahun menikah belum mendapatkan seorang nak. Demikian pengertian dari infertilitsa.
Yang harus di sadari adalah langkah apa yang kan di lakukan apabila salah satu
pasangan mengalami Infertilitas atau tidak subur. Banyak pasangan yang mengalami
Infertilitas dan berhasil memiliki anak, jadi ketenangan dan berpikir rasional
adalah langkah awal yang tepat yang dapat di lakukan untuk mengatasi Infertilitas
sehingga kesehatan reproduksi dapat kita jaga.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB III
PENUTUP
 
A. Kesimpulan
Kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk diketahui oleh para perempuan bakal
calon ibu ataupun laki-laki calon bapak. Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas
dapat penulis simpulkan bahwa. Definisi kesehatan sesuai dengan WHO,kesehatan tidak
hanya berkaitan dengan kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dana sosial,
ditambahkan lagi (sejak deklarasi Alma Ata-WHO dan UNICEF) dengansyart baru, yaitu:
sehingga setiap orang akan mampu hidup produktif, baik secara ekonomis maupun
sosial.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan social yang
utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang
berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesprosesnya. Hak
reproduksi adalah bagian dari hak asasi yang meliputi hak setiap pasangan dan
individual untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab jumlah, jarak, dan
waktu kelahiran anak, serta untuk memiliki informasi dan cara untuk melakukannya.
B. Saran
Untuk itu wawasan dan pengetahuan kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk bisa
dikuasai dan dimiliki oleh para perempuan dan laki-laki yang berumah tangga, supaya
kesejahtaraan dan kesehatan bisa tercapai dengan sempurna. Oleh kerana itu penulis
memberi saran kepada para pihak yang terkait khususnya pemerintah, Dinas Kesehatan
untuk bisa memberikan pengetahuan dan wawasan tersebut kepada khalayak masyarakat
dengan cara sosialisasi, kegiatan tersebut mudah-mudahan kesehatan reproduksi
masyarakat bisa tercapai dan masyarakat lebih pintar dalam menjaga kesehatannya.
 
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Mona Isabella Saragih, Amkeb, SKM. Materi Kesehatan Reproduksi. Akademi Kebidanan
YPIB Majalengka..
http://infokesehatandangizi.blogspot.com/2013/07/pengertian-dari-infertilitas.html.
http://irdayantinasir.blogspot.com/2013/05/makalah-kesehatan-reproduksi-remaja.
http://makalahkesehatanreproduksi95.blogspot.com/2014/12/makalah-kesehatan-
reproduksikespro.html?m=1.
 

Anda mungkin juga menyukai