Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Produksi adalah suatu proses pengubahan bahan baku menjadi produk

jadi. Sedangkan sistem produksi adalah sekumpulan aktivitas untuk

pembuatan suatu produk, dimana didalam pembuatan ini melibatkan tenaga

kerja, bahan baku, mesin, energi, informasi, modal, dan tindakan

manajemen (Baroto, 2002). Sistem produksi bertujuan untuk merencanakan

dan mengendalikan produksi agar lebih efektif, produktif, dan optimal.

Production Planning and Control merupakan aktivitas dalam sistem

produksi.Perusahaan merupakan kumpulan dari subsistem-subsistem yang

saling terkait untuk mencapai suatu tujuan perusahaan. Proses produksi

adalah aktivitas bagaimana membuat produk jadi dari bahan baku yang

melibatkan mesin,energi, pengetahuan teknis, dan lain-lain. Perencanaan

dan pengendalian produksi (PPC) adalah aktivitas bagaimana mengelola

proses produksi tersebut.

2.2 Struktur Produk

Struktur produk dapat didefinisikan sebagai cara komponen-komponen

bergabung ke dalam suatu produk selama proses manufaktur. Struktur

produk menggambarkan proses perakitan yang dilakukan untuk memperoleh

suatu produk jadi dalam bentuk tingkatan.Penyajian struktur produk

dibedakan menjadi dua yaitu metode explotion

dan implotion. Metode explotion adalah penyajian struktur produk, dimana

pada level 0 terdapat produk jadi, hingga pada level paling bawah

menunjukkan komponen paling awal dirakit. Sebaliknya, struktur produk

implotion merupakan kebalikan dari struktur produk explotion.


Perbedaan antara struktur produk  explotion dan implotion hanya pada

penyusunan levelnya. Manfaat dari struktur produk adalah memberikan

informasi mengenai material, komponen atupun sub-assembly yang

diperlukan dalam pembuatan suatu produk.

Struktur produk explotion dan implotion dapat dilihat dibawah ini.

Gambar 2.1 Struktur Produk Explotion

Berdasarkan gambar 2.1 struktur produk explotion pada pembuatan rak

pajangan ini memiliki tujuh level dalam suatu perakitan, dimana level 0

merupakan produk akhir, yaitu rak pajangan dan level berikutnya, yaitu level

satu sampai dengan level tujuh merupakan komponen-komponen

penyusunnya baik komponen utama maupun komponen tambahan. Setiap

komponen utama dan komponen tambahan memiliki kuantitas yang

berbeda-beda dalam setiap komponennya. Kuantitas merupakan banyaknya

komponen yang digunakan per masing-masing komponen dalam pembuatan

suatu produk.
Pembuatan struktur produk explotion ini, untuk setiap komponen utama,

komponen tambahan, produk akhir, dan perakitan memiliki urutan

penomoran yang disusun berdasarkan tahapan penyusunan struktur

produknya. Tahapan penyusunannya dimulai dari produk akhir sampai ke

komponen-komponen penyusunnya yang terletak di atas sebelah kiri pada

setiap komponen utama, komponen tambahan, dan produk akhir, memiliki

kuantitas yang berbeda-beda dari setiap komponen-komponennya yang

terletak di atas sebelah kanan pada setiap komponen utama, komponen

tambahan, dan produk akhir serta memiliki nomor komponen yang terletak di

bawah sebelah kiri pada setiap komponen utama, komponen tambahan, dan

produk akhir.

Pada struktur produk, antara perakitan dengan perakitan tidak memiliki

level atau tingkatan tetapi untuk kasus pembuatan rak pajangan ini berbeda.

Pada level lima antara perakitan satu dengan perakitan dua memiliki level.

Hal ini disebabkan karena antara perakiran satu dengan perakitan dua

mengalami proses perakitan yang dirakit menjadi satu dengan menggunakan

komponen tambahan, yaitu sekrup sehingga memiliki level, dimana level

tersebut untuk menunjukkan komponen tambahannya yang akan saling

berhubungan dengan pembuatan bill of material.


.

Gambar 2.2 Struktur Produk Implotion

Berdasarkan gambar 2.2 struktur produk implotion pada pembuatan rak

pajangan ini tidak jauh berbeda dengan struktur produk explotion. Struktur

produk implotion memiliki tujuh level atau tingkatan dalam suatu

perakitannya. Level nol sampai dengan level enam merupakan komponen-

komponen penyusunnya baik komponen utama maupun komponen

tambahan dan level paling bawah atau level terakhir merupakan produk

akhir, yaitu rak pajangan.

Pembuatan struktur produk implotion ini, memiliki urutan penomoran

untuk setiap komponen utama, komponen tambahan, produk akhir, dan

perakitan yang disusun berdasarkan tahapan penyusunannya, yang dimulai

dari komponen-komponen penyusunnya sampai ke produk akhir, yaitu rak

pajangan. Urutan penomoran ini terletak di atas sebelah kiri pada setiap

komponen utama, komponen tambahan, produk akhir, dan perakitan. Selain

itu, juga memiliki kuantitas atau banyaknya komponen yang digunakan per
masing-masing komponen dalam pembuatan suatu produk yang terletak di

atas sebelah kanan pada masing-masing komponen dan memiliki nomor

komponen yang terletak di bawah sebelah kiri. Sama halnya dengan struktur

produk explotion, struktur produk implotion ini terdiri dari enam kali perakitan.

Pada dasarnya pembuatan struktur produk explotion dengan struktur

produk implotion adalah sama, yang membedakan hanya cara penyusunan

struktur produknya saja. Jika struktur produk explotion dimulai dari produk

akhir ke komponen-komponen penyusunnya, maka struktur produk implotion

sebaliknya dimulai dari komponen-komponen penyusunnya ke produk akhir.

Pembuatan struktur produk explotion dan struktur produk implotion ini

berhubungan dengan peta proses perakitan (assembling process chart) yang

berarti bahwa peta proses perakitan ini merupakan peta yang digunakan

sebagai acuan dalam pembuatan kedua struktur produk ini baik struktur

produk explotion maupun struktur produk implotion sehingga dapat lebih

mudah dalam membuat struktur produk explotion maupun struktur produk

implotion.

Produk adalah suatu hasil dari suatu proses produksi, yang dimaksud

dari suatu produk baru harus mememnuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Terdapat perubahan-perubahan kecil dari produk yang telah diproduksi,

misalnya perubahan ukuran dan berat.

2. Mengalami perubahan teori dari produk yang telah diproduksi.

3. Produk yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan lain.

4. Produk yang belum pernah diproduksi oleh perusahaan dalam negri,

walaupun telah dipasarkan.

5. Produk yang sama sekali belum pernah diproduksi baik dalam negri

maupun luar negeri.


Faktor-faktor untuk menyelesaikan produk, diantaranya :

1. Nilai guna dari produk

2. Kemungkinan pengembangan produk

3. Fasilitas produk yang diperlukan

4. Fasilitas perusahaan

5. Proyeksi permintaan

6. Proyeksi penjualan

7. Potensi keuntungan produk

8. Posisi persaingan

9. Potensi peningkatan penjualan

Proses pembangunan produk baru :

1. Pencarian gagasan/Ide

Sumber utama gaasan /ide dapat berasal dari :

a. Pasar

b. Teknologi

c. Penyalur

d. Pesaing

e. Para ahli

2. Seleksi Produk

Untuk menyelesaikan produk hendaknya memperhatikan kriteria –

kriteria sebagai berikut :

a. Potensi pasar

b. Finansian dan kesesuaian operasi

c. Design produk pendahuluan

d. Proses penjualan

e. Design akhir
3. Hambatan-hambatan yang ada dalam pengembangan produk :

a. Kurangnya gagasan/ide

b. Kondisi pasar yang semakin bertambah dari pemerintah

c. Biaya yang sangat tinggi

d. Tingginya tingkat kegagalan produk dalam pemasaran

2.3 Perancangan Teknis

Pada dasarnya ada aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang

suatu produk, yaitu :

a. Design Produk dan Ukuran Produk

Bentuk dan Ukuran Produk merupakan kumpulan fisik produk yang

bertujuan untuk mnguraikan komponen fisik produk, apa yang harus

dilakukan komponen tersebut dan seperti apa penghubung atau

pembatas yang dilakukan untuk peralatan.

b. Design Fungsi Produk

Merupakan suatu rancangan produk yang baik bila sanggup

berfungsi sesuai dengan keinginan konsumen yang mana

membutuhkan kekuatan dan daya tahan dari produk dan komponennya

yang harus benar-benar menjadi bahan pertimbangan.

c. Design Pembuatan Produk

Suatu produk yang dirancang menunjukkan fungsi dengan tingkat

yang tinggi tidak ada artinya bila pembuatannya sulit dilakukan. Untuk

seorang perancang, hal-hal yang harus dilakukan dalam proses

merancang sesuatu yang diawali dengan pengumpulan data-data teknis

pembuatan peta-peta operasi. Bahkan untuk melancarkan pelaksaan

proses produksi merupakan tanggung jawab perancangan proses selain

itu harus memperkirakan ongkos atau biaya produksi.


Dalam suatu struktur yang sangat kompleks yang dijumpai dalam

perakitan terintegrasi. Operasi pabrikasi produsen seperti ini

memperbrikasi bagian-bagian dan merakit produk jadi yang mungkin

melibatkan sub perakitan komponen menjadi suatu produk tidak

terlepas dari kegiatan antara komponen tersebut. Oleh karena itu,

setiap komponen utama hingga komponen yang kecil sekalipun insert

material. Dengan begitu, dalam perakitan nantinya diharapkan tidak

terjadi kesalahan maka otomatis produk yang dihasilkan akan menurun

mutu dan kualitasnya.

Suatu jadwal induk produk akhir kembali mensyaratkan adanya

semua bagian komponen dan sub perakitan, tetapi sekarang juga

memperhitungkan waktu tegang pasokan yang menyangkut tidak hanya

pemasokan melainkan juga operasi pabrikasi di pabrik sendiri.

Secara terperinci, bagian komponen suatu produk yang akan dirakit

ditinjau dari jumlah dan nama komponen yang lainnya, dapat terlihat

dengan pada struktur produk dan Bill of Material.

2.4. Bill of Material

Bill of Material adalah sebuah daftar komponen-komponen yang

dipergunakan untuk menyusun sebuah produk rakitan lengkap. Jumlah dan

nama dari komponen, termasuk juga sumber asal perolehan material baik

yang dibutuhkan sendiri maupun yang dibeli tercatum dalam Bill of Material

hanyalah komponen-komponen yang berkaitan langsung dengan produk

yang akan diproses.

Bill of material atau yang biasa dikenal dengan BOM merupakan daftar

dari semua material, parts, dan subassemblies, serta kuantitas dari masing-
masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk atau parent

assembly.

Secara definisi, Bill of Material (BOM) merupakan daftar dari semua

material, parts, dan sub-assemblies, serta kuantitas dari masing-masing

yang dibutuhkan untuk dicampur, dirakit atau untuk memproduksi satu unit

produk. Dalam struktur BOM juga ditunjukkan cara komponen-komponen

itu dicampur atau dirakit menjadi suatu produk selama proses produksi.

Struktur produk typical menunjukkan bahan baku yang dikonversi ke dalam

komponen-komponen, kemudian komponen-komponen itu digabung untuk

membentuk sub-assemblies, sub-assemblies saling bergabung membentuk

assemblies, dan seterusnya sampai membentuk produk akhir. Dengan

demikian BOM juga dapat digunakan sebagai standar susunan komponen

produk untuk digunakan lebih lanjut.

2.4.1 Jenis bill of material (BOM)

Secara umum BOM dapat dibedakan menjadi 3 jenis antara lain:

1. Engineering Bills of Materials (ENG BOM), Jenis BOM ini adalah

BOM yang dikerjakan oleh bagian Desain Engineering (dalam

bahasa pabrik biasanya disebut Research and Development

atau RND). Pada beberapa struktur produk, BOM jenis ini belum

boleh digunakan. Pada BOM jenis ini dimungkinkan adanya

hubungan secara otomatis antara sistem Material Requirements

Planning (MRP) dengan sistem Computer Aided Design (CAD)

untuk dapat memperoleh data yang diperlukan dalam produksi.

Dengan cara ini, kesalahan yang terjadi saat proses transkrip

data lebih dapat dieliminasi, dan akurasi data BOM lebih

terjamin.
2. Production Bills of Materials (MFG BOM), jenis BOM ini

digunakan saat MRP diluncurkan dan saat proses produksi.

BOM ini dikeluarkan oleh bagian design engineering ketika

sudah fix terhadap material yang dibutuhkan serta hasil riset

yang diinginkan. BOM ini merupakan hasil final ENG BOM yang

sudah dilakukan uji coba oleh pihak Desain Engineering dan

sudah dipastikan pemakaian materialnya. Namun dalam proses

produksi tidak menutup kemungkinan terdapat perubahan yang

dilakukan pada waktu mendatang agar produk menjadi

sempurna di tangan customer.

3. Planning Bills of Material (PLAN BOM), merupakan BOM yang

digunakan untuk perancangan produk di masa mendatang.

Produk ini merupakan produk pengembangan dengan berbagai

jenis pilihan customer. BOM ini memiliki penggunaan yang lebih

spesifik dalam master scheduling. Selain itu juga digunakan

untuk membuat planned orders untuk mewakilkan produk-

produk yang akan datang dan dihubungkan dengan spesifikasi

lain pada data yang telah ada.

2.4.2 Struktur BOM

Selain itu BOM juga bisa dibedakan berdasarkan strukturnya

sebagai berikut:

1. Struktur standar (pyramid structure), di mana lebih banyak sub-

assemblies daripada produk akhir, lebih banyak komponen

daripada sub-assemblies (berbentuk segitiga dengan puncak

adalah produk akhir, bagian tengah adalah assemblies, bagian

bawah atau dasar adalah komponen dan bahan baku).


2. Struktur modular, dimana sub-assemblies atau modules lebih

sedikit daripada produk akhir (berbentuk dua buah segitiga

dengan dua puncak yang bertemu di tengah, dengan bagian

atas adalah produk akhir, bagian tengah adalah assemblies, dan

bagian bawah adalah komponen atau bahan baku). BOM jenis

ini pada umunya digunakan untuk produk mobil dan komputer.

3. Struktur inverted, di mana lebih sedikit sub-assemblies

dibandingkan produk akhir, lebih sedikit komponen dan bahan

baku dibandingkan sub-assemblies (berbentuk segitiga terbalik,

dengan bagian atas adalah produk akhir, bagian tengah adalah

assemblies, dan bagian bawah adalah komponen dan bahan

baku). BOM jenis ini pada umumnya digunakan untuk produk

minyak, kertas, dan gelas.

Gambar 2.3 Struktur (Bill of Material) BOM

Struktur Produk atau Bill of Material diartikan secara jelas

sebagai cara komponen itu bergabung dalam suatu produk

selama proses manufacturing. Struktur Produk sering

ditampilkan dalam bentuk gambar (chart format), kemudian

kebanyakan produk memiliki produk standart ataukah struktur


standart dimana lebih banyak komponen dari bahan baku itu

sendiri yang telah dikelola dengan baik.

Seringkali untuk keperluan peramal dan perencanaan-

perencanaan yang digunakan pendekatan planning terhadap

struktur produk sehingga dikenal adanya planning Bill of

Material. Metode Bill of Material ini akan menginginkan

perencaan untuk memenuhi tujuan-tujuan operasi maupun non

konvensional yang lain, biasanya pendekatan planning Bill of

Material akan efektif apabila terdapat perubahan proses yang

meningkat dan lingkungan yang kompetitif serta dinamik.

Planning Bill of Material tidak menggambarkan produk

aktual yang akan dibuat, melainkan dapat menggambarkan

komposisi produk yang diciptakan untuk memudahkan dan

meningkatkan akurasi peramalan dari penjualan, mengurangi

jumlah penjualan komponen, membuat proses perencanaan dan

penjadwalan menjadi lebih akurat.

Dapat menyederhanakan pemasukan pesanan para

pelanggan, menciptakan sistem pemeliharaan dan penimpanan

data yang efisien dan fleksibel serta melakukan penjadwalan.

Jenis Bill of Material yang dipakai untuk keperluan perencanaan

ini sering disebut sebagai Planning Bill of Material, dapat dibagi

dalam dua jenis yaitu:

1. Planning Bill of Material merupakan komponen untuk

pembuatan produk akhir yang dijadwalkan secara fisik lebih

kecil dari pada produk akhir, termasuk kedalam kategori ini

adalah Modular Bill of Material dan Inverted Bill of Material.


2. Planning Bill of Material yang dijadwalkan memiliki produk

akhir sebagai komponennya (super bill), dimana yang

dijadwalkan secara fisik lebih besar dari pada produk akhir.

Termasuk kedalam kategori ini adalah Super Bill of

Material, Super Family Bill of Material dan Super Modular

Bill of Material. Planning Bill of Material merupakan

komponen dari produk akhir.

Pembuatan BOM (Bill of Material) berhubungan dengan

struktur produk, dimana BOM (Bill of Material) merupakan daftar

bahan, material atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit,

dicampur atau dibuat menjadi produk akhir. BOM untuk struktur

produk explotion merupakan gambaran dalam bentuk tabel dari

bagan struktur produk explotion sebelumnya. Berikut ini bentuk

dari BOM (Bill of Material) untuk struktur produk explotion.

Tabel 2.1 Contoh Bill of Material (BOM) Explotion

No. Level Kode Deskripsi Kuantitas

1 0 RPN Rak pajangan 1

2 1 ATP Atap 2

3 2 SDN Sandaran 1

4 3 ATS Alas Atas 1

5 4 TSKn Tiang Samping Kanan 1

6 6 SKT Sekat 1

7 6 APK Alas Pendek 1

8 7 ABH Alas Bawah 1

9 7 TSKr Tiang Samping Kiri 1


10 1,2,3,4 SKP Sekrup 3 cm 32

,5,6,7

Berdasarkan pada tabel 2.1, BOM (Bill of Material) untuk

struktur produk explotion merupakan gambaran dalam bentuk

tabel yang disusun berdasarkan pada bagan struktur produk

explotion. Bill of Material (BOM) untuk struktur produk explotion

memiliki delapan komponen utama, satu produk akhir, dan satu

komponen tambahan sehingga dapat diketahui bahan baku atau

komponen apa saja yang digunakan dalam pembuatan rak

pajangan. Bill of Material (BOM) untuk struktur produk explotion

memiliki level-level perakitan yang terdapat pada setiap

komponen-komponennya, dimana level-level ini mengikuti

struktur produk explotion sebelumnya dan terdapat pemberian

nama simbol yang berbeda-beda pada setiap komponen. Setiap

komponen memiliki kuantitas yang berbeda-beda. Kuantitas

yang paling banyak terdapat pada komponen tambahan, yaitu

sekrup sebanyak 32 buah. Hal ini dikarenakan sekrup sebagai

alat untuk mengabungkan antara komponen yang satu dengan

komponen yang lain.

BOM (Bill of Material) untuk struktur produk implotion

merupakan gambaran dalam bentuk tabel dari bagan struktur

produk implotion sebelumnya. Berikut ini bentuk dari struktur

produk implotion.
Tabel 2.2 Contoh Bill of Material (BOM) Implotion

No. Level Kode Deskripsi Kuantitas

1 0 ABH Alas Bawah 1

2 0 TSKr Tiang Samping Kiri 1

3 1 SKT Sekat 1

4 1 APK Alas Pendek 1

5 3 TSKn Tiang Samping Kanan 1

6 4 ATS Alas Atas 1

7 5 SDN Sandaran 1

8 6 ATP Atap 2

9 7 RPN Rak pajangan 1

10 0,1,2,3, SKP Sekrup 32

4,5,6

Berdasarkan tabel 2.2 Bill of Material (BOM) untuk struktur

produk implotion berbeda dengan Bill of Material (BOM) untuk

struktur produk explotion. Perbedaannya terletak pada pada

urutan level dan komponen-komponennya. BOM untuk struktur

produk implotion ini penyusunannya dimulai dari komponen-

komponen penyusun sampai ke produk akhir, dimana

komponen-komponen penyusunnya terdiri dari alas bawah,

tiang samping kiri, sekat, alas pendek, tiang samping kanan,

alas atas, sandaran, dan atap sedangkan produk akhirnya

adalah rak pajangan. Setiap komponen memiliki banyaknya

komponen yang digunakan atau kuantitas yang berbeda-beda

dan memiliki pemberian nama simbol yang berbeda-beda pula


untuk setiap komponennya. Pengurutan level disusun

berdasarkan pada bagan struktur produk implotion sebelumnya.

Bill of Material (BOM) memiliki dua tipe level, yaitu single level

BOM dan multi level BOM.

Manfaat dari BOM diantaranya adalah sebagai alat

pengendali produksi yang menspesifikasikan bahan-bahan

kandungan yang penting dari suatu produk, pesanan yang

harus digabungkan dan seberapa banyak yang dibutuhkan

untuk membuat satu batch, bill of material juga digunakan untuk

peramalan barang yang keluar masuk dari inventori maupun

transaksi produksi dan bisa menghasilkan pesanan-pesanan

produksi dari pesanan pelanggan, serta menjamin bahwa

jumlah bahan yang tepat telah dikirim ke tempat yang tepat

pada waktu yang tepat.

2.5. Tamiya

Mini 4WD“Mini 4 Wheel Drive”, adalah sebuah mainan mobil balap

rakitan, bersekala kecil yang terbuat dari bahan dasar plastik ini mainan

yang sangat populer pada era 1980’an, 1990’an, bahkan hingga saat ini.

Mainan mobil rakitan bersekala 1:20 – 1:48 ini tidak dikemudikan oleh

remot kontrol, melainkan digerakan oleh dinamo mini, dan di tenagai oleh

batre berukuran AA.Mainan mini 4wd ini sendiri pertama kali di produksi

oleh perusahaan berkelahiran dari negeri jepang yaitu Tamiya.Tamiya

sendiri adalah perusahaan yang bergerak pada bidang mainan mobil balap

berskala. Dimana pada awalnya pemilik, berikut sang pendiri perusahaan

mainan ini Yoshio Tamiya mendirikan pabrik penggergajian kayu mainan

pertamanya di kota Shizuoka pada tahun 1946. Kayu adalah sebuah bahan
awal, rangkaian dasar, dan ide awal dari mini 4wd saat ini, dimana pada

masa itu mini 4wd Tamiya bukan lah berbahan plastik, melainkan berbahan

kayu, yang hanya bisa dimainkan secara manual atau kita dorong dengan

tangan dikarenakan pada saat itu mini 4wd Tamiya tidak menggunakan

mesin atau dinamo. Dengan seiringnya waktu dan perkembangan zaman,

Yoshio Tamiya mengembangkan mainan nya tersebut. 1947 – 1960

dimana Tamiya mulai memasarkan ke pasar dunia dan mematenkan nama

perusahaan mereka menjadi “Tamiya Inc”, setelah keterlibatanya dalam

lomba, pameran mainan “Toy Fair” pada tahun 1968, di Nuremberg,

Jerman. Dan pada saat itu pula Tamiya jadi perusahaan model kit pertama

di Jepang, yang mengikuti pameran mainan berkelas dunia.

Dimana pada tahun 1987 mobil “Racing Mini 4WD” skala 1/32 yang

diproduksi sejak setahun sebelumnya, dapat mencapai total penjualan 10

juta unit dalam jangka hanya 1 tahun saja.Penjualan hingga nama mainan

mini 4wd Tamiya ini pun melesat, melambung tinggi, dan sukses hingga

kancah dunia, laluTamiya Inc mulai, dan lebih menunjukan konsistensi,

keunggulan serta kepopularitasan mini 4wd nya pada kancah dunia,

dimana mereka mebuat banyak varian type mini 4wd, berikut beserta

dengan macam-macam jenis aksesoris yang dikhususkan untuk

memperindah, dan mengecangkan laju dari mini 4wd buatanya tersebut.

Tak lepas dari kesuksesan Tamiya Inc, munculah produsen” mini 4wd

yang lainya, seperti Tokyo Marui, Kyosho, Academy, Auldey, Okami,

Gokey, HJH, Twink, dan AA. Dimana masing-masing dari mereka

memperkenalkan rancangan, dan motif tersendiri.

Mobil mainan mini 4WD ini di kenal pertama kali dengan di putarnya

serial anime “Dash Yonkuro” di layar televise pada tahun 1989. Kemudian
sejak saat itu dinamika perkembangan makin menggeliat dan memiliki

banyak penggemar di tanah air. Komponen-komponen pada Tamiya yaitu:

1. Chasis

Gambar 2.4 Chasis

Chasis adalah komponen utama dalam merakit mobil tamiya,

chassis terdiri dari beberapa frame atau bagian yang berfungsi untuk

menggabungkan atau menyatukan komponen-komponen yang lain

sehingga menjadi mobil tamiya yang utuh. Pada mobil tamiya atau mini

4wd, chassis adalah frame utama yang terletak pada bagian bawah

mobil yang berfungsi sebagai komponen untuk menempatkan

komponen-komponen tamiya yang lain. Dinamo (Motor)

Gambar 2.5 Dinamo (Motor)


Motor adalah mesin yang didisain untuk mengubah energi listrik

dari batere menjadi gerakan mekanik. Motor yang dipakai pada mobil

mini 4wd atau tamiya biasa juga disebut sebagai dinamo. Motor

atau dinamo tamiya berfungsi sebagai mesin penggerak, sehingga gear

dapat memutar roda mobil tamiya. Agar mobil tamiya dapat melaju

dengan baik, mobil tamiya membutuhkan mesin atau yang tepat.

Karakteristik dalam pemilihan motor atau dinamo biasanya terdiri atas

dua hal, yaitu putaran mesin atau sering disebut sebagai RPM dan

tenaga yang mampu dihasilkan mesin atau sering disebut sebagai

Torque. RPM berkaitan langsung dengan top speed yang akan dimiliki

mobil. Semakin tinggi nilai RPM-nya semakin tinggi top speed-nya.

2. Gear

Gambar 2.6 Gear

Gear adalah suatu komponen mobil mini 4wd yang berputar pada

mesin dan as roda mobil yang memiliki sejumlah gigi. Gear mobil mini

4wd atau tamiya berfungsi untuk mengirimkan puatran dan tenaga dari

mesin ke roda mobil mini4wd.  Suatu mesin yang memakai gear dapat

mengubah kecepatan, besar kekuatan, dan arah dari sumber tenaga

(mesin).
3. Vleg

Gambar 2.7 Vleg

Vleg dapat didefinisikan sebagai bingkai roda tempat meletakkan

karet ban yang berbentuk lingkaran yang dipasang sebagai tumpuan

atau pijakan mobil tamiya pada track dengan tujuan dapat

mempermudah pergerakan karena permukaan gesek yang relatif lebih

sedikit yang di padukan dengan ban mobil.

4. Roller

Gambar 2.8 Roller

Roller memiliki pengertian mirip dengan roda, tetapi roller memiliki

fungsi yang berbeda. Roller memiliki fungsi sebagai kemudi agar mobil

tamiya dapat berbelok pada tikungan track. Selain itu roller juga

berfungsi untuk mengurangi gesekan saat berbelok, oleh karena itu

pada saat berbelok hanya roller yang boleh bersentuhan dengan

dinding track. Roller penting untuk mobil mini 4wd, karena tanpa roller

mobil akan kesulitan saat melaju di track balap, atau efek terparahnya

mobil bisa saja terpelanting dan rusak karena bergesekan dengan

dinding track pada saat melaju di lintasan.


5. Body

Gambar 2.9 Body

Kap atau body mobil biasanya tersedia dalampaket pembelian

mobilmini 4wd. Karena body atau kap mobil biasanya menjadi penentu

seseorang membeli mobil mini 4wd tersebut. Body tamiya bukan hanya

sebagai “pemanis” atau sekedar agar terlihat seperti mobil, tapi juga

sebagai pelindung. Body menutup sebagaian besar besar chassis dari

atas dimana di dalamnya terdapat komponen penting seperti mesin,

gear dan baterai. Body mobil akan menghasilkan “down force”, akibat

gaya aerodinamik yang dihasilkan body tersebut. Gaya down force ini

membuat mobil tertekan kebawah sehingga mobil lebih mencengkram

track.

7. Baterai

Gambar 2.10 Baterai

Baterai adalah sumber energi listrik untuk motor atau mesin

tamiya. Batere mobil tamiya dapat dianalogikan sebagai BBM pada

kendaraan, oleh karena itu kualitas batre akan berpengaruh pada


performa laju mobilmini 4wd. Tipe atau jenis batere yang digunakan

untuk tamiya adalah tipe AA. Merk batere yang biasa digunakan dalam

perlombaan diataranya Tamiya, Auldey, Sanyo, HW dan VMP.Semakin

baik kualitas batere yang digunakan pada mobilmini 4wd maka sebakin

baik pula laju mobil mini 4wd.

Anda mungkin juga menyukai