Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Akuntansi Biaya


Akuntansi biaya merupakan suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi
proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya yang berhubungan
dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. Biaya
didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan menurut
konvensi diukur dengan satuan mata uang. Penggunaan kata beban adalah pada saat
biaya sudah habis terpakai. Beberapa pengertian menurut para ahli sebagai berikut :
Menurut Mulyadi (2012) Akuntansi biaya adalah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk
atau jasa dengan cara tertentu serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan
akuntansi biaya adalah biaya. Akutansi biaya merupakan suatu pengorbanan sumber
ekonomi yang sudah terjadi atau mungkin terjadi untuk suatu tujuan tertentu yang
dihitung dalam satuan uang. Pengorbanan sumber ekonomi untuk tujuan tertentu
disebut juga dengan istilah Harga Pokok. Istilah harga pokok juga digunakan untuk
menunjukan pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku menjadi
suatu produk barang jadi. Untuk membedakan antara biaya dan beban adalah dimana
biaya belum berkontribusi langsung terhadap pendapatan, sedangkan beban diakui
saat barang terjual dan berkontribusi secara langsung terhadap pendapatan.
Menurut Mursyidi (2008) biaya merupakan sebagai pengorbanan sumber
ekonomi yang berwujud maupun tidak berwujud yang dapat diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Hasen dan Mowen (2006) mendefinisikan biaya sebagai kas atau nilai kas yang
dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan
manfaat untuk saat ini maupun masa mendatang bagi organisasi.
Beberapa unsur pokok dalam definisi biaya antara lain:
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
2. Diukur dalam satuan uang.
3. Yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
2.2 Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi pada dasarnya ialah menunjukan harga pokok produk
(barang atau jasa) yang diproduksi dalam suatu periode akuntansi tertentu. Hal ini
berarti bahwa harga pokok produksi merupakan suatu bagian dari harga pokok.
Berikut terkait pengertian harga pokok menurut Mulyadi (2014). Dijelaskan lebih

5
6

mendalam oleh Mulyadi (2014) bahwa harga pokok produksi atau disebut harga
pokok merupakan suatu pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan
uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan.
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi dalam hubunganya dengan
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.
Sdangkan menurut Supriono (1999), biaya-biaya produksi terdiri dari tiga
unsur:
1. Biaya bahan baku
Biaya bahan baku adalah biaya bahan yang dipakai untuk diolah dan
akan menjadi bahan produk jadi. Bahan dari suatu produk merupakan
bagian terbesar yang membentuk suatu produk jadi, sehingga dapat
diklasifikasikan secara langsung dalam harga pokok dari setiap macam
barang tersebut.
2. Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja merupakan balas jasa diberikan kepada karyawan
produksi baik yang secara langsung maupun tidak langsung turut
mengerjakan produksi barang yang bersangkutan.
3. Biaya overhead pabrik
Merupakan biaya yang tidak dapat dibebankan secara langsung pada
suatu hasil produk. Biaya ini meliputi selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja.
Menurut Henry Simamora (2000) dalam buku “Akuntansi Basis Pengambilan
Keputusan Bisnis” menyatakan bahwa: “Penjualan adalah pendapatan lazim dalam
perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas
barang dan jasa”.
Menurut Menurut Soemarso (2004), pada saat perusahaan menjual barang
dagangannya, maka akan diperoleh pendapatan. Jumlah yang dibebankan kepada
pembeli untuk barang dagangan yang diserahkan merupakan pendapatan perusahaan
yang bersangkutan. Untuk perusahaan dagang, akun yang digunakan untuk mencatat
penjualan barang dagang disebut penjualan. Penjualan akan diikuti dengan
penerimaan uang. Seperti halnya pembelian, penerimaan uang dari suatu penjualan,
tergantung pada syarat jual beli yang telah ditetapkan.
7

2.3 Komponen Harga Pokok Produksi


Menurut Carter (2009) harga pokok produksi terdiri dari tiga elemen biaya
produk yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead yang dibebankan ke setiap pesanan. Harga pokok produksi diperhitungkan
dari biaya produksi terkait dengan produk yang telah selesai selama periode tertentu.
Barang dalam proses awal harus ditambahakan dalam biaya produksi periode
tersebut dan barang dalam persediaan akhir barang dalam proses harus dikurangkan
untuk memperoleh harga pokok produksi. Ketiga elemen biaya hubungannya dengan
produk sebagai pembentuk harga pokok produksi adalah:
a. Biaya Bahan Baku
Pengertian biaya bahan baku menurut Carter (2009) bahwa bahan baku
langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk
jadi dan dimasukan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Carter (2009)
juga mengemukakan biaya bahan baku adalah biaya yang digunakan untuk
memperoleh semua bahan baku yang akan digunakan proses produksi dan dapat
dikalkulasikan secara langsung ke dalam biaya produksi. Bahan baku adalah bahan
yang menjadi bagian dari produksi jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah
pada produk tersebut. Besarnya biaya bahan baku ditentukan oleh biaya
perolehannya yaitu dari pembelian sampai dengan biaya yang dapat digunakan
dalam proses produksi.
b. Biaya Teanaga Kerja
Biaya tenaga kerja pabrik digolongkan ke dalam biaya tenaga kerja langsung
dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga
kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan
dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk (Carter 2009).
c. Biaya Overhead Pabrik
Carter (2009) menjelaskan biaya overhead pabrik juga disebut biaya overhead
manufaktur, atau beban pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak
ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya
memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung.
Chairul Marom (2002) dalam buku “Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang”
menyatakan bahwa : “Penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha
pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur”. Berdasarkan pengertian
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan kedua belah
pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk dengan
8

harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk
tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.
2.4 Bill Of Material
Bill of material atau yang biasa dikenal BOM merupakan daftar dari semua
material, parts, dan subassemblies, serta kuantitas dari masing – masing yang
dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk atau parents assembly. Tiga jenis
BOM yang digunakan dalam dunia perindustrian, yaitu :
a. Phantom Bill
Merupakan jenis bill yang digunakan untuk material yang tidak untuk disimpan
atau untuk material yang hanya lewat saja.
b. Modular Bill
Digunakan untuk material yang hanya menyusun produk dengan sejumlah
option yang berbeda.
c. Pseudo Bill
Digunakan untuk menyusun daftar kebutuhan material yang bukan untuk
disusun menjadi produk melainkan untuk dikelompokkan berdasarkan kriteria
tertentu.
Jenis bill juga dapat dibagi berdasarkan tingkatan level yang disampaikannya,
yaitu single level BOM dan multilevel BOM. Jenis bill lainnya adalah planning bill,
yang merupakan jenis bill yang digunakan untuk keperluan peramalan dan
perencanaan. Planning bill terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Planning bill dengan item yang dijadwalkan merupakan komponen atau
subassembly untuk pembuatan produk akhir.
b. Planning bill dengan item yang dijadwalkan memiliki produk akhir sebagai
komponen – komponennya, dimana item- item yang dijadwalkan secara fisik
lebih besar dari pada produk akhir.
Manfaat dari BOM diantaranya adalah sebagai alat pengendali produksi yang
menspesifikasikan bahan – bahan kandungan yang penting dari suatu produk,
pesanan yang harus digabungkan dan seberapa banyak yang dibutuhkan untuk
membuat satu batch, bill of material juga digunakan untuk peramalan barang yang
keluar masuk dari inventori maupun transaksi produksi dan dan bias menghasilkan
pesanan – pesanan produksi dari pesanan pelanggan, serta menjamin bahwa jumlah
bahan yang tepat telah dikirim ke tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat.
9

Level 0

Level 1

Level 2

Gambar 2. 1 Bill of material

2.5 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi


Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok
produksi dari setiap pesanan dapat digunakan manajemen sebagai:
1) Menentukan harga jual produk yang akan dibebankan pada pemesan.
2) Mempertimbangkan penerimaan dan penolakan pesanan.
3) Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.
4) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk yang masih dalam
proses dengan disajikan dalam bentuk neraca

2.6 Peta Proses Operasi (OPC)


Menurut Sutalaksana (1979), peta proses operasi merupakan suatu diagram
yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan (bahan-
bahan) baku mengenai urutan proses operasi dan pemeriksaan. Sejak dari awal
sampai menjadi produk jadi utuh maupun menjadi komponen, dan juga memuat
informasi-informasi yang diperlukan untuk menganalisa lebih lanjut, seperti waktu
yang dihabiskan material yang digunakan, dan tempat atau alat atau mesin yang
digunakan. Jadi dalam suatu proses peta operasi, dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan
operasi dan pemeriksaan saja, kadang-kadang pada akhir proses dicatat tentang
penyimpanan.
Peta proses operasi memiliki kegunaan dan informasi-informasi yang bisa
dicatat melalui peta proses operasi. Kegunaan peta proses operasi adalah sebagai
berikut (Sutalaksana, 1979) :
a. Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.
b. Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku dengan memperhitungkan
efisiensi disetiap operasi atau pemeriksaan.
10

c. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.


d. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.
e. Sebagai alat untuk latihan kerja.
f. Dan lain-lain.
Peta-peta kerja yang biasa digunakan pada perusahaan dikembangkan oleh
Gilberth yang dibuat untuk membuat suatu peta kerja. Adapun lambang-lambang
yang umum digunakan adalah sebagai berikut (Sutalaksana, 1979).

OPERASI

Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat
baik fisik maupun kimiawi. Kegiatan operasi ini juga menggambarkan kegiatan
mengambil informasi maupun memberikan informasi pada suatu keadaan.

PEMERIKSAAN

Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila keadaan benda kerja atau peralatan
mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Lambang ini
digunakan jika melakukan pemeriksaan terhadap suatu produk atau membandingkan
objek tertentu dengan suatu standar.

TRANSPORTASI

Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja, dan


perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari
suatu operasi. Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari operasi atau
disebabkan oleh pekerja pada tempat bekerja sewaktu operasi atau pemeriksaan
berlangsung bukanlah merupakan transportasi.

MENUNGGU
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja, perlengkapan tidak
mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu (bisanya sebentar). Kejadian ini
menunjukkan bahwa suatu objek ditinggalkan untuk sementara tanpa pencatatan
sampai diperlukan kembali.

PENYIMPANAN
11

Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan pada jangka waktu
yang cukup lama. Jika benda kerja tersebut diambil kembali, biasanya memerlukan
prosedur perizinan tertentu. Lambing ini digunakan untuk menyatakan suatu objek
yang mengalami penyimpanan permanen.

AKTIVITAS GABUNGAN

Lambang yang satu ini menunjukkan sebuah aktivitas gabungan. Kegiatan yang
terjadi apabila antara aktivitas operasi dan pemeriksaan dilakukan kebersamaan atau
dilakukan suatu tempat kerja.
2.7 Metode Harga Pokok Produksi
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungakan unsur-
unsur biaya ke dalam harga pokok produksi.Siklus Akuntansi Biaya Perusahaan
Manufaktur merupakan siklus yang menggabungkan antara siklus kegiatan
perusahaan manufaktur dan siklus akuntansi biaya. Siklus kegiatan perusahaan
manufaktur diawali dengan mengolah bahan mentah kemudian pada tahap akhir
barang yang telah jadi atau selesai dibuat akan diserahkan kebagian gudang.
Sementara siklus akuntansi biaya diawali dengan mencatat harga pokok barang
dagangan yang di beli diakhiri dengan menyajikan harga pokok barang yang dijual.
Jadi, Siklus akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur dapat digunakan untuk
mengetahui proses pengolahan suatu produk, dari tahap awal yaitu mengolah bahan
baku hingga tahap akhir yaitu menghasilkan produk jadi serta berfungsi untuk
menyerahkan informasi harga pokok produk yang diserahkan kebagian gudang. (jika
diproduksi secara masal) atau berakhir dengan memberikan produk tersebut ke
pemesan (jika diproduksi berdasarkan pesanan). Dengan demikian siklus akuntansi
biaya pada perusahaan manufaktur dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan
baku yang digunakan dalam proses produksi, kemudian dilanjutkan dengan mencatat
biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik hingga produk tersebut siap untuk
dijual. Siklus akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur dapat digambarkan
sebagai berikut:
12

SIKLUS
AKUNTANSI BIAYA

Penentuan harga
pokok bahan baku
yang dibeli

Biaya tenaga kerja Penentuan harga Biaya overhead


langsung pokok bahan baku pabrik
yang dipakai

Pengumpulan biaya
produksi

Penentuan harga
pokok p

roduk jadi

Gambar 2. 2 Siklus Akuntansi Biaya

SIKLUS
PEMBUATAN PRODUK

Pembelian dan
penyimpanan bahan
baku

Pengolahan bahan
baku menjadi
produk jadi

Penyimpanan
produk jadi dalam
gudang

Gambar 2. 3 Siklus pembuatan produk


13

2.8 Karakteristik Perusahaan Yang Produksinya Berdasarkan Pesanan


Pada perusahaan yang proses produksinya berdasarkan pesanan, perusahaan
tersebut hanya akan memproduksi apabila perusahaan itu mendapatkan pesanan dari
luar atau dari dalam perusahaan. Karakteristik usaha yang terdapat pada perusahaan
tersebut adalah:

a. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus.

Misalnya disuatu perusahaan ada 2 pesanan. Ketika pesanan yang


pertama telah dibuat lalu selesai dikerjakan maka proses produksi akan
dihentikan lalu dilanjutkan dengan pesanan kedua dengan cara yang sama.

b. Produk dihasilkan sesuai dengan kriteria atau keinginan pemesan.

Pemesan atau klien dapat memesan produk berdasarkan keinginan


masing-masing sehingga produk pesanan kemungkinan besar dapat disebut
limited edition karena berbeda dengan pesanan lain.

c. Produksi dibuat untuk memenuhi pesanan bukan untuk memenuhi stock


barang digudang.

2.9 Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan


Karakteristik metode harga pokok pesanan merupakan metode pengumpulan
biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang barang produksinya
berdasarkan pesanan dari pelanggan. Karakteristik metode harga pokok pesanan
yaitu:
1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan keinginan
pelanggan serta setiap jenis produk dihitung harga pokoknya secara masing-
masing.
2. Biaya produksi harus digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu biaya produksi
langsung dan tidak langsung.
3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung,sedangkan biaya produksi tidak langsung tersiri dari BOP(Biaya
Overhead Pabrik) .
4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok pesanan tertentu
berdasarkan biaya yang benar-benar terjadi sedangkan biaya overhead pabrik
diperhitungkan terhadap harga pokok pesanan sesuai dengan tarif yang sudah
ditentukan diawal.
14

5. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi
dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan
tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang
bersangkutan.
2.10 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Per Pesanan
a) Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan
Pada perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memproses
produknya tergantung oleh keinginan pemesan. Oleh karena itu harga jual yang akan
dibebankan kepada pemesan harus sesuai berdasarkan besarnya biaya produksi yang
dikeluarkan. Cara untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada
pemesan adalah sebagai berikut:
 Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp. XXX
 Taksiran biaya Non produksi yang dibebankan kepada pemesan Rp. XXX +
 Taksiran total biaya pesanan Rp. XXX Laba yang diinginkanRp. XXX +
 Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp. XXX
Untuk menaksir biaya produksi = taksiran biaya bahan baku + taksiran biaya
tenaga kerja langsung + taksiran biaya overhead pabrik
b) Mempertimbangkan penerimaan atau penolakkan pesanan
Didalam pasar, harga jual produk terkadang telah disepakati pemesan
sehingga manajemen harus memutuskan menerima atau menolak pesanan. Untuk
mengambil keputusan itu maka manajemen memerlukan informasi tentang harga
pokok pesanan yang akan diterima. Tanpa adanya informasi tentang harga pokok
pesanan tersebut, manajemen tidak dapat mengetahui atau setidaknya
memperkirakan apakah perusahaan dapat memperoleh laba atau tidak.
Rumus total harga pokok:
 Taksiran total biaya produksi Rp. XXX
 Taksiran total biaya non produksi Rp. XXX +
(taksiran biaya administrasi & umum+taksiran biaya pemasaran)
 Taksiran total harga pokok pesanan Rp. XXX
c) Memantau realisasi biaya produksi
Memantau realisasi biaya produksi sangat diperlukan ketika manajemen telah
mengambil suatu keputusan dengan menerima atau tidak menerima pesanan. Oleh
karena itu dalam memantau realisai biaya produksi didalam akuntansi biaya
digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi tiap pesanan yang
diterima untuk memantau apakah proses produksi untuk memenuhi pesanan telah
sesuai dengan perkiraan sebelumnya.
15

d) Menghitung laba atau rugi pesanan


Dalam menjual suatu produk pasti setiap perusahaan dapat memperkirakan
laba atau rugi yang akan didapat oleh perusahaan dengan cara menghitung laba atau
rugi pesanan tersebut. Informasi tersebut diperlukan manajemen untuk mengetahui
kontribusi pesanan dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau
rugi.
e) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang disajikan dalam neraca
Dalam mempertanggungjawabkan keuangan periodik, Manajemen harus
membuat laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba dimana didalam
neraca harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan,
manajemen perlu membuat catatan biaya produksi tiap pesanan terlebih dahulu.
2.11 Kartu Harga Pokok Pesanan
Kartu harga pokok merupakan salah satu hal yang dibutuhkan dalam harga
pokok pesanan. Kartu ini dapat berfungsi sebagai rekening untuk membantu
mengumpulkan biaya produksi yang telah dikeluarkan pada setiap pesanan
produk.Pada kartu harga pokok ini terdapat biaya produksi langsung dan biaya
produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung yaitu biaya produksi langsung
adalah biaya produksi yang langsung dicatat dalam kartu harga pokok pesanan,
sedangkan biaya produksi tidak langsung adalah biaya produksi yang tidak langsung
dicatat dalam kartu harga pokok pesanan.
2.12 Metode Harga Pokok Pesanan
Metode harga pokok pesanan adalah metode yang digunakan untuk
menghitung harga pokok pesanan pada suatu perusahaan. Metode yang digunakan
perusahaan adalah:
a. Pembelian bahan baku dan bahan penolong
b. Pemakaian bahan baku dan penolong dalam produksi
c. Pencatatan biaya tenaga kerja
d. Pencatatan biaya overhead pabrik
e. Pencatatan harga produk jadi
f. Pencatatan harga pokok produk dalam proses
g. Pencatatan harga pokok produk yang dijual
h. Pencatatan pendapatan penjualan produk
16

2.13 Metode Job Order Costing


Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan et (Job Order Costing atau Job
Costing),biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (Job) yang terpisah.
Suatu pesanan adalah output yang diidentifikasikan untuk memenuhi pesanan
pelanggan tertentu atau untuk mengisi kembali suatu item persediaan. Hal ini
berbeda dengan system perhitungan biaya berdasarkan proses, dimana biaya
diakumulasikan untuk suatu perusahaan, seperti departemen.
Agar perhitungan biaya biaya berdasarkan pesanan menjadi efektif, pesanan
harus dapat diidentifikasikan secara terpisah. Agar rincian dari perhitungan biaya
berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan, harus terdapat perbedaan
penting dalam biaya per unit suatu pesanan dengan pesanan lain. Misalnya saja, jika
suatu percetakan secara simultan mempersiapkan pesanan untuk label, kertas kado
berwarna,dan gambar temple, maka selain pesanan-pesanan tersebut dapat dengan
mudah dibedakan berdasarkan tampilan fisiknya, biaya per unit dari pesanan-
pesanan tersebut juga berbeda, sehingga perhitungan biaya berdasarkan pesanan
digunakan.
Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya pesanan (Job Cost Sheet),
yang dapat berbentuk kertas atau elektronik. Meskipun banyak pesanan dapat
dikerjakan secara simultan, setiap kartu biaya pesanan mengumpulkan rincian untuk
satu pesanan tertentu saja. Isi dan pengaturan dari kartu biaya pesanan berbeda dari
satu bisnis ke bisnis lain. Gambar II-1 merupakan suatu contoh dari kartu biaya
pesanan. Bagian atas menyediakan ruang untuk mencatat nomor pesanan, nama
pelanggan, kuantitas, dan deskripsi dari item yang akan diproduksi, dan tanggal
dimulai dan diselesaikannya pesanan tersebut. Bagian berikutnya merincikan biaya
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang
dibebankan ke pesanan tersebut. (Gambar II-2 mengasumsikan operasi yang tidak
terdepartementalisasi. Dalam kartu biaya pesanan untuk operasi yang
terdepartementalisasi, bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik yang ditambahkan oleh setiap departemen atau pusat biaya diidentifikasikan
secara terpisah). Beberapa kartu biaya pesanan memiliki bagian tambahan, seperti
bagian bawah dari kartu biaya yang ditunjukkan di Gambar II-2, yang
mengikhtisarikan biaya produksi, menunjukkan beban pemasaran dan administrative
serta laba, dan membandingkan estimasi biaya dengan biaya actual.
17

Rayburn Company Pesanan No. 5574


1101 Maple Street Cincinnati OH 45227

UNTUK: Lawrenceville Construction Co. TANGGAL DIPESAN: 10/1


PRODUK: Papan pengering Mapel No. 14 TANGGAL MULAI DIKERJAKAN:14/1
SPESIFIKASI: 12” X 1” Pelitur Bening TANGGAL DIKERJAKAN: 22/1
JUMLAH: 10 TANGGAL SELESAI DIKERJAKAN: 18/1

BAHAN BAKU LANGSUNG


TANGGAL NOMOR PERMINTAAN JUMLAH
14/1 516 $ 420,00
17/1 531 780,00
18/1 544 310,00
$2.510,00

TENAGA KERJA LANGSUNG


TANGGAL JAM BIAYA
14/1 40 $ 320,00
15/1 32 256,00
16/1 36 288,00
17/1 40 320,00
18/1 48 384,00
196 $1,568,00

OVERHEAD PABRIK DIBEBANKAN


TANGGAL JAM MESIN BIAYA
14/1 16,2 $ 654,00
16/1 10,0 400,00
17/1 3,2 128,00
29,4 x $40 $1,176,00

Bahan baku langsung $2.510,00 Harga jual $7.860,00


Tenaga kerja langsung 1.568,00 Biaya pabrik $5.245,00
Overhead pabrik dibebankan 1.176,00 Beban pemasaran 776,00
Total biaya pabrik $5.254,00 Beban administrasi 420,00
Biaya untuk membuat .
dan menjual l 6.450,00
Laba $1.410,00

Gambar 2. 4 Kartu Biaya Pesanan Untuk Pabrik Yang Tidak Terdepartemetalisasi

Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku


langsung,tenaga kerja langsung, dan overhead yang dibebankan ke setiap pesanan.
Sebagai akibatnya, perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat dipandang dalam
tiga bagian yang saling berhubungan. Akuntansi bahan baku memelihara catatan
persediaan bahan baku, membebankan bahan baku langsung ke pesanan, dan
membebankan bahan baku tidak langsung ke overhead.
Akuntansi tenaga kerja memelihara akun-akunyang berhubungan dengan
beban gaji, membebankan tenaga kerja langsung ke pesanan, dan membebankan
tenaga kerja tidak langsung ke overhead. Akuntansi overhead mengakumulasikan
18

biaya overhead, memelihara terinci atas overhead, dan membebankan sebagian dari
overhead ke setiap pesanan. Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan
melibatkan hanya delapan tipe ayat jurnal akuntansi, satu untuk setiap item berikut:
1. Pembelian bahan baku
2. Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik
3. Pengakuan biaya overhead pabrik
4. Penggunaan bahan baku
5. Distribusi beban gaji tenaga kerja
6. Pembebanan estimasi biaya overhead
7. Penyelesaian pesanan
8. Penjualan produk
Tipe 1 sampai 3merupakan ayat jurnal yang umum baik untuk perhitungan
biaya berdasarkan pesanan maupun untuk perhitungan biaya berdasarkan proses.
Ayat jurnal tersebut disajikan untuk memberikan ilustrasi yang lebih lengkap dan
untuk mengembangkan pembahasan mengenai akumulasi biaya. Tipe 1, 2, dan 8
pada umumnya dicatat selama periode akuntansi pada tanggal terjadinya transaksi
atau tidak lama setelah transaksi tersebut terjadi. Tipe 4 sampai 7 sering kali dicatat
hanya dalam bentuk ikhtisari pada akhir suatu periode. Tipe 3 dicatat selama
maupun pada akhir suatu periode. Bab ini mengilustrasikan delapan tipe jurnal dan
menjelaskan perhitungan biaya berdasarkan pesanan untuk Rayburn Company.
Gambar II-3 mengikhtisarikan aliran biaya melalui akun barang dalam proses, akun
barang jadi, dan akun harga pokok penjualan selama bulan januari untuk Ryburn
Company. Bagian selanjutnya dari bab ini akan menjelaskan setiap bagian yang
ditunjukkan di Gambar II-3.

Barang dalam prose Barang Jadi Harga Pokok Penjualan


Persediaan* -0-
Bahan Baku
Langsung 31.000
Tenaga Kerja
Langsung 27.000
Overhead Pabrik
Dibebankan 13.200
71.000 Pesanan diselesaikan 56,926 46.926 52.300 52.300
Pesanan diselesaikan 5.254 5.254
9.020

*Tidak ada pesanan dalam proses pada tanggal 1 Januari.

Gambar 2. 5 Akun barang dalam proses, barang jadi, dan harga pokok penjualan
Rayburn Company

Anda mungkin juga menyukai