Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

“PERENCANAAN DEMAND & SUPPLY RANTAI PASOK”

DISUSUN OLEH:

Dinda Kurnia Putri (1910005533011)

Sari Putri (1910005533003)

DOSEN PEMBIMBING :

Likanopa Syentia. SE,M. Si

PRODI KEWIRAUSAHAAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG

2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah menganugerahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya, karena hanya dengan karunianya makalah yang berjudul “Perencanaan demand
dan Supply dalam Rantai Pasok” ini dapat selesai tanpa hambatan yang berarti.

Penulis menyadari makalah ini banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isinya
maupun struktur penulisannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran positif untuk
perbaikan makalah di kemudian hari.

Demikian makalah ini dapat memberikan manfaat umum-nya kepada para pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri.

Padang, 23 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................................................................
B. Perumusan Masalah ...............................................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................................
A. Pengertian...............................................................................................................................................
B. Demand dan Supply ................................................................................................................................
C. Teknik Perencanaan ................................................................................................................................
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................................
A. Simpulan .................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persaingan dalam industri pada era sekarang ini semakin ketat. Salah satu hal yang
membuat perusahaan bidang industri bertahan adalah penyediaan produk yang tepat bagi
konsumen di waktu yang tepat, dan dalam biaya ekonomis. Sekarang ini konsumen semakin
kritis, mereka menuntut penyediaan produk secara tepat tempat, tepat waktu. Sehingga
menyebabkan perusahaan manufaktur yang antisipatif akan hal ini akan mendapatkan pelanggan
sedangkan yang tidak antisipatif akan kehilangan pelanggan.

Ketersediaan produk dan harga jual yang ekonomis hanya dapat terjadi jika ada
koordinasi yang baik antara perusahaan retail dengan pihak-pihak dalam rantai suplainya.
Koordinasi antara pihak-pihak dalam rantai suplai tidak hanya melibatkan koordinasi persediaan
saja, tetapi juga informasi tentang pasar yang berguna bagi perencanaan perusahaan. Kekurangan
persediaan produk pada distributor akan berakibat kehilangan penjualan, sedangkan kelebihan
tertentu akan berakibat menumpuknya produk dan meningkatnya biaya pemeliharaan persediaan.

Selain itu, koordinasi dengan toko-toko cabang sebagai salah satu mata rantai suplai
adalah penting, dimana kantor pusat dapat berbagi informasi dan mengumpulkan informasi
mengenai masing-masing supplier agar pengelolaan suplai dan perencanaan penjualan produk
dapat dilakukan dengan lebih baik. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan, penulis bermaksud
membahas Perencanaan Permintaan dan Supply dalam Rantai Pasok lebih dalam lagi.

B. Perumusan Masalah
1. Apa itu perencanaan permintaan ?
2. Bagaimana mencocokkan permintaan dan supply ?

C. Tujuan
Pembahasan ini bertujuan untuk menguraikan , membahas serta menjelaskan tentang hal-
hal yang berhubungan dengan perencanaan permintaan dan supply dalam rantai pasok, sehingga
dapat dijadikan sebagai salah satu sumber untuk menambah ilmu pengetahuan.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian
Perencanaan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa yang akan
datang, meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan
dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Salah satu jenis perencanaan adalah
perencanaan permintaan. Perencanaan permintaan merupakan tingkat permintaan produk–produk
yang diharapkan akan terealisasi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang.

Terdapat dua jenis permintaan, yaitu:

1. Permintaan Bebas ( Independent Demand)


Merupakan permintaan terhadap material, suku cadang atau produk yang bebas
atau tidak terkait langsung dengan struktur bill of material (BOM) untuk produk akhir
atau item tertentu.
2. Permintaan Tidak Bebas( Dependent Demand)
Merupakan permintaan terhadap material , suku cadang atau produk yang terkait
langsung dengan atau diturunkan dari struktur bill of material untuk produk akahir atau
item tertentu.

Tujuan perencanaan dilihat dengan waktu:

a) Jangka pendek (Short Term)


Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi. Biasanya bersifat harian
ataupun mingguan dan ditentukan oleh Low Management.
b) Jangka Menengah (Medium Term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Biasanya bersifat bulanan
ataupun kuartal dan ditentukan oleh Middle Management.
c) Jangka Panjang (Long Term)
Merencanakan kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi. Biasanya bersifat tahunan, 5
tahun, 10 tahun, ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh Top Managemen.

Perencanaan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara lain :

1) Akurasi
Akurasi dari suatu hasil perencanaan diukur dengan hasil kebiasaan dan
kekonsistensian perencanaan tersebut. Hasil perencanaan dikatakan bisa bila perencanaan
tersebut terlalu tinggi atau rendah dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya
terjadi. Hasil perencanaan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan perencanaan
relatif kecil. Perencanaan yang terlalu rendah akan mengakibatkan kekurangan
persediaan, sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi segera akibatnya
perusahaan dimungkinkan kehilangan pelanggan dan kehilangan keuntungan penjualan.
Perencanaan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya penumpukan persediaan,
sehingga banyak modal yang terserap sia– sia. Keakuratan dari hasil perencanaan ini
berperan penting dalam menyeimbangkan persediaan yang ideal.
2) Biaya
Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu perencanaan adalah tergantung
dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode perencanaan, dan metode
perencanaan yang dipakai. Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan mempengaruhi
berapa banyak data yang dibutuhkan, bagaimana pengolahan datanya (manual atau
komputerisasi), bagaimana penyimpanan datanya dan siapa tenaga ahli yang
diperbantukan. Pemilihan metode perencanaan harus disesuaikan dengan dana yang
tersedia dan tingkat akurasi yang ingin didapat, misalnya item-item yang penting akan
diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah. Prinsip ini merupakan adopsi dari
hukum Pareto (Analisa ABC).
3) Kemudahan
Penggunaan metode perencanaan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah
diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Percuma memakai metode
yang canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem perusahaan karena
keterbatasan dana, sumber daya manusia, maupun peralatan teknologi.

Dalam membuat perencanaan atau menerapkan suatu perencanaan maka ada beberapa hal
yang harus dipertimbangkan yaitu :

1. Perencanaan pasti mengandung kesalahan, artinya perencana hanya bisa mengurangi


ketidakpastian yang akan terjadi, tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian
tersebut.
2. Perencanaan seharusnya memberikan informasi tentang beberapa ukuran kesalahan,
karena perencanaan pasti mengandung kesalahan, maka adalah penting bagi peramal
untuk menginformasikan seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi.
3. Perencanaan jangka pendek lebih akurat dibandingkan perencanaan jangka panjang. Hal
ini disebabkan karena pada perencanaan jangka pendek, faktorfaktor yang mempengaruhi
permintaan relatif masih konstan sedangkan masih panjang periode perencanaan, maka
semakin besar pula kemungkinan terjadinya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan.

Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama


bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.
Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau
ritel, serta perusahaan-perusahaan seperti perusahaan jasa logistik. Istilah Supply Chain
Management (SCM) adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaan dari supply chain.
Istilah SCM pertama kali dikemukakan oleh Oliver & Weber pada tahun 1982.

Demand management adalah upaya untuk membuat permintaan lebih mudah dipenuhi
oleh supply chain. Secara lebih spesifik bisa dikatakan bahwa demand management adalah
upaya untuk secara aktif meyakinkan bahwa profil perrmintaan pelanggan memiliki pola
yang halus sehingga mudah dan efisien untuk dipenuhi. Dengan kata lain, kalau peramalan
hanya melihat bahwa input yang sudah ‘given’, demand management melihat bahwa input
tersebut harus diubah polanya terlebih dahulu sebelum masuk ke proses peramalan,
perencanaan produksi, pengadaan bahan baku, produksi, dan pengiriman ke pelanggan.

Mengelola permintaan berarti mengubah pola permintaan sehingga memiliki pola


yang lebih menguntungkan bagi supply chain. Ada beberapa cara yang bisa digunakan oleh
supply chain untuk mempengaruhi pola permintaan, cara-cara berikut ini hanya kan efektif
digunakan apabila perusahaan memahami dengan baik perilaku pembeli / pelanggan terhadap
pemberlakuan masing-masing cara ini. Cara-cara tersebut antara lain:

a. Promosi
Kegiatan promosi bisa dilakukan dengan berbagai cara misalnya melalui iklan di
media cetak maupun media elektronik. Kegiatan promosi sudah teruji efektivitasnya
untuk meningkatkan volume penjualan selama periode tertentu. Promosi pada saatsaat
tertentu membuat volume permintaan meningkat baik segera setelah promosi dilakukan
ataupun secara perlahan dan terjadi beberapa lama setelah periode promosi mulai. Bagi
supply chain, kegiatan promosi bisa membuat pola permintaan lebih mudah atau lebih
sulit untuk dipenuhi. Jika promosi dilakukan pada saat-saat permintaan lesu dan efek
promosi relatif cepat terhadap reaksi pasar, maka supply chain akan mendapatkan pola
permintaan yang lebih rata. Sebaliknya, jika promosi justru dilakukan pada saat
permintaan memang tinggi, supply chain justru akan menghadapi permintaan yang lebih
fluktuatif. Sebagai contoh, penjualan kartu ucapan natal dan tahu baru akan tinggi pada
minggu ke-2 atau ke-3 bulan Desember.
Jika promosi dilakukan oleh suatu perusahaan pada bulan Desember, justru
permintaan akan meningkat pada bulan tersbeut sehingga perbedaan penjualan pada
bulan Desember dan bulan-bulan lain justru akan lebih tinggi. sebaliknya, jika promosi
dilakukan pada bulan Agustus, September, Oktober misalnya, volume penjualan pada
bulan-bulan tersebut akan meningkat baik karena sebagian orang membeli kartu ucapan
dua bulan atau tiga bulan lebih awal. Kalau ini yang terjadi, pemrintaan kartu secara total
akan meningkat pada bulan-bulan sebelum Desember dan kemungkinan menurun pada
bulan Desember.
b. Pricing
Kebijakan harga sebenarnya juga bisa diklasifikasikan sebagai bagian dari
instrumen promosi. Namun, kebijakan pricing bisa memiliki tujuan yang lebih luas dari
sekedar promosi. Contohnya, tarif telepon yang lebih mahal di siang hari dibandingkan
dengan waktu malam hari adalah cara untuk memindahkan sebagian beban jaringan yang
memang sibuk pada siang hari ke malam hari. Potongan harga yang diberikan untuk
produk-produk yang tidak terjual pada akhir musim jual (seperti pakaian, produk-produk
elektronik, dan lain-lain) menyebabkan biaya-biaya persediaan menurun, namun
terkadang juga membuat orang menunda keputusan pembelian ke akhir musim jual untuk
mendapatkan diskon yang berarti mennimbulkan dampak negatif bagi supply chain.
c. Shelf management
Posisi dan cara penempatan suatu barang di supermarket sering kali berpengaruh
terhadap penjualan barang tersebut. Barang yang letaknya tersembunyi, walaupun
sebenarnya menarik bagi banyak konsumen, tidak akan banyak laku karena tidak terlihat
oleh calon-calon pembeli. Oleh karena itu, produk yang baru diluncurkan atau yang
sedang punya program peningkatan penjualan, biasanya ditempatkan di tempattempat
yang terlihat jelas oleh para pengunjungnya.
d. Deal structure
Deal structure ini meliputi persetujuan jual beli seperti boleh tidaknya produk
dikembalikan, term pembayaran, perlindungan harga, garansi, dan sebagainya. bisa
tidaknya produk dikembalikan apabila tidak sesuai dengan keinginan konsumen akan
meningkatkan volume penjuala, namun penjual akan menanggung biaya pengembalian
yang lebih tinggi. Term pembayaran juga mempengaruhi keputusan pembeli.
Pembayaran yang bisa ditunda beberapa lama setelah barang diambil tentu akan lebih
menarik dibandingkan dengan persyaratan pembayaran langsung ketika barang diambil
oleh pembeli.

B. Demand dan Supply


Untuk mencocokankan antara supply dan permintaan maka disini perlu diperhatikan apa
saja factor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan. Perencanaan permintaan suatu produk
pada suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan yang saling
berinteraksi dalam pasar yang berada di luar kendali perusahaan. Dimana faktor – faktor
lingkungan tersebut juga akan mempengaruhi perencanaan. Berikut ini merupakan beberapa
faktor lingkungan yang mempengaruhi perencanaan:

1) Kondisi umum bisnis dan ekonomi


2) Reaksi dan tindakan pesaing
3) Tindakan pemerintah
4) Kecenderungan pasar
5) Siklus hidup produk
6) Gaya dan mode
7) Perubahan permintaan konsumen
8) Inovasi teknologi

Selain hal- hal diatas yang diperhatikan juga untuk mencocokkan antara supply dan demand
adalah smart pricing atau strategi harga telah dipakai beberapa perusahaan seperti Dell, Nikon,
dan Sharp. Strategi-strategi yang dipakai mempunyai suatu kesamaan yaitu untuk mempengaruhi
permintaan pasar dengan mengaplikasikan prinsip revenue management techniques. Ada 2 cara
pendekatan strategi harga yang saling melengkapi satu sama lain yaitu :

1. Cusmotized pricing
Cusmotized pricing dilakukan dengan membedakan kastemer sesuai dengan
sensitivitasnya terhadap harga. Salah satu caranya adalah dengan memberikan rebate atau
diskon. Beberapa perusahaan seperti Dell dan Sharp menggunakan sistem diskon mail-in
rebates untuk membedakan kastemer berdasarkan sensitivitasnya terhadap harga.
2. Dynamic pricing
Dynamic pricing adalah merubah harga produk setiap saat tanpa membedakan target
pasar yang dituju. Strategi ini telah dikembangkan sejak dulu dan biasanya digunakan
untuk media penjualan atau promosi. Dynamic pricing diterapkan sebagai alat untuk
mencocokkan antara demand dan supply. Dibutuhkan executive pada frontend dari
supply chain sebagai pengambil keputusan dari perubahan harga yaitu dia yang paling
tahu bagaimana keadaan pasar saat itu dan masalah supply chain produk itu sendiri.

C. Teknik Perencanaan
Meramalkan permintaan dari pasar yang dimasuki oleh perusahaan adalah suatu
pekerjaan yang perlu dilakukan oleh setiap manajer perusahaan dalam rangka memprediksi
berapa besar peluang pasar yang tersedia di masa depan. Perencanaan permintaan merupakan
usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang
dalam kendala satu set kondisi tertentu.

Hal yang perlu diingat adalah bahwa aktivitas perencanaan permintaan tidaklah dapat
diartikan sebagai aktivitas yang bertujuan untuk mengukur permintaan di masa yang akan datang
secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang
berlawanan antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi di kemudian hari dengan apa yang
menjadi hasil perencanaan. Dengan kata lain, hasil maksimal dari aktivitas perencanaan adalah
melakukan minimisasi ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.

Untuk melakukan forecasting atau perencanaan terhadap permintaan pasar, disini akan
diuraikan berbagai metode model perencanaan terhadap permintaan pasar dari barang atau jasa
yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan. Secara garis besar terdapat dua macam metode
perencanaan permintaan yang biasa dilakukan yaitu metode kualitatif.

Metode perencanaan kualitatif umumnya bersifat subjektif, dipengaruhi oleh intuisi,


emosi, pendidikan, dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, hasil perencanaan dari satu
orang dengan orang yang lain dapat berbeda. Meskipun demikian, perencanaan dengan metode
kualitatif tidak berarti hanya menggunakan intuisi, tetapi juga bisa mengikutsertakan model –
model statistik sebagai bahan masukan dalam melakukan judgement (keputusan), dan dapat
dilakukan secara perseorangan maupun kelompok.

Metode perencanaan permintaan secara kualitatif berhubungan dengan data-data


kualitatif, misalnya tentang selera konsumen terhadap suatu produk, atau survey tentang loyalitas
konsumen, dan lain-lain. Forecasting kualitatif ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
metode teknik seperti akan dijelaskan berikut ini.

1) Teknik Survey ( riset pasar/ market research)


Teknik survey ini merupakan suatu alat meramalkan yang cukup penting khususnya
untuk memprediksi kejadian-kejadian atau kecenderungan-kecenderungan dalam jangka
pendek mendatang ini. Survey biasanya menggunakan alat interview atau daftar
pertanyaan yang akan ditujukan para responden yang terpilih dan yang dituju. Sesuai
kelompok yang memang diperkirakan akan menjadi sasaran pasar yang dituju oleh
perusahaan. Survey ini dilakukan untuk meramalkan variabel ekonomi yang memang
berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan permintaan konsumen atau
pasar yang dituju. Variabel-variabel ekonomi yang disurvey ini misalnya variabel yang
berhubungan dengan budget rumah tangga yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga.
Sasaran dan klasifikasi sasaran dan jenis kebutuhan dan keperluan dari kelompok
responden ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
a) Survey tentang budget keperluan rumah tangga masyarakat eksekutif bisnis dan
pemerintahan yang sekiranya berkait dengan rencana perusahaan. Survey ini
diharapkan dapat merekam keseluruhan anggaran setiap rumah tangga yang
disurvey.
b) Survey mengenai barang atau jasa yang diperlukan bagi para pelaku bisnis yang
akan memperdagangkan barang atau jasanya. Mereka ini mungkin pelaku bisnis
yang bergerak pada bisnis distributor, pengecer atau pedagang besar.
c) Survey ini dilakukan bagi para rumah tangga umum mengenai keperluan rumah
tangga, produk atau barang apa secara periodic diperlukan dan frekuensi
pemenuhan yang dilakukan untuk masa-masa yang akan datang, dan lain-lain.

Dari metode survey berdasar kelompok sasaran ini sebenarnya terkandung


maksud dari surveyor bahwa barang dan jasa apa saja yang dibutuhkan, berapa frekuensi
pemenuhan kebutuhan dan faktor-faktor apa saja yang pada umumnya yang
mempengaruhi perilaku beli mereka ini. Sehingga secara tidak langsung perusahaan
melihat peluang dan apa saja yang bisa ditarik sebagai kepentingan bagi perusahaan atas
hasil-hasil survey ini untuk memprediksi dan memperkirakan perilaku pasar atau
konsumen perusahaan.

Bila diklasifikasikan bahwa hasil survey ini merupakan bagian dari kegiatan riset
pasar yang dilakukan oleh perusahaan. Dari sini berbagai kemungkinan yang diperoleh
adalah munculnya variabel ikutan yang dapat diprediksi Apa yang bisa dimanfaatkan
oleh perusahaan yang hendak atau sudah diproduksi dan dijual kepada pasar yang dituju
yang telah disurvey ini. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil survey ini
sebagian atau seluruhnya dapat dipergunakan untuk memprediksi permintaan
konsumennya dari produk yang dibuat dan jual oleh perusahaan.

2) Teknik Jajak Pendapat (Opinion Pools).


Teknik jajak pendapat sering dilakukan untuk melengkapi data dari survey. Jajak
pendapat dari para pakar, para eksekutif, dari masyarakat umum, atau dari konsumen.
Jajak pendapat ini lebih bersifat pandangan atau pendapat pribadi (subjektif) dari
respondennya, sebaliknya teknik survey lebih bersifat objektif.
Sebelum peluncuran produk baru, biasanya diadakan pre test dan jajak pendapat
terhadap responden yang menjadi sampel. Teknik pooling ini melibatkan berbagai media
seperti media TV, telepon, koran, surat, SMS, email, atau internet untuk menyebarkan
kuesioner atau daftar pertanyaan tentang berbagai informasi yang dibutuhkan perusahaan.
Laporan atau pernyataan resmi dari suatu perusahaan atau pemerintah suatu
negara dapat digunakan sebagai sumber data guna meramalkan kondisi ekonomi di masa
yang akan datang, sekaligus dapat digunakan untuk membuat strategi bersaing dalam
pasar bebas.
3) Metode Delphi,
Pada metode ini sekelompok pakar mengisi kuesioner, Moderator menyimpulkan
hasilnya dan memformulasikan menjadi suatu kuesioner baru yang diisi kembali oleh
kelompok tersebut, demikian seterusnya. Hal ini merupakan proses pembelajaran
(learning process) dari kelompok tanpa adanya tekanan atau intimidasi individu.
4) Analogi historis (Historical Analogy),
Merupakan teknik perencanaan berdasarkan pola data masa lalu dari
produkproduk yang dapat disamakan secara Analogi. Misalnya perencanaan untuk
pengembangan pasar televisi multi sistem menggunakan model permintaan televisi hitam
putih atau televisi berwarna biasa. Analogi historis cenderung akan menjadi terbaik untuk
penggantian produk di pasar dan apabila terdapat hubungan substitusi langsung dari
produk dalam pasar itu.
5) Dugaan manajemen ( management estimate ) atau Panel Consensus
Dimana perencanaan semata-mata berdasarkan pertimbangan manajemen,
umumnya oleh manajemen senior. Metode ini akan cocok dalam situasi yang sangat
sensitif terhadap intuisi dari suatu atau sekelompok kecil orang yang karena
pengalamannya mampu memberikan opini yang kritis dan relevan. Teknik akan
dipergunakan dalam situasi dimana tidak ada situasi dimana tidak ada laternatif lain dari
model perencanaan yang dapat diterapkan. Bagaimanapun metode ini mempunyai banyak
keterbatasan, sehingga perlu dikombinasikan dengan metode perencanaan yang lain.
BAB III PENUTUP

A. Simpulan
Perencanaan permintaan dan supply dalam rantai pasok adalah rencana yang
dibuat untuk menentukan jumlah permintaan produk yang diinginkan oleh pelanggan,
dimana permintaan pelanggan memiliki pola yang halus sehingga mudah dan efisien
untuk dipenuhi ke depannya oleh supply chain.
Untuk mencocokankan antara supply dan permintaan maka disini perlu
diperhatikan apa saja factor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan. Adapun
faktor-faktor yangmempengaruhi tingkat permintaan.
a) Perilaku konsumen / selera
b) Ketersediaan dan harga barang sejenis atau pengganti
c) Pendapatan / penghasilan.
d) Banyaknya / intensitas kebutuhan konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Azah, Fanfan. 2013. Peramalan Permintaan. (http://mirfan5196.blogspot.com/2013/11/peramalan-
permintaan.html. Diakses pada 30 November 2013).

Pujawan, I Nyoman dan Mahendrawati. 2010. Supply Chain Management. Surabaya: Guna Widya.
Salamah,Siti. 2013.

Peramalan Permintaan. (http://mirzahamzahptikbkt.blogspot.com/2013/04/peramalan-permintaan.html.


Diakses pada : 03.43, 4 April 2013)

Anda mungkin juga menyukai