Dosen Pengampu:
Dr. Wiwik Handayani, S.E., M.Si.
SURABAYA
2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ................................................................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3
2.1 Perencanaan Kapasitas ......................................................................................................... 3
2.2 Perencanaan Agregat ........................................................................................................... 4
2.2.1 Opsi Perencanaan Agregat .................................................................................... 4
2.2.1.1 Demand Option (Opsi Permintaan) ....................................................... 5
2.2.1.2 Capacity Option (Opsi Kapasitas) ......................................................... 5
2.3 Strategi Agregat ................................................................................................................... 7
2.3.1 Level/Capacity Strategy ........................................................................................ 7
2.3.2 Chase/Demand Strategy ........................................................................................ 8
2.3.3 Mixed Strategy .................................................................................................... 10
2.4 Teknik Perencanaan Agregat ............................................................................................. 10
2.4.1 Graphical Methods .............................................................................................. 10
2.4.2 Mathematical Approaches .................................................................................. 15
2.4.2.1 Metode Transportasi dalam Program Linear ....................................... 15
BAB 3 KESIMPULAN............................................................................................................ 19
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 20
i
BAB 1
PENDAHULUAN
Perencanaan agregat merupakan salah satu bagian terpenting dari manajemen operasi dan
memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja rantai pasokan yang kompetitif.
Perencanaan agregat menyeimbangkan jumlah pasokan (supply) dengan permintaan (demand).
Dikutip dari Arfiana, et al. (2021), menurut Mehdizadeh et al. (2018), tujuan perencanaan
agregat adalah untuk menetapkan tingkat output secara keseluruhan untuk menghadapi
permintaan yang berfluktuasi atau tidak menentu serta untuk menyediakan pasokan.
Perencanaan agregat menghasilkan kuantitas produksi dan waktu produksi barang yang
optimal serta bahan baku dan sumber daya yang ada, untuk meminimalkan total biaya
operasional organisasi. Merujuk pada Heizer, et al. (2020), perencanaan agregat umumnya
merupakan perencanaan kapasitas jangka menengah selama jangka waktu 3-18 bulan.
Dalam prakteknya, perencanaan agregat umumnya memiliki tujuan saling bertentangan dengan
penggunaan sumber daya yang dipertimbangkan dan dinilai dari berbagai perspektif dan
ukuran kinerja. Perencanaan agregat dapat memberikan kemampuan merespon permintaan
yang berfluktuasi, maka hal ini menjadi penting dilakukan dalam menentukan waktu produksi
pada jangka menengah dan menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan dengan tetap
mempertimbangkan efisiensi biaya. Perencanaan agregat menjadi tanggung jawab penting bagi
seorang manajer operasi dan kunci dari penggunaan sumber daya yang ada secara efisien
sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik dan terkendali. Dengan adanya
perencanaan agregat mampu membuat perusahaan memenuhi permintaan yang berfluktuasi
dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat persediaan, tingkat tenaga kerja, tingkat
subkontrak, tingkat lembur, dan variabel lainnya yang dapat dikendalikan sehingga dapat
meminimumkan biaya produksi pada perusahaan (Febryanti, et al. 2019).
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijabarkan diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari perencanaan kapasitas.
2. Mengetahui pengertian dari perencanaan agregat.
3. Memahami strategi dalam perencanaan agregat.
4. Memahami teknik perhitungan perencanaan agregat.
1.4 Manfaat
1. Mengerti pengertian dan jenis-jenis perencanaan kapasitas.
2. Mengerti pengertian dan jenis-jenis perencanaan agregat.
3. Mengerti dan mampu menerapkan strategi perencanaan agregat.
4. Mengerti dan mampu menerapkan teknik perhitungan perencanaan agregat.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Perencanaan kapasitas adalah proses menentukan tingkat kapasitas yang sesuai (yaitu jumlah
sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, fasilitas) yang diperlukan untuk memenuhi
permintaan saat ini dan yang akan datang untuk produk atau layanan dalam suatu organisasi.
Tantangan dalam perencanaan kapasitas adalah membuat rencana-rencana tersebut sesuai
dengan permintaan pasar yang selalu berubah-ubah. Menurut Heizer et. al (2020) dan
Stevenson (2015) perencanaan kapasitas dapat dibagi kedalam tiga tingkatan, yaitu:
1. Jangka Panjang
Sesuai dengan hasil ramalan jangka panjang demand, Keputusan jangka panjang
umumnya berlangsung lebih dari 5 atau 10 tahun, dan menjadi tanggung jawab top
management untuk menyediakan data perencanaan selama beberapa tahun bagi
perusahaan. Keputusan jangka panjang berkaitan dengan pemilihan produk dan layanan
(yaitu, menentukan produk atau layanan mana yang akan ditawarkan), ukuran dan
lokasi fasilitas, keputusan peralatan, dan tata letak fasilitas. Keputusan jangka panjang
ini pada dasarnya menetapkan batasan bagi perencanaan tingkat menengah agar dapat
berfungsi dengan baik.
2. Jangka Menengah
Keputusan jangka menengah dibuat untuk rentang waktu 1 sampai dengan 5 tahun.
Keputusan jangka menengah dirancang untuk berjalan konsisten dengan rencana jangka
panjang dan strategi manajemen puncak, serta perencanaan ini bergerak dalam batasan
sumber daya yang telah ditentukan oleh keputusan strategis sebelumnya. Perencanaan
jangka menengah menjadi tanggung jawab manajer operasional yang bekerja bersama
dengan area fungsional lain dari perusahaan. Perencanaan ini berkaitan dengan
penempatan kerja secara umum, produksi, dan inventaris, yang pada gilirannya
menetapkan batasan bagi kapasitas jangka pendek yang akan dibuat.
3. Jangka Pendek
3
operasional. Manajer operasional bekerja dengan supervisor dan mandor untuk
menginterpretasikan rencana jangka panjang dan menengah menjadi rencana-rencana
jangka pendek yang terdiri dari jadwal mingguan, harian, dan per jam untuk mencapai
hasil terbaik yang diinginkan. Keputusan jangka pendek melibatkan penjadwalan
pekerjaan, pekerja, peralatan, dan sejenisnya.
Aggregate Planning atau perencanaan agregat adalah perencanaan untuk menentukan jumlah
dan waktu produksi di masa yang akan datang dalam waktu jangka menengah, rata-rata hingga
18 bulan secara tepat berdasarkan peramalan (Stevenson, 2015). Perencanaan ini dibuat setelah
demand forecasts diketahui untuk semua periode yang dicakup oleh Planning Horizon.
Rencana-rencana tersebut dikembangkan untuk bentuk permintaan total (total dari permintaan
untuk semua produk) dan tidak dihitung secara terpisah untuk permintaan produk individu.
Sebagai contoh, tiga jeruk, dua pisang, lima apel, dan tujuh anggur merupakan total 17 buah
dalam perencanaan agregat (Gupta & Starr, 2014).
Perencanaan agregat dibuat untuk merumuskan jadwal pekerjaan atau produksi, yaitu
menyesuaikan kemampuan tingkat produksi dalam menghadapi permintaan pasar yang tidak
pasti dengan mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja, perubahan inventori, serta beberapa
variabel yang dapat dikendalikan, sehingga ongkos total produksi dapat ditekan seminimal
mungkin. Hal ini dilakukan agar perusahaan siap membuat produk on-demand dan
mengirimkannya saat diperlukan. Hal yang sama berlaku agar dapat memberikan layanan
kepada pelanggan dengan tepat waktu. Dengan menggunakan perencanaan agregat dapat
meminimalkan biaya dengan melakukan penyesuaian terhadap perencanaan di tingkat
produksi, tingkat tenaga kerja, serta beberapa variabel lain yang dapat dikendalikan.
Perencanaan agregat merupakan langkah awal aktivitas perencanaan kapasitas yang dipakai
sebagai pedoman untuk langkah selanjutnya, yaitu penyusunan Master Schedule.
4
2.2.1.1 Demand Option (Opsi Permintaan)
5
sedikit dan permintaan yang meningkat, kekurangan dapat terjadi,
mengakibatkan waktu tunggu yang lebih lama dan pelayanan pelanggan
yang buruk.
6
dilakukan di restoran, toko ritel, dan supermarket. Namun, perusahaan
mungkin menganggap pekerja semacam ini tidak menguntungkan
karena biasanya mereka tidak membayar iuran perusahaan dan dapat
mengurangi kekuatan perusahaan.
Strategi agregat merupakan pendekatan dalam manajemen operasi yang digunakan untuk
memastikan bahwa kapasitas produksi suatu perusahaan selaras dengan permintaan pasar
selama periode waktu tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai keseimbangan antara
biaya operasi, seperti biaya tenaga kerja, bahan baku, dan kapasitas produksi, dengan
permintaan pasar agar efisiensi maksimal dapat dicapai. Menurut Heizer dan Render (2015)
dalam (Arius dkk, 2019) mengatakan bahwa kombinasi pilihan kapasitas dan permintaan yang
lebih baik terdiri dari Chase strategy, Level strategy, dan Mixed strategy.
Strategi level, juga dikenal sebagai strategi kapasitas konstan, adalah pendekatan di
mana perusahaan memilih untuk menjaga kapasitas produksi mereka konstan sepanjang
waktu, tanpa memperhatikan fluktuasi permintaan. Pendekatan ini dilakukan dengan
cara berikut:
7
4. Subkontrak: Dalam beberapa kasus, untuk menangani puncak permintaan
sementara tanpa mengubah kapasitas produksi internal, perusahaan dapat
menggunakan subkontrak untuk bagian dari proses produksinya.
5. Penyesuaian Harga dan Promosi: Untuk meratakan permintaan sepanjang
tahun, perusahaan dapat menggunakan strategi penyesuaian harga atau
promosi. Misalnya, menawarkan diskon atau promosi selama periode
permintaan rendah untuk meningkatkan penjualan.
1. Kelebihan:
2. Kekurangan:
Strategi agregat "chase" atau yang sering juga disebut dengan strategi pengejaran
permintaan adalah sebuah pendekatan dalam manajemen operasional yang berfokus
pada penyesuaian output produksi untuk memenuhi fluktuasi permintaan dari waktu ke
waktu. Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk menjaga tingkat inventori serendah
mungkin atau idealnya pada nol, sehingga dapat mengurangi biaya penyimpanan dan
risiko kerusakan atau keusangan produk.
8
1. Penyesuaian Kapasitas Produksi
Strategi ini memerlukan perusahaan untuk secara fleksibel menyesuaikan
kapasitas produksinya—baik melalui perubahan jumlah tenaga kerja (misalnya,
dengan mempekerjakan lebih banyak karyawan sementara atau mengurangi
jumlah karyawan melalui pemutusan hubungan kerja) atau dengan mengubah
jam kerja (seperti lembur atau pengurangan jam kerja).
2. Manfaat
a. Mengurangi Biaya Inventori: Dengan meminimalkan tingkat inventori,
perusahaan dapat mengurangi biaya penyimpanan dan manajemen
inventori.
b. Responsif Terhadap Perubahan Permintaan: Strategi ini memungkinkan
perusahaan untuk cepat beradaptasi dengan perubahan permintaan pasar,
menjaga kepuasan pelanggan dengan memenuhi permintaan secara akurat.
3. Tantangan
4. Penerapan
b. Produk dengan Umur Pendek: Efektif untuk produk yang memiliki siklus
hidup pendek atau cepat berubah, dimana inventori berlebih sangat
berisiko.
9
2.3.3 Mixed Strategy
Strategi Campuran atau Mixed Strategy adalah kebijakan penggunaan berbagai strategi
dalam suatu pasar, sehingga tidak memungkinkan bagi pesaing untuk meramalkan
strategi mana yang akan digunakan. Strategi ini merupakan kombinasi antara level
strategy dan chase strategy. Ciri-ciri Mixed Strategy adalah menggabungkan tingkat
produksi dengan tingkat permintaan tetap dan menggabungkan dari dua metode level
dan chase tingkat persediaan, order backlogs dan lost sales. Strategi ini bertujuan untuk
menyeimbangkan antara biaya produksi dan biaya persediaan dengan cara:
Pada bagian ini akan kami perkenalkan teknik-teknik yang digunakan oleh manajer operasional
untuk mengembangkan rencana agregat. Teknik-teknik tersebut berkisar dari Graphical
methods yang banyak digunakan hingga transportation method of linear programing.
Metode grafik ini populer karena sangat mudah untuk dipahami dan digunakan.
Perencanaan ini bekerja dengan beberapa variabel pada satu waktu untuk
10
memungkinkan perencana membandingkan permintaan yang diproyeksikan dengan
kapasitas yang ada. Pendekatan ini merupakan pendekatan trial and error yang tidak
menjamin hasil produksi yang optimal, namun hanya memerlukan perhitungan yang
terbatas dan dapat dilakukan oleh staf administrasi,
2. Tentukan kapasitas untuk waktu reguler, lembur, dan subkontrak setiap periode
3. Temukan biaya tenaga kerja, biaya perekrutan dan pemutusan hubungan kerja,
dan biaya penyimpanan persediaan
Solusi: menghitung permintaan per hari dengan membagi permintaan bulanan yang
diharapkan dengan jumlah hari produksi (hari kerja) setiap bulan dan menggambarkan
grafik perkiraan permintaan. Langkah selanjutnya membuat garis putus-putus pada
11
grafik yang menunjukkan tingkat produksi yang dibutuhkan untuk memenuhi rata rata
selama periode 6 bulan. Grafik tersebut dihitung sebagai berikut:
Perubahan tingkat produksi akan terlihat jelas ketika data dibuat dalam bentuk grafik.
Dalam 3 bulan pertama, permintaan yang diharapkan lebih rendah dari rata-rata,
sementara permintaan yang diharapkan pada bulan April, Mei, dan Juni berada diatas
rata-rata. Untuk mencapai peningkatan dari hasil produksi dan memenuhi rata-rata,
perusahaan harus mempekerjakan staf yang dapat memenuhi rata-rata.
Rencana 1 ini memiliki tingkat produksi dan disebut strategi tingkat. Diasumsikan
pemasok atap memproduksi 50 unit atap per hari, tiap pekerja menghasilkan 5 unit per
12
hari, jumlah hari produksi 124, tenaga kerja tetap, tidak ada persediaan pengaman, tidak
subkontrak. Tabel berikut menyediakan informasi biaya dari pemasok atap tersebut.
Diasumsikan bahwa 50 unit diproduksi per hari dan bahwa terdapat tenaga kerja yang
konstan, tidak ada waktu lembur atau waktu menganggur, tidak ada persediaan
pengaman, dan tidak ada subkontraktor. Perusahaan mengakumulasi persediaan selama
permintaan yang lesu, Januari hingga Maret, dan menghabiskannya selama musim
panas dengan permintaan tinggi, April hingga Juni. Diasumsikan persediaan awal = 0
dan persediaan akhir yang direncanakan = 0
Perusahaan tiap hari dapat memproduksi 50 unit atap per hari, tiap pekerja
menghasilkan 5 unit per hari. Jadi jumlah tenaga kerja = 50/5 = 10 pekerja.
13
Perencanaan 2 untuk pemasok genteng menggunakan subkontrak dengan tenaga
kerja konstan.
Pada bulan Maret, memiliki permintaan paling rendah dengan menghasilkan 38 unit per
hari, yang membutuhkan 7,6 pekerja. Jumlah hari produksi = 124 hari. Total produksi
yang diperlukan dalam 6 periode adalah 6200 unit. tabel akumulasi biaya sama dengan
nomor 2.
Solusi: Karena 6200 unit dibutuhkan selama periode perencanaan agregat, perusahaan
harus menghitung berapa banyak yang dapat dibuat oleh perusahaan dan berapa banyak
yang harus di subkontrakkan:
14
Langkah terakhir dari Graphic methods adalah untuk membandingkan biaya rencana
yang diusulkan dan memilih pendekatan dengan total biaya terkecil, Setelah diketahui
bahwa rencana 2 memiliki biaya terendah menjadikan rencana 2 sebagai rencana
terbaik dari ketiga rencana tersebut.
Tentu saja banyak strategi lain yang layak dipertimbangkan dalam msalah ini, termasuk
kombinasi menggunakan waktu lembus, meskipun grafik adalah alat manajemen yang
populer, Bantuannya adalah dalam mengevaluasi strategi dan bukan menghasilkan
strategi. Untuk menghasilkan strategi diperlukan pendekatan sistematis yang
mempertimbangkan smeua biaya dan menghasilkan solusi yang efektif.
15
Metode ini juga fleksibel karena dapat menspesifikasi produksi biasa dan
lembur dalam setiap periode waktu, jumlah unit yang akan disubkontrakkan,
giliran kerja tambahan, dan persediaan dari satu period eke periode berikutnya.
16
Di bawah ini merupakan ilustrasi dari struktur tabel transportasi dan solusi awal
yang layak
17
menggunakan 100 roda dari persediaan awal dan 700 roda dari waktu
biasa.
18
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
Arfiana, A. N., Djatna, T., Machfud, & Yuliasih, I. (2021). Model Perencanaan Agregat
untuk Sistem Produksi Dua Tahap pada Industri Pangan dengan Bahan
Perishable. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 31(1), 34-45.
https://doi.org/10.24961/j.tek.ind.pert.2021.31.1.34
Gupta, S. & Starr, M. (2014). Production and Operations Management Systems. Boca Raton:
CRC Press.
Heizer, J., Render, B., & Munson, C. (2020). Operations Management: Sustainability and
Supply Chain Management, 13th Edition. London: Pearson Education.
Hutagalung, I. A., Rambe, A. J. M., & Nazlina. (2013). Perencanaan Kebutuhan Kapasitan
Produksi pada PT XYZ. e-Jurnal Teknik Industri FT USU, 2(1), 15-23.
20