HUKUM PIDANA

KHUSUS

TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

SESI 1
KOMPONEN PERDAGANGAN

KOMUDITI

LOSS
BENEFIT

BUYER
SELLER

VALUE

ORANG
 PRINSIP
• Setiap orang sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa memiliki hak-hak
asasi sesuai dengan kemuliaan harkat dan martabatnya yang dilindungi
oleh undangundang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
• Perdagangan orang, khususnya perempuan dan anak, merupakan tindakan
yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia dan melanggar
hak asasi manusia, sehingga harus diberantas;
• Perdagangan orang telah meluas dalam bentuk jaringan kejahatan yang
terorganisasi dan tidak terorganisasi, baik bersifat antarnegara maupun
dalam negeri, sehingga menjadi ancaman terhadap masyarakat, bangsa,
dan negara, serta terhadap norma-norma kehidupan yang dilandasi
penghormatan terhadap hak setiap orang sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa memiliki hak-hak asasi sesuai dengan kemuliaan harkat dan
martabatnya yang dilindungi oleh undangundang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
PRINSIP
• Perdagangan orang, khususnya perempuan dan anak,
merupakan tindakan yang bertentangan dengan harkat
dan martabat manusia dan melanggar hak asasi
manusia, sehingga harus diberantas;
Perdagangan orang telah meluas dalam bentuk jaringan
kejahatan yang terorganisasi dan tidak terorganisasi,
baik bersifat antarnegara maupun dalam negeri,
sehingga menjadi ancaman terhadap masyarakat,
bangsa, dan negara, serta terhadap norma-norma
kehidupan yang dilandasi penghormatan terhadap hak
asasi manusia.
PRINSIP
• Keinginan untuk mencegah dan menanggulangi tindak
pidana perdagangan orang didasarkan pada nilainilai
luhur, komitmen nasional, dan internasional untuk
melakukan upaya pencegahan sejak dini, penindakan
terhadap pelaku, perlindungan korban, dan peningkatan
kerja sama;
• Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
perdagangan orang belum memberikan landasan hukum
yang menyeluruh dan terpadu bagi upaya
pemberantasan tindak pidana perdagangan orang;
 LATAR
LATAR BELAKANG
BELAKANG
1.TPPO MRP KEJAHATAN YG SERIUS KRN
MENYANGKUT HARKAT & MARTABAT MANUSIA,
TERORGANISIR, MO MAKIN SULIT TERJANGKAU
HUKUM, BERSIFAT TRANSNASIONAL, SERTA
MENYANGKUT HARGA DIRI BANGSA

2.KORBAN TPPO (DI DLM MAUPUN DI LUAR NEGERI)

MAYORITAS ADALAH WANITA & ANAK2 DG
BERBAGAI KETERBATASAN & KELEMAHAN/POSISI
RENTAN

3.PENANGANAN TPPO MEMERLUKAN PERLAKUAN2

KHUSUS (PENJEMPUTAN, RIKSA, RPTC,
PENDAMPINGAN, PERLINDUNGAN, DSB),
KERJASAMA AKTIF & SERIUS DARI BERBAGAI
INSTANSI DI INDONESIA MAUPUN KERJASAMA
ANTAR NEGARA DG PRINSIP SALING MENGHARGAI
 JENIS
JENIS –– JENIS
JENIS TPPO
TPPO

1. Pelacuran
2. Kerja atau pelayanan paksa
3. Perbudakan /praktik serupa perbudakan
4. Penindasan
5. Pemerasan
6. Pemanfaatan fisik
7. Seksual
8. Organ reproduksi/secara melawan hukum
memindahkan/mentransplantasi organ/jaringan tubuh
9. Memanfaatkan tenaga
10. Kemampuan seseorang

C.
C. DASAR
DASAR HUKUM
HUKUM PENANGANAN
PENANGANAN TPPO
TPPO

1. UU NO. 8 TAHUN 1981 TTG KUHAP

2. UU NOMOR 21 THN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
3. UU NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN PEKAERJA MIGRAN INDONESIA.
4. PERPRES NO 69 TAHUN 2008 TENTANG GUGUS TUGAS PEMBERANTASAN TPPO
 PENGERTIAN
UU NO. 21 TH 2007

PASAL
PASAL 11 BUTIR
BUTIR 11

PERDAGANGAN ORANG ADALAH TINDAKAN REKRUT,

ANGKUT, TAMPUNG, KIRIM, PINDAH, ATAU TERIMA
SESEORG DENGAN ANCAM KKRSN, GUN KKRSN, CULIK,
SEKAP, PALSU, TIPU, GUNA KEKUASAAN ATAU POSISI
RENTAN, JERAT UTANG ATAU BERI BAYARAN ATAU
MANFAAT SEHINGGA PEROLEH PERSETUJUAN DARI ORG YG
MEMEGANG KENDALI ATAS ORG LAIN UNTUK TUJUAN
EKSPLOITASI ATAU AKIBATKAN ORG TEREKSPLOITASI

PASAL
PASAL 11 BUTIR
BUTIR 22

TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG ADALAH SETIAP

TINDAKAN ATAU SERANGKAIAN YANG MEMENUHI UNSUR
– UNSUR TINDAK PIDANA YANG DITENTUKAN DALAM
UNDANG – UNDANG INI
UU NO. 21 TH 2007

PASAL
PASAL 11 BUTIR
BUTIR 33
KORBAN ADALAH SESEORANG YANG MENGALAMI
PENDERITAAN PSIKIS, MENTAL, FISIK, SEKSUAL,
EKONOMI,DAN/ ATAU SOSIAL YANG DIAKIBATKAN TINDAK
PIDANA PERDAGANGAN ORANG

PASAL
PASAL 11 BUTIR
BUTIR 77

EKSPLOITASI ADALAH TINDAKAN DENGAN ATAU TANPA

PERSETUJUAN KORBAN YANG MELIPUTI TETAPI TIDAK
TERBATAS PADA PELACURAN, KERJA ATAU PELAYANAN
PAKSA, PERBUDAKAN ATAU PRAKTIK SERUPA
PERBUDAKAN, PENINDASAN, PEMERASAN, PEMANFAATAN
FISIK, SEKSUAL, ORGAN REPRODUKSI ATAU SECARA
MELAWAN HUKUM MEMINDAHKAN ATAU MENTRANSPLANTASI
ORGAN DAN/ATAU JARINGAN TUBUH ATAU MEMANFAATKAN
TENAGA ATAU KEMAMPUAN SESEORANG OLEH PIHAK LAIN
UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN BAIK MATERIIL
MAUPUN IMMATERIIL
 KOMPONEN UNSUR TPPO

A PROSES B CARA CC TUJUAN

1. Ancaman kekerasan atau a. Dengan maksud (pasal 2

1. Perekrutan; penggunaan kekerasan; penjelasan)
2. Penculikan; b. Tereksploitasi
2. Pengangkutan; 3. Penyekapan;
3. Penampungan; 4. Pemalsuan; Eksploitasi :
4. Pengiriman; 5. Penipuan; 1. Pelacuran;
6. Penyalahgunaan kekuasaan 2. Kerja atau pelayanan
5. Pemindahan; atau posisi rentan; paksa;
6. Penerimaan seseorang. 7. Penjeratan utang; 3. Perbudakan /praktik
serupa perbudakan;
8. Memberi bayaran atau
4. Penindasan;
manfaat.
5. Pemerasan;
6. Pemanfaatan fisik;
7. Seksual;
8. Organ reproduksi/ secara
melawan hukum memindahkan
/ mentransplantasi organ/
jaringan tubuh;
9. Memanfaatkan tenaga;
10. Kemampuan seseorang.
CATATAN : UNSUR PROSES, CARA DAN TUJUAN TIDAK HARUS SEMUA DI PENUHI
CUKUP SALAH SATU ELEMEN DARI MASING-MASING UNSUR TSB
BENTUK2 EKSPLOITASI
• Dilacurkan
• Pengedar narkotika dan obat – obatan terlarang
• Bekerja tidak sesuai pekerjaan yang dijanjikan
• Bekerja tanpa batas waktu
• Gaji tidak pernah dibayar
• Penyelundupan bayi
• Adopsi ilegal
• Penjualan bayi/anak
• Pelajar dijadikan ABK kapal ikan atau di jermal
• Transplantasi organ tubuh
 PASAL POKOK DALAM TPPO

• Pasal 2 : Terjadi TPPO dalam Wilayah Indonesia

(1) Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman,
pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan
kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan
atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun
memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan
mengeksploitasi orang tersebut di wilayah negara Republik Indonesia (Dengan maksud)
(2) Jika perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang tereksploitasi,
maka pelaku dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(Tereksploitasi)

• Pasal 3 : Terjadi TPPO dari wilayah negara lain ke wilayah Indonesia

Setiap orang yang memasukkan orang ke wilayah negara Republik Indonesia dengan maksud
untuk dieksploitasi di wilayah negara Republik Indonesia atau dieksploitasi di negara lain
 PASAL POKOK DALAM TPPO

• Pasal 4 : Terjadi TPPO dari Wilayah Indonesia ke wilayah negara lain

Setiap orang yang membawa warga negara Indonesia ke luar wilayah negara
Republik Indonesia dengan maksud untuk dieksploitasi di luar wilayah
negara Republik Indonesia

• Pasal 6 : Terjadi TPPO terhadap Anak

Setiap orang yang melakukan pengiriman anak ke dalam atau ke luar negeri
dengan cara apa pun yang mengakibatkan anak tersebut tereksploitasi
HAL PENTING DALAM TPPO

❑ Persetujuan korban perdagangan orang tidak menghilangkan penuntutan

tindak pidana perdagangan orang (pasal 26)
❑ Sebagai salah satu alat bukti yang sah, keterangan seorang saksi korban
saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah apabila
disertai dengan satu alat bukti yang sah lainnya (pasal 30)
❑ Restitusi adalah pembayaran ganti kerugian yang dibebankan kepada
pelaku berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap
atas kerugian materiil dan/atau immateriil yang diderita korban atau ahli
warisnya (pasal 1 ayat 13)
❑ Ganti kerugian / restitusi yang dimaksud adalah kehilangan kekayaan atau
penghasilan, penderitaan, biaya untuk tindakan perawatan medis
dan/atau psikologis, dan/atau kerugian lain yang diderita korban sebagai
akibat perdagangan orang (pasal 48 ayat 2)
❑ Pemberian restitusi dilaksanakan sejak dijatuhkan putusan pengadilan
tingkat pertama (pasal 48 ayat 4)
❑ Jika pelaku tidak mampu membayar restitusi, maka pelaku dikenai pidana
kurungan pengganti paling lama 1 (satu) tahun (pasal 50 ayat 4)
 PELAKU

• Germo/mucikari/”mami”/”papi”
• Orang terdekat seperti orangtua, paman, bibi, tante,
tetangga/kenalan di kampung Sponso
• Pegawai atau pemilik perusahaan
• Oknum aparat pemerintah
• Oknum guru
• Sindikat perdagangan orang.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan

Perlindungan Anak.
 INDIVIDU YANG RENTAN MENJADI KORBAN
PERDAGANGAN ORANG
• Orang miskin
• Orang dengan pola hidup konsumtif
• Orang yang tidak mempunyai keterampilan
• Orang yang berpendidikan rendah dan putus sekolah
• Orang yang buta aksara
• Orang yang memimpikan gaji tinggi dengan bekerja di luar daerah/negeri tanpa informasi
yang jelas
• Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
• Orang yang kehilangan anggota keluarga
• Korban konflik
• Korban bencana
• Pengangguran.
• Anak jalanan.
• Janda cerai karena pernikahan dini
AREA PERJALANAN PO

SENDING
AREA

DESTINASI TRANSIT
AREA
 PISIK

PSIKIS

DAMPAK PO EKONOMI

SOSIAL

EMOSIONAL
DAMPAK YANG DITIMBULKAN DR PO
•Terkucil
•Depresi (gangguan jiwa berat)
•Bila mengalami penyiksaan akan terjadi cacat fisik
•Putus asa dan hilang harapan
•Terganggunya fungsi reproduksi
•Kehamilan yang tidak diinginkan
•Bila dilacurkan akan terinfeksi HIV-AIDS
•Kematian bagi si korban.
•Adanya rasa malu yang dialami oleh keluarga
korban
•Merasa adanya pandangan negatif oleh masyarakat
sekitar.
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERDAGANGAN
ORANG
•Budaya Patriarki: objektifikasi seksual perempuan,
nilai keperawanan, komoditas.
• Tuntutan aktualisasi diri perempuan: cari kerja
• Kemiskinan: migrasi, buruh migran.
• Pendidikan dan ketrampilan: rendah
• Nikah: usia muda (di bawah umur), Pernikahan Dini
• Tradisi: perbudakan dan eksploitasi perempuan (selir,
perempuan sebagai barang upeti, sahaya)
• Sikap permisif terhadap pelacuran
• Urban life style: konsumtif, materialisme
• Pembangunan belum menyentuh daerah
terpencil/terisolasi.
• Terbatasnya lapangan pekerjaan.
 STAKEHOLDERS
PENANGANAN PO

PEMERINTAH
G
U
GU
S
TU
G
AS

PEMDA

KELUARGA
PE
MASYARAKAT

H NE
U G
K A
U K
M
 PENDIDIKAN

PELATIHAN

SOLUSI
PEMBERANTASAN BUKA LAPANGAN KERJA
PO

TEKNOLOGI

PENEGAKAN HUKUM
QUESTIONS
TERIMA KASIH
 HUKUM PIDANA
KHUSUS

TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

SESI 2 (LANJUTAN…)
 PENANGANAN TPPO

DITRESKRIMUM
RUANGRPK KORBAN PELAKU SUBDIT/UNIT PPA

PERKAP NO.3 TH 2008 KORBAN ADALAH HAK & KEWAJIBAN PERKAP NO.10 TH
TTG PEMBENTUKAN SESEORANG YANG PELAKU: 2007 TENTANG
RUANG PELAYANAN MENGALAMI 1. PELAKU KEHILANGAN ORGANISASI & TATA
KHUSUS DAN TATA CARA PENDERITAAN PSIKIS, HAK TAGIHNYA ATAS KERJA UNIT
PEMERIKSAAN SAKSI MENTAL, FISIK, UTANG ATAU PELAYANAN PEREMPUAN
DAN/ ATAU KORBAN SEKSUAL, EKONOMI PERJANJIAN LAINNYA DAN ANAK
TINDAK PIDANA DAN/ATAU SOSIAL TERHADAP KORBAN,
YANG DIAKIBATKAN JIKA UTANG ATAU FUNGSI PENANGANAN PPA:
PASAL 2 TINDAK PIDANA PERJANJIAN LAINNYA 1. KONSELING;
1. MEMBERIKAN PERDAGANGAN ORANG. TERSEBUT DIGUNAKAN 2. PERMINTAAN
PELAYANAN DAN HAK KHUSUS KORBAN: UNTUK VISUM ET
PERLINDUNGAN 1. SAKSI DAN/ATAU KORBAN TINDAK PIDANA MENGEKSPLOITASI REPERTUM
KHUSUS KEPADA PERDAGANGAN ORANG BERHAK MEMPEROLEH KORBAN; 3. MERUJUK
PEREMPUAN DAN KERAHASIAAN IDENTITAS; 2. PELAKU DIWAJIBKAN KEPSIKOLOGI;
2. UNTUK MELINDUNGI SAKSI DAN/ATAU KORBAN, DI MEMBAYAR RESTITUSI 4. MERUJUK KE
ANAK.
SETIAP PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA WAJIB KEPADA KORBAN; RUMAH
(KORBAN/SAKSI); 3. JIKA TERPIDANA TIDAK
DIBENTUK RUANG PELAYANAN KHUSUS PADA KANTOR PERLINDUNGAN;
2. TEMPAT UNTUK MAMPU MEMBAYAR
KEPOLISIAN SETEMPAT GUNA MELAKUKAN PEMERIKSAAN 5. PROSES VERBAL
KEPENTINGAN PIDANA DENDA, MAKA THD KORBAN;
DI TINGKAT PENYIDIKAN BAGI SAKSI DAN/ATAU
PEMERIKSAAN TERPIDANA DAPAT 6. PROSES VERBAL
KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG;
(KORBAN/SAKSI); 3. KORBAN/AHLI WARISNYA BERHAK MENERIMA DIJATUHI PIDANA THD PELAKU;
3. MENGHINDARI RESTITUSI; PENGGANTI KURUNGAN 7. MELAKUKAN
PELANGGARAN 4. KORBAN BERHAK PEROLEH REHABILITASI KESEHATAN, PALING LAMA 1 (SATU) DIVERSI.
HAM/MELINDUNGI REHABILITASI SOSIAL, PEMULANGAN DAN TAHUN.
KORBAN DARI REINTEGRASI SOSIAL.
RASA TRAUMA. 5. PERSETUJUAN KORBAN TIDAK MENGHILANGKAN
PENUNTUTAN
 MODUS OPERANDI

1. MENGGUNAKAN JALUR-JALUR TIKUS (PINTU-PINTU

PERBATASAN);
2. PEMALSUAN (IDENTITAS, SURAT-SURAT, DLL);
3. PENIPUAN / BUJUK RAYU;
4. PENYEKAPAN / DILARANG KELUAR DR TEMPAT BEKERJA;
5. TIDAK TERIMA UPAH ATAU DIBAYAR SEBAGIAN;
6. TIDAK DPT MENGELOLA SENDIRI UPAH YG DITERIMA
ATAU WAJIB SETOR KPD AGEN/SPONSOR;
7. BEKERJA MELEBIHI BATAS KETENT & ATAU TDK ADA
WAKTU LIBUR;
8. PEMERASAN / ANC PEMERASAN (MISAL AKAN DIBONGKAR
IDENTITASNYA, DIINFOKAN KPD PIHAK KELUARGA, DSB);
9. PENJERATAN HUTANG;
10.PENGANCAMAN / PENGAWASAN KETAT;
11.MANFAATKAN JARINGAN KOMUNIKASI (HP, INTERNET)
ANTAR PELAKU TIDAK BERTEMU.
 INDIKATOR UMUM

BEBERAPA INDIKATOR YANG DAPAT MEMBANTU KITA UNTUK

MENGIDENTIFIKASI SESEORANG YANG DIDUGA SEBAGAI KORBAN TINDAK
PIDANA PERDAGANGAN ORANG.
1. UMUR – MEMPERTIMBANGAN UMUR SESUNGGUHNYA DARI ORANG
TERSEBUT DENGAN UMUR YANG TERTERA DI DALAM DOKUMENT
IDENTITAS;
2. KEWARGANEGARAAN/ETNIS – VERIFIKASI IDENTITAS;
3. DOKUMENTASI – SECARA HATI-HATI MENGKAJI DOKUMEN YANG
TERSEDIA, SEPERTI DATA DIRI, TITIK MASUK, DOKUMEN TETAP;
4. LOKASI AKHIR – PENELUSURAN RUTE PERJALANAN DAN KONDISI
DIMANA VISA MASUK/VISA KERJA DIMINTA;
5. TANDA-TANDA DITERIMANYA SIKSAAN ATAS KEKERASAN FISIK;
6. TANDA-TANDA TRAUMA ATAU SIKSAAN PSIKOLOGIS –
KETIDAKTENTUAN, RASA TIDAK AMAN, GUGUP;
7. PENILAIAN DARI ORGANISASI/BADAN/ INDIVIDUAL YANG MERUJUK;
8. SEKTOR PEKERJAAN.
INDIKATOR LANGSUNG

1. PASPOR, DOKUMEN PERJALANAN, IDENTITAS,

DAN DOKUMEN KERJA YANG DITAHAN OLEH
SESEORANG ATAU PEKERJA HANYA MENYIMPAN
SALINANNYA;
2. ADANYA UPAYA KONTROL DARI MAJIKAN ATAU
ANCAMAN DARI MAJIKAN;
3. TIDAK DIPERBOLEHKAN UNTUK MENELPON ATAU
MENERIMA TELEPON – KONTAK TERBATAS
DENGAN KELUARGA ATAU LINGKUNGAN
SOSIALNYA;
4. TIDAK ADANYA KEBEBASAN BERGERAK ATAU
TERBATAS ATAU JIKA HANYA DITEMANI OLEH
MAJIKAN;
5. TINGGINYA KONTROL ATAU PENGAWASAN DARI
MAJIKAN (TERMASUK GANJARAN FISIK ATAU
PSIKOLOGIS DAN/ATAU DENDA).
KONDISI EKSPLOITASI

1. DIHARUSKAN UNTUK MEMBAYAR HUTANG

KEPADA MAJIKAN ATAS BIAYA DOKUMEN
PERJALANAN, AKOMODASI ATAUPUN KEAMANAN
(DEBT BONDAGE);
2. TIDAK DIPERBOLEHKAN UNTUK MENYIMPAN
UPAH, MENDAPATKAN UPAH YANG RENDAH
ATAU HANYA DIPERBOLEHKAN UNTUK
MENYIMPAN SEBAGIAN UPAH;
3. TIDAK DIBERI KONTRAK KERJA ATAU
KONTRAK KERJANYA DIPALSUKAN;
4. MELAKUKAN PEKERJAAN ATAU LAYANAN YANG
BERBEDA DARI APA YANG DIIKLANKAN DAN
DIJANJIKAN – DITIPU ATAU DITEKAN;
5. KECELAKAAN ATAU CACAT KARENA
PEKERJAAN;
6. TIDAK DIBERI WAKTU CUTI ATAU LIBUR;
7. TIDAK DIBERIKAN AKSES TERHADAP LAYANAN
KESEHATAN;
8. JAM KERJA YANG BERLEBIH;
9. BEKERJA UNTUK LEBIH DARI SATU MAJIKAN.
 PERKEMBANGAN MODUS
TP. TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

NEGARA-NEGARA ASEAN MENJADI TUJUAN TRANSIT UNTUK

KE NEGARA-NEGARA KAWASAN TIMUR TENGAH

1. KORBAN DIJANJIKAN AKAN DIPEKERJAKAN DI MALAYSIA (SALAH

SATU NEGARA ASEAN) TETAPI FAKTANYA BAHWA NEGARA TUJUAN
KORBAN BEKERJA ADALAH NEGARA-NEGARA DI KAWASAN TIMUR
TENGAH (UEA, IRAQ, ETC)
2. PEMERINTAH INDONESIA TELAH MEMBUAT PERATURAN UNTUK
MEMBERHENTIKAN SEMENTARA BAGI WARGA NEGARA INDONESIA YANG
BEKERJA SECARA INFORMAL DI KAWASAN NEGARA-NEGARA TIMUR
TENGAH NAMUN PARA PELAKU MENGHINDARI PERATURAN TERSEBUT
DENGAN CARA MENGGUNAKAN PANGGILAN VISA DI NEGARA YANG
MENJADI NEGARA TRANSIT(MALAYSIA,SINGAPORE,ETC.

MODUS PERKAWINAN DI WILAYAH NEGARA

CINA
1. DIJANJIKAN PEKERJAAN DENGAN GAJI YANG TINGGI
2. PENYIMPANGAN SEKSUAL TERHADAP KORBAN
3. TRANSFER PERNIKAHAN
4. PEKERJAAN DIBEBANKAN KEPADA KORBAN ATAU
KORBAN YANG MENCARI NAFKAH
5. MENGGUNAKAN VISA KUNJUNGAN
 PERBEDAAN MODUS PERKAWINAN
DALAM TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

MODUS PERKAWINAN
1. DIJANJIKAN PEKERJAAN DENGAN GAJI YANG TINGGI
2. PENYIMPANGAN SEKSUAL TERHADAP KORBAN
3. TRANSFER PERNIKAHAN
4. PEKERJAAN DIBEBANKAN KEPADA KORBAN ATAU KORBAN
YANG MENCARI NAFKAH
5. KORBAN MERUPAKAN ANAK

BUKAN MERUPAKAN MODUS PERKAWINAN

1. PERKAWINAN DISADARI DAN DIKEHENDAKI DENGAN HARAPAN
MENDAPATKAN CALON SUAMI YANG LAYAK / MAPAN
2. PERKAWINAN DISADARI DAN DIKEHENDAKI UNTUK MERUBAH TARAF
HIDUP YANG LEBIH BAIK (KEHIDUPAN EKNOMI YANG LEBIH BAIK)
3. PERKAWINAN DI LAKUKAN SECARA LEGAL DI NEGARA TUJUAN
QUESTIONS
TERIMA KASIH