Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum

Modul 1

Bill Of Material, Operation Process Chart dan Assembly Chart

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Anggota :

1. Ahmad Zainuri (161730023)


2. Budi Rohman (161730017)
3. Fitriatun (161730062)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS BINADARMA PALEMBANG
2019
ABSTRAK

Kualitas merupakan faktor dasar konsumen terhadap suatu produk.


Kualitas juga merupakan faktor utama yang membawa keberhasilan suatu
perusahaan. Sistem produksi sangatlah penting, terutama yang berkaitan dengan
perakitan, struktur produk, dan material yang bergabung ke dalam suatu produk
selama proses manufacturing. Tujuan praktikum sistem produksi ini adalah
memahami pengertian dan fungsi bill of material, operation process chart dan
assembly chart, mampu membuat bill of material, operation process chart dan
assembly chart suatu produk. Adapun manfaat praktikum sistem produksi agar
kita bisa mengelompokan suatu produk yang di produksi melalui bill of material,
kita bisa memahami dan mengambarkan langkah proses yang di alami bahan baku
melalui operation process chart dan bisa memahami dan mengambarkan langkah
proses perakitan komponen produk melalui assembly chart. Bill of
Material (BOM) adalah daftar bahan, material atau komponen yang dibutuhkan
untuk dirakit, untuk membuat produk akhir. Operation Process Chart (OPC)
adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah proses yang dialami oleh
bahan baku meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan. Assembly chart (AC)
Peta perakitan dilakukan untuk memahami komponen-komponen yang
membentuk produk, bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama,
komponen yang menjadi bagian suatu rakitan- bagian, aliran komponen ke dalam
sebuah rakitan, gambaran menyeluruh dari proses rakitan, kebutuhan operator,
tata letak fasilitas, perbaikan tata cara kerja. Kesimpulan dari praktikum modul 0
tentang BOM, OPC dan AC disimpulkan total waktu yang di peroleh untuk
membuat produk etalase inovatif yaitu 377 menit dan berdasarkan peta operasi
disimpulkan total waktu yang di peroleh untuk membuat etalase inovatif yaitu
jumlah kegiatan sebanyak 35 terdiri dari operasi.
Kata Kunci : Bill of material, Operation process chart, Assembly chart,
Manufacturing
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dengan perkembangan dunia industri menyebabkan persaingan yang


cukup ketat antar perusahaan. Kualitas merupakan faktor dasar konsumen
terhadap suatu produk. Kualitas juga merupakan faktor utama yang membawa
keberhasilan suatu perusahaan.

Sistem produksi sangatlah penting, terutama yang berkaitan dengan


perakitan, struktur produk, dan material yang bergabung ke dalam suatu produk
selama proses manufakturing. Sistem produksi juga digunakan untuk meramalkan
permintaan, sehingga produk yang dibuat dalam kuantitas yang tepat. Beberapa
hal lain mengenai sistem produksi, yaitu dapat mengkoordinasikan kegiatan dari
berbagai fungsi dalam perusahaan manufaktur, seperti teknik, produksi, dan
pengadaan sampai dengan memecahkan masalah penentuan jumlah orang atau
mesin beserta tugas-tugas yang diberikan dalam suatu lintasan produksi serta
melakukan simulasi.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur khususnya yang


memproduksi sebuah produk tentunya memiliki sistem produksi agar usahanya
berjalan dengan lancar. Sistem produksi itu sendiri merupakan kumpulan sub
sistem yang saling berinteraksi satu sama lain dengan tujuan yang sama yaitu
mentransformasikan input produksi menjadi output produksi guna perencanaan
dan pengendalian produksi yang lebih efisien, efektif, dan optimal. Berdasarkan
hal tersebut perusahaan membutuhkan alat yang dapat membantu dalam
perencanaan proses sekaligus penyampaian informasi, yaitu dengan menggunakan
OPC (Operation Process Chart), APC (Assembly Process Chart), Struktur produk
dan BOM (Bill of Material).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam praktikum ini adalah bagaimana cara memproduksi suatu produk melalui
metode bill of material (BOM), operation process chart (OPC) dan assembly
chart (AC).

1.3 Tujuan dan Manfaat Praktikum

Adapun tujuan praktikum tata letak pabrik ini adalah sebagai berikut:

1. Memahami pengertian dan fungsi bill of material, operation process


chart dan assembly chart.
2. Mampu membuat bill of material, operation process chart dan
assembly chart etalase produk

Adapun manfaat praktikum tata letak pabrik adalah sebagai berikut:

1. Agar kita bisa mengelompokan suatu produk yang ingin di produksi


melalui bill of material
2. Agar kita bisa memahami dan mengambarkan langkah-langkah proses
yang di alami bahan baku melalui operation process chart
3. Agar bisa memahami dan mengambarkan langkah-langkah proses
perakitan komponen produk melalui assembly chart

1.4. Batasan Masalah


Berikut ini adalah batasan masalah dalam praktikum ini yaitu :

1. Praktikum ini di fokuskan pada produksi etalase inovatif


2. Peneliti menggunakan metode bill of material, operation process
chart dan assembly chart.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bill of material

Bill of Material (BOM) adalah daftar dari bahan, material atau komponen
yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau membuat produk akhir. Jenis-jenis
BOM, antara lain Phantom Bill digunakan untuk meterial yang tidak disimpan,
tidak dibuat planned order, Lead time, Lot size = Lot for lot. Modular
Bill digunakan jika suatu produk akan dijual dengan sejumlah option yang
berbeda, BOM Explotion akan menghitung kebutuhan kotor untuk masing-masing
komponen.Modular bill adalah Bill of Material yang dapat diatur diseputar modul
produk dan merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu
unit produk. Modular bill mengelompokkan subassemblies dan parts pada unit
terhadap semua konfigurasi produk (Gaspersz, 2004). Pseudo Bill disebut
sebagai composite product diciptakan untuk memudahkan dan meningkatkan
akurasi peramalan penjualan, mengurangi jumlah end item, dan lain-lain. Pseudo
Billadalah Bill of Material yang menggambarkan produk aktual yang dibuat untuk
memudahkan peramalan penjualan.

Bill of Material yang dipakai untuk perencanaan produksi sering disebut


sebagai planning Bill of Materials (planningBOM) atau sering disingkat sebagai
planning bill. Planning bill tebagi menjadi dua yang pertama planning bill dengan
item yang dijadwalkan merupakan komponen atau subassemblies untuk
pembuatan produk akhir, dimana item-item yang dijadwalkan itu secara fisik lebih
kecil daripada produk akhir (end items). Modular Bill of Material dan inverted
Bill of Material termasuk ke dalam kategori planning bill tersebut, sedangkan
yang kedua yaitu Planning biil dengan item yang dijadwalkan memiliki produk
akhir sebagai komponennya (super bill), dimana item-item yang dijadwalkan
secara fisik lebih besar daripada produk akhir. Seperti super Bill of
Material, super family Bill of Material, dan super modular Bill of Material.
Macam-macam level dalam BOM. Level BOM dibagi menjadi dua yaitu
Single Level BOM dan Multi Level BOM. Single Leve BOM menggambarkan
hubungan sebuah induk dengan satu level komponen-komponen pembentuknya.
Multi Level BOM menggambarkan struktur produk yang lengkap dari level 0
(produk akhir) sampai level yang paling bawah. Komponen yang sama dapat
digunakan pada level yang berbeda. Bila ditinjau dari komponen-komponen
penyusun produknya, BOM dibedakan menjadi dua macam: Single Level Bill of
Material dan Multilevel Bill of Material.

2.2 Single Level Bill of Material

Format sederhana dari BOM disebut sebagai Single Level Bill of


Material. Contoh Single Level BOM.

Gambar 2.1 Single Level BOM

2.3 Multilevel Bill of Material


Single Level Bill of Material tidak cukup untuk menggambarkan produk
yang memiliki subassembly. Untuk produk dengan subassembly, digunakan
Multilevel Tree dan Multilevel Bill of Material. Multilevel Tree berupa “pohon”
dengan beberapa level yang menggambarkan struktur produk. Produk akhir
berada pada level 0 (nol), dan nomor level bertambah untuk level-level di
bawahnya. Contoh Multilevel Tree :
Gambar 2.2 Contoh Struktur Multilevel Tree

Pada Multilevel Bill of material, penulisan setiap level ditandai dengan


format penulisan Part Number berikut :

Gambar 2.3 Contoh Multilevel Bill of Material

2.2 Operation Process Chart (OPC)

Operation Process Chart (OPC) adalah suatu diagram yang


menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku yang
meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan. Lambang-lambang dari OPC
yang akan digunakan, yaitu seperti operasi adalah kegiatan dimana komponen
mengalami perubahan karena dirakit dengan komponen lain, pemeriksaan adalah
kegiatan memeriksa benda atau objek baik-baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Aktivitas gabungan adalah kegiatan dimana antara assembling dan
pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dalam selang waktu yang relatif singkat.
Penyimpanan adalah seandainya benda kerja disimpan dalam waktu yang lama
dan jika mau diambil kembali biasanya harus berdasarkan rekomendasi atau izin
terlebih dahulu (Sutalaksana, 1979).

Prinsip-prinsip pembuatan peta proses operasi yang perlu diikuti antara lain
pada baris yang paling atas dinyatakan sebagai kepalanya “(Peta Proses Operasi)”
yang diikuti oleh identifikasi lain seperti: nama obyek, nomor peta (nomor
gambar), diptakan oleh siapa, tanggal dipetakan, cara lama atau cara sekarang dan
usulan. Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horisontal, yang
menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses. Lambang-lambang
ditempatkan dalam arah vertikal yang menunjukkan terjadinya perubahan proses.
Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai
dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau
sesuai dengan proses yang terjadi. Penomoran terhadap suatu kegiatan
pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran
untuk kegiatan operasi.
2.3 Prinsip-prinsip Penyusunan OPC

1. Pada baris paling atas terdapat kepala peta “Operation Process Chart”, dan
identifikasi lain: nama objek yang dipetakan, nama pembuat peta, tanggal
dipetakan, cara lama atau cara sekarang, nomor peta, dan nomor gambar.
2. Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horizontal, untuk
menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses.
3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan
terjadinya perubahan proses.
4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan,
sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk
tersebut, atau sesuai dengan proses yang terjadi.
5. Penomoran terhadap suatu kegiatan inspeksi diberikan secara tersendiri
dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
6. Pada bagian bawah OPC dibuat ringkasan yang memuat informasi: jumlah
operasi, jumlah inspeksi, serta jumlah waktu yang diperlukan.

Secara sketsa, prinsip-prinsip pembuatan OPC dapat dilihat pada Gambar


berikut. Berikut ini penjelasan untuk tiap proses operasi yang digunakan pada
OPC :

Gambar 2.4 Prinsip pembuatan OPC

2.4 Assembly Process Chart (APC)

Peta perakitan dilakukan untuk memahami komponen-komponen yang


membentuk produk, bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama,
komponen yang menjadi bagian suatu rakitan- bagian, aliran komponen ke dalam
sebuah rakitan, gambaran menyeluruh dari proses rakitan, kebutuhan operator,
tata letak fasilitas, perbaikan tata cara kerja. Menganalisis suatu sistem atau cara
kerja berarti mencatat secara sistematis, meneliti seluruh kegiatan/operasi, serta
menyajikan berbagai fakta dan spesifikasi kerja yang ada pada sistem kerja
tersebut.

Assembly Process Chart (APC) adalah suatu peta kerja yang


menggambarkan langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami oleh
komponen (produk), berikut pemeriksaan (inspeksi) dari awal sampai produk jadi
selesai dan juga memuat informasi- informasi yang diperlukan untuk analisa lebih
lanjut, seperti waktu yang dihabiskan, komponen yang digunakan, dan alat- alat
yan dipakai. Tujuan dari Assembly Process Chart terutama untuk menunjukkan
keterkaitan antara komponen, yang dapat juga digambarkan oleh sebuah “ gambar
terurai “ yang digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk
mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit. informasi-informasi yang bisa
dicatat melalui peta proses operasi dapat memperoleh banyak kegunaan dan
manfaat dari APC, antara lain, Untuk menentukan kebutuhan operator, Untuk
mengetahui kebutuhan tiap komponen, Alat untuk menentukan tata letak fasilitas,
Alat untuk melakukan perbaikan cara kerja, Alat untuk latihan
kerja (Sutalaksana,1979).
Berikut contoh format Assembly Proccess Chart :

Gambar 2.5 contoh format Assembly Proccess Chart.


BAB III

DIAGRAM ALIR PRAKTIKUM

Berikut menampilkan diagram alir praktikum.

Mulai

Latar Belakang Praktikum.

Tujuan dan Manfaat.

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

- Bagian Komponen Kotak Etalase


Inovatif .
- Waktu Operasi
- Material Penolong
- Mesin Produksi

PengolahanData
- Bill Of Material (BOM).
- Operation Process Chart (OPC).
- Assembly Chart (AC).

Analisis Hasil.

Kesimpulan & Saran

Selesai

(Sumber: Diagram Alir Praktikum)

Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum.


3.1 Latar Belakang.

Praktikan menjelaskan metode bill of material, operation process chart dan


assembly chart untuk mengetahui komponen dan pengerjaan suatu produk yang
efektif dan efisien.

3.2 Tujuan dan Manfaat

Praktikan di harapkan dapat mengidentifikasi komponen-komponen


produk serta mengetahui mekanisme proses jalannya pembuatan produk yang
akan dibuat.

3.3 Tinjauan Pustaka

Praktikan diharapkan mengerti teori tentang metode yang akan di kerjakan


sebelum melakukan praktikum sistem produksi dengan mempelajari teori dari bill
of material, operation process chart dan assembly chart.

3.3 Pengumpulan Data

Mengidentifikasi produk yang akan dibuat dengan membuat data bill of


material agar mengetahui komponen-komponen yang ada pada produk dengan
menggunakan meteran dan mengumpulkan data waktu operasi.

3.4 Pengolahan Data

Setelah data komponen di kumpulkan lalu membuat bill of material,


operation process chart dan assembly chart dari produk kotak etalase inovatif.

3.6 Analisis Hasil

Terdapat cukup banyak komponen dalam suatu produk sehingga


komponen sejenis terdapat pada beberapa level

3.8 Kesimpulan dan Saran

Mengatur data dari komponen-komponen yang ada dapat mempermudah


proses pengerjaan suatu produk terutama dengan membuat bill of material,
operation process chart dan assembly chart.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berikut ini merupakan kesimpulan dari praktikum modul 1 tentang BOM,


OPC dan AC.

1. Bill of material adalah bill of material (BOM) merupakan rangkaian


struktur semua komponen yang digunakan untuk memproduksi barang
sesuai dengan Master Production Scheduling.
Fungsinya, untuk mengetahui bahan baku yang di pakai, material dan
komponen yang dibutuhkan untuk dirakit
Peta proses operasi (operation process chart) atau disingkat OPC adalah
peta kerja yang menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi
pekerjaan tersebut ke dalam elemen-elemen operasi secara detail.
Fungsinya, dapat mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya,
memperkirakan kebutuhan material, membantu menentukan tata letak
pabrik, serta untuk pelatihan kerja.
Assembly Process Chart (APC) merupakan peta yang menggambarkan
langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami komponen berikut
pemeriksaannya dari awal sampai produk jadi selesai.
Fungsinya dapat menentukan kebutuhan operator, mengetahui
kebutuhan tiap komponen, untuk menentukan tata letak fasilitas, dan
membantu menentukan perbaikan cara kerja.
2. Berdasarkan peta operasi disimpulkan total waktu yang di peroleh untuk
membuat produk Etalase Inovatif yaitu jumlah kegiatan sebanyak 35
terdiri dari operasi (inspeksi dan pengulangan)
5.2 Saran

Berikut saran dari praktikum modul 1 sebagai berikut :

1. Untuk membuat bill of material, operation process chart dan assembly


chart, akan lebih baik jika produk telah jadi lalu dapat di identifikasi
secara detail.
2. Pada proses OPC diharapkan memperhatikan detail penggunaan alat dan
material untuk di tulsikan pada opc.

Anda mungkin juga menyukai