Anda di halaman 1dari 20

BAB II

PROSES KERJA DAN MATERIAL

2.1 Landasan Teori


Perencanaan proses merupakan suatu perencanaan awal terhadap

proses pembuatan produk dimana perencanaan proses berkaitan dengan


perancangan dan implementasi sistem kerja yang akan memproduksi

produk yang diinginkan dalam kuantitas yang diperlukan. Beberapa alat


bantu yang digunakan dalam perencanaan proses yaitu Operation Process

Chart (OPC), Assembly Process Chart (APC), Struktur Produk, dan Bill of
Material (BOM) (Binus, 2014).

Operation Process Chart (OPC) merupakan suatu diagram yang


menggambarkan proses yang akan dialami bahan baku mengenai tahapan

operasi dan perakitan. Tahapan proses operasi kerja harus diuraikan secara
logis dan sistematis. Keseluruhan operasi kerja dapat digambarkan dari

awal (raw material) sampai menjadi produk akhir (finished goods product),
sehingga analisis perbaikan dari setiap operasi kerja secara individual

maupun tahapannya secara keseluruhan akan dapat dilakukan. Peta


operasi ini umumnya digunakan untuk menganalisis operasi kerja yang

memakan waktu beberapa menit per siklus kerjanya (Binus, 2014).


Beberapa informasi yang bisa didapat melalui Operation Process

Chart (OPC) yaitu dapat mengetahui kebutuhan akan mesin, dapat


memperkirakan kebutuhan akan bahan baku, sebagai alat untuk

menentukan tata letak pabrik, sebagai alat untuk melakukan perbaikan


cara kerja, sebagai alat untuk latihan kerja. (Binus, 2014)

II-1
II-2

Assembly Process Chart (APC) adalah suatu peta kerja yang

menggambarkan proses perakitan yang akan dialami oleh komponen


(produk), serta pemeriksaan (inspeksi) dari awal sampai produk jadi selesai.

Assembly Process Chart (APC) disebut juga peta proses perakitan yang
memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah menentukan kebutuhan

operator, mengetahui kebutuhan tiap komponen, alat untuk mengetahui


tata letak fasilitas, alat untuk menentukan perbaikan cara kerja, dan alat

untuk latihan kerja (Binus, 2014).


Waktu siklus adalah waktu penyelesaian suatu produksi mulai dari

bahan baku mulai diproses ditempat kerja yang bersangkutan. Rumus


waktu sikklus adalah jumlah waktu penyelesaian yang teramati (∑ Xi) dibagi

dengan banyaknya pengamatan (n). Waktu normal adalah waktu


penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan oleh pekerja dalam kondsi wajar

dan kemampuan rata-rata. Rumus waktu normal adalah Wn = Ws x p


dimana p merupakan faktor penyesuaian. Waktu baku adalah waktu

penyelesaian yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal untuk


menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem kerja terbaik

pada saat itu. Rumus waktu baku adalah Wb = Wn (1 + l) dimana l


merupakan kelonggaran atau allowance yang diberikan kepada pekerja

untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal (Sritomo,


2011).

Struktur produk adalah suatu cara komponen bergabung sehingga


membentuk suatu produk selama proses manufacturing. Struktur produk

berisi informasi mengenai material, komponen, sub assembly yang


diperlukan untuk membuat produk jadi. Struktur produk menggambarkan

proses perakitan yang dilakukan untuk memperoleh suatu produk jadi


dalam bentuk tingkatan. Tingkatan pada struktur produk tersebut
II-3

dinamakan sebagai level. Teknik yang digunakan dalam penyajian struktur

produk ada dua yaitu eksplosion dan implosion. Eksplosion adalah suatu
teknik penguraian komponen struktur produk yang urutan dimulai dari

induk sampai komponen pada level paling bawah. Implosion adalah


kebalikannya dari eksplosion, dimana implosion adalah suatu teknik

penguraian komponen struktur produk yang urutannya dimulai dari level


paling bawah ke induk (Binus, 2014).

Manfaat dari struktur produk adalah dapat memberikan informasi


mengenai material, komponen atupun sub assembly yang diperlukan

dalam pembuatan suatu produk. Selain itu, melalui struktur produk juga
dapat diketahui proses berapa jumlah item penyusunan suatu produk

akhir dan rincian mengenai komponen apa saja yang dibutuhkan (Binus,
2014).

Bill of Material (BOM) merupakan daftar dari semua material, parts,


dan subassemblies, serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan

untuk memproduksi satu unit produk atau parent assembly (Gasperz,


2004). Bill of material (BOM) merupakan serangkaian komponen yang

digunakan untuk memproduksi barang jadi sesuai dengan Master


Production Scheduling. (Binus, 2014)

Ada beberapa format dari Bill of Material (BOM), yaitu single-level


BOM, multi-level BOM, Indented BOM, dan summarized BOM. Ada tiga

jenis BOM yang yang digunakan dalam dunia perindustrian, yaitu phantom
bill merupakan jenis bill yang digunakan untuk material yang tidak untuk

disimpan atau untuk material yang hanya lewat saja. Modular bill
digunakan untuk material yang menyusun produk dengan sejumlah option

yang berbeda. Pseudo bill digunakan untuk menyusun daftar kebutuhan


II-4

material yang bukan untuk disusun menjadi produk melainkan untuk

dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu (Heizer, 2006).


Jenis bill lainnya adalah planning bill, yang merupakan jenis bill yang

digunakan untuk keperluan peramalan dan perencanaan. Planning bill


terbagi menjadi dua jenis, yaitu planning bills dengan item yang

dijadwalkan merupakan komponen untuk pembuatan produk akhir,


dimana item yang dijadwalkan itu secara fisik lebih kecil daripada produk

akhir. Planning bills dengan item yang dijadwalkan memiliki produk akhir
sebagai komponennya, dimana item yang dijadwalkan secara fisik lebih

besar daripada produk akhir (Heizer, 2006).


Manfaat dari Bill of Material (BOM) diantaranya adalah sebagai alat

pengendali produksi yang menspesifikasikan kebutuhan bahan yang


penting dari suatu produk, pesanan yang harus digabungkan dan

seberapa banyak yang dibutuhkan untuk membuat satu batch, Bill of


Material (BOM) juga digunakan untuk peramalan barang yang keluar

masuk dari inventori maupun transaksi produksi pesanan pelanggan, serta


menjamin bahwa jumlah bahan yang tepat telah dikirim ke tempat yang

tepat pada waktu yang tepat (Binus, 2014).

2.2. Pembahasan
Hasil dan pembahasan berisikan tentang ukuran-ukuran dari

masing-masing komponen pembentuk rak dwi fungsi. Hasil dan


pembahasan juga mencantumkan waktu serta biaya yang diperlukan untuk

membuat sebuah rak dwi fungsi. Data-data tersebut disajikan dalam


bentuk tabel Operation Process Chart (OPC), Assembly Process Chart (APC),

Struktur Produk, dan Bill of Material (BOM).


II-5

2.2.1 Deskripsi Produk

Produk yang dibuat adalah rak dwi fungsi yang memiliki dimensi
ukuran sebesar 96 cm x 39 cm x 50 cm yang berfungsi untuk menyimpan

tas dan sepatu atau dapat juga digunakan untuk menyimpan benda lain
yang memiliki ukuran yang sesuai dengan rak dwi fungsi. Rak dwi fungsi

memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat diletakkan dengan berbagai


posisi, dapat didirikan dan dapat diletakkan dengan posisi mendatar serta

dapat digantung dengan menambahkan siku. Selain kelebihan tersebut


kelebihan lain dari rak dwi fungsi dapat menyimpan dua benda sekaligus

yaitu tas dan sepatu. Kekurangan dari produk tersebut adalah sulit
diletakan pada ruangan yang kecil karena produk tersebut memiliki ukuran

yang cukup besar.


Pembuatan produk dilakukan di Laboratorium Teknik Industri

Gunadarma Kalimalang. Poduk yang dibuat terdiri dari 7 komponen utama


dan 1 komponen tambahan. Komponen utama terdiri dari papan belakang,

papan samping kanan, papan rak tas, papan pembatas tengah, papan
sekat sepatu, papan sekat tas, papan atas bawah dan sekrup 3 cm sebagai

komponen tambahan. Terdapat 6 divisi, yaitu divisi pengukuran, divisi


pemotongan, divisi pengeboran, divisi penghalusan, divisi perakitan dan

divisi pengecekan atau quality control. Divisi pertama berfungsi untuk


mengukur bahan baku sesuai dengan yang diinginkan. Langkah

selanjutnya setelah bahan baku diukur, bahan baku masuk kedalam divisi
pemotongan. Divisi ini berfungsi untuk memotong bahan baku menjadi

beberapa komponen dengan menggunakan alat potong sesuai ukuran.


Langkah selanjutnya setelah bahan baku menjadi komponen,

komponen akan masuk kedalam divisi pengeboran dan divisi ini berfungsi
untuk melubangi komponen dengan menggunakan bor. Divisi selanjutnya
II-6

setelah komponen dilubangi adalah divisi penghalusan. Divisi ini berfungsi

untuk menghaluskan komponen dari serat kayu yang memiliki permukaan


tidak rata dan kasar. Langkah selanjutnya setelah permukaan kayu rata dan

rapih adalah merakit komponen di dalam divisi perakitan. Divisi perakitan


berfungsi untuk menyatukan beberapa komponen menjadi sebuah produk

dengan menggunakan sekrup ukuran 3 cm. Divisi terakhir adalah divisi


pengecekan atau quality control yang berfungsi untuk melakukan

pengecekan produk sebelum dipasarkan. Berikut ini adalah bentuk dari rak
dwi fungsi tersebut.

Gambar 2.1 3D Rak Dwi Fungsi

Gambar 2.2 Rak Dwi Fungsi

Data penunjang berisi berbagai data yang berhubungan dengan


produk. Data produk dapat berupa data komponen utama, komponen
tambahan, mesin-mesin yang digunakan, ukuran komponen, dan waktu
II-7

yang digunakan saat proses pembuatan produk berlangsung. Berikut

adalah data mengenai informasi penunjang produk rak dwi fungsi.


Tabel 2.1 Komponen Utama
Ukuran Ukuran Berat/
Nama Unit/ Tipe Harga/
No Pakai Terima Unit
Komponen Assy Bahan Unit (Rp)
(cm) (cm) (kg)
1 Papan Belakang 1 Kayu 99x49x1 100x50x1 1 Rp 30.233
Papan Samping
2 1 Kayu 49x39x1 50x40x1 0,5 Rp 12.093
Kanan
Papan Samping
3 2 Kayu 49x39x1 50x40x1 0,5 Rp 12.093
Rak Tas
Papan Pembatas
4 1 Kayu 49x39x1 50x40x1 0,5 Rp 12.093
Tengah
Papan Sekat
5 2 Kayu 21x39x1 22x40x1 0,2 Rp 5.321
Sepatu
6 Papan Sekat Tas 2 Kayu 38x19x1 39x20x1 0,4 Rp 4.716
7 Papan Atas Bawah 2 Kayu 99x39x1 100x40x1 1 Rp 24.187

Komponen yang dipakai dalam pembuatan rak dwi fungsi memiliki

ukuran serta harga yang dikeluarkan. Masing-masing komponen memiliki


harga yang harus dikeluarkan. Berikut perhitungan harga yang dikeluarkan

untuk membuat rak dwi fungsi.


Contoh Perhitungan:
uk terima
Harga/Komponen = x harga per lembar
uk perlem ar

= x 180.000
m m m

= Rp.30.233
Pembuatan rak dwi fungsi juga dilengkapi dengan komponen
tambahan. Komponen tambahan yang dipakai dalam proses pembuatan

rak dwi fungsi adalah sekrup dengan ukuran 3 cm. Berikut merupakan data
dari komponen sekrup 3 cm tersebut.
II-8

Tabel 2.2 Komponen Tambahan


Ukuran
Berat/ Harga
No. Nama Unit/ Tipe Kemasan Unit
Unit /Unit
Komp Komponen Assy Bahan (cm) Tersedia
(kg) (Rp)
(diameter x t)
Sekrup
008 46 Besi 4,5 x 4,5 x 2,5 50 0,01 4.600
3cm

Proses pembuatan rak dwi fungsi juga memerlukan mesin dan


peralatan untuk menunjang jalannya produksi pembuatan rak dwi fungsi.

Adapun data dari mesin yang digunakan pada proses pengerjaan rak dwi
fungsi adalah sebagai berikut.
Tabel 2.3 Mesin-Mesin
No. Mesin Nama Mesin Proses
F1 Meja Fabrikasi Mengukur
F2 Mesin Potong Memotong
F3 Mesin Serut Menghaluskan
F4 Mesin Bor Melubangi
A1 Meja Assembly Merakit

Komponen pembentuk rak dwi fungsi ditampilkan dalam bentuk


tabel. Tabel berisikan nomor komponen, nama komponen, symbol dari

masing-masing komponen serta kuantitas dari komponen tersebut. Berikut


merupakan tabel data komponen utama dan tambahan pembentuk rak

dwi fungsi.
Tabel 2.4 Data Komponen (Utama dan Tambahan)
No. Komp Nama Komponen Simbol Kuantitas
001 Papan Belakang PB 1
002 Papan Samping Kanan PSK 1
003 Papan Samping Rak Tas PSRT 2
004 Papan Pembatas Tengah PPT 1
005 Papan Sekat Sepatu PSS 2
006 Papan Sekat Tas PST 2
007 Papan Atas Bawah PAB 2

Proses sebelum perakitan rak dwi fungsi yang pertama adalah

mengukur, kemudian memotong, menghaluskan dan melubangi. Dari


II-9

setiap proses tersebut harus dihitung scrap yang terbuang yang terdapat

pada tabel 5.
Tabel 2.5 Perhitungan Scrap
Nama SebelumProses Setelah Proses
Operasi % Scrap
Komp. (Ukuran Diterima) (Ukuran Pakai)
Mengukur 100x50x1 100x50x1 0%
Papan Memotong 100x50x1 99,2x49,2x1 2,3%
Belakang Menghaluskan 99,2x49,2x1 99x49x1 0,6%
Melubangi 99x49x1 99x49x1 0,026%
Mengukur 50x40x1 50x40x1 0%
Papan
Memotong 50x40x1 49,2x39,2x1 3,56%
Samping
Menghaluskan 49,2x39,2x1 49x39x1 0,91%
Kanan
Melubangi 49x39x1 49x39x1 0,014%
Mengukur 50x40x1 50x40x1 0%
Papan
Memotong 50x40x1 49,2x39,2x1 3,56%
Samping
Menghaluskan 49,2x39,2x1 49x39x1 0,91%
Rak Tas
Melubangi 49x39x1 49x39x1 0,0014%
Mengukur 50x40x1 50x40x1 0%
Papan
Memotong 50x40x1 49,2x39,2x1 3,56%
Pembatas
Menghaluskan 49,2x39,2x1 49x39x1 0,91%
Tengah
Melubangi 49x39x1 49x39x1 0,022%
Mengukur 22x40x1 22x40x1 0%
Papan
Memotong 22x40x1 21,2x39,2x1 5,56%
Sekat
Menghaluskan 21,2x39,2x1 21x39x1 1,4%
Sepatu
Melubangi 21x39x1 21x39x1 0%
Mengukur 39x20x1 39x20x1 0%
Papan Memotong 39x20x1 38,2x19,2x1 5,9%
Sekat Tas Menghaluskan 38,2x19,2x1 38x19x1 1,5%
Melubangi 38x19x1 38x19x1 0%
Mengukur 100x40x1 100x40x1 0%
Papan
Memotong 100x40x1 99,2x39,2x1 2,7%
Atas
Menghaluskan 99,2x39,2x1 99x39x1 0,71%
Bawah
Melubangi 99x39x1 99x39x1 0,029%

Tabel diatas didapatkan dari perhitungan scrap masing-masing

proses pada setiap komponen. Berikut merupakan contoh perhitungan


scrap masing-masing proses dari tiap komponen.
kuran ipakai
Memotong Papan Belakang = - kuran iterima
(
- (
= 2,3%
II-10

(
Menghaluskan Papan Belakang = - (

= 0,6%
Melubangi Papan Belakang

Diameter Mata Bor (d) = 0,3 cm


V = ¼ πd2t

= ¼ (3,14)(0,3)2.1
= 0,071

Melubangi Papan Belakang 18 lubang:


Vs = V x 18 = 0,071 x 18

= 1,278 cm3
kuran ipakai – l ekrap
Melubangi Papan Belakang = - kuran iterima

( -
= - (

= 0,026%

Proses yang dilakukan setelah semua komponen dilubangi


menggunakan bor adalah proses perakitan. Proses perakitan dilakukan

dengan menggunakan obeng dan sekrup yang digambarkan dengan


menggunakan tabel. Berikut merupakan tabel waktu perakitan produk.
Tabel 2.6 Waktu Perakitan

No. Waktu Perakitan (menit)


Simbol Komponen Kuantitas
Perakitan I II
1 PB + PSK = P1 3,26 1,53 1
2 P1 + PSRT = P2 1,76 1,06 1
3 P2 + PPT = P3 3,03 1,46 1
4 P3 + PSS = P4 0,83 0,70 1
5 P4 + PST = P5 2,05 1,28 1
6 P5 + PAB = P6 1,07 0,96 1
TOTAL 12 6,99 6

Data yang sudah didapatkan dari proses pengerjaan rak dwi fungsi
tersebut diolah untuk menentukan waktu siklus, waktu normal serta waktu
II-11

baku dIsebut. Berikut merupakan perhitungan dari waktu siklus, waktu

normal serta waktu baku pembuatan rak dwi fungsi. Berikut ini adalah
perhitungan waktu siklus.
s
Waktu Siklus =
n

= = 9,495 menit.

Waktu Normal = s x p = 9,495 x 1 = 9,495 menit


Waktu Baku = Wn + (1 x l)

= 9,495 + (1 x 0,15)
= 9,495 + 0,15

= 9,645 menit
Keterangan:

Wn = waktu normal (menit)


l = kelonggaran (15%)

p = penyesuaian (100%)

2.2.2 Gambaran OPC dan APC


Operation Process Chart (OPC) merupakan peta yang

menggambarkan langkah-langkah proses pembuatan suatu produk mulai


dari bahan baku sampai menjadi produk jadi. Assembly Process Chart (APC)

merupakan peta yang menggambarkan langkah-langkah proses perakitan


suatu produk mulai dari bahan baku sampai menjadi produk jadi, produk

yang dipetakan adalah rak dwi fungsi. Berikut ini adalah Operation Process
Chart (OPC) dari rak dwi fungsi.
II-12

OPERATION PROCESS CHART

NAMA OBJEK : RAK DWI FUNGSI


NOMOR PETA :1
DIPETAKAN OLEH : KELOMPOK 5
TANGGAL DIPETAKAN : 4 APRIL 2014

(100x40x1) (39x20x1) (50x40x1 cm) (22x40x1 cm) (50x40x1 cm) (50x40x1 cm) (100x50x1 cm)
Papan Atas Bawah (2) Papan Sekat Tas (2) Papan Pembatas Tengah (1) Papan Sekat Sepatu (2) Papan Samping Rak Tas (2) Papan Samping Kanan (1) Papan Belakang (1)
(99x39x1) (38x19x1) (49x39x1 cm) (21x39x1 cm) (49x39x1 cm) (49x39x1 cm) (99x49x1 cm)

1,96 1,78 1,2 2,96


2,35 Mengukur Mengukur Mengukur 1,58 1,50
Mengukur Mengukur Mengukur
O-23 (meteran) O-20 (meteran) O-16 Mengukur O-13 (meteran) O-9 O-5 O-1 (meteran)
(meteran) (meteran)
0% 0% 0% (meteran) 0% 0% 0%
0%

0,88 1,23 1,15 Memotong 1,40


Memotong Memotong Memotong 1,47 3,33 Memotong
3,97 O-24 O-21 O-17 Memotong O-14 O-10 O-2
(jigsaw) (jigsaw) (jigsaw) O-6 Memotong
(jigsaw) (jigsaw) (jigsaw)
2,7% 5,56% 3,56% 3,56% (jigsaw) 2,3%
5,56% 3,56%

Menghaluskan 1,33 Menghaluskan 1,23 Menghaluskan 1,43 Menghaluskan 1,18


Menghaluskan
1,17 4,53
2,17 Menghaluskan Menghaluskan
O-25 (Amplas) O-22 (Amplas) O-18 (Amplas) (Amplas) O-11 (Amplas) O-7 O-3
O-15 (Amplas) (Amplas)
0,71% 1,5% 0,91% 1,4% 0,91% 0,91% 0,6

0,71 0,80 0,67 1,08


1 Melubangi
Melubangi Melubangi Melubangi
O-26 O-19 (mesin bor) O-12 Melubangi O-8 O-4
(mesin bor) (mesin bor) 0,026 (mesin bor)
0,029% 0,022% (mesin bor)
0,014% 0,014%
Sekrup (3)

1,53
Perakitan 1
O-27
(obeng)

Sekrup (6)

1,06 Perakitan 2
O-28 (obeng)

Sekrup (3)

1,46
Perakitan 3
O-29 (obeng)

Sekrup (12)

0,70 Perakitan 4
O-30 (obeng)

Sekrup (6)

1,28
Perakitan 5
O-31 (obeng)

Sekrup (16)

0,96
Perakitan 6
O-32 (obeng)

1,78 I-1 memeriksa

menyimpan

RINGKASAN

KEGIATAN JUMLAH WAKTU (menit)

OPERASI 32 50,05

PEMERIKSAAN 1 1,78

TOTAL 33 51,83

Gambar 2.3 Operation Process Chart (OPC)


II-13

ASSEMBLE PROCESS CHART

NAMA OBJEK : RAK DWI FUNGSI


NOMOR PETA :2
DIPETAKAN OLEH : KELOMPOK 5
TANGGAL DIPETAKAN : 4 APRIL 2014

(100x40x1) (39x20x1) (50x40x1 cm) (22x40x1 cm) (50x40x1 cm) (50x40x1 cm) (100x50x1 cm)
Papan Atas Bawah (2) Papan Sekat Tas (2) Papan Pembatas Tengah (1) Papan Sekat Sepatu (2) Papan Samping Rak Tas (2) Papan Kamping Kanan (1) Papan belakang (1)
(99x39x1) (38x21x1) (49x39x1 cm) (21x39x1 cm) (49x39x1 cm) (49x39x1 cm) (99x49x1 cm)

Sekrup
(3)
1,53
Perakitan 1
O-1
(obeng)
Sekrup
(6)

1,06 Perakitan 2
O-2 (obeng)
Sekrup
(3)
1,46
Perakitan 3
O-3 (obeng)
Sekrup
(12)
0,70 Perakitan 4
O-4 (obeng)
Sekrup
(6)
1,28
Perakitan 5
O-5 (obeng)
Sekrup
(16)
0,96
Perakitan 6
O-6 (obeng)

1,78 I-1 Memeriksa

Menyimpan

RINGKASAN

KEGIATAN JUMLAH WAKTU (menit)

OPERASI 6 6,99

PEMERIKSAAN 1 1,78

TOTAL 7 8,77

Gambar 2.4 Assembly Process Chart (APC)


II-14

2.2.3 Struktur Produk

Struktur produk adalah suatu bagan yang memuat informasi, yang


menunjukkan hubungan antara komponen satu dengan komponen lainnya

serta menunjukkan item-item pembentuk suatu produk. Berikut adalah


struktur produk explotion dan implotion dari rak dwi fungsi:

1 1

Rak Dwi Fungsi Level 0


RDF

2 1 3 2 4 16

Perakitan 5 Papan Atas Bawah Sekrup 3cm Level 1


007 008
5 1 6 2 7 6

Perakitan 4 Papan Sekat Tas Sekrup 3cm Level 2


006 008
8 1 1 10 12
9

Papan Pembatas
Perakitan 3 Sekrup 3cm Level 3
Tengah
005 008

11 1 12 2 13 3

Perakitan 2 Papan Sekat Sepatu Sekrup 3cm Level 4


004 008

14 1 15 2 16 6

Papan Samping
Perakitan 1 Sekrup 3cm Level 5
Rak Tas
003 008

17 1 18 1 19 3

Papan Samping
Papan Belakang Sekrup 3cm Level 6
Kanan
001 002 008

Gambar 2. 5 Struktur Produk Explotion


II-15

1 1 2 1 3 3

Papan Samping Level 0


Papan Belakang Secrup 3cm
Kanan
001 002 008

4 1 5 2 6 6

Papan Samping Level 1


Perakitan 1 Secrup 3cm
Rak Tas
003 008
7 1 8 9 3
2

Perakitan 2 Papan Sekat Sepatu Secrup 3cm Level 2

004 008
10 1 11 1 12 12

Papan Pembatas Level 3


Perakitan 3 Secrup 3cm
Tengah
005 008

13 1 14 2 15 6

Perakitan 4 Papan Sekat Tas Secrup 3cm Level 4

006 008

16 1 17 2 18 16

Perakitan 5 Papan Atas Bawah Secrup 3cm Level 5


007 008

19 1

Rak Dwi Fungsi Level 6


RDF

Gambar 2.6 Struktur Produk Implotion

2.2.3 Struktur Produk

Pembuatan Bill of Material (BOM) sangat erat kaitannya dengan


struktur produk yang telah dibuat. Bill of Material (BOM) merupakan daftar

bahan, material atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur


atau dibuat menjadi produk akhir. Bill of Material (BOM) untuk struktur

produk explotion merupakan gambaran dalam bentuk tabel dari bagan


struktur produk explotion sebelumnya. Bill of Material (BOM) untuk

struktur produk implotion merupakan gambaran dalam bentuk tabel dari


bagan struktur produk implotion sebelumnya. Berikut ini bentuk dari Bill of
II-16

Material (BOM) untuk struktur produk explotion dan implotion rak dwi

fungsi.
Tabel 2.7 Bill of Material (BOM) Explotion

No.
Level Kode Deskripsi Kuantitas
Kode
RDF 0 RDF Rak Dwi Fungsi 1
007 1 PAB Papan Atas Bawah 2
006 2 PST Papan Sekat Tas 2
005 3 PPT Papan Pembatas Tengah 1
004 4 PSS Papan Sekat Sepatu 2
003 5 PSRT Papan Samping Rak Tas 2
002 6 PSK Papan Samping Kanan 1
001 6 PB Papan Belakang 1
008 1,2,3,4,5,6 SKP Sekrup 3 cm 46

Tabel 2.8 Bill of Material (BOM) Implotion

No.
Level Kode Deskripsi Kuantitas
Kode
001 0 PB Papan Belakang 1
002 0 PSK Papan Samping Kanan 1
003 1 PSRT Papan Samping Rak Tas 2
004 2 PSS Papan Sekat Sepatu 2
005 3 PPT Papan Pembatas Tengah 1
006 4 PST Papan Sekat Tas 2
007 5 PAB Papan Atas Bawah 2
RDF 6 RDF Rak Dwi Fungsi 1
008 0,1,2,3,4,5 SKP Sekrup 3 cm 46

2.3 Analisis Proses Kerja dan Material

Hasil yang didapat pada waktu siklus adalah sebesar 9,495 menit.
Hasil tersebut yang berarti bahwa operator dapat menyelesaikan suatu

produk rak dwi fungsi dalam waktu 9,495 menit. Data waktu siklus ini

digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu normal operator dapat


menyelesaikan produk. Data waktu normal dapat diketahui ataupun dicari

setelah mengetahui berapa hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan


waktu siklus dan berapa besar faktor penyesuaian yang diberikan kepada
operator. Berikut ini adalah perhitungan waktu normal. Hasil yang didapat
II-17

pada waktu normal adalah sebesar 9,495 menit. Hasil tersebut sama

dengan hasil yang didapat pada perhitungan waktu siklus yang berarti
secara normal operator dapat menyelesaikan suatu produk rak dwi fungsi

selama 9,495 menit. Data waktu baku ini digunakan untuk mengetahui
berapa lama waktu yang seharusnya dibutuhkan oleh operator untuk

menyelasikan produk. Hasil yang didapat pada waktu baku adalah sebesar
9,645 menit. Hasil tersebut berarti waktu yang seharusnya dibutuhkan oleh

operator secara wajar dan normal dalam menyelesaikan suatu produk rak
dwi fungsi selama 9,645 menit.

Berdasarkan Operation Process Chart (OPC) rak dwi fungsi


menggambarkan urutan-urutan operasi dan pemeriksaan yang dilakukan

mulai dari bahan baku sampai menjadi suatu produk. Produk tersebut
adalah rak dwi fungsii. Proses pembuatan rak dwi fungsi terdiri dari

mengukur, memotong, menghaluskan, melubangi, hingga ke proses


perakitan dengan mesin dan alat yang digunakan adalah meteran, mesin

potong (jigsaw), amplas dan obeng. Waktu pengerjaan rak dwi fungsi
adalah 50,05 menit yang terdiri dari 32 operasi dan 1 pemeriksaan.

Operation Process Chart (OPC) tersebut merupakan Operation Process


Chart (OPC) interminten, karena prosesnya dilakukan per komponen

dengan pengerjaan mengukur, memotong, menghaluskan serta


melubangi, kemudian dilanjutkan dengan komponen selanjutnya sampai

dengan komponen terakhir yaitu papan atas. Dilanjutkan dengan perakitan


komponen utama dengan menggunakan komponen tambahan yaitu

sekrup 3 cm. Operation Process Chart (OPC) juga memberikan informasi


tentang ukuran setiap komponen yang digunakan untuk membuat rak dwi

fungsi, contoh papan belakang dengan ukuran diterima 100x50x1 dan


ukuran dipakai 99x49x1 dan O-1 menunjukkan bahwa proses tersebut
II-18

merupakan operasi kesatu. I-1 menunjukkan bahwa proses tersebut

merupakan pemeriksaan kesatu.


Berdasarkan Assembly Process Chart (APC) rak dwi fungsi hanya

menelaskan proses perakitan dari setiapa komponen yang ada hingga


menjadi rak dwi fungsi. Dalam peta proses perakitan meja rak dwi fungsi

ini terdapat enam perakitan yang masing-masing perakitan dirakit dengan


menggunakan komponen tambahan, yaitu sekrup 3 cm. Waktu yang

dibutuhkan oleh untuk merakit rak dwi fungsi ini, yaitu selama 8,77 menit.
Dengan perakitan pertama dilakukan yaitu papan belakang dengan papan

samping kanan dan seterusnya.


Struktur produk explotion menunjukkan bahwa level dimulai dari

level 0 sampai level 6 dari induk ke komponen yang terdiri dari 6 perakitan.
Level 0 yang merupakan induk dari produk rak dwi fungsi. Level 1 adalah

perakitan ke 5 yang terdiri dari perakitan komponen papan atas bawah


yang dirakit menggunakan sekrup 3cm sebanyak 16 buah sesudah

perakitan 4 dilakukan. Level ke 2 adalah perakitan ke 4 terdiri dari


perakitan komponen papan sekat tas sebanyak 2 buah komponen yang

dirakit dengan sekrup 3cm sebanyak 6 buah sesudah perakitan 3. Level ke


3 adalah perakitan ke 3 dengan perakitan komponen papan sekat sepatu

sebanyak 2 buah komponen menggunakan sekrup 3cm sebanyak 12 buah


sesudah perakitan 2. Level ke 4 yaitu perakitan ke 2 dengan perakitan

komponen papan pembatas tengah menggunakan sekrup 3cm sebanyak 3


buah sesudah perakitan 1. Level ke 5 adalah perakitan ke 1 dengan

perakitan papan samping rak tas sebanyak 2 buah komponen


menggunakan sekrup 3cm sebanyak 6 buah sesudah perakitan papan

belakan dengan papan samping kanan. Level ke 6 yaitu perakitan papan


II-19

belakang dengan papan samping kanan menggunakan sekrup 3cm

sebanyak 3 buah.
Struktur produk implotion menunjukkan bahwa level dimulai dari

level 0 sampai level 6 dari komponen ke induk yang terdiri dari 6 perakitan.
Level ke 0 yaitu perakitan papan belakang dengan papan samping kanan

menggunakan sekrup 3cm sebanyak 3 buah. Level ke 1 adalah perakitan


ke 1 dengan perakitan papan samping rak tas sebanyak 2 buah komponen

menggunakan sekrup 3cm sebanyak 6 buah sesudah perakitan papan


belakang dengan papan samping kanan. Level ke 2 yaitu perakitan ke 2

dengan perakitan komponen papan pembatas tengah menggunakan


sekrup 3cm sebanyak 3 buah sesudah perakitan 1. Level ke 3 adalah

perakitan ke 3 dengan perakitan komponen papan sekat sepatu sebanyak


2 buah komponen menggunakan sekrup 3cm sebanyak 12 buah sesudah

perakitan 2. Level ke 4 adalah perakitan ke 4 terdiri dari perakitan


komponen papan sekat tas sebanyak 2 buah komponen yang dirakit

dengan sekrup 3cm sebanyak 6 buah sesudah perakitan 3. Level 5 adalah


perakitan ke 5 yang terdiri dari perakitan komponen papan atas bawah

yang dirakit menggunakan sekrup 3 cm sebanyak 16 buah sesudah


perakitan 4 dilakukan. Level 6 yang merupakan induk produk yaitu rak dwi

fungsi.
Berdasarkan Bill of Material (BOM) yang telah dibuat, dapat

diketahui bahwa Bill of Material (BOM) eksplotion rak dwi fungsi dirakit
dengan komponen papan atas bawah, papan sekat tas, papan sekat

sepatu, papan pembatas tengah, papan samping rak tas, papan samping
kanan dan papan belakang dengan level 0, 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 serta dirakit

dengan komponen tambahan yaitu sekrup 3cm sebanyak 46 buah pada


level 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Bill of Material (BOM) implotion dirakit dengan
II-20

papan belakang, papan samping kanan, papan samping rak tas, papan

pembatas tengah, papan sekat sepatu, papan sekat tas dan papan atas
bawah dengan level 0, 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 serta dirakit dengan komponen

tambahan yaitu sekrup 3cm sebanyak 46 buah pada level 0, 1, 2, 3, 4, 5


dan 6.

Anda mungkin juga menyukai