Anda di halaman 1dari 9

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari tanggal 01 April 2022, sampai dengan

tanggal 08 April 2022. Kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 3.1 Ganttchart penelitian


Bulan April 2022
No Kegiatan
01 02 03 04 05 06 07 08
1 Praktikum
2 Pengumpulan data
3 Bab 1
4 Bab 2
5 Bab 3
6 Bab 4
7 Bab 5
8 Asistensi
9 PJM
Sumber : Data Penelitian

2. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian ini dilaksanakan di PT. Kohaku Jl. H. Nawi

Raya No. 14, RW 10, Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,

Kota Jakarta.

B. Metode Penelitian

11
26

Dalam penelitian ini, metode penelitian dilakukan untuk mengetahui hasil

dari kapasitas mesin yang digunakan untuk produksi miniatur mainan kereta

api, kendala yang akan teradi di route sheet chasis. Untuk mencari hasil

tersebut digunakan metode westing house, operation process chart dan tabel

bill of material.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh

penelitian langsung dari subjek atau objek penelitian. Praktikum yang

dilakukan dengan pengumpulan data BOM tabel pada PT. Kohaku.

2. Data Sekunder

Metode pengumpulan data yang dipakai adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

misalnya melalui buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang

dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum. Data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari 2 buah

buku dan 2 buah jurnal yang berhubungan dengan BOM tabel..

D. Teknik Analisis Data


27

Dari metode penelitian dan pengumpulan data, kemudian dicapai tahap

akhir yaitu mengenai teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini

yaitu, sebagai berikut :

1. Perencanaan Kapasitas Produksi

Perencanaan kapasitas adalah proses untuk memutuskan

kebutuhan kapasitas produksi oleh perusahaan untuk mempertemukan

perubahan permintaan setiap produk. Menentukan kebutuhan kapasitas

masa depan bisa menjadi prosedur yang rumit, yang sebagian besar

didasarkan pada permintaan di masa yang akan datang. Jika permintaan

barang dan jasa dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang

memadai, maka penentuan kebutuhan kapasitas dapat langsung

dilakukan.

Tujuan perancanaan kapasitas adalah pencapaian tingkat utilitas

tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, dimana penetapan

ukuran fasilitas sangatlah menentukan.

a. Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek

Perncanaan kapasitas jangka pendek diguakan untuk

menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di

masa yang akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan yang

bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek.

Kebanyakan perusahaan tidak beroperasi penuh selama 24 jam per

hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh hari per minggu. Jika

perusahaan beroperasi penuh delapan jam per hari (satu shif) dan
28

lima hari perminggu, maka kapasitas normal jam kerja perusahaan

adalah 40 jam per minggu. Namun demikian 40 jam per minggu

bukanlah kapasitas maksimum yang dimiliki. Dalam banyak kasus

perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi kapasitas norma;

sehingga kapasitas output maksimumnya lebih dari 40 jam kerja.

b. Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang

Perencanaan kapasitas jangka pajang merupakan strategi

operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi

dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Misalnya, rencana untuk

menurunkan biaya produksi per unit, dalam jangka pendek sangat

sulit utuk dicapai karena unit produk yang dihasilkan masih berskala

kecil, tetapi dalam jangka panjang rencana tersebut dapat dicapai

dengan meningkatkan kapasitas produksi. Persoalan yag timbul

adalah berapa jumlah produk yang dihasilkan agar biaya produksi

seminimum mungkin.

2. Peramalan Produksi

Peramalan (forecasting) merupakan seni dan ilmu untuk

memperkirakan kejadian dimasa depan dengan memperkirakan beberapa

kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran

kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka

memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Selain itu peramalan juga

didefinisikan sebagai seni dan ilmu memperkirakan kejadian di masa


29

depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa

lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk

model matematis. Bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat

subjektif. Atau bias juga dengan menggunakan kombinasi model

matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari seorang

manajer. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data

masa lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu

bentuk model matematis. Bisa juga merupakan prediksi intuisi yang

bersifat subjektif. Atau bisa juga dengan menggunakan kominasi model

matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari seorang

manajer.

a. Jenis-jenis Peramalan

1) Peramalan Ekonomi (economic forecast) menjelaskan siklus

bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang,

dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan

indicator perencanaan lainnya.

2) Peramalan Teknologi (technological forecast)

memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat

meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan

pabrik dan peralatan baru.


30

3) Peramalan Permintaan (demand forecast) adalah proyeksi

permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan.

Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan, yang

mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan

dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran

dan sumber daya manusia.

3. Westing House

Metode westinghouse adalah untuk mempertimbangkan emapt

faktor untuk mengevaluasi kemampuan kerja operator dengan keterampilan

dan kesetabilan. Yaitu kemampuan atau skill dapat diartikan sebagai

kesigapan dalam melakukan metode yang telah ditentukan, usaha, kondisi

kerja, dan konsentrasi. faktor terbagi dalam level berbeda dan nilai secara

satu persatu. Berlatih seamkin menambah kemampuan, tetapi hanya sebatas

level tertentu. Untuk mendapatkan hasil maksimal yang diperoleh dan

diberikan pada pekerja yang bersangkutan. kemampuan dapat menurun jika

sudah terlalu sering tidak melakukan kegiatan kerja dan kelelahan yang

sangat berlebihan serta faktor lingkungan.

4. Bill of Material

Bill Of Material atau sering disingkat BOM merupakan gambaran

atau definisi produk terakhir yang terdiri dari item, bahan, atau material

yang  dibutuhkan  untuk merakit, mencampur  atau memproduksi produk

akhir. BOM terdiri dari beberapa bentuk dan dapat digunakan untuk

berbagai keperluan dalam proses industri manufaktur atau lainnya.


31

BOM dibuat sebagai bagian dari proses desain dan digunakan oleh

manufacturing engineer untuk menentukan item yang harus dibeli atau

diproduksi. Perencanaan pengendalian produksi dan persediaan

menggunakan BOM yang dihubungkan dengan master production

schedule, untuk menentukan release item yang dibeli atau diproduksi.

Masing-masing komponen pada BOM di tempatkan dalam level-level yang

didasari logika berpikir sebagai berikut :

a. Level 0: Sebuah produk jadi yang tidak digunakan sebagai komponen

pembentuk dari produk lain.

b. Level 1: Sebuah komponen pembentuk langsung dari produk dengan

Level 0. Pada waktu bersamaan, komponen ini juga dapat merupakan

sebuah produk jadi. Sebagai gambaran, ban mobil juga dapat dijual

terpisah sebagai produk jadi yang siap pakai.

c. Level 2:  Sebuah komponen pembentuk langsung dari produk dengan

Level 1. Sebagaimana level 1, komponen pada level 2 juga dapat

digumakan sebagai komponen pembentuk langsung pada level 0 atau

sebagai produk jadi.

d. Level 3: Selanjutnya dapat didefinisikan dengan penjelasan yang sama.

Penggambaran Bill of Material dalam bentuk struktur produk itu 

memang lebih mudah dimenegerti tetapi apabila jumlah dan level

komponen sangat banyak maka penggambaran dengan struktur produk

menjadi tidak efisien.


32

Kajian Pustaka
2 buku
E. Flow Chart 2 Jurnal

Mulai

Menentukan Topik
Analisis Produk dan Proses Produksi

777777777777777777777777777

Permasalahan

Belum diketahuinya data pengumpulan data BOM pada PT. Koharu


Belum diketauinya nilai jumlah material yang akan digunakan. lkjj

33

Mencari Data

Pengumpulan data dalam modul ini di dapat dari


data yang digunakan yaitu pengumpulan data BOM
(Bill of Material) pada PT.Koharu.

Mengolah Data

Setelah data sudah di dapat, akan dilakukannya pengolahan data. Data yang di olah
menggunakan metode westing house, waktu siklus, dan waktu normal.

Melakukan Analisis Data

Data yang telah di olah kemudian di analisis menggunakan perhitungan westing


house dan BOM

Simpulan

Selesai

Gambar 3.4 Flow Chart Penelitian

Sumber : Data Penelitian

Anda mungkin juga menyukai