Anda di halaman 1dari 22

MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan proses adalah fungsi di dalam proses manufacturing yang menetapkan proses dan
parameter apa yang digunakan untuk merubah part awal menjadi part akhir, yang didahului adanya gambar
teknik (Chang, 1998). Process planning merupakan penentuan proses perakitan dan pembuatan dan
pengurutan dimana proses ini harus diselesaikan untuk menyelesaikan prosduk dari bentuk awal sampai
bentuk akhir (Groover, 2001).
Dalam memproduksi suatu produk, perusahaan perlu melakukan perencanaan produksi yang baik
sehingga sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya yang paling rendah untuk pelaksanaan proses produksi
tersebut. Hasil dari perencanaan produksi adalah sebuah rencana produksi yang merupakan faktor penting
bagi keberlangsungan suatu perusahaan. Tanpa adanya rencana produksi yang baik, maka tujuan
perusahaan tidak akan dapat dicapai dengan efektif dan efisien, sehingga faktor-faktor produksi yang ada
akan dipergunakan dengan boros. Perencanaan produksi juga merupakan suatu fungsi dari manajemen yang
pokok dan mencakup beberapa hal yang saling berhubungan satu sama lain.
Dalam perencanaan proses dapat dilakukan dengan beberapa metode yang digunakan yaitu Bill of
Material (BOM), Precedence Diagram, Assembly Process Chart (APC), dan Operation Process Chart
(OPC) di mana masing-masing metode tersebut memiliki kegunaan yang berbeda. Bill of Material (BOM)
berisi tentang material yang dibutuhkan untuk merakit, mencampur, atau memproduksi produk akhir.
Precedence Diagram menggambarkan hubungan antara dua atau lebih aktivitas dalam suatu perakitan.
Assambly Process Chart (APC) menggambarkan proses perakitan dari komponen-komponen suatu produk.
Operation Process Chart (OPC) menggambarkan proses pembuatan dari awal hingga menjadi suatu produk
akhir.
Untuk dapat memahami metode-metode perencanaan proses tersebut, maka dilakukan praktikum ini.
Produk yang digunakan dalam penyusunan Bill of Material (BOM), Precedence Diagram, Assembly
Process Chart (APC), dan Operation Process Chart (OPC) berupa mainan truk semen kecil. Diharapkan
setelah melakukan praktikum ini, praktikan dapat memahami metode-metode dari perencanaan proses serta
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan Laporan


Berikut tujuan laporan praktikum ini, yaitu:
1. Memahami dan menganalisis perencanaan proses untuk pembuatan suatu produk.
2. Menyusun konsep urutan dan jumlah level dari perakitan sebuah produk pada Bill of Material.
3. Memahami konsep ketergantungan operasi kerja dan menyusunnya ke dalam bentuk Precedence
Diagram.
4. Memahami konsep urutan aliran komponen perakitan suatu produk dan menyusunnya ke dalam
bentuk Assembly Process Chart.
5. Memahami konsep urutan kerja dan menyusun Operation Process Chart.

1
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2

1.3 Pembatasan Masalah


Pembatasan masalah yang digunakan dalam tugas ini bertujuan agar penelitian tidak menyimpang
dari permasalahan yang ada, serta menentukan secara spesifik area penelitian. Adapun batasan masalah
pada tugas ini yaitu menyusun perencanaan proses untuk pembuatan suatu produk mainan truk semen kecil.
Perencanaan proses yang dilakukan melalui penyusunan Bill of Material, Precedence Diagram, Assembly
Process Chart, dan Operation Process Chart dari produk mainan truk semen kecil.

1.4 Sistematika Penelitian


Sistematika penulisan pada tugas ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Memberikan gambaran singkat tentang latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, serta sistematika
penelitian.
BAB II STUDI PUSTAKA
Menguraikan landasan teori yang digunakan untuk menunjang penelitian yang sedang dilakukan.
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Menguraikan rancangan sistem, baik perangkat lunak maupun perangkat keras dalam penelitian yang
dilakukan.
BAB IV ANALISIS PENGOLAHAN DATA
Mengurakan hasil analisis terhadap sistem yang dirancang serta analisis terhadap hasil pengujian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dan saran.

2
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Perencanaan Proses (Process Planning)


Menurut ANSI Standar Z94.10 (1972), process planning adalah, “a procedure for determining the
operations or actions necessary to transform material from one state to another.” Sedangkan menurut
Bedworth, Process Planning adalah “the preparation of a set of instructions that describe how to fabricate
a part or build an assembly which will satisfy engineering design specification.”
Pada definisi Bedworth, “a set of instruction” merupakan pembahasan mengenai urutan pengerjaan,
mesin dan tools yang digunakan, material yang dibutuhkan, toleransi, parameter pemesinan, dan lain-lain.
Prosedur perencanaan proses meliputi beberapa tugas, yaitu pemilihan proses, pemilihan alat potong,
pemilihan parameter pemesinan, pemilihan mesin, pemilihan metode pencekaman, pengurutan operasi,
serta penentuan gerak pahat.
Pemilihan operasi bergantung pada bentuk yang akan dihasilkan serta kemampuan mesin yang
digunakan. Pada umumnya, pemilihan mesin ditentukan oleh operasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan
produk akhir. Langkah-langkah dalam pembuatan rencana proses:
1. Identifikasi keseluruhan bentuk part.
2. Identifikasi fitur dan catatan yang berkaitan dengan proses manufaktur part, melalui gambar
teknik.
3. Tentukan jenis material penyusun part.
4. Identifikasi datum surface.
5. Tentukan mesin untuk setiap proses.
6. Tentukan seluruh operasi yang diperlukan dalam pembuatan fitur part.
7. Urutkan operasi-operasi tersebut berdasarkan ketergantungan antar operasi.
8. Pilih tools yang digunakan pada setiap operasi.
9. Pilih atau rancang fixture yang diperlukan.
10. Evaluasi hasil perencanaan, lakukan modifikasi bila perlu.
11. Tentukan parameter pemesinan untuk setiap operasi.
12. Susun lembar rencana proses akhir.

2.2 Bill of Material


Bill of material (BOM) merupakan gambaran atau definisi produk terakhir yang terdiri dari item,
bahan, atau material yang dibutuhkan untuk merakit, mencampur atau memproduksi produk akhir. BOM
terdiri dari beberapa bentuk dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam proses industri
manufaktur atau lainnya. BOM dibuat sebagai bagian dari proses desain dan digunakan oleh manufacturing
engineer untuk menentukan item yang harus dibeli atau diproduksi. Beberapa format dari bill of material
(BOM) yaitu single-level yang menggambarkan hubungan sebuah induk dengan satu level komponen-
komponen pembentuknya, dan multi-level yang menggambarkan struktur produk lengkap dari level 0
sampai level paling bawah.
Menurut Jay Hezer dan Barry Render (2005, p358), Bill of Material (BOM) adalah sebuah daftar
jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Bill
3
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2
of Materials memperlihatkan berbagai informasi tentang produk jadi dan semua komponen penyusunnya
seperti level dari masing-masing komponen, jumlah komponen yang dibutuhkan per unit parent item,
sumber part per komponen yang dibutuhkan apakah dibeli atau dibuat, nomor stok dan lain-lain yang
semuanya dibutuhkan dalam perencanaan dan eksekusi rencana pembuatan produk tersebut. Jadi, BOM
merupakan gambaran hierarki, dimana terdapat banyak level untuk sub-assemblies dari produk.
BOM terdiri dari berbagai bentuk dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. BOM dibuat
sebagai bagian dari proses desain dan digunakan oleh manufacturing engineer untuk menentukan item yang
harus dibeli atau diproduksi. Perencanaan pengendalian produksi dan persediaan menggunakan BOM yang
di-hubungkan dengan Master Production Schedule (MPS) untuk menentukan release item yang dibeli atau
diproduksi. Untuk praktikum kali ini, digunakan format BOM dengan tabel yang kolomkolomnya memuat
informasi mengenai:
1. Part Number (nomor part)
2. Description (nama part dan keterangan lain yang perlu dicantumkan)
3. Quantity for Each Assembly (kuantitas part untuk setiap satu produk jadi)
4. Unit of Measure (unit ukuran part)
5. Decision (keputusan untuk membeli atau memproduksi part tersebut)

Bila ditinjau dari komponen-komponen penyusun produknya, BOM dibedakan menjadi dua
macam: Single Level Bill of Material dan Multilevel Bill of Material. Single-level bill of materials adalah
sebuah file yang menperlihatkan hubungan antara produk akhir dan setiap part, komponen, dan sub-
assembly yang bersifat langsung. Single-level bill of materials tidak cukup untuk menggambarkan produk
yang memiliki sub assembly. Untuk produk dengan Sub assembly, digunakan multilevel Tree dan Multilevel
Bill of Material. Multilevel Tree berupa “Pohon” dengan beberapa level yang menggunakan struktur produk.
Produk akhir berada pada level 0 (nol), dan nomer level bertambah untuk level-level dibawahnya.

Tabel 2.1 Contoh Single-Level Bill of Material

(Sumber: Modul Praktikum Ergonomi dan Sistem Kerja 2021/2022)

4
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2

Gambar 2.1 Contoh Multi-Level Tree Bill of Material


(Sumber: Modul Praktikum Ergonomi dan Sistem Kerja 2021/2022)

Pada Multilevel Bill of Material, penulisan setiap level ditandai dengan format penulisan part
number yang menjorok ke dalam sesuai dengan level nya seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.2 Contoh Multi-Level Bill of Material

(Sumber: Modul Praktikum Ergonomi dan Sistem Kerja 2021/2022)


2.3 Precedence Diagram
Precedence diagram merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta
ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya mempermudahkan pengontrolan dan
perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya.
Prosedur keseimbangan lintasan bertujuan meminimalkan harga balance delay dari lintasan untuk
nilai waktu siklus yang ditetapkan. Jumlah ini diharapkan dapat pula meminimalkan jumlah stasiun kerja.
Prosedur dasar yang dilaksanakan adalah dengan menambahkan elemen-elemen aktivitas dengan setiap
stasiun kerja sampai jumlahnya mendekati sama, tetapi tidak melebihi harga waktu siklus. Biasanya juga
akan dijumpaihambatan-hambatan dari elemen-elemen aktivitas yang ditempatkan dalam suatu stasiun
kerja. Untuk itu yang terpenting adalah tetap memperhatikan the precedence constraint.

5
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2
Precedence constraint (atau bisa diistilahkan dengan ketentuan hubungan suatu aktivitas untuk
mendahului aktivitas yang lain) bisa digambarkan dalam bentuk "precedence diagram", di mana secara
sederhana diagram ini akan bisa dimanfaatkan sebagai prosedur dasar untuk mengalokasikan elemen-
elemen aktivitas. Adapun tanda-tanda yang dipakai adalah sebagai berikut :
 Simbol lingkaran dengan huruf atau nomor didalam untuk mempermudah identifikasi suatu proses
operasi.
 Simbol panah menunjukkan ketergantungan dari urutan proses operasi. Operasi pada pangkal
panah berarti mendahului operasi kerja yang ada diujung panah.
 Angka diatas simbol adalah waktu standar yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap operasi.

Pada gambar di bawah ini tertera contoh precedence diagram yang meunjukkan bahwa aktivitas 1
mendahului aktivitas 2, artinya aktivitas 1 harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum aktivitas 2 dimulai,
aktivitas 2 mendahului aktivitas 3 dan 4, aktivitas 5 dikerjakan setelah aktivitas 3 selesai, sedangkan
aktivitas 7 hanya bisa dimulai setelah aktivitas 4, 5 dan 6 selesai dikerjakan.

Contoh aktivitas ialah penggabungan dua buah part. Misalnya, node 2 berisi penggabungan part 1
dan 2. Untuk node 3 bisa berisi hasil penggabungan di node 2 dengan part 3. Untuk node 4 berisi hasil
penggabungan node 2 dengan part 4.

Gambar 2.2 Contoh Precedence Diagram


(Sumber: Modul Praktikum Ergonomi dan Sistem Kerja 2021/2022)

Diagram jaringan kerja mempunyai dua peranan, yakni pertama sebagai alat perencanaan proyek
dan kedua sebagai ilustrasi secara grafik dari kegiatan – kegiatan suatu proyek. Dari suatu diagram jaringan
kerja dapat dilihat gambaran hubungan antara komponen – komponen kegiatan secara menyeluruh dan arus
operasi yang dijalankan sejak awal sampai berakhirnya suatu proyek. Konsep dan lambang/symbol yang
ada dalam precedence diagram adalah sebagai berikut:
 Events, suatu events (kejadian / peristiwa) adalah suatu keadaan tertentu yang terjadi pada suatu
saat tertentu, atau dapat pula diartikan sebagai awal atau akhir dari satu atau beberapa kegiatan.
Events bisa dilambangkan dengan sebuah lingkaran atau node.
 Aktivitas, suatu aktivitas adalah pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kejadian
tertentu. Kegiatan berlangsung dalam jangka waktu tertentu (duration) dengan pemakaian
sejumlah sumber daya. Simbol yang digunakan adalah anak panah yang menghubungkan kedua
lingkaran.

6
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2

2.4 Assembly Chart


Assembly chart peta yang menggambarkan langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami
komponen berikut pemeriksaannya dari awal sampai produk jadi selesai. Assembly Chart bermanfaat
menentukan kebutuhan operator, mengetahui kebutuhan tiap komponen, alat untuk menentukan tata letak
fasilitas, alat untuk menentukan perbaikan cara kerja, dan alat untuk latihan kerja. Pada pembuatan
Assembly Chart, biasanya sering terjadi berbagai kesalahan, seperti kesalahan penulisan fastener dan
subassembly. Pada Gambar 1 dan Gambar 2 dicantumkan format dan contoh Assembly Chart. Peta Rakitan
adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran komponen dan rakitan-bagian (sub assembly) ke rakitan
suatu produk. Akan terlihat bahwa peta rakitan menunjukkan cara yang mudah untuk memahami :
1. Komponen-komponen yang membentuk produk.
2. Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama.
3. Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan.
4. Gambaran menyeluruh dari proses rakitan

Standar Pengerjaan dari Assembly Chart adalah sebagai berikut:


1. Operasi terakhir yang menunjukkan rakitan suatu produk digambarkan dengan lingkaran
berdiameter 12 mm dan harus dituliskan operasi itu di sebelah kanan lingkaran tersebut.
2. Gambarkan garis mendatar dari lingkaran kearah kiri, tempatkan lingkaran berdiameter 6 mm
pada bagian ujungnya, tunjukkan setiap komponen (nama, nomor komponen, jumlah, dsb) yang
dirakit pada proses tersebut.
3. Jika yang dihadapi adalah rakitan-bagian, maka buat garis tadi sebagian dan akhiri dengan
lingkaran berdiameter 9 mm, garis yang menunjukkan komponen mandiri harus ditarik ke sebelah
kiri dan diakhiri dengan diameter 6 mm.
4. Jika operasi rakitan terakhir dan komponen-komponennya selesai dicatat, gambarkan garis tegak
pendek dari garis lingkaran 9 mm ke atas, memasuki lingkaran 12 mm yang menunjukkan operasi
rakitan sebelum operasi rakitan yang telah digambarkan pada langkah 2 dan langkah 3.
5. Periksa kembali peta tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh komponen telah tercantum,
masukkan nomer-nomor operasi rakitan bagian ke dalam lingkaran (jika perlu), komponen yang
terdaftar di sebelah kiri diberi nomor urut dari atas ke bawah bagian sub assembly.

Gambar 2.3 Aturan Pembuatan Assembly Chart


(Sumber: Modul Praktikum Ergonomi dan Sistem Kerja 2021/2022)

7
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2
Lingkaran yang menunjukkan rakitan atau rakitan-bagian tidak selalu harus menunjukkan lintasan
stasiun kerja atau lintasan rakitan atau bahkan lintasan orang, tapi hanya benar-benar menunjukkan urutan
operasi yang harus dikerjakan. Waktu yang diperlukan oleh tiap operasi akan menentukan apa yang harus
dilakukan operator.

Gambar 2.4 Aturan Penomoran Assembly Chart


(Sumber: Modul Praktikum Ergonomi dan Sistem Kerja 2021/2022)

2.5 Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)


Peta proses operasi merupakan peta yang menggambarkan langkah-langkah proses pembuatan suatu
produk mulai dari bahan baku sampai menjadi produk jadi, baik yang berkaitan dengan urutan operasi
pengerjaan maupun pemeriksaan. Menurut Sutalaksana (2006), pada suatu peta proses operasi yang dicatat
hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan saja, kadang-kadang pada akhir proses dicatat tentang
penyimpanan.
Gambaran dari urutan-urutan aliran komponen dan rakitan bagian ke dalam rakitan untuk
membentuk suatu produk jadi. Peta ini digunakan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian proses. Peta
ini menunjukkan kebutuhan material yang digambarkan sesuai urutan-urutan aliran komponen dan rakitan-
rakitan produk ke dalam suatu rakitan produk (James Apple, 1990).

8
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2
Dari penggunaan Peta Proses Operasi (PPO) atau Operation Process Chart (OPC) ini dapat
memberikan manfaat, antara lain sebagai berikut :
1. Sebagai sarana untuk menguraikan secara singkat, jelas dan sistematis. Tahapan-tahapan yang
harus dilalui oleh masing-masing komponen benda kerja secari grafis simbolis.
2. Sebagai alat analisis peramalan kebutuhan mesin dan peralatan kerja serta kebutuhan bahan baku.
3. Sebagai alat analisis perbaikan metode kerja dan latihan bagi tenaga kerja.
4. Dapat dijadikan dasar dalam menentukan tata letak pabrik.
5. Sebagai alat untuk perbaikan cara kerja yang terpakai.

Berikut prinsip-prinsip penyusunan dari Peta Proses Operasi (PPO) atau Operation Process Chart
(OPC), yaitu:
1. Pada baris paling atas terdapat kepala peta “Operation Process Chart”, dan identifikasi lain: nama
objek yang dipetakan, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, cara lama atau cara sekarang, nomor
peta dan nomor gambar.
2. Material yang akan diproses diletakaan di atas garis horizontal untuk menunjukkan bahwa
material tersebut masuk ke dalam proses.
3. Lambang-lambang yang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan terjadinya
perubahan proses.
4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan, sesuai dengan urutan
operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut, atau sesuai dengan proses yang terjadi.
5. Penomoran terhadap suatu kegiatan inspeksi diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama
dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
6. Pada bagian bawah OPC dibuat ringkasan yang memuat informasi : jumlah operasi, jumlah
inspeksi, serta jumlah waktu yang diperlukan.

9
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2

Gambar 2.5 Aturan Pembuatan Operation Process Chart


(Sumber: Modul Praktikum Ergonomi dan Sistem Kerja 2021/2022)

Secara sketsa, prinsip-prinsip pembuatan OPC dapat dilihat pada gambar 2.5. Berikut ini penjelasan
untuk tiap proses operasi yang digunakan pada OPC.
Tabel 2.3 Simbol dalam Operation Process Chart
Simbol Nama Kegiatan Definisi Kegiatan
Melambangkan suatu operasi atau kegiatan
yang terjadi dalam lintasan produksi. Operasi
merupakan kegiatan yang paling banyak terjadi
Operasi
dalam suatu proses yang biasanya terjadi
disuatu mesin atau stasiun kerja. Disamping
lambang ini dituliskan nama proses, nama

10
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2
mesin, lama waktu proses, serta jumlah scrap
yang terbuang pada proses ini.
Pemeriksaan biasanya dilakukan terhadap suatu
obyek dengan cara membandingkan obyek
Inspeksi tersebut dengan suatu standar tertentu.
Disamping lambang ini dituliskan nama
kegiatan inspeksi serta lama waktunya.
Melambangkan suatu proses penyimpanan yang
terjadi bila benda kerja disimpan untuk jangka
Menyimpan
waktu tertentu. Lambang ini dicantumkan
setelah semua proses selesai.
Melambangkan terjadinya proses operasi
gabungan yang terjadi bila antara aktivitas
Operasi Gabungan
operasi dan pemeriksaan dilakukan pada suatu
tempat kerja.
Lambang ini dicantumkan dengan garis yang
Pengulangan untuk sebagian
mencakup seluruh proses yang dilakukan
proses pada suatu material
pengulangan.
Pengulangan untuk seluruh
proses pada suatu material Lambang ini dicantumkan pada akhir
sebelum material tersebut di keseluruhan proses apabila terdapat
assembly dengan material pengulangan keseluruhan.
lainnya
(Sumber: Modul Praktikum Ergonomi dan Sistem Kerja 2021/2022)

11
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Rekapitulasi Data Part


Berikut daftar komponen/part dari mainan truk semen kecil:
Tabel 3.1 Rekapitulasi Data Part
No. Gambar Part Nama Part Jumlah

1. Body Truck 1

2. Roda 6

3. Baut 9

4. Penyangga Mixer 1

5. Mur 6

12
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2

Corong Pengencang
6. 1
Mixer

7. Mixer 1

8. Base Penyangga 1

9. Kerangka Kabin 1

10. Base Kabin 1

13
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2

11. Tutup Depan Kabin 1

12. Pemutar Mixer 1

(Sumber: Pengolahan Data, 2021)

3.2 Pengolahan Data


Dari daftar komponen/part di atas, akan dibuat perencanaan proses untuk membuat mainan truk
semen kecil. Perencanaan proses yang dibuat mencakup empat jenis peta kerja yaitu bill of material mainan
truk semen kecil, precedence diagram mainan truk semen kecil, assembly process chart mainan truk semen
kecil dan operation process chart mainan truk semen kecil.
3.2.1 Bill of Material Mainan Truk Semen Kecil
Tabel 3.2 BOM Table Mainan Truk Semen Kecil
Bill of Material Mainan Truk Semen Kecil
Quantity for Unit of
Part Number Description Decision
Each Assembly Measure
1.1 Body Truck 1 Each Make
2.1 Roda 6 Each Make
2.2 Mur 6 Each Buy
1.2 Base Kabin 1 Each Make
2.3 Kerangka Kabin 1 Each Make
2.4 Tutup Depan Kabin 1 Each Make
3.1 Baut 1 Each Buy
1.3 Base Penyangga 1 Each Make
2.5 Baut 4 Each Buy
2.6 Pemutar Mixer 1 Each Make
3.2 Baut 2 Each Buy
2.7 Mixer 1 Each Make
3.3 Corong Pengencang Mixer 1 Each Buy
2.8 Penyangga Mixer 1 Each Make
3.4 Baut 2 Each Buy

(Sumber: Pengolahan Data, 2021)

14
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2

Gambar 3.1 BOM Tree Mainan Truk Semen Kecil


(Sumber: Pengolahan Data, 2021)

3.2.2 Precedence Diagram Mainan Truk Semen Kecil

Gambar 3.2 Precedence Diagram Mainan Truk Semen Kecil


(Sumber: Pengolahan Data, 2021)

Tabel 3.3 Keterangan Precedence Diagram Mainan Truk Semen Kecil


Keterangan Preceded by
Merakit body truck dengan base kabin 1
Merakit base kabin dengan tutup depan kabin dan kerangka kabin 2
Merakit base penyangga dengan pemutar mixer 3
Merakit node 3 dengan mixer dan corong pengencang mixer 4
Merakit node 4 dengan penyangga mixer 5
Merakit node 2 dengan node 5 6
Merakit node 6 dengan roda 7

(Sumber: Pengolahan Data, 2021)


3.2.3 Assembly Process Chart Mainan Truk Semen Kecil
Assembly Process Chart Mainan Truk Semen Kecil terdapat di lampiran.
3.2.4 Operation Process Chart Mainan Truk Semen Kecil
Operation Process Chart Mainan Truk Semen Kecil terdapat di lampiran.

15
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2

BAB IV

ANALISIS DATA

4.1 Analisis Bill of Material Mainan Truk Semen Kecil


Tabel 4.1 Analisis Bill of Material Mainan Truk Semen Kecil
Level Nama Part Jumlah
Body Truck 1
1 Base Kabin 1
Base Penyangga 1
Roda 6
Mur 6
Kerangka Kabin 1
Tutup Depan Kabin 1
2
Baut 4
Pemutar Mixer 1
Mixer 1
Penyangga Mixer 1
Baut 1
Baut 2
3
Corong Pengencang Mixer 1
Baut 2
(Sumber: Pengolahan Data, 2021)
Dalam pembuatan mainan truk semen kecil, terdapat 30 part/komponen yang terbagi kedalam tiga
level penyusunan yaitu level 1, level 2 dan level 3 untuk membentuk produk jadi (level 0). Level 1 terdiri
dari Body Truck (1 buah), Base Kabin (1 buah) dan Base Penyangga (1 buah). Level 2 terdiri dari Roda (6
buah), Mur (6 buah), Kerangka Kabin (1 buah), Tutup Depan Kabin (1 buah), Baut (4 buah), Pemutar Mixer
(1 buah), Mixer (1 buah) dan Penyangga Mixer (1 buah). Level 3 terdiri dari Baut (5 buah) dan Corong
Pengencang Mixer (1 buah).

4.2 Analisis Precedence Diagram Mainan Truk Semen Kecil

Tabel 4.2 Analisis Precedence Diagram Truk Semen Kecil

Keterangan Preceded by
Merakit body truck dengan base kabin 1
Merakit base kabin dengan tutup depan kabin dan kerangka kabin 2
Merakit base penyangga dengan pemutar mixer 3
Merakit node 3 dengan mixer dan corong pengencang mixer 4
Merakit node 4 dengan penyangga mixer 5
Merakit node 2 dengan node 5 6
Merakit node 6 dengan roda 7
(Sumber: Pengolahan Data, 2021)

Precedence Diagram merupakan diagram yang menunjukkan operasi – operasi pengerjaan yang
dilakukan beserta ketergantungan operasi – operasi tersebut satu dengan yang lainnya. Pada precedence
diagram produk mainan truk semen kecil ini, terdapat 7 lingkaran/node yang saling berkaitan satu sama
lain. Proses operasi dimulai pada node 1, setelah node 1 selesai dikerjakan, barulah node 2 dan 3 dapat
dikerjakan. Kemudian node 4 dapat dikerjakan apabila node 3 selesai dikerjakan. Setelah itu, node 5 dapat
dikerjakan apabila node 4 telah selesai dikerjakan. Sebelum ke tahap akhir, node 6 dapat dikerjakan apabila
node 2 dan node 5 telah selesai dikerjakan. Terakhir, operasi node 7 hanya dapat dikerjakan apabila node

16
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2
6 telah selesai dikerjakan. Setelah semua operasi selesai dilakukan, dapat dilakukan inspeksi untuk
memastikan keseluruhan operasi pengerjaan berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
4.3 Analisis Assembly Process Chart Mainan Truk Semen Kecil
Tabel 4.3 Analisis Precedence Diagram Truk Semen Kecil
S1A1
A
S4A3
S2A1
S1 A1
S3A1
S3A2
S2 A1
Penyangga Mixer
S4A1
A1
Kerangka Kabin
S3
S4A2
A2
Base Penyangga
Base Kabin
A1
Tutup Depan Kabin
Body Truck
S4 A2
Roda
Pemutar Mixer
A3
Mixer
(Sumber: Pengolahan Data, 2021)
APC digunakan untuk menggambarkan proses perakitan dan sub-assembly yang menyusun sebuah
komponen yang ada dalam proses perakitan mainan truk semen kecil. Pada perakitan mainan truk semen
kecil ini, dihasilkan 7 sub-assembly dengan jumlah S mencapai S4 dan jumlah A mencapai A3.

4.4 Analisis Operation Process Chart Mainan Truk Semen Kecil


Pada proses pembuatan mainan truk semen kecil, material yang digunakan adalah plastik.
Perancangan ini sebagian besar menggunakan peralatan yang sudah modern seperti mesin injeksi plastik,
sehingga proses pembuatan semakin efektif karena sebagian besar proses langsung dilakukan di mesin
tersebut. Proses pembuatannya yaitu biji plastik dimasukkan ke mesin injeksi, kemudian dilelehkan di
dalam mesin injeksi memakai heating cylinder, lalu diinjeksikan ke cetakan dan didinginkan memakai
pelarut dingin. Ada beberapa proses yang tidak menggunakan mesin injeksi yaitu pengecatan, pengeringan,
dan pemasangan stiker.
Setelah semua bagian part sudah selesai, part tersebut akan di-assembly sesuai dengan urutannya
masing – masing. Total operasi yang dilakukan sejumlah 109 operasi dengan waktu 739 menit dan total
inspeksi yang dilakukan sejumlah 15 inspeksi dengan waktu 47 menit. Total semua kegiatan yang dilakukan
adalah sejumlah 124 kegiatan dengan total waktu 786 menit.
Tabel 4.4 Analisis Operation Process Chart Mainan Truk Semen Kecil
RINGKASAN
Kegiatan Jumlah Waktu (menit)

109 739

15 47

Total 124 786


(Sumber: Pengolahan Data, 2021)

17
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dalam perakitan mainan truk semen kecil, terdapat 30 part/komponen yaitu Body Truck (1 buah),
Base Kabin (1 buah), Base Penyangga (1 buah), Roda (6 buah), Mur (6 buah), Kerangka Kabin (1 buah),
Tutup Depan Kabin (1 buah), Pemutar Mixer (1 buah), Mixer (1 buah), Penyangga Mixer (1 buah), Corong
Pengencang Mixer (1 buah), dan Baut (9 buah). Berdasarkan analisis BOM komponen-komponen tersebut
yang terbagi ke dalam tiga level penyusunan yaitu level 1, level 2 dan level 3 untuk membentuk produk
jadi (level 0). Berdasarkan precedence diagram, perakitan mainan truk semen kecil terdapat 7
lingkaran/node yang saling berkaitan satu sama lain. Berdasarkan analisis APC, perakitan mainan truk
semen kecil ini dihasilkan 7 sub-assembly dengan jumlah S mencapai S4 dan jumlah A mencapai A3.
Berdasarkan OPC yang telah dibuat, perakitan mainan truk semen kecil memerlukan 109 operasi dengan
waktu 739 menit dan total inspeksi yang dilakukan sejumlah 15 inspeksi dengan waktu 47 menit. Total
semua kegiatan yang dilakukan adalah sejumlah 124 kegiatan dengan total waktu 786 menit.

5.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan untuk Praktikum Ergonomi Sistem Kerja terkait modul pertama yaitu
Perencanaan Proses adalah sebagai berikut.
1. Pada saat merakit komponen-komponen menjadi sebuah produk untuk tetap teliti sehingga tidak
ada komponen-komponen yang hilang.
2. Pada saat merakit komponen-komponen menjadi sebuah produk untuk tetap berhati-hati agar
komponen tidak rusak karena komponen menggunakan material plastik.
3. Pada saat merakit komponen-komponen menjadi sebuah produk dilakukan sesuai dengan
precedence diagram agar tidak ada waktu yang terbuang.
4. Apabila jumlah produk yang dibutuhkan berjumlah besar, disarankan untuk membuat lebih banyak
workstation untuk mengurangi waktu kerja agar lebih efisien.

18
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2

DAFTAR PUSTAKA

Apple, J. M. (1990). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung: ITB.

Baroto, T. (2002). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Bedworth, D. (1982). Integrated Production Control System. Newyork: John Willey and Sons Inc.

Kusuma, H. (2001). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Andi.

Scallan, P. (2003). Process Planning: The Design and Manufacture Interface. Amsterdam: Butterworth
Heineimann.

Sutalaksana, I. Z. (2006). Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: ITB.

Tim Dosen. (2021). Modul I Perencanaan Proses Praktikum Ergonomi dan Sistem Kerja Tahun Ajaran 2021/2022.
Jakarta: Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

19
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2

LAMPIRAN

20
WAHYU MAULANA
MODUL I – PERENCANAAN PROSES KELOMPOK 2

21
WAHYU MAULANA
Laboratorium Analisis dan Perancangan Kerja
Program Studi Teknik Industri
UPN Veteran Jakarta
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM ERGONOMI DAN SISTEM KERJA
TA. 2021/2022

Modul : Modul 1 Perencanaan Proses


Kelompok : 2 (Dua)
Nama Asisten : Wahyu Maulana

Asistensi ke -
NAMA NIM
1 2 3 4 5
Aldo Visanda 2010312002
Khusnul Khotimah 2010312024      
Adezahra Putri Ariyani 2010312050    

Dimas Reksa Nugroho 2010312074

No Materi Asistensi Approve

1 Pemformatan laporan praktikum

2 Penamaan komponen/part mainan

2 Bill of Material mainan

3 Operation Process Chart mainan

Asisten,

Wahyu Maulana

22
WAHYU MAULANA

Anda mungkin juga menyukai