Anda di halaman 1dari 6

Tanggal : Kamis, 05 Maret 2020

Judul praktikum : Pemberian Sediaan Uji Terhadap Hewan Percobaan

A. . Tujuan
- Mahasiswa mampu mengenal pemberian sediaan terhadap hewan
percobaan
- Mahasiswa mampu mempraktikan berbagai cara pemberian sediaan
terhadap hewan percobaan
B. Prinsip Percobaan
Dengan berdasarkan cara pemberian obat dengan cara oral, subkutan,
intravena, intramuskular, dan intraperitonial pada hewan percobaan yaitu
mencit dan tikus.
C. Dasar Teori
Rute pemberian obat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
efek obat, karena karakteristik lingkungan fisiologis, anatomi, dan
biokimiawi yang berbeda pada daerah kontak mula obat tubuh. Karakteristik
ini berada karena jumlah suplai darah yang berbeda, struktur anatomi dari
lingkungan kontak antara obat-obatan pada tubuh yang berbeda, enzim-enzim
dan getah-getah fisiologis yang terdapat di lingkungan berbeda. Hal-hal ini
menyebabkan bahwa jumlah obat yang dapat mencapai secara kerjanya dalam
jangka waktu tertentu akan berbeda, tergantung dari rute pemberian obat. ada
beberapa cara yang harus dilakukan pada saat pemberian sediaan uji terhadap
hewan percobaan dapat dilihat pada gambar ini :

Oral Intramuskular
Intravena Intraperitonial

D. . Alat dan Bahan


1.Alat yang digunakan:
 Sonde oral
 Alat suntik 1 mL
 Ram kayu
 Toples/baki

2. Bahan yang digunakan:


 Aqua Pro Injeksi

3.Hewan yang digunakan:


 Mencit
 tikus

E. . Prosedur Kerja
 Oral : cairan obat diberikan dengan menggunakan sonde oral. Sonde
oral ditempelkan pada langit-langit atas mulut mencit/tikus, kemudian
dimasukkan perlahan-lahan sampai ke esofagus dan cairan obat
dimasukkan.
 Subkutan : Kulit didaerah tengkuk diangkat dan kebagian bawah kulit
dimasukkan obat dengan menggunakan alat suntik 1 mL.

 Intravena : Mencit dimasukan kedalam alat pemegang (dari


kawat/bahan lain/resringer) dengan ekor menjulur ke luar. Ekor
dicelupkan ke dalam air hangat agar pembuluh vena ekor mengalami
dilatasi, sehingga memudahkan pemberian obat kedalam pembuluh
vena. Pemberian obat dilakukan dengan menggunakan jarum suntik no
24.

 Intramuskular : Obat disuntikan pada paha posterior dengan jarum


suntik no 24.

 Intraperitonial : Mencit/tikus dipegang pada saat penyuntikan posisi


kepala lebih rendah dari abdomen. Jarum disuntikan dengan sudut
sekitar 100 dari abdomen pada daerah yang sedikit menepi dari garis
tengah, agar jarum suntik tidak mengenai kandung kemih. Penyuntikan
juga jangan didaerah yang terlalu tinggi untuk menghindari terjadinya
penyuntikan pada hati.
F. Hasil pengamatan
RUTE PEMBERIAN
NAMA
Oral Subkutan Intramuskular Intraperitonial

Elvira

Citra

Lena

Yayan
G. Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu pemberian sediaan uji terhadap hewan
percobaan dengan lima rute yaitu oral, subkutan, intravena, intramuscular dan
intraperitonial dengan menggunakan hewan uji mencit dan tikus.

Yang pertama yaitu Pemberian obat secara oral menggunakan jarum injek
yang berujung tumpul agar tidak menyakiti hewan perobaannya, pemberian
secara oral merupakan cara pemberian obar yang umum dilakukan karena
mudah, aman, dan murah. Namun kerugiannya adalah banyak faktor yang
dapat mempengaruhi bioavailabilitasnya sehingga waktu onset yang didapat
cukup lama.

kemudian pemberian secara suntikan yaitu pemberian intravena dengan


memasukan hewan percobaan ke dalam alat pemegang dan ekornya di
masukan kedalam air hangat agar ekornya mengalami dilatasi untuk
memudahkan ppemberian ke dalam pembuluh vena, pemberian secara
intravena memiliki keuntungan karena efek yang timbul lebih cepat dan teratur
dibandingkan dengan pemberian secara oral karena tidak mengalami tahap
absorpsi maka kadar obat dalam darah diperoleh secara cepat, tepat dan dapat
disesuaikan langsung denganrespons penderita.

Selanjutnya yaitu pemberian secara subkutan (cara injeksi obat melalui


tengkuk hewan uji tepatnya injeksi dilakukan dibawah kulit). Keuntungannya
obat dapat diberikan dalam kondisi sadar atau tidak sadar, sedangkan
kerugiannya dalam pemberian obat perlu prosedur steril, sakit, dapat terjadi
iritasi lokal ditempat injeksi.
Yang ke empat yaitu pemberian secara intramuscular dengan cara
disuntikan pada paha posterior dengan jarum suntik nomor 24, Keuntungan
pemberian obat dengan cara ini, absorpsi berlangsung dengan cepat, dapat
diberikan pada pasien sadar atau tidak sadar, sedangkan kerugiannya dalam
pemberiannya perlu prosedur steril, sakit, dapat terjadi iritasi ditempat injeksi.
Yang terakhir yairu pemberian secara intraperitonial intraperitoneal
(injeksi yang dilakukan pada rongga perut). Cara ini jarang digunakan karena
rentan menyebabkan infeksi. Keuntungan adalah obat yang disuntikkan dalam
rongga peritonium akan diabsorpsi cepat, sehingga reaksi obat akan cepat
terlihat.
Sedangkan rute pemberian yang cukup efektif diantara pemberian diatas
adalah intra peritoneal (i.p.) karena memberikan hasil kedua paling cepat
setelah intravena. Namun suntikan i.p. tidak dilakukan pada manusia karena
bahaya injeksi dan adhesi terlalu besar.
H. . Kesimpulan
Berdasarkan percobaan diatas yang paling bagus pemberiannya
yaitu secara intraperitorian karena .) karena memberikan hasil kedua
paling cepat setelah intravena. Namun suntikan i.p. tidak dilakukan pada
manusia karena bahaya injeksi dan adhesi terlalu besar.
I. . Daftar Pustaka

Setiawati,A. dan F.D. Suyatna,


1995, Pengantar Farmakologi Dalam “Farmakologi dan Terapi” , Edisi
IV, Editor: Sulistia G.G, Gaya Baru,Jakarta.Siswandono

Anda mungkin juga menyukai