Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN AGGREGATE PLANNING

Disusun Oleh:

1. Maria Ulfah_20262911263
2. Meri Amsari S_2026201169
3. Nurul Apriliani_20262011267
4. Nabila Khumairoh_20262011173
5. Silfa Nurmilah_20262011300

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH


TINGGI TEKNOLOGI BANDUNG TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Aggregate Planning ini
tepat pada waktu yang telah ditentukan. Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Praktikum Sistem produksi.
Kami menyadari bahwa Laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami
mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat di waktu
mendatang.

Purwakarta , 2 November 2022


DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................ 1

Kata Pengantar ............................................................................................. 2

Daftar Isi ...................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang ..................................................................................... 4

1. 2 Rumusan Masalah ................................................................................. 5

1. 3 Identifikasi Masalah .............................................................................. 5

1. 4 Tujuan Penulisan ................................................................................... 5

1. 5 Manfaat Penulisan ................................................................................. 6

1. 6 Sistematika Penulisan ........................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Perencanaan Aggregat ........................................................ 7

2. 2 Tujuan Perencanaan Aggregat .............................................................. 8

2. 3 Sifat Perencanaan Aggregat .................................................................. 9


2. 4 Strategi Perencanaan Aggregat ............................................................. 12
2. 5 Metode Perencanaan Aggregat ............................................................. 13
2. 6 Fase-Fase Perencanaan Aggregat ......................................................... 15
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3. 1 Flowchart .............................................................................................. 19
3. 2 Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data ............................................ 20
BAB IV ANALISIS DATA
4. 1 Analisis ................................................................................................. 28
4. 2 Pembahasan ........................................................................................... 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan Dan Saran ......................................................................... 30
Daftar Pustaka ............................................................................................ 31

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan produsi dimulai dengan meramalkan permintaan secara tepat


sebagai imput utamanya.selain peramalan,input-input untuk permintaan produksi
tersebut juga harus memasukan pesanan-pesanaan actual yang telah
dijanjikan.kebutuhan spare –part dan service kebutuhan persediaan gudang,dan
penyesuaian tingkat persediaan dan sebagaimana yang telah ditentukan daam
perencanaan strategi bisnis.peramaan permintaan biasanya dibuat untuk
kelompok-keompok produk secara kasar(tanpa memperhatikan perbedaan
spesifikasi produk),khususnya Selama periode waktu yang panjang.perencanaan
agregat kemudian dikembangkan untuk merencanakan kebutuhan produksi
bulanan atau triwulan bagi keompok-kelompok produk sebagaimana yang telah
dipperkirakan dalam peramalan permintaan.
Perencanaan produksi yang di lakukan oleh PT.KINENTA akan mudah di
buat bila tingkat permintaan bersifat konstan atau bia waktuproduksi tidak
menjadi kendala.tetapi kedua kondisi ini jarang terjadi dalam keadaan
sebenernya,dimana secara nyata tingkat ppermintaan akan berfuktuasi dan
perusahaan selalu di batasi oleh tanggal waktu penyerahaan produk.perencanaan
produksi yang tidak tepat dapat mengakibatkan tinggi atau rendahnya tingkat
pesediaan sehingga mengakibatkan peningkatan ongkos simpan atau ongkos
kehabisan persediaan.dan yang lebih fatal,ha tersebut dapat mengurangi
peayanan kepada konsumen karna keterlambatan penyerahan produk.
Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan tektis apabila dapat
memberikan keputusan yang optimum berdasarkan sumber daya yang dimiliki
perusahaan dalam memenuhi permintaanakakn produk yang dihasilkan,yang
dimaksud sumber daya yang dimiliki adaah kapasitas mesin,tenga kerja,teknologi
yang dimiliki,dan lainny.
Keterlibatan manajeman puncak pada tahap perencanaan produksi sangat
diperlukan,khususnya perencanaan mengenai penentuan
pabrikaksi,pemasaran,dan keuangannya.dari sudut pandang
pabrikasi,perencanaan produksi membantu dalam menentukan berapa
peningkatan kapasitas yang dibutuhkan dan penyesuaian-penysuaian kapasitas
apa sajah yang di perlu dilakukan.dari sudut pandang pemasaran,perencanaan
produksi menentukan berapa jumlah produk yang akan disediakan untuk
memenuhi permintaan.dari sudut pandang keuagan,perencanaan produksi
mengidentifikasi besarnya kebutuhan dana dan memberikan dasar dalam
pembuatan anggaran

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah rumusan masalah antara lain;

Pengolahan data perhitungan yang berhubungan dengan perencanaan


ageragat selama dengan menggunakan metode peramalan,mengejar
penyamarataan,dan campuran strategi

1.3 Identifikasi Masalah


Dalam hal ini yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini
antaralain memilih metode atau teknik-teknik mana yang paling tepat untuk
menyelesaikan suatu kasus. Dengan menjabarkan teknik-tekniknya dan tahapan
penyelesainnya.
Setelah didapatkan solusi dari kasus itu maka tentunya akan dapat mengambil
suatu keputusan atau kebijakan-kebijakan

1. 4 Pembatasan Masalah

Dalam melakukan atau mencari diberi batasan-batasan dan asumsi-asumsi


agar masalah yang dibahas tidak terlalu luas,untuk menhindari pembiasaan
masalah dan mencari yang dilakukan maka masalah yang di batasi sebagai
berikut:

1. Permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai perencanaan agregat.


2. Pengolahan data perhitungan yang berhubungan dengan perencanaan
agregat.
3. Penyeesaian persoalan yang berhubungan dengan perencanaan agregat.
4. Penggunaan teknik-teknik yang ditujukan untuk kasus tersebut.

1. 5 Tujuan penulisan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan yang telah di kemukakan,maka
penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mentukkan jumlah peramalan permintaan produksi setiap tahunya.
2. Menentukan jumlah produksi yang optimal dan meminimumkan biaya
produksi pada periode perencanaan dengan menggunakan metode
peramalan.

1. 6 Manfaat penulisan

Diharapkan dengan melakukan penelitian ini dapat diambil beberapa


maanfaat yaitu:

1. Memberikan contoh perhitungan bagi perusahaan tentang perencanaan


produksi menggunakan metode agregat.
2. Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang strategi yang diakukan
untuk memenuhi permintaan produksi.
3. Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang pengaturan produksi agar
biaya produksi dapat optimal

1. 7 Sistematika penulisan
Pada sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab yang masing-masing akan
diuraiakan sesuai dengan tujuan tertentu,adapun sistematika penulisan laporan
adalah sebagai berikut:
BAB I:
Berisi tentang latar belakang dilaksanakan penelitian,perumusan masalah yang
akan di basah,tujuan penelitian,manfaat peneitian dan batasan asumsi yang
digunakan serta sistematika penuisannya.
BAB II : LANDASAN TEORI
Menyajikan teori-teori yang melandasi penelitian ini,dimana teoro-teori ini
mendukungdari berbagai referensi serta penelitian terdahulu.
BAB III: PENGOLAHAN DATA
Berisi data-data yang telah dikumpulkan dan di perlukan daam penelitian
untuk kemudian dilakukkan pengolahan data sesuai dengan yang telah di
rumuskan.
BAB IV : ANALISIS HASI PERHITUNGAN
Berisi tentang penjabaran dari table yang telah di analisis menggunakan
beberpa metode seperti forecasting,chease,leveling,dan mixed straregi
BAB V : KESIMPULAN
Bab ini merupakan tahapan akhir yang mana berisikan penarikan kesimpulan
terhadap hasil penelitian serta saran-saran sebagai bahan pertimbangan untuk
penelitian selanjutnya.

BAB II PEMBAHASAN
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Perencanaan

Agregat Perencanaan agregat ( agregat planning) juga dikenal sebagai


penjadwalan agregat adalah suatu pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para
manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka
menengah(biasanya antara 3 hingga 12 bulan ke depan. Perencanaan agregat
dapatdigunakan untuk menentukan jalan terbaik dalam memenuhi permintaan
yangdiprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi,tingkat tenaga
kerja , tingkat persediaan, pekerja lembur, tingkat sub kontrak variable yang
dapat dikendalikan.

Perencanaan agregat adalah “gambaran besar” pendekatan untuk jangka

menengah sementara penawaran perencaaan strategis dengan operasi


jangka panjang fasilitas dan sumber daya, perencanaan agregat dengan penawara
nmengembangkan cara-cara untuk memanfaatkan fasilitas tersebut dan
sumberdaya. (Kachru,2009,p.321) Upendra Kachru.2009.

 strategi pokok yang digunakan dalam perencanaan agregat yaitu : 


1.) Mengejar Strategi, yaitu strategi yang ditempuh dengan cara
menetapkan produksi sama dengan ramalan, ciri-ciri nya adalah :
- Memadankan tingkat produksi dengan tingkat permintaan.
- Menambah/mengurangi tenaga kerja sesuai dengan tingkat permintaan
Jumlah tenaga kerja tetap, tetapi jam kerja tidak tetap.
 2.) Tingkat Strategi, iyalah startegi yang ditempuh dengan cara menjaga tingkat
output produksi, tenaga kerja yang konstan. Ciri-ciri nya adalah :
- Mempertahankan tingkat produksi yang tetap.
- Memfluktuasikan tingkat persediaan

Proses perencanaan dapat digolongkan dalam tiga tingkatan yaitu:

1. Panjang jangkauan rencana


Merupakan penyusunan perencanaan lebih dari setahun yang
menyangkut perencanaan produk baru,biaya perluasan dan sebagainya
Panjang jangkauan rencana ditetapkan oleh manajer pucak.
2. Perantauan jangkauan rencana
Merupakan rencana atara 3 sampai 18 bulan, menyangkut rencana
penjualan,rencana produksi, rencana inventory, anggaran tenaga kerja dan
sebagainya.Intermediate range plans ditetapkan oleh Manajer Operasi.
3. Pendek jangkauan rencana
Merupakan rencana kurang dari tiga bulan yang menyangkut job
assignment,ordering, Job scheduling. Short Range Plans ditetapkan oeh
Manajer Operasi bersama dengan supervisor dan operator.

Dari sekian banyak definisi, kami menyimpulkan bahwa perencanaan


aggregate merupakan hal pokok yang harus kita mulai dalam memulai
suatu produksi dengan proses kuantitas produk dan dan pengaturan
periode waktu tertentu.

2.2 Tujuan perencanaan aggregat

 Pada dasarnya tujuan perencaan agregat adalah berusaha untukmemperoleh


suatu pemecahan yang optimal dalam biaya maupun keuangan
pada periode perencaan. Namun bagaimanapun juga, terdapat permasalahan stara
tegislain yang mungkin lebih penting daripada biaya rendah. Permasalahan
strategisyang dimaksud itu antara lain mengurangi tingkat ketenaga kerjaan,
menekantingkat persediaan atau memenuhi tingkat pelayanan yang lebih
tinggi.Bagi perusahaan manufaktur, jadwal aggregate bertujuan untuk
menghubungkan sasaran strategi perusahaan dengan rencana pproduksi, tetapi
untuk perusahaan jasa penjadwalan aggregate bertujuan untuk menghubungkan
sasaran dengan jadwal pekerja.

Ada 4 hal yang dipelukan dalam perencanaan aggregate antara lai :

1. Secara keseluruhan satuan logistic untuk mengukur penjadwalan dan


keluaran. Maksud disini adalah untuk meramalka aggregate dari setiap
line produksi.
2. Prediksi permintaan untuksuatu periode perencanaan jangka
menengah yang layak pada waktu aggregat.
3. Metode untuk menentukan biaya
4. Model yang mengkombinasikan prediksi dan biaya, jadi keputusan
penjadwaln dapat dibuat untuk periode perencanaan.

 2.3 Sifat Perencanaan Agregat

Perencanaan aggregate menurut idtilsh aggregate berarti mengkombinasikan


sumber daya yang sesuai ke dalam jangkawaktu keseluruhan. Dengan prediksi
permintaan,kapasitas fasilitas, tingkat perseiaan, ukuran tenaga kerj, dan input
yang saling berhubungan, perencanaan harus harus memilih tingkat output untuk
senuah fasilitas selama 3 samapi 12 bulai yang akan bulan.

yang akan datang.Dalam perencanaan agregat, rencana produksi


tidak menguraikan per-produktetapi menyangkut berapa banyak produk yang
akan dihasilkan tanpamempermasalahkan jenisdan produk tersebut. Sebagai
contoh pada perusahaan pembuat mobil, hanya memperhitungkan berapa banyak
mobil yangakan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil dua pintu atau empat
pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru .

1. Hubungan memasukan dan keluarkan perencanaan aggregate


Memasukan dan mengeluarkan perencanaan aggregat dapat di gambarkan
sebagai berikut.
Penimalan total biaya produksi:

2. Ongkos-ongkos yang terlibat adalm perencanaan aggregate

Berdasarkan keterangan diatas, maka ongkos-ongkos yang terlibat


dalam perencanaan agregat adalah :

1. HIRING COST (Ongkos Penambahan Tenaga Kerja)

Penambahan tenaga kerja menimbulkan ongkos-ongkos untuk iklan, proses


seleksi dan training. Ongkos training merupakan ongkos yang cukup besar
apabila tenaga kerja yang direkrut adalah tenaga kerja yang belum
berpengalaman.

2. FIRING COST (Ongkos Pemberhentian Tenaga Kerja)


Pemberhentian tenaga kerja biasanya terjadi karena semakin rendahnya
permintaan produk yang dihasilkan, sehingga tingkat produksi menurun dengan
drastis. Pemberhentian ini mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang
pagi karyawan yang di-PHK, menurunnya moral kerja dan produktifitas
karyawan yang masih bekerja, dan tekanan yang bersifat social. Semua akibat ini
dianggap sebagai ongkos pemberhentian tenaga kerja yang akan ditanggung oleh
perusahaan

3. OVERTIME COST AND UNDERTIME COST (Ongkos Lembur Dan


Ongkos Menganggur)
Penggunaan waktu lembur bertujuab untuk meningkatkan output produksi, tetapi
konsekwensinya perusahaan harus mengeluarkan ongkos tambahan lembur yang
biasanya 150% dari ongkos kerja regular. Disamping ongkos tersebut, adanya
lembur akan memperbesar tingkat absen karyawan yang mengalami kelelahan
setelah lembur. Kebalikan dari kondisi di atas adalah bila perusahaan mempunyai
kelebihan tenaga kerja dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang dibuthkan
untuk kegiatan produksi.

Tenaga kerja berlebih ini dapat dijadikan alternatif untuk untuk kegiatan lain
yang produktif meskipun tidak efektif. Bila alternatif itu tidak bisa dilakukan
secara efektif, maka perusahaan dianggap menanggung ongkos menganggur yang
besarnya merupakan perkalian antara jumlah jam kerja yang tidak terpakai
dengan tingkat upah dan tunjangan lainnya.

4. INVENTORY COST DAN BACKORDER COST (Ongkos Persediaan


Dan Ongkos kehabisan persediaan)

Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi timbulnya kenaikan


permintaan pada saat-saat tertentu. Konsekwensi dari kebijaksanaan persediaan
bagi perusahaan adalah timbulnya ongkos penyimpanan (inventory costt/holding)
yang berupa ongkos tertahan modal, pajak, asuransi, kerusakan bahan, dan
ongkos sewa gudang. Kebalikan dari kondisi diatas, kebijaksanaan tidak
mengadakan persediaanseolah-olah menguntungkan, tetapi sebenarnya dapat
menimbulkan kerugian dalam bentuk ongkos kehabisan persediaan. Ongkos
kehabisan persediaan ini dihitung berdasarkan berapa permintaan yang datang
tetapi tidak dapat dilayani karena barang yang diminta tidak tersedia.

Kondisi ini pada sistem MTO (Make To Order = memproduksi untuk memenuhi
persediaan) akan mengakibatkan jadwal penyerahan order terlambar sedangkan
pada sistem MTS (Make To Stock) akan mengakibatkan beralihnya pelanggan
pada produk lain. Kekecewaan pelanggan karena tidak tersedianya barang yang
diinginkan akan diperhitungkan sebagai kerugian bagi perusahaan dimana
kerugiaan tersebut akan dikelompokkan sebagai ongkos kehabisan persediaan.
Ongkos kehabisan persediaan ini sama nilainya dengan ongkos pemesanan
kembali bila konsumen masih bersedia menunggu

5. SUBCONTRACT COST (Ongkos Subkontrak)

Pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasitas regular, biasanya


perusahaan mensubkontrakkan kelebihan permintaan yang tidak bisa
ditanganinya sendiri kepada perusahaan lain. Konsekuensi dari kebijaksanaan ini
adalah timbulnya ongkos subkontrak,dimana biasanya ongkos mensubkontrakan
ini lebih mahal dibandingkan memproduksi sendiri dan adanya resiko terjadinya
keterlambatan penyerahan pada kontraktor

2.4 Strategi Perencanaan Agregat

pada umumnya ada empat jenis strategi yang dapat dipilih dalam pembuatan
perencanaan Agregat. Pemilihan strategi tersebut tergantung dari
kebijaksanaan perusahaan, keterbatasan perusahaan dalam prakteknya, dan
pertimbangan biaya.Ketiga jenis strategi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Memproduksi barang lebih banyak


Memproduksi lebih banyak barang pada saat permintaan rendah, dan
menyimpan kelebihannya sampau saat yang dibutuhkan. Alternatif ini
akan menghasilkan tingkat produksi yang relaif konstan, tetapi
mengakibatkan ongkos persediaan yang tinggi.

b. Merekrut dan memberhentikan pekerja


Merekrut (menambah tenaga kerja pada saat permintaan tinggi dan
memberhentikannya (mengurangi) pada saat permintaan rendah.
Penambahan tenagakerja memerlukan biaya rekruitmen dan pelatihan.
Biaya konpensasi dan reorganisasisering kali harus dikeluarkan jika
dilakukan pengurangan tenaga kerja. Biaya-biaya ini biasanya diikuti
oleh biaya tak tampak seperti: kemerosotan moral kerja dan turnover
tenaga kerja yang tinggi. Karena kapasitas fasilitas produksi adalah
tetap, maka penurunan produktivitas mungkin akan terjadi jika
penambahan tenaga kerja tanpadisertai dengan penambahan peralatan
produksi (mesin-mesin).

c. Melemburkan pekerja
Melemburkan para pekerja adalah salah satu alternatif yang sering
dipakai dalam perencanaan agregat, tetapi keterbatasannya dalam
menjadwalkan kapasitas mesin dan tenaga kerja yang ada. Jika
permintaan naik, maka kapasitas produksi dapat dinaikkan
denganmelemburkan pekerja. Tetapi penggunaan lembur hanya dapat
dilakukan dalam batas- batas maksimum kerja lembur yang bisa
dilakukan perusahaan, misalnya pemerintah mengatur kerja lembur
tidak boleh melebihi 25% dari waktu kerja regular.
Kenaikkan kapasitas produksi melebihi aturan tersebut hanya dapat
dilakukan melalui penambahan tenaga kerja. Alternative lembur akan
menyebabkan biaya tambahan karena biasanya tarif upah lembur
adalah 150% dari upah regular. Jika permintaan turun, maka kapasitas
produksi dapat disesuaikan dengan mengatur pekerja (undertime).
Undertime akan mengakibatkan biaya tetap yang harus dibayar
meskipun tenaga menganggur, kecuali manajemen dapat memberikan
kerja tambahan selamamereka menganggur seperti pemeliharaan
mesin dan lain-lain.

2.5 Metode Perencanaan Agregat

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan


permasalahan pada perencanaan produksi agregat. Beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut :

 Jumlah Tenaga Kerjanya Tetap dan Struktur Biayanya Linier :


 Trial and Error
 Program Linier
 Transportasi
 Jumlah Tenaga Kerjanya Berubah-ubah dan Struktur Biayanya Linier :
 Program Linier
 Jumlah tenaga kerjanya Berubah-ubah dan Struktur Biayanya Non-Linier
 Linier Decision Rule
 Jumlah Tenaga Kerjanya Tetap dan Struktur Biayanya Linier :
 Trial and Error
Metode trial-error ini merupakan metode yang paling sederhana, tetapi
tidak menghasilkan keputusan yang optimal. Metode ini memerlukan ketelitian
dalam perhitungannya, karena sekali langkah awal salah, maka langkah
berikutnya akan salah.

 Metode Program Dinamis Dengan Backorder

Pada bagian sebelumnya algorimtma Wagner dan Within terlihat dapat


dialokasikan pada kondisi dimana kurva biaya yang berbeda dari periode ke
periodetanpa mempunyai sifat peningkatan biaya marginal. Hal ini berlaku
dimana biaya-biaya bersifat konkav dan pada kasus khusus dengan:

Zangwil memperbaiki algoritma Wagner-Within untuk kasus yang


memperbolehkannya terjadinya backorder, ini dapat digambarkan sebagai berikut
:

Bila TC jk adalah biaya minimum untuk satu periode, j+1, j+2,....., k


untuk memenuhi permintaan yang terjadi selama periode j+1 sampai k, dan bila
kegiatan produksi terjadi selama periode I, dimana terjadi backorder terakumulasi
dari periode j+1 sampai I, maka kegiatan produksi pada periode-I harus dapat
dengan segera memenuhi kondisi backorder sebelumnya dan juga harus dapat
menyediakan inventory untuk memenuhi permintaan dari periode I+1 sampai k,
secara lebih tepatnya, karena :

dimana :

dimana :
St= backorder pada akhir periode-t
Pt= ongkos penalti per-unit terjadinya backorder (Pt biasanya disimbolkan juga
dengan π

2.6 Fase-fase Perencanaan Agregat


Pengembangan perencanaa agregat mengikuti prosedur yang terdiri dari
empat fase.Setelah prosedur ini diaplikasikan beberapa kali dan persoalan-
persoalan pokok yang terlibat pada fase 2 dan 3 telah dapat dipecahkan, maka
pihak manajemen dapat memproses langsungdari fase 1 ke fase 4.
FASE 1 : Persiapan Peramalan Permintaan Agregat 
Peramalan permintaan agregat mencakup beberapa permintaan yang
diperkirakan pada tiap-tiap periode selama horison perencanaan dalam satuan
unit yang sama untuk semua jenis item produk yang dihasilkan. Peramalan ini
dapat menggunakan analisis deret waktu,rata-rata bergerak, dan lain-lain.

FASE 2 : Mengkhususkan Kebijaksanaan Organisasi Untuk Melancarkan


Penggunaan Kapasitas
Pada fase ini, manejemen mencoba mengidentifikasi kebikasanaan-kebijaksanaan
yang dapat melancarkan perkiraan permintaan agregat yang telah diramalkan
pada fase sebelumnya. Kombinasi dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang paling
diinginkan merupakan strategi terbaik untuk mengantisipasi permintaan dimasa
mendatang yang bersifat musiman dan berfluktuasi secara acak. Penentuan
kebijaksanaan ini akan melibatkan kerja sama antar divisi marketing dengan
divisi produksi, dimana kebijaksanaan-kebijaksanaan umum yang biasa diambil
adalah :
 Memperkenalkan produk terhadap pelengkap pada saat permintaan
tahunan produk utama menurun, misalnya produsen AC akan
memperkenalkan produk berupa unit pemanas pada saat musim dingin
tiba.
 Memberikan diskon harga pada saat yang tidak sibuk, misalnya tarif pulsa
telepon pada malam hari lebih murah 75% dibanding jam-jam sibuk.
 Meningkatan kegiatan promosi untuk mempengaruhi konsumen
 Menawarkan perjanjian khusu kepada konsumen untuk mendapatkan
batas waktu pengiriman barang yang fleksibel sehingga kegiatan produksi
dapat dijadwalkan lebihmerata

FASE 3 : Menentukan Alternatif Produksi yang Layak


Fase ini terdiri dari 2 alternati, yaitu :
 Merubah tingkat produksidengan tenaga kerja yang sama, hal ini
dilakukan dengan merubah tingkat produksi dengan tenaga kerja yang
sama melemburkan karyawan yang ada pada saat permintaan tingggi, dan
mengalokasikankaryawan yang ada ke pekerjaan non produksi pada saat
permintaan turun.
 Merubah tingkat produksi dengan merubah jumlah tenaga kerja, hal ini
dilakukan dengan merekrut tenaga kerja baru pada saat permintaan tinggi
dan memberhentikantenaga kerja pada saat permintaan turun.
FASE 4 : Menentukan Strategi Produksi yang Optimal
Setelah alternatif produksi yang layak telah dipilih dan dihitung perkiraan
ongkosnya, langkah berikutnya adalah menetukan strategi produksi yang optimal.
Langkah ini melibatkan pengalokasian peramalan permintaan dengan
menggunakan alternatif-alternatif dalam setiap periode yang meminimalisasikan
ongkos total untuk keseluruhan horizon perencanaan perencanaan. Metode
perencanaan agregat untuk mengalokasikan permintaan selama periode produksi
adalah bervariasi tergantung asumsi-asumsi yang dibuat pada alternatif-
alternatif yang dianggap layak dan biayanya (Linier atau Non Linier). Secara
matematis, maka ongkos produksi selama periode-t adalah:

Ct= CR + CO+ CI+ CB+ CH+ CF+ CS


Dimana :
Ct = Ongkos produksi pada periode –t
Cr = Ongkos Produksi Reguler
Co = Ongkos produksi Overtime (lembur)
Ci = ongkos unit yang dipakai dari inventory (persediaan)
Cb = Ongkos Backorder
Ch = Ongkos Hiring (penambahan tenaga kerja)
Cf = Ongkos Firing (pemberhentian tenaga kerja)
Cs = Ongkos Subkontrak

Sedangkan ongkos total produksi selama horizon perencanaan (TPC) adalah :


TPC – C1 + C2 + … + C12 = ∑ Ct
BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Flowchart

Mulai

Identifikasi Masalah

Study Study
Pustaka Lapangan
Perumusan dan Tujuan Praktikum

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

WinQSB :
- LR (Linear Regresion)
- MAT (Moving Average With Linear Trend)
- SEST (Single Exponential Smoothing With Trend)
- DEST (Double Exponential Smoothing With

Analisa Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1
3.2 Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

PT XYZ memerlukan strategi agar dapat memenuhi permintaan pasar


dan sesuai dengan kapasitas yang ada, menggunakan sumber daya
sebijaksana mungkin dengan pengeluaran biaya serendah mungkin. Sehingga
memenuhi kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, pesaing dan mutu
produk yang dihasilkan, mengurangi permasalahan tingkat ketenagakerjaan,
menekan tingkat persediaan, atau memenuhi tingkat pelayanan yang lebih
tinggi. Dengan asumsi sebagai berikut:

Jumlah pekerja : 40 orang Biaya Subkontrak : $20


Kapasitas kebutuhan produksi yang dapat Inventori awal : 500 unit
dipenuhi per unit : 3 jam Waktu kerja/hari : 8 jam
Biaya upah pekerja per jam : $5 Waktu produksi : 45 menit
Biaya pemberhentian pegawai : $200 Forecast demand (dari modul 1) selama 6
Biaya perekrutan pegawai : $150 periode
Biaya Lembur : $8 Biaya waktu mengangur :$1
Biaya inventory : $5 Biaya backorder : $7

Tabel 3.1
Data

3.3 Pengolahan Data

1. Buka program WinQSB, kemudian pilih Aggeragate Planning


Gambar 3.2

2. Klik File > New Problem

Gambar 3.3
- Kolom Problem Type pilih General Liniear Programing Model, beri
silang pada

Overtime, Hire/Dismissal, Subcontracting, dan Backorder untuk


memunculkan

variabel-variabel tersebut sebagai pendukung penyelesaian masalah.

- Number of Planning Periode atau periode yang akan direncanakan


adalah 6 peroide.

- Untuk kolom Capacity Requirement per Product/Service diisi 2, artinya


setiap produk membutuhkan 2 pekerja.
- Intial Number of Planning Resource atau jumlah sumber daya yang
direncanakan (jumlah pegawai) yaitu 40 orang.
- Klik OK

3. Isi tabel Planning Information sesuai asumsi yang telah ditentukan


sesuai masing-masing kelompok.
- Forecast demand diperoleh dari hasil peramalan di modul 1 selama 6
periode
- Initial Number of Employee adalah jumlah pegawai yang dimiliki
perusahaan SASUKE
- Regular Time Capacity in Hour/Employee adalah jumlah waktu kerja
setiap pekerja
- Regular Time Cost/Hour adalah upah pegawai per jam
- Overtime Capasity in Hour/Employee adalah jumlah waktu lembur setiap
pekerja
- Overtime Cost/Hour adalah biaya lembur/jam
- Hiring Cost/Employee adalah biaya perkrutan pegawai baru
- Dismissal cost/Employee adalah biaya pemecatan pegawai
- Initial Inventori adalah jumlah persediaan awal
Gambar 3.4
- Safety Stock adalah persediaan tambahan untuk antisipasi kekurangan
persediaan (jumlah safety stock diasumsikan)
- Unit Inventory Holding Cost adalah biaya persediaan
- Unit Subcontracting Cost adalah biaya subkontrak (maklun)
- Unit Backorder Cost adalah biaya pemesanan kembali (backorder
dilakukan apabila permintaan tidak dapat dipenuhi)
- Capacity Requirement in Hour/Unit adalah jumlah pegawai untuk
menyelesaikan satu unit produk

Jika sudah terisi, klik Solve and Analyze > Solve The Problem
4. Hasil penyelesaian masalah perencanaan agregat.

Gambar 3.5

5. Untuk mengetahui jadwal produksi, klik Result > Show Production


Schedule
6. Selain itu, dapat diketahui analisis biaya dari perencanaan
ageregat ini. ntuk mengetahuinya, klik Result > Show Cost Analysis

Gambar 3.6

Gambar 3.7

7. Tampilkan dalam bentuk grafik dengan klik Result > Show Graphic
Analysis

Gambar 3.8
Pilih kategori Quantity Items kemudian klik semua variabel agar dapat
ditampilkan dan dihubungkan dengan variabel yang lain, kemudian Klik
OK

8. Hasil analisis grafik untuk semua variabel.

Gambar 3.9
9. Adapun grafik yang memperlihatkan perbandingan biaya setiap
variabelnya. Tahapannya seperti langkah ke-7 namun kategori yang
dipilih adalah Cost Items dan pilih semua kategori, kemudian OK

Gambar 3.10

10. Hasil perbandingan biaya setiap variabel

Gambar 3.11
BAB IV
ANALISIS DATA

4.1 ANALISIS
Dalam 6 periode dari peramalan di masa lalu (demand),data permintaan tertingg
i diperoleh pada periode yang ke 3 yaitu:12826,dengan data itemnya minimum endin
g inventory safety stocnya berada dianggka 2694.
Sedangkan permintaan terendah terdapat 6 periode yaitu periode yang kedua yait
u:12531.Nah diperiode kedua ini dimana data item minimum ending inventory safety
stocknya juga berada diangka paling terendah yaitu:895.
Hasil maksimal periode peramalan dengan menggunkan dengan menggunakan 6
periode exponentiaan smooting pada aplikasi winQSB yaitu:
Reguler time: $409.885.75
Undertime: $16.395.43
Overtime: $287.842.28
Subcontracting Cost: $5.639.99
Inventory Holding Cost: $67.965
Backorder Cost: $180.766
Hiring: $7.414.31

4.2 PEMBAHASAN
Dari 6 periode tersebut analisis data yang yang dilakukan agregat planning melip
uti
1. Reguler time
2. Undertime
3. Overtime
4. Subcontracting Cost
5. Inventory Holding Cost
6. Backorder Cost
7. Hiring
Berikut ini adalah penjelasan dari masing masing hasil dari peramalan ini .

28
1. Reguler Time
waktu normal atau regular time adalah waktu yang dibutuhkan seseorang pekerj
a secara wajar dalam suatu rancangan sistem kerja yang telah disesuaikan.
2. overtime
Overtime adalah waktu kerja tambahan melebihi tujuh jam kerja sehari untuk 6
hari perminggu.Waktu kerja tambahan yang melebihi delapan jam kerja sehari untuk
jam kerja lima hari kerja perminnggu
3. Undertime
Undertime adalah penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan sua
tu output produksi tetapi konsekuensinya perusahaan harus mengeluarkan onkos tam
bahan lembur yang biasanya 150% dari onkos kerja regular.
4. Subcontracting Cost
Subcontracting Cost adalah pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasita
s regular.Biasanya perusahaan melakukan subcontrack kelebihan permintaan yang tid
ak bisa ditangani nya sendiri kepada perusahaan lain.
5. Inventory Holding Cost
Inventory Holding Cost adalah biaya penyimpanan ,biaya-biaya yang harus di
keluarkan perusahaan berkaitan dengan penyimpanan persediaan dalam waktu tertent
u
6. Backorder Cost
Backorder Cost ini terjadi dimana ketika customer memesan barang yang saat i
ni tidak tersedia,dan bisa diberitahukan kepada customer bahwa barang tersebut seda
ng dipesan,dan mereka masih bisa melakukan pembayaran dengan janji pengiriman d
imasa yang akan dating.
7. Hiring
Hiring adalah dimna ini adalah tahapan yang dilakukan dalam proses seleksi p
elamar kerja disebuah perusahaan ataupun dengan istilah mempekerjakan.

29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN DAN SARAN

Fungsi Agregat adalah fungsi-fungsi yang beroperasi pada sekumpulan baris


untuk menghitung dan menghasilkan nilai tunggal . Fungsi Agregat dipakai
terutama dalam report/laporan karena seringkali yang dibutuhkan adalah ringkasan
(summary) data di dalam tabel bukan data aktualnya . Fungsi agregat ada beberapa
macam, seperti AVG(), berfungsi menghasilkan nilai rata-rata dari sebuah kolom,
COUNT() berfungsi menghasilkan jumlah baris pada sebuah kolom, MAX()
berfungsi menghasilkan nilai tertinggi dari sebuah kolom, MIN() berfungsi
menghasilkan nilai terendah dari sebuah kolom, SUM() berfungsi menghasilkan
jumlah nilai dari sebuah kolom. Untuk efesiensi harus dimengerti urutan pemilihan
Where, Group By dan Having. Where dipakai untuk filter baris-baris dari operasi
yang dinyatakan oleh perintah from, Group By dipakai untuk mengelompokkan
hasil dari Where, dan Having dipakai untuk memfilter baris-baris dari hasil
pengelompokan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Anita Gbriel. Pemecahan Problem Produksi Perencanaan Agregat. http:///Jurnal-


Teknik-Industri-Anita-Gabriel-matushaTrisakti-Pemecahan-Problem-produksi-
Perencanaan-agregat-2011.com. 21 Desember 2017 pukul 09.00 WIB

Susanto. Metode Perencanaan Agregat. http:///Jurnal-Teknik-Susanto-Metode-


Perencanaan-Agregat-2010.com. 21 Desember 2017 pukul 09.00 WIB

Mielany Sandi. Tugas Akhir. http:///Teknik-indutri-UI-Mielany-Sandi-Tugas-Akhir-


2010-blogspot.com. 21 Desember 2017 pukul 19.30 WIB

Fitria Ani. Forecasting. http:///Jurnal-Teknik-Industri-fitria-ani-forecasting-2010.com.


23 Desember 2017 pukul 19.30 WIB.

31

Anda mungkin juga menyukai