Anda di halaman 1dari 8

Instalasi Penerangan

2.1. Jenis Saklar


Saklar termasuk bahan jadi yang merupakan alat yang berfungsi untuk menghubungkan dan
memutuskan arus listrik dari sumber tegangan menuju beban. Saklar sangat banyak macam dan
ragamnya misalnya ; untuk keperluan instalasi penerangan, untuk tegangan tinggi, instalasi
tenaga dan banyak lagi lainnya. Sebagai pengetahuan dasar cukup mengenal beberapa macam
yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya ; dirumah, sekolah, dan tempat-tempat
umum.
Jenis-jenis saklar pada dasarnya terbagi menjadi :
- Saklar manual
- Saklar megnetik (MC)
- Saklar otomatis
Macam-macam saklar yang digunakan untuk instalsi penerangan manual dan otomatis antara
lain :
2.1.1. Impuls
Saklar impuls adalah suatu saklar yang bekerja berdasarkan prinsip kerja magnet, dimana posisi
saklarnya akan berubah setiap impuls bekerja. Lamanya mengoperasikan dari kontak tekan tidak
mempengaruhi sistem kerjanya. Saklar ini mempunyai dua posisi kontak, off pada impuls
kedua dan kontak on pada posisi pertama.
Dalam mengendalikan (on dan off) suatu lampu menggunakan push button sebagai control
Bantu, dipakai suatu saklar impuls yang bekerja oleh adanya impuls (sinyal) yang diberikan dari
push button.

2.1.2. Saklar Tukar


Suatu ruangan yang telah dirancang sedemikian rupa berdasarkan fungsinya, misalnya ruang
rapat yang mempunyai dua pintu masuk, dimana pengguna ruangan harus secara leluasa
memilih pintu mana ia masuk. Jika terjadi hal seperti pada kondisi tersebut, maka tidak akan
mungkin dapat dipenuhi jika pengaturan penerangannya menggunakan saklar satu arah atau seri.
Oleh karena itu maka dibutuhkan saklar dua arah atau yang biasa disebut saklar tukar, dimana
pengaturannya dapat dilakukan dri dua tempat secara bebas sesuai kebutuhan pemakai.
2.1.3. Staircase
Staircase adalah suatu saklar yang bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetis, namun hanya
untuk meng-on-kan beban. Saklar ini juga dilengkapi dengan motor untuk timer
(waktu), sehingga untuk mematikan beban hanya menunggu waktu habis dari timer staircase.
Saklar Staircase bisa difungsikan untuk mengoperasikan beban terus-menerus tanpa mati-mati
(off) dan juga dapat difungsikan untuk mengoperasikan beban dalam beberapa saat kemudian
beban akan mati (off) tanpa penekanan saklar tekan dan atau memutuskan rangkaian dari sumber

tegangan. Oleh karena itu saklar staircase sangat cocok digunakan untuk penerangan dimana
tempat akan memerlukan penerangan yang tidak terlalu lama, misallnya garasi mobil. Apabila
sudah di-on-kan maka tidak perlu lagidimatikan karena akan mati sendiri sesuai dengan waktu
off dan atau suatu tempat yang memerlukan penerangan terus-menerus.

SISTEM PENGATURAN SRAIRCASE DARI SATU TITIK


A.1. PENYAMBUNGAN 3
KAWAT

A.2. PENYAMBUNGAN 4 KAWAT

Tabel kebenaran pengaturan penerangan staircase dengan penyambungan 4 kawat


POSISI SAKLAR

DURASI MENYALA

Ditekan

75 detik

Ditekan lagi

75 detik

Maka diperoleh rata-rata durasi lampunya menyala adalah

; pada detik ke setengah dari rata-rata

tersebut saklar kembali ditekan, yaitu pada detik ke ; maka diperoleh data sebagai berikut :
POSISI KAKLAR TEKAN

DETIK KE

DURASI MENYALA

Ditekan saat lampu nenyala

37,5

75 detik

Ditekan lagi

37,5

75 detik

SISTEM PENGAWATAN DENGAN KOTAK KONTAK

B. SISTEM PENGATURAN SRAIRCASE DARI 2 (DUA) TITIK

B.1. PENYAMBUNGAN 3 KAWAT

B.2. PENYAMBUNGAN 4 KAWAT

BAB.

III. PENUTUP

KESIMPULAN
1.

Timer memutuskan rangkaian beban secara otomatis sesuai dengan batasan


waktu yang telah ditentukan;

2.

Pada penyambungan 3 kawat, pengoperasian kembali kontak tekan pada saat


beban masih bekerja tidak mempengaruhi batasan waktu pada timer; Pada
penyambungan 4 kawat, pengoperasian kembali Kontak tekan pada saat beban
juga tidak mempengaruhi batasan waktu pada timer, maka dapat disimpulkan
secara umum system pengaturan 3 kawat dengan system pengaturan 4 kawat
adalah sama, bedanya hanya ada pada cara pengawatannya saja.

3.

Pemakaian timer pada instalasi penerangan adalah untuk menghemat energy


listrik dan pemakaian lampu.

2.1.4. Timer
Timer digunakan menghubungkan dan memutuskan instalasi secara otomatis berdasarkan jangka
waktu tertentu.
Ada beberapa jenis timer yang beredar dipasaran, namun yang digunakan dalam praktek bengkel
semester III adalah yang menggunakan piringan waktu, pada tepi piringan diukur garis pembagi
waktu menjadi 24 bagian (24 segmen). Tiap bagian ekivalen dengan satu jam waktu. Piringan
berputar satu kali dalam 24 jam. Saat-saat penghubung dan pemutus berikutnya dapat diatur
dengan segmen yang dipasang ditepi piringan.
2.1.5. LDR (Lighting Dependent Resistor)
LDR digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan instalasi listrik secara otomatis dengan
adanya gelap dan terang yang memungkinkan peralatan LDR dapat bekerja.
LDR memilik sebuah lubang kecil sebagai tempat masuknya cahaya. Cepat dan lambat
penghubung dan pemutusan dapat diatur dengan mengatur besar kecilnya mulut cahaya LDR.
2.1.6. Relay
Relay merupakan sebuah saklar elektrik yang dapat mengubah kontak-kontak dari NO
(Normally Open) menjadi NC (Normally close) sewaktu mendapat supply aliran listrik. Untuk
mengendalikan suatu sistem dengan beban keadaan AC/DC biasanya dilakukan dengan saklar
kerja magnetis ini.
Prinsip kerja dari relay adalah berdasarkan gejala elektro magnetic dimana terdiri dari lilitan
kawat/kumparan, coil, yang dililitkan pada sebuah inti dari besi baja yang bersifat lunak. Apabila
pada kumparan tersebut kita alirkan arus maka inti baja tersebut akan menarik jangkar dan relay
dinamis dalam suatu type-type beragam-ragam tersedia untuk daerah kerja arus dan tegangan
yang luas dan besa. Relay akan bekerja normal bila toleransi tegangan pada kumparan
magnetnya adalah 85=110 % dana apabila tegangan kerja turun dari batas normalnya, maka
relay akan bergetar.
Biasanya pada relay kontaktor terdapat beberapa kontak kontrol NO dan NC. Dalam batas waktu
pemutusan, bunga api akan timbul. Untuk ini banyak digunakan relay yang mempunyai bentuk
dan susunan tersendiri untuk memadamkan api tersebut.
Bila relay bekerja, kontak-kontak utama dan Bantu akan bekerja pada waktu yang bersamaan.
2.2. Pengaman
Pengaman alat-alat listrik sederhana khususnya yang digunakan didalam praktek bengkel
semeseter III adalah sekring yang pada umumnya bertujuan mengamankan terhadap hubung
singkat antara fasa dan netral.
Sekring (fuse) merupakan alat yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat banyak, karena ratarata setiap rumah atau suatu rangkaian akhir ada sekringnya. Sekring atau fuse harus
memutuskan rangkaian yang diamankan kalau arusnya menjadi lebih besar, dan bila sekring
melebur (putus) harus diganti dengan yang baru dan tidak boleh dipakai lagi.
Sekring memiliki kawat isyarat dan kawat lebur dan masing-masing mempunyai fungsi yang
berbeda, kawat lebur terbuat dari perak dengan campuran beberapa logam lain, digunakan perak
karena logam ini hampir tidak mengoksidasi dan hantarannya tinggi, jadi diameter kawat
leburnya bisa sekecil mungkin. Sehingga jika kawatnya lebur tidak akan menimbulkan uap yang
banyak. Dengan demikian kemungkinan terjadinya ledakan juga kecil sekali. Sedangkan kawat
isyaratnya dihubungkan pararel dengan kawat lebur. Karena tahanannya besar, arus yang
mengalir dalam kawat tersebut kecil. Pada ujung kawat ini terdapat sebuah piringan kecil

berwarna yang berfungsi sebagai isyarat. Piringan isyarat ini menekan sebuah pegas kecil, jika
kawat leburnya putus karena arus yang terlalu besar, kawat isyarat juga akan akan putus karena
itu piringan isyaratnya akan lebur sehingga dapat diketahui bahwa kawat leburnya telah putus.
Dalam patron lebur juga terdapat pasir yang dimaksudkan untuk meredam bunga api yang
timbul jika kawat leburnya putus.
2.3. Panel Hubung Bagi (PHB)
Panel hubung bagi adalah panel distribusi sekunder yang berisi peralatan control misalnya fuse,
timer, kontaktor dan lain-lain. Panel hubung bagi selain untuk memperjelas pembagian group
juga merupakan sentral atau pusat pengaturan dari seluruh sistem yang akan dikontrol.
Suatu hal yang umum untuk setiap pembuatan panel, konstruksi panel yang dipilih harus
direncanakan, dirancang sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dan lingkungannya.
2.4. Jenis Lampu
Sumber cahaya buatan yang digunakan sebagai pengganti cahaya matahari yang tidak dapat
digunakan continue dan sebagai bentuk penerangan keindahan, sumber cahaya yang dimaksud
adalah lampu. Lampu sendiri terdiri dari beberapa macam seperti lampu pijar, lampu TL (Tube
Lamp), lampu neon, lampu merkuri, lampu sodium, lampu halogen dan lain-lain. Namun yang
akan dibahas disini adalah lampu pijar dan lampu tanda yang dipergunakan pada praktek
instalasi penerangan semester III.
2.4.1 Lampu pijar sebagai lampu penerangan.
Lampu penerangan pertama dibuat oleh T.A. Edison pada tahun 1879. Pada waktu yang sama
swan di Inggris juga mencapai hasil yang kira-kira sama.
Lampu-lampu pertama itu menggunakan benang arang sebagai kawat pijar. Suhunya mencapai
2000oC. Cahaya yang dipancarkan kemerah-merahan, dan fluks cahaya spesifikasinya 3 Lm/W.
Setelah mengalami perkembangan-perkembangan yang terus maju, maka dapat dilihat bentuk
akhir dari lampu pijar yang digunakan dirumah-rumah sekarang.
Cahaya yang dipanaskan lampu pijar yang dimiliki spekrum continue, kuantitas cahaya dan
masing-masing warna yang dipancarkan tergantung pada suhu kawat pijarnya. Jika suhunya
mencapai titik terendah, maka warna kuning dan merah akan lebih menonjol. Jika suhu yang
dinaikkan maka warna-warna kawat pijar yang akan menonjol adalah biru dan ungu, jadi warna
kawat pijar menjadi lebih putih. Disini dapat dilihat keuntungan-keuntungan dari lampu pijar
yaitu, walaupun tegangan sumber turun lampu akan tetap menyala.
Tetapi lampu jenis ini mempunyai cahaya lampu yang cukup tajam sehingga bayangan yang
tampak sangat jelas. Dalam sistem penerangan hal tersebut tidak diinginkan, oleh karena itu
untuk menanggulanginya dibutuhkan beberapa sistem penerangan difus, yang mengarahkan
cahaya 50 % ke bawah dana selebihnya kelangit-langit dan ke dinding.
2.4.2 Lampu tanda
Untuk mengoperasikan suatu control listrik, perlu adanya penandaan untuk kondisi-kondisi
tertentu, misalnya saat kondisi beroperasi, kondisi beban lebih, kondisi manual atau otomatis.
Umumnya penandaan tersebut merupakan penandaan yang menggunakan lampu tanda atau
lampu indicator. Karena digunakan sebagai lampu tanda maka daya yang dipancarkan kecil.

Anda mungkin juga menyukai