Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI BAHAN ALAM


VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

Disusun Oleh :
NAMA : Nur Wulan Septiyani
NIM : E0018080
KELAS :3B
DOSEN PENGAMPU : Apt. Agung Nur Cahyanta, M. Farm

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
SEMESTER 5
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami

panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Mu, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Teknologi Sediaan Farmasi

Bahan Alam yang berjudul “Virgin Coconut Oil (VCO)”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak

sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari

segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima

segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi

terhadap pembaca.

Slawi, 16 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3. Tujuan ................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 3
2.1. Virgin Coconut Oil (VCO) ..................................................................................... 3
2.2. Kekurangan dan kelebihan minyak kelapa murni ................................................... 4
2.3. Kandungan minyak kelapa murni (VCO) ............................................................... 4
2.4. Cara pengolahan minyak kelapa murni................................................................... 4
2.5. Penilaian mutu minyak kelapa murni (VCO) .......................................................... 6
2.6. Pemanfaatan minyak kelapa ................................................................................... 7
2.7. Standar mutu minyak kelapa .................................................................................. 8
BAB III PROSEDUR KERJA ............................................................................................... 9
3.1. Bahan .................................................................................................................... 9
3.2. Alat........................................................................................................................ 9
3.3. Prosedur Percobaan................................................................................................ 9
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 11
4.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pohon kelapa sering disebut pohon kehidupan karena sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia diseluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman kelapa memberikan manfaat bagi
manusia. Beberapa jenis produk yang dapat dihasilkan dari tanaman kelapa ini antara lain
santan, gula, air kelapa segar, lidi, janur, arang aktif, daging kelapa, sabut, minyak kelapa dan
industri kerajinan tangan. Bahkan limbah pengolahan minyak kelapa pun masih dapat
digunakan sebagai pakan ternak.
Minyak kelapa merupakan minyak yang diperoleh dari kopra (daging buah kelapa yang
dikeringkan) atau dari perasan santannya. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua
diperkirakan mencapai 30%-35%, atau kandungan minyak dalam kopra mencapai 63-72%.
Minyak kelapa sebagaimana minyak nabati lainnya merupakan senyawa trigliserida yang
tersusun atas berbagai asam lemak dan 90% diantaranya merupakan asam lemak jenuh. Selain
itu minyak kelapa yang belum dimurnikan juga mengandung sejumlah kecil komponen bukan
lemak seperti fosfatida, gum, sterol (0,06-0,08%), tokoferol (0,003%), dan asam lemak bebas
(< 5%) dan sedikit protein dan karoten.
Minyak kelapa kaya akan asam lemak berantai sedang (C8 – C14), khususnya asam
laurat dan asam meristat. Adanya asam lemak rantai sedang ini (medium chain fat) yang relatif
tinggi membuat minyak kelapa mempunyai beberapa sifat daya bunuh terhadap beberapa
senyawaan yang berbahaya di dalam tubuh manusia. Sifat inilah yang didayagunakan pada
pembuatan minyak kelapa murni (VCO, virgin coconut oil).
Minyak kelapa murni (virgin coconut oil) merupakan minyak kelapa yang dihasilkan
dengan sebuah proses alamiah tanpa menggunakan zat kimia atau bahan sintetik lainnya yang
tidak mempunyai efek samping bagi tubuh. Minyak kelapa murni mengandung senyawa-
senyawa aktif yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Senyawa-senyawa aktif tersebut antara lain
tokoferol, dan beberapa jenis asam lemak seperti kaproat, kaprilat, kaprat, dan laurat. Tokoferol
berkhasiat sebagai antioksidan sehingga dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan
menangkal radikal bebas. Manfaat yang luas dari minyak kelapa murni tidak hanya digunakan
sebagai pengobatan, tetapi juga untuk perawatan dan kecantikan kulit. Minyak kelapa murni
mengandung antioksidan tinggi yang berkhasiat sebagai anti radikal bebas dan anti penuaan
pada kulit.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembuatan minyak VCO?
1
2. Apakah manfaat VCO tersebut?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui cara pembuatan minyak VCO
2. Mempelajari manfaat Virgin Coconut Oil

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Virgin Coconut Oil (VCO)


Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni dihasilkan dari buah kelapa tua yang segar
atau baru dipetik, bukan terbuat dari kopra seperti minyak kelapa biasa, dan proses
pembuatannya pun tidak menggunakan bahan kimia dan pemanasan tinggi. CODEX
Alimentarius mendefinisikan minyak kelapa murni sebagai minyak dan lemak makan yang
dihasilkan tanpa mengubah minyak. Minyak diperoleh hanya dengan perlakuan mekanis dan
pemanasan minimal, karena tidak melalui pemanasan tinggi maka vitamin E dan enzim-enzim
yang terkandung di dalam daging buah kelapa dapat dipertahankan.
Minyak kelapa murni tersusun atas senyawa organik campuran ester dari gliserol dan
asam lemak yang disebut dengan gliserida serta larut dalam pelarut minyak atau lemak,
berbentuk cair pada suhu 26-350C, tetapi berubah menjadi lemak beku jika suhunya turun
minyak kelapa murni dalam keadaan padat, titik lelehnya 24-270C.
Minyak kelapa murni mengandung asam laurat yang sangat tinggi (45-50%), suatu lemak
jenuh berantai sedang (jumlah karbon 12) yang biasa disebut dengan Medium Chain Fatty Acid
(MCFA), juga mengandung asam laurat yang mempunyai perangkat antivirus yang hebat.
Selain mengandung asam laurat juga mengandung asam kaprat, yaitu asam lemak yang
memiliki sifat antimikroba yang sangat kuat.
Minyak kelapa murni mengandung Medium Chain Trygliceride (MCT) yang mudah
diserap oleh sel, yang selanjutnya masuk ke dalam mitokondria sehingga metabolisme tubuh
meningkat. Tambahan energi dari metabolisme tersebut menghasilkan efek stimulasi dalam
tubuh terhadap penyakit dan mempercepat penyembuhan dari sakit. MCT adalah asam lemak
berantai C6 (kaproat), C8 (kaprilat), C10 (kaprat), dan C12 (laurat). Minyak kelapa murni juga
mengandung tokoferol (0,03%) yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga menurunkan
kebutuhan vitamin E.
Pada pengolahan minyak kelapa biasa atau minyak goreng secara tradisional dihasilkan
minyak kelapa bermutu kurang baik. Hal tersebut ditandai dengan adanya kadar air dan asam
lemak bebas yang cukup tinggi di dalam minyak kelapa. Bahkan warnanya agak kecokelatan
sehingga cepat menjadi tengik. Daya simpannya pun tidak lama, hanya sekitar dua bulan saja.
Oleh karena itu, dilakukan serangkaian pengujian untuk memperbaiki teknik pengolahan
minyak kelapa tersebut sehingga diperoleh minyak kelapa dengan mutu yang lebih baik dari
cara sebelumnya. Minyak kelapa yang dihasilkan memiliki kadar air dan kadar asam lemak

3
bebas yang rendah, berwarna bening, serta berbau harum. Daya simpannya pun menjadi lebih
lama, bisa lebih dari 12 bulan.
2.2. Kekurangan dan kelebihan minyak kelapa murni
Minyak kelapa biasa yang diproses secara tradsional umumnya telang mengalami
fermentasi selama lebih dari 12 jam. Oleh karena selama proses fermentas tidak terkontrol maka
minyak yang dihasilkan pun mengandung asam lemak bebas. Bahkan kadar airnya sangat
tinggi, sehingga minyak yang dihasilkan tidak berbau harum dan cepat tengik. Disamping itu
juga warna minyak tidak bening dan daya simpannya pun kurang dari dua bulan.
Berbeda dengan minyak kelapa murni, karena prosesnya terkontrol maka asam lemak
bebas dan kadar airnya rendah. Selain itu warna minyak bening dan daya simpannya lebih dari
satu tahun. Kekurangannya minyak kelapa murni hanya terletak pada pengolahannya terutama
pada tahap mulai terbentuknya blondo.
2.3. Kandungan minyak kelapa murni (VCO)
Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni mengandung asam lemak rantai sedang
yang mudah dicerna dan dioksidasi oleh tubuh sehingga mencegah penimbunan di dalam tubuh.
Di samping itu ternyata kandungan antioksidan di dalam VCO pun sangat tinggi seperti
tokoferol dan betakaroten. Antioksidan ini berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan
menjaga vitalitas tubuh.
Komponen utama VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan asam lemak tak jenuh
sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi oleh asam laurat. VCO mengandung ± 53%
asam laurat dan sekitar 7% asam kaprilat. Keduanya merupakan asam lemak rantai sedang yang
biasa disebut Medium Chain Fatty Acid (MCFA). Sedangkan menurut Price (2004) VCO
mengandung 92% lemak jenuh, 6% lemak mono tidak jenuh dan 2% lemak poli tidak jenuh.
2.4. Cara pengolahan minyak kelapa murni
Ada beberapa metode yang digunakan dalam mendapatkan minyak kelapa murni (VCO),
yaitu :
a. Cara tradisional
Cara ini sudah lama dipraktikkan oleh ibu-ibu di pedesaan. Umumnya, VCO yang
dihasilkan digunakan untuk minyak goreng. VCO yang dihasilkan dengan cara tradisional
berwarna agak kekuningan dan memiliki daya simpan yang tidak lama. Kandungan
antioksidan dan asam lemak rantai sedang juga sudah banyaj yang hilang. Cara
pembuatannya yaitu sabut buah kelapa dikupas kemudian dibelah dan daging buahnya
dicongkel. Daging buah tersebut dibersihkan dengan air mengalir kemudian diparut. Hasil
parutan kelapa di campur dengan air dengan perbandingan 10:6. Endapkan santan sekitar 1
jam sampai terbentuk krim santan dan skim santan. Ambil krim santan dan panaskan hingga
4
mendidih pada suhu sekitar 100-110⁰ C. Matikan api bila sudah terbentuk minyak dan
blondo. Lama waktu yang dibutuhkan sekitar 3-4 jam. Minyak yang sudah diperoleh disaring
dengan menggunakan kain dan kertas saring.
b. Cara pemanasan bertahap
Cara ini dilakukan untuk menyempurnakan pembuatan VCO cara tradisonal. Minyak
yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan cara tradisional.
Minyak yang dihasilkan berwarna bening seperti kristal dan memiliki daya simpan yang
lebih lama berkisar 10-12 tahun. Kandungan asam lemak tidak banyak yang berubah dan
kandungan antioksidannya pun masih lengkap dalam jumlah yang seimbang. Cara
pembuatan dengan metode ini sama dengan cara pembuatan dengan cara tradisional, yang
berbeda terletak pada suhu pemanasan. Dimana, pada pemanasan bertahap suhu yang
digunakan sekitar 60-75⁰ C. Bila suhu mendekati angka 75⁰ C matikan api dan bila suhu
mendekati angka 60⁰C nyalakan lagi api. Demikian seterusnya sampai terbentuk minyak dan
blondo. Kemudian lakukan penyaringan.
c. Cara enzimatis
Cara ini merupakan cara pembuatan VCO tanpa proses pemanasan. Minyak yang
dihasilkan berwarna bening seperti kristal. Kandungan asam lemak rantai sedang dan
antioksidannya tidak banyak berubah sehingga tidak mudah tengik. Enzim yang dibutuhkan
adalah enzim protease, enzim papain (daun papaya), enzim bromelin (buah nanas), dan
enzim protease dari kepiting sungai. Cara pembuatan santan sama dengan dua metode di
atas. Setelah terbentuk santan diamkan selama 1 jam sampai terbentuk krim dan skim santan.
Buang bagian skim santan dengan menggunakan selang. Parut nanas hingga halus. Jika
menggunakan daun papaya iris tipis-tipis sampai mengeluarkan getah. Jika menggunakan
kepiting sungai maka kepiting tersebut dihaluskan. Campurkan santan dengan enzim
bromelin atau enzim papain atau enzim protease kepiting sungai dengan cara diaduk.
Diamkan selama 20 jam hingga terbentuk 3 lapisan yaitu minyak, blondo dan air. Buang air
dengan selang dan ambil minyak dengan sendok besar secara hati-hati agar blondo tidak
ikut. Lalu lakukan penyaringan.
d. Cara pengasaman
Cara ini tidak memerlukan pemanasan sehingga minyak yang dihasilkan bening, tidak
cepat tengik, dan daya simpannya sekitar 10 tahun. Cara pembuatan santan sama dengan
cara diatas. Diamkan santan sampai terbentuk krim dan skim. Buang bagian skim kemudian
tambahkan beberapa ml asam cuka kedalam krim santan. Ambil kertas lakmus, celupkan
kedalam campuran santan-cuka. Cek pH nya. Jika kurang dari 4,3 maka, tambahkan lagi
asam cuka. Jika lebih dari 4,3 maka, tambahkan lagi air. Jika pH sudah cocok diamkan
5
campuran tersebut selama 10 jam hingga terbentuk minyak, blondo, dan air. Buang bagian
air dan ambil bagian minyak kemudian lakukan penyaringan.
e. Cara sentrifugasi
sentrifugasi merupakan cara pembuatan VCO dengan cara mekanik. Cara ini
membutuhkan biaya yang mahal karena menggunakan alat yang mahal. Cara ini lebh cocok
digunakan dalam skala besar seperti di pabrik. Waktu yang diperlukan relatif cepat yaitu
sekitar 15 menit. Cara pembuatan santan sama dengan yang di atas. Diamkan santan selama
1 jam. Masukkan krim santan kedalam alat sentrifuse. Atur pada angka 20.000 rpm dan
waktu pada angka 15 menit. Kemudian nyalakan alat sentrifuse. Diamkan sentrifuse dan
diamkan sebentar. Ambil tabung dimana di dalam tabung terbentuk 3 lapisan. Ambil bagian
VCO dengan menggunakan pipet tetes.
f. Cara pemancingan
Cara ini ditemukan untuk memperbaiki cara-cara pembuatan VCO sebelumnya. Untuk
mendapatkan VCO yang baik maka, pada cara ini memerlukan VCO sebagai umpan. Cara
pembuatan santan sama dengan cara diatas. Diamkan santan sampai terbentuk krim dan
skim. Buang bagian skim kemudian tambahkan VCO kedalam bagian krim dengan
perbandingan 1:3. Aduk rata sekitar 5-10 menit. Diamkan selama 10 jam sampai terbentuk
VCO, blondo dan air. Buang bagian air dengan selang. Ambil VCO dengan sendok.
Kemudian lakukan penyaringan dengan cara yang sama seperti yang di atas.
2.5. Penilaian mutu minyak kelapa murni (VCO)
Sifat fisik dan kimia minyak merupakan parameter yang sangat berguna untuk
menentukan penggunaan yang tepat dari minyak tersebut. Sifat tersebut dapat digunakan untuk
mengevaluasi tahapan dari suatu rangkain pengolahan dan mutu minyak.
a. Sifat fisik minyak terdiri dari warna titik didih, titik lunak, titik luncur (sliping point), titik
awal mencair, berat jenis, indeks bias, titik asap, titik nyala, titik api, titik kekeruhan, titik
cair dan polimorfisme serta bau dan rasa. Sifat fisik lain diantaranya banyak digunakan untuk
mengavaluasi minyak setelah melewati suatu proses pengolahan, misalnya pemanasan.
Untuk minyak kelapa murni, sifat fisik yang perlu diketahui adalah warna, kekentalan, titik
cair, titik asap dan indeks bias.
b. Sifat kimia yang paling penting adalah sifat hidrolisis dan teroksida yang masing-masing
dapat ditentukan dengan mengukur bilangan asam dan bilangan peroksid. Sifat kimia lain
adalah jenis asam lemak yang ditentukan dengan bilangan penyabunan. Sementara sifat
kejenuhannya ditentukan dengan bilangan yodium.
Minyak kelapa terdiri dari sekitar 90% asam lemak jenuh dan 10% asam lemak tak jenuh.
Asam lemak jenuh sebagian besar merupakan asam laurat sehingga minyak kelapa sering
6
disebut minyak laurat. Dibandingkan dengan minyak nabati lainnya seperti minyak sawit,
minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari, minyak kelapa murni memiliki
beberapa keunggula n, yaitu kandungan asam lemak jenuhnya tinggi, komposisi asam lemak
rantai mediumnya tinggi dan berat molekulnya rendah.
2.6. Pemanfaatan minyak kelapa
Manfaat minyak kelapa murni untuk kesehatan diantaranya ialah mengurangi resiko
astrosklerosis dan penyakit terkait, menurunkan resiko kanker dan penyakit degeneratif lainnya,
membantu mencegah osteoporosis, membantu mengontrol deabetes, memulihkan kembali
kehilangan berat badan, menyediakan sedikit kalori dibandingkan lemak lain, menyediakan
nutrisi penting untuk kesehatan, memperbaiki sistem pencernaan dan penyerapan nutrisi,
membantu kulit tetap lembut dan halus, membantu mencegah kanker kulit, tidak mengandung
kolestrol, tidak menaikkan kolestrol darah, dan tidak menyebabkan kegemukan.
Melihat banyaknya maanfaat tersebut maka minyak kelapa murni digunakan dalam
industri farmasi, kosmetika, susu formula, maupun sebagai minyak goreng mutu tinggi. Di
filifina, saat ini pemanfaatan minyak kelapa murni lebih difokuskan pada persedian
aromaterapi, minyak pijit, produk herbal dan produk perawatan kecantikan. Di India, minyak
kelapa murni dimanfaatkan untuk minyak rambut. Sementara di Indonesia, minyak kelapa
murni sudah banyak dimanfaatkan untuk produk sampo, deterjen, minyak telon, minyak gosok,
dan produk-produk liannya.
Monolaurin yang merupakan bentuk ubahan dari asam lemak didalam tubuh manusia
merupakan bentuk senyawa monogliserida. Senyawa ini bersifat sebagai antivirus, antibakteri,
dan anti jamur. Monolaurin dapat merusak membran lipida (lapisan pembungkus virus)
diantaranya HIV, herpes simplex virus-1 (HSV-1), vasicular stomatitis virus (VSV), visna
virus, cytomegalovirus (CMV), dan influenza.
a. Pemanfaatan untuk pengobatan penyakit
Minyak kelapa murni yang dihasilkan dari hasilkan dari pengolahan kelapa dapat
dijadikan obat penyembuhan berbagai penyakit. Namun, manfaat minyak kelapa untuk
pengobatan ini di indonesia baru mulai terungkap. Berikut ini berbagai penyakit yang dapat
diatasi dengan minyak kelapa murni.
HIV-AIDS
▪ Kanker
▪ Hepatitis/Liver
▪ Osteoporosis
▪ Diabetes
▪ Penyakit jantung
7
▪ Obesitas
b. Pemanfaatan untuk kosmetika
Minyak kelapa sudah lama digunakan untuk kulit agar tetap halus, lembut dan mulus
serta untuk rambut agar berkilau. Artinya minyak kelapa secara tradisional digunakan
sebagai lotio dan hair conditioner. Susunan molekular dari minyak kelapa murni
memberikan tekstur lembut dan halus pada kulit dan rambut.
▪ Perawatan kulit
▪ Perawatan rambut
2.7. Standar mutu minyak kelapa
Minyak yang dihasilkan dari proses manapun yang digunakan selayaknya aman untuk
dikonsumsi. Secara nasional terdapat standar untuk minyak goreng seperti tertera pada Tabel.

No Kriteria Persyaratan
1 Bau dan Rasa Normal
2 Warna Muda Jernih
3 Kadar Air max 0,3%
4 Berat Jenis 0,900 g/liter
5 Asam lemak bebas Max 0,3%
6 Bilangan Peroksida Max 2 Meg/Kg
7 Bilangan Iod 45 - 46
8 Bilanagan Penyabunan 196 - 206
9 Index Bias 1,448 - 1,450
10 Cemaran Logam Max 0,1 mg/kg

8
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1.Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan minyak kelapa murni adalah
sebagai berikut:
▪ Kelapa tua
▪ Ragi tempe “ Raprima”
▪ Aquadest
▪ Air kelapa
3.2. Alat
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan minyak kelapa murni adalah
sebagai berikut:
▪ Saringan
▪ Pipet tetes
▪ Cawan porselin
▪ Toples bening
▪ Krus dan tutup
▪ Gelas beaker
▪ Pengaduk
▪ Mufle furnace
▪ Gelas ukur
▪ Gelas arloji
▪ Corong pemisah
3.3. Prosedur Percobaan
a. Pembuatan mikroba starter
Pembuat starter dibutuhkan santan encer (skim) dicampur dengan air kelapa dengan
perbandingan 9 :1 (9 bagian santan encer dan 1 bagian air kelapa). Selanjutnya ditambahkan
ragi tempe dengan perbandingan 10:2 artinya 10 bagian santan encer dan air kelapa serta 2
bagian ragi tempe. Kemudian diaduk dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu kamar dan
selanjutnya sudah dapat digunakan sebagai starter.
b. Pembuatan VCO
Tahap pembuatan VCO secara fermentasi sendiri dikelompokkan menjadi tiga yaitu
pembuatan santan, pembuatan VCO dan penyaringan.
1) Pembuatan santan
9
Adapun tahap-tahap pembuatan santan kelapa secara fermentasi sebagai berikut :
a) Mengupas serabut kelapa dengan parang atau mesin pengupas kelapa sampai serabut
tersebut terpisah daging buah kelapa yang masih terbungkus oleh tempurung kelapa.
b) Membelah kelapa kemudian congkel daging buah kelapa yang masih merekat pada
tempurung menggunakan pisau penyukil.
c) Mencuci daging buah kelapa, parut menggunakan mesin pemarut kelapa.
d) Mencampurkan air kedalam hasil parutan dengan perbandingan 1:1 artinya 1 buah
kelapa dicampur dengan 1 liter air.
e) Meremas santan, tujuannya untuk mengeluarkan seluruh kandungan gizi, terutama
minyak yang terdapat pada parutan buah kelapa.
f) Menyaring santan menggunakan alat saring tujuannya untuk memisahkan santan
dengan ampas.
2) Pembuatan VCO
Adapun pembuatan VCO secara fermentasi sebagai berikut :
a) Mendiamkan santan pada stoples transparan selama 1 jam hingga terbentuk krim
santan pada bagian atas dan skim santan krim pada bagian bawah.
b) Memisahkan krim dan skim santan dengan menggunakn selang.
c) Krim santan difermentasi dengan menambah mikroba starter. Fermentasi selesai
ditandai dengan terbentuknya 3 lapisan yaitu lapisan minyak paling atas, lapisan
tengah berupa koagulan protein dan lapisan paling bawah berupa air.
3) Pemisahan
Pemisahan dilakukan untuk memisahkan minyak dari koagulan protein dan air.
pemisahan dilakukan dengan menggunakan alat centrifuge dengan kecepatan putaran
5000 rpm selama 5 menit. Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan kertas saring,
tujuannya untuk memisahkan partikel terikut sehingga minyak VCO yang dihasilkan
jernih.

10
BAB IV
PENUTUP

4.2. Kesimpulan
Dari makalah yang dibuat maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni dihasilkan dari buah kelapa tua yang segar
atau baru dipetik, bukan terbuat dari kopra seperti minyak kelapa biasa, dan proses
pembuatannya pun tidak menggunakan bahan kimia dan pemanasan tinggi.
2. Komponen utama VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan asam lemak tak jenuh
sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi oleh asam laurat. Sehingga minyak kelapa
sering disebut dengan minyak laurat.
3. Metode yang digunakan dalam mendapatkan minyak kelapa murni (VCO) adalah:
Pemancingan, Tradisional, pemanasan bertahap, enzimatis, sentifugasi dan pengasaman.
4. Minyak kelapa murni banyak digunakan untuk dunia farmasi dan kosmetika.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah,N.A. 2005. Pengenalan Virgin Coconut Oil.J akarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : Universitas Indonesia
(UI-Press).
Lay, A,dkk.2005. Teknologi Pengolahan Minyak Murni Dengan Metode Pemanasan Bertahap Dan
Pengembangannya. Manado: Bali Penelitian Tanaman Kelapa Dan Palma Lain.
Palungkun, R. 1993. Aneka Produk Olahan Kelapa. PT. Jakarta : Penebar Swadaya.
Rindengan, B dan Hengky, N. 2004. Pembuatan & Pemanfaatan Minyak Kelapa Murni. Jakarta
: Penebar Swadaya.
Sarwono, B. 2000. Membuat Tempe dan Oncom. Jakarta : Penebar Swadaya.
Setiaji, B dan Surip Prayugo. 2006. Membuat VCO Berkualitas Tinggi. Jakarta : Penebar Swadana.
Suhardiyono, L. 1993. Tanaman Kelapa Budidaya dan Pemanfaatannya, Yogyakarta : Kanisius.
Wahyudi, Anang S, dan Wahyuni. 2005. Pembuatan Minyak Kelapa Murni ( Virgin Coconut Oil
). Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Wahyuni, Mita Ir. 2000. Bertanam Kelapa Kopyor. Jakarta : Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai