Perencanaan proses adalah fungsi di dalam proses manufacturing yang menetapkan proses dan parameter apa yang digunakan untuk merubah part awal menjadi part akhir, yang didahului adanya gambar teknik (Chang, 1998). Perencanaan proses merupakan penentuan proses perakitan dan pembuatan dan pengurutan dimana proses ini harus diselesaikan untuk menyelesaikan prosduk dari bentuk awal sampai bentuk akhir (Groover, 2001). Langkah-langkah dari perencanaan proses meliputi :
1. Interpretasi gambar rancangan
2. Proses dan urutan 3. Pemilihan peralatan 4. Pemilihan tools, dies, mold, dan gages 5. Metode Analisa 6. Standar kerja 7. Cutting tools dan cutting condition
Untuk part individual urutan proses didokumentasikan dalam form yang
disebut routing sheet. Pemilihan operasi bergantung pada bentuk yang akan dihasilkan dan kemampuan dari mesin yang akan digunakan. Pada umumnya pemilihan mesin ditentukan oleh operasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk akhir. Ciri-ciri pokok dari perencanaan umum mencakup serangkaian tindakan berurutan yang ditujukan pada pemecahan persoalan-persoalan di masa datang dan semua perencanaan mencakup suatu proses yang berurutan yang dapat di wujudkan sebagai konsep dalam sejumlah tahapan.
Karena tindakannya berurutan, berarti ada tahapan yang dilalui dalam
perencanaan, antara lain : 1. Identifikasi Persoalan 2. Perumusan tujuan umum dan sasaran khusus hingga target-target yang kuantitatif 3. Proyeksi keadaan di masa akan datang 4. Pencarian dan penilaian berbagai alternative 5. Penyusunan rencana terpilih.
1.2 Struktur Produk
Struktur produk atau Bill of Material (BOM) didefinisikan sebagai cara komponen-komponen itu bergabung ke dalam suatu produk selama proses manufacturing. Struktur inverted lebih sedikit subassemblies dibandingkan dengan produk akhir, dan lebih sedikit komponen dan bahan baku dibandingkan subassemblies (berbentuk segitiga terbalik, dengan bagian atas adalah produk akhir bagian tengah adalah assemblies, dan bawah adalah komponen bahan baku (Gaspersz, 2004). Struktur produk dibagi menjadi dua, yaitu 1. Struktur produk implotion dan explotion merupakan struktur produk yang menggambarkan suatu bagan yang dimulai dari produk akhir ke komponen- komponen penyusunnya. 2. Sedangkan struktur produk implotion merupakan struktur yang menggambarkan suatu bagan yang dimulai dari komponen-komponen penyusunnya ke produk akhir. Struktur produk sering ditampilkan dalam bentuk gambar (chart format). Struktur produk yang standar memiliki lebih banyak subassemblies dari pada produk akhir dan komponen dari pada subassemblies (berbentuk segitiga dengan puncak adalah produk akhir, bagian tengah adalah assemblies dan bagian bawah adalah komponen dan bahan baku).
1.3 Bill Of Material
Bill of Material (BOM) adalah definisi produk akhir yang terdiri dari daftar item, bahan, atau material yang dibutuhkan untuk merakit, mencampur atau memproduksi produk akhir. BOM terdiri dari berbagai bentuk dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Bila ditinjau dari komponen-komponen penyusun produknya, BOM dibedakan menjadi tiga macam: 1. Single Level BOM Merupakan sebuah file yang memperlihatkan hubungan antara produk akhir dan setiap part, Komponen dan sub- assembly yang bersifat langsung. 2. Intended BOM Berbeda dengan single level-bill of materials yang menempatkan setiap part, komponen dan sub-assembly seakan-akan berada dalam satu level, intended bill of materials menunjukkan setiap item pada levelnya masing masing sesuai dengan tahapan proses pembuatan. 3. Modular BOM Adalah tipe dari BOM dan elemen kritis dalam menentukan stuktur produk dari produk akhir. Modular BOM menentukan komponen material, dokumen, bagian-bagian dan gambar-gambar rekayasa yang dibutuhkan untuk melengkapi sebuah sub-assembly. Selama modular BOM sebagian besar berhubungan dengan produk fisik, konsep tersebut akan dapat digunakan dalam berbagai macam industri (contoh software, medical records). Modular BOM digunakan oleh sistem informasi modern untuk melayani berbagai macam tujuan seperti menentukan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah sub-assembly, dan menyediakan informasi biaya untuk setiap komponen dan “rolled up” informasi untuk keseluruhan sub- assembly. Untuk produk-produk yang dapat dikonfigurasi/berbasis pilihan (contoh automobile, PC), perusahaan harus merencanakan setiap kombinasi dan permutasi untuk setiap option dan memastikan bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan struktur Modular BOM, perusahaan dapat merencanakan permintaan untuk setiap modul independen dari setiap permintaan produk akhir dengan mengestimasi tingkat popularitas modul sub-assembly. BOM yang terstruktur dikenal juga sebagai pohon produk. Masing-masing komponen pada BOM di tempatkan dalam level-level yang didasari logika berpikir sebagai berikut : Level 0 : Sebuah produk jadi yang tidak digunakan sebagai komponen pembentuk dari produk lain. Level 1: Sebuah komponen pembentuk langsung dari produk dengan Level 0. Pada waktu bersamaan, komponen ini juga dapat merupakan sebuah produk jadi. Sebagai gambaran, ban mobil juga dapat dijual terpisah sebagai produk jadi yang siap pakai. Bagaimanapun, jika digunakan sebagai komponen pembentuk langsing dalam pembuatan otomotif (mobil), maka akan digolongkan sebagai item dengan level 1. Level 2 : Sebuah komponen pembentuk langsung dari produk dengan Level 1. Sebagaimana level 1, komponen pada level 2 juga dapat digumakan sebagai komponen pembentuk langsung pada level 0 atau sebagai produk jadi. Level 3: Untuk selanjutnya, dapat didefinisikan dengan maksud yang sama. Penggambaran Bill of Material dalam bentuk struktur prosduk seperti di atas memang lebih mudah dimenegerti tetapi apabila jumlah dan level komponen sangat banyak maka penggambaran dengan struktru produk menjadi tidak efisien. Oleh karena itu Bill of Material juga digambarkan dalam bentuk tabel. Adapun jenis – jenis dari BOM adalah sebagai berikut : 1. Modul Bill of Material Bahan langsung (direct material) Adalah bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut. Contoh ATAP untuk membuat sebuah rumah. Tenaga kerja langsung (direct labour) / tenaga kerja manual (touch labour) digunakan untuk biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Contoh biaya untuk tukang kaca dalam membuat sebuah rumah. Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead) biaya overhead mencakup semua biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead termasuk biaya bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan, dsb. 2. Planning Bills dan Phantom Bills. Bill untuk perencanaan diciptakan agar dapat menugaskan induk buatan kepada bill of materialnya. Sedangkan Phantom Bill adalah bill of material untuk komponen, biasanaya sub-sub perakitan yang hanya ada untuk sementara waktu. 3. Low-level coding atas suatu bahan dalam bill of material diperlukan apabila ada produk yang serupa supaya dapat membedakannya diberikan kode.
Cara pembuatan bill of material adalah Komponen-komponen yang terdapat
atau indikator apa saja yang harus di ketahui sebelum pembuatan bill of material : 1. Menentukan tipe atau jenis bill of material yang sesuai dengan produk yang akan di buat. 2. Data-data valid yang akan di gunakan sebagai referensi dalam pembentukan bill of material. 3. Pahami dan kuasai sistem atau aplikasi yang di gunakan untuk pembuatan bill of material. 4. Tentukan penomoran sebagai pengganti kode suatu barang atau gambar, biasanya setiap perusahaan memiliki format khusus dalam penomoran kode barang. 5. Pahami dan kuasai struktur level komponen / barang sebelum di bentuk. 6. Pahami dan kuasai proses yang terdapat di dalam suatu komponen. 7. Tentukan dan identifikasi item / barang sesuai fungsinya. 8. Lakukan validasi setelah terbentuk dengan melakukan pengecekan. 9. Lakukan pengecekan berkala untuk memastikan bill of material benar.
Untuk keperluan peramalan dan perencanaan digunakan pendekatan Palnning
terhadap struktur produk atau BOM sehingga dikenal dengan adanya Planning BOM. Planning BOM adalah suatu pengelompokkan pembuatan dari item-item dan kejadian-kejadian dalam format BOM. Planning BOM tidak menggambarkan produk aktual yang akan dibuat tetapi menggambarkan produk bayangan (pseuda product) atau produk gabungan (composite product) yang diciptakan untuk: 1. Memudahkan dan meningkatkan akurasi peramalan penjualan 2. Mengurangi jumlah produk akhir 3. Membuat proses perencanaan dan penjadwalan menjadi lebih akurat 4. Menyederhanakan pemasukan pesanan pelanggan 5. Menciptakan sistem pemeliharaan dan penyimpanan data yang lebih efisien dan fleksibel 6. Melakukan penjadwalan tingkat dua
1.3 Operation Process Chart (OPC)
Operation Process Chart (OPC) adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku yang meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan. Lambang-lambang dari OPC yang akan digunakan, yaitu seperti operasi adalah kegiatan dimana komponen mengalami perubahan karena dirakit dengan komponen lain, pemeriksaan adalah kegiatan memeriksa benda atau objek baik-baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Aktivitas gabungan adalah kegiatan dimana antara assembling dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dalam selang waktu yang relatif singkat. Penyimpanan adalah seandainya benda kerja disimpan dalam waktu yang lama dan jika mau diambil kembali biasanya harus berdasarkan rekomendasi atau izin terlebih dahulu (Sutalaksana, 1979). Prinsip-prinsip pembuatan peta proses operasi yang perlu diikuti antara lain pada baris yang paling atas dinyatakan sebagai kepalanya “(Peta Proses Operasi)” yang diikuti oleh identifikasi lain seperti: nama obyek, nomor peta (nomor gambar), diptakan oleh siapa, tanggal dipetakan, cara lama atau cara sekarang dan usulan. Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horisontal, yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal yang menunjukkan terjadinya perubahan proses. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi.