Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

FILSAFAT OLAHRAGA

DOSEN PENGAMPUH:AGUS ISMAIL.S.Pd.,M.Pd.

DISUSUN OLEH: KELOMPOK I

 AHMAD HURAIRAH ( C1B119057)


 FADHIL NUGRAHA ( C1B119052)
 RUSLI ( C1B119081)
 MUHAMMAD RAHMADAN (C1B119059)
 SARIF ALIPUDDIN ( C1B119036)
 ALMUSAWWIR AMIR( C1B119038)
 NURUL MUTMAINNAH ( C1B119043)
 SISKA RINA LEMPAN ( C1B119062)

KELAS B

PRODI S1 PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan

hidayahNya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul filsafat

Olahraga. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Filsafat Olahraga.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan penulisan makalah ini. Semoga Allah swt. memberikan balasan

yang berlipat ganda. Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, pembaca dapat

memahami tentang filsafat olahraga. Akhir kata, penulis berharap semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis pada

khususnya.

Makassar,25 April 2021

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................1

KATA PENGANTAR..................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................3

BAB I .............................................................................................................4

Pendahuluan .................................................................................................4

A. Latar belakang....................................................................................4

B. Rumusan masalah...............................................................................6

BAB II............................................................................................................7

Pembahasan.................................................................................................. 7

A. Definisi filsafat ............................................................................7

B. Sejarah filsafat..............................................................................8

C. Filsafat periode Yunani-Romawi................................................11

D. Abad pertengahan.......................................................................17

E. Filsafat modern...........................................................................19

F. Filsafat postmodern....................................................................21

BAB III........................................................................................................25

Penutup .......................................................................................................25

A. Kesimpulan...................................................................................... 25

B. Saran ................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................27

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk memperoleh pengertian tentang filsafat diperlukan kajian

yang mendalam tetang filsafat itu sendiri. Pengertian filsafat dari para

filsuf selalu berbeda-beda. Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi,

yaitu pengertian secara Etimologi dan pengertian secara Terminologi.

Secara etimologis, filsafat berasal dari beberapa bahasa, yaitu bahasa

Inggris danbahasa Yunani. Dalam bahasa Inggris, yaitu “philosophy”,

sedangkan dalam bahasaYunani, “philen” atau “philos” dan “sofein” atau

“sophi”. Ada pula yang mengatakanbahwa filsafat berasal dari bahasa

Arab, yaitu “falsafah” yang artinya al-hikmah. Akan tetapi, kata tersebut

pada awalnya berasal dari bahasa Yunani. “philos” artinya cinta,

sedangkan “Sophia” artinya kebijaksanaan.Oleh karena itu filsafat dapat

diartikan dengan cinta kebijaksanaan yang dalam bahasa Arab diistilahkan

dengan al-hikmah. Para ahli filsafat disebut dengan filosof, yakni orang

yang mencintai atau mencari kebijaksanaan atau kebenaran. Filosof

bukan orang yang bijaksana atau berpengaruh benar, melainkan

orang yang sedang belajar mencari kebenaran dan kebijaksanaan.Filsafat

pertama kali muncul di Yunani, Orang Yunani pertama yang bisa diberi

gelar filosof ialah Thales dari Mileta. Filosof-filosof Yunani yang terbesar

4
yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles.Banyak yang bertanya-tanya

mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang

beradab lain kala itu seperti Israel atau Mesir. Jawabannya di Yunani tidak

seperti didaerah lain-lainya tidak ada kasta pendeta sehingga orang lebih

bebas.Munculnya filsafat ditandai dengan runtuhnya mitos-mitos dan

dongeng-dongeng yang selama itu menjadi pembenaran terhadap setiap

gejala alam. Manusia pada waktu itu melalui mitos-mitos mencari

keterangan tentang asal-usul alam semesta dan tentang kejadian yang

berlangsung di dalamnya.Ada dua bentuk mitos yang berkembang pada

waktu itu, yaitu mitos kosmogonis yaitu mitos yang mencari tentang asal

usul alam semesta, dan mitos, kosmologis yaitu mitos yang berusaha

mencari keterangan tentang asal usul serta sifat kejadian di alam

semesta. Meskipun memberikan jawaban-jawaban tersebut diberikan

dalam bentuk mitos yang lolos dari control akal (rasio).Cara berfikir

seperti itu berlangsung sampai abad ke-6

sebelum masehi, sedangkan sejak abad ke-6 masehi orang mulai mencari

jawabanjawaban rasional tentang asal-usul dan kejadian alam

semesta.Pencarian kebijaksanaan bermakna menyelusuri hakikat dan

sumber kebenaran. Alat untuk menemukan kebijaksanaan adalah akal

yang merupakan sumber primer dan berfikir. Oleh karena itu,kebenaran

filosofis tidak lebih dari kebenaran berfikir yang rasional dan

radikal.Dalam ilmu filsafat yang identik dengan pertanyaan-pertanyaan

5
yang kemudian Filsafat selalu mencari jawaban-jawaban, sekalipun

jawaban-jawaban yang ditemukan tidak pernah abadi. Oleh karena itu

filsafat tidak pernah selesai dengan satu pertanyaan dan satu jawaban

dan tidak pernah sampai pada akhir sebuah masalah. Masalah-masalah

filsafat tidak pernah selesai karena itulah memang sebenarnya berfilsafat.

B. Rumusan Masalah

a. Untuk mengetahui definisi filsafat

b. Bagaimana sejarah filsafat

c. Bagaimana pemikiran utama filsafat dari periode yunani-romawi

d. Abad pertengahan, modern dan posmodern

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Filsafat

Untuk memperoleh pengertian tentang filsafat diperlukan kajian yang

mendalam tetang filsafat itu sendiri. Pengertian filsafat dari para filsuf selalu

berbeda-beda. Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yaitu

pengertian secara Etimologi dan pengertian secara Terminologi.

1. Pengertian Filsafat Secara Etimologi

Secara etimologik filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu Philosophia.

Kata ini terdiri dari philein yang berarti kasih, liefdi yang berarti cinta atau

love, dan sophia yang berarti kebijakan atau wisdom. Jadi dapat diartikan

secara etimologik bahwa filsafat adalah cinta kebijakan (love of wisdom).

2. Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli

a. Plato

Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan

kebenaran yang asli.

b. Rene Descartes

Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam, dan

manusia menjadi pokok penyelidikan.

7
c. Immanuel Kant

Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi pokok pangkal dari segala

pengetahuan, yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi (filsafat

pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.

d. Langeveld

Filsafat adalah berpikir tentang masalah-masalah yang akhir dan yang

menentukan, yaitu masalah-masalah yang mengenai makna keadaan, Tuhan,

keabadian, dan kebebasan.

e. Prof. Mr. Muhammad Yamin

Filsafart ialah pemusatan pikiran sehingga manusia menemui kepribadiannya

seraya di dalam kepribadiannya itu dialaminya kesungguhan.

Berdasarkan dari pengetian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa Filsafat adalah suatu usaha untuk memahami hakikat, mempersolakan

suatu isu secara kritis, guna memperoleh pengetahuan yang paling hakiki

pada suatu bidang tertentu.

B. Sejarah filsafat

Disebut filsafat klasik karena falsafah yang dibangunnya mampu

menguasai sistem pengetahuan alam pikiran barat sampai kira-kira

selama dua ribu tahun. ... Para pemikir atau ahli filsafat ini mencoba

untuk mencari-cari jawaban tentang akibat terjadinya alam semesta

beserta isinya.Suatu ketika di antara abad ke-6 dan ke-4 s.M,

8
perkembangan luar biasa terjadi di sejumlah besar tempat secara

terpisah di seantero bumi. Di berbagai wilayah di selatan, diutara dan

timur Mediterania, di Cina, India dan beberapa wilayah di antaranya, para

pemikir kreatif mulai menantang dan melampaui kepercayaa

kepercayaan religius,mitologi. Mereka membentuk sekolah, pemujaan,

dan agamaagama besar. Mereka adalah“para filsuf” pencari

kebijaksanaan, yang tidak puas dengan jawaban-jawaban gampangan dan

prasangka-prasangka populer. Mendadak mereka muncul di mana-mana.

Walaupun kita tidak tahu banyak tentang dunia intelektual yang

mendahului mereka. Sebagian terlihat di pantai-pantai timur

Mediterania, di Yunani dan Asia Kecil (Turki masa kini). Kelompok-

kelompok kecil para filsuf yang serba ingin ini mempertanyakan

penjelasan-penjelasan populer tentang alam yang didasarkan pada

tingkah dewa-dewi. yang percaya akan kecerdasannya sendiri,

bersikap kritis terhadap opini populer, dan persuasif terhadap para

pengikutnya. Mereka mengkaji kembali persoalan-persoalan kuno

mengenai asal usul alam dan segala sesuatu.

Mereka tak puas lagi dengan mitos-mitos dan cerita-cerita yang lazim

(yang dahulu menarik): tentang persetubuhan tanah dengan langit,

tentang Venus yang muncul dari lautan dan Zeus yang melontarkan

halilintarnya. Mereka mulai menolak konsepsi populer mengenai dewa-

dewi demi bentuk-bentuk pemahaman yang kurang manusiawi (kurang

9
“antropomofis”). Mereka mulai menantang pengertian-pengertian akal

sehat tentang “sifat benda-benda” dan membedakan antara realitas

“sejati” dengan penampakan bendabenda.Sementara itu, persoalan

“Bagaimana seharusnya kita hidup” beralih dari perhatian dan kepatuhan

terhadap hukum dan kebiasaan yang terdapat dalam masyarakat

tertentu menuju persoalan yang sangat umum, “Bagaimana cara hidup

yang tepat sebagai seorang manusia?” Jawaban singkat terhadap

persoalan itu ditemukan dalam pengertian

kebijaksanaan (wisdom); dan orang-orang yang mencarinya, yang mencintainya,

disebutfilsuf (dari Philein: cinta, sofia: kebijaksanaan). Mereka memperkaya

kehidupan intelektual di Asia Kecil, Yunani, dan Italia selama abad keenam dan

kelima sebelum Masehi. Barangkali yang terbesar di antara mereka adalah

Sokrates (470-399 SM), orang yang dieksekusi karena ajaran dan sikap politiknya.

Ia bersikeras pada anggapan bahwa orang yang baik dan sejati takkan melakukan

kejahatan. Ia meninggal, sebagian, seakanakan untuk memperagakan secara

ekstrem dan dramatik kepercayaan itu. Bersama kematiannya, filsafat menjadi

obsesi generasi demi generasi mula-mula di Yunani,kemudian di Romawi,

kemudian bagi para pemikir Eropa.

10
Sejarah yang melatarbelakangi munculnya filsafat :

 Keheranan akan suatu hal

 Keingintahuan

 Muncul karena adanya kegelisaan dan keingintahuan

 Ketidakpuasan terhadap mitos yang terlalu gampang

dihubungkan dengan dewa-dewa mereka.

Kegelisahan jiwa dapat menjadi motivasi untuk mencari jawaban dan

bergerakmaju. Sejarah adalah permulaan atau pra atau proto dari suatu

hal. Maka sejarah Filsafat adalah awal mula di mulainya filsafat.

Di mulai pada abad ke 6 di Eropa yang disebut dengan filsafat Klasik / Pra

S.P.A (karena SPA ini menjadi icon filsuf terkenal dalam pembagian waktu

filsafat).

C. Filsafat Periode Yunani – Romawi

a. Zamam Yunani Klasik

Periode filsafat Yunani memegang peran krusial dalam sejarah

peradaban manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan besar

dalam pola berpikir manusia dari mitos–mitos kepada pemikiran–

pemikiran rasional. Setelah abad ke 6 SM ketika filsafat tampil ke pentas

dunia, mitos dan dongeng sekian lama diyakini sebagai yang menjelaskan

gejala–gejala alam dan teka-teki relasi antar manusia, manusia dengan

alam sekitar dan dengan alam gaib dianggap runtuh. Manusia yang

dulunya pasif dan pasrah dalam menghadapi fenomena alam menjadi

11
lebih akrif dan kreatif dan mau menguasai alam ini. Alam menjadi objek

kuasa dan penelitian manusia.

b. Zaman Pra Yunani Kuno

• Mitologi dianggap sebagai dasar kuat untuk menjelaskan

segala sesuatu dalam alam dan bahkan menjelaskan teka–teki alam

semesta. Lewat cara ini manusia sudah mulai dilatih untuk mulai berpikir.

• Kesusastraan Yunani; sebelum filsafat secara formal lahir

sudah karya–karya besar HOMOREUS seperti Lliad dan Odysseas, dimana

syair dalam karya–karya tersebut selalu digunakan sebagai buku-buku

pendidikan untuk rakyat yunani.

• Sudah ada ilmu pengetahuan di timur kuno. Terdapat

banyak kebudayaan lain disekitar Yunani yang berperadapaban tinggi

dimana sudah menemukan ilmu-ilmu pengetahuan tertentu seperti ilmu

ukur dan ulmu hitung.

c. Zaman Yunani Kuno

Pada zaman ini yunani tidak lagi dikuasai oleh mitos- mitos melainkan

oleh Logos (rasio). Sikap ingin tahu dan menemukan hal hal yang baru.

Sikap inilah yang menjadi dasar ilmu pengetahuan modern.

12
d. Zaman Pra Socrates

Para tokoh Pra Sokrates ini dikenal sebagai filsuf alam. Ciri yang

menonjol pada masa ini adalah pengamatan terhadap gejala kosmis dan

fisis untuk mencari dan menemukan prinsip atau asas (arche) dari segala

sesuatu.

• Thales (640-550 SM) melihat air sebagai asas.

• Aaximander (611-545 SM) menyebut to apeiron sesuatu yang tak

terbatas

• Phitagoras (580-500 SM) menyebut bilangan atau angka sebagai

yang menjelaskan sesuatu

• Heraklitus dan Parmenides (515 SM) mempersoalkan realitas yang

stabil atau labil. Heraklitus memperkenalkan Panta rhei, bahwa segala

sesuatu selalu bergerak dan berubah-ubah seperti air yang senantisa

mengalir. Parmenides sebaliknya mengklaim bahwa realitas itu tetap dan

berubah.

13
e. Filsafat Romawi

Orang Romawi mulai mempelajari filsafat sejak sekitar 200 SM. Ketika itu, bangsa

Romawi menaklukan Yunani, karena itu banyak prajurit dan jendral Romawi yang

melakukan kontak dengan para filsuf Yunani.

Bangsa Romawi menyadari bahwa filsuf Yunani semacam Sokrates, Plato, dan

Aristoteles telah banyak berkontribusi untuk filsafat. Beberapa orang Romawi

menjadi tertarik, dan pada sekitar 50 SM, orang Romawi mulai menulis filsafat

mereka sendiri, meskipun sebagian besarnya masih merupakan terjemahan dari

bahasa Yunani ke bahasa latin. Sementara itu Perempuan tidak diperbolehkan

belajar filsafat.

Salah satu orang Romawi pertama yang menulis mengenai filsafat adalah

Lucretius. Ia mengikuti pandangan filsafat Epikurean Yunani. Dia menulis sebuah

syair panjang berjudul Sifat Benda, yang menjelaskan mengenai filsafat

Epikurean dalam bahasa latin untuk orang yang tidak bisa berbahasa Yunani.

Filsuf Romawi lainnya adalah Cicero yang menulis filsafat pada waktu yang

hampir sama dengan Lucretius. Cicero merupakan filsuf skeptis. Seperti orang

Skeptis lainnya, Cicero berpikir bahwa kita harus mempertanyakan setiap

gagasan atau fakta yang kita dapatkan, dan harus selalu bertanya, "Bagaimana

mereka tahu itu?" atau "Bagaimana mereka yakin?" atau "Bagaimana dengan hal

lainnya?". Cicero mencoba menggunakan filsafat untuk membuat manusia

berpikir lebih logis, supaya mereka bisa lebih baik dalam membuat keputusan

14
dalam pemerintahan. Namun Cicero juga mengikuti beberapa gagasan Stoik,

terutama bahwa manusia harus mencoba menjadi sebaik mungkin.

Pada masa-masa akhir Kekaisaran Romawi, banyak pria dan wanita yang mulai

berpikir tentang dunia dalam sudut pandang Nasrani. Santo Augustinus dan

Santo Ambrosius mempelajari filsafat dari masa sebelumnya dan berusaha

menciptakan filsafat Nasrani yang bisa mencakup gagasan Nasrani maupun

filsafat Yunani dan Romawi. Setelah Kekaisaran Romawi runtuh, orang-orang

tetap berpikir mengenai gagasan tersebut, bahkan ada beberapa perempuan

juga.

Kebudayaan Romawi merupakan salah satu dasar bagi pembentukan peradaban

Barat Modern sekarang ini meliputi hasil-hasil kebudayaannya dalam berbagai

hal, seperti sistem pemerintahan, sistem kepercayaan, ilmu pengetahuan,

bahasa dan seni sastra, hukum, serta arsitektur.

1. Sistem pemerintahan

Bangsa Romawi telah memperkenalkan sistem Republik yang demokratis yang

dikendalikan oleh pemerintah pusat dengan perangkat pemerintahan yang

lengkap dan diselenggarakan dengan tertib dan rapi.

2. Sistem kepercayaan

15
Awalnya ketika kerajaan Romawi berdiri, kepercayaan yang dianut masyarakat

masih bersifat Animisme yaitu kepercayaan terhadap banyak roh. Peradaban

Romawi mendapat pengaruh besar dari peradaban Yunani termasuk sistem

kepercayaan mereka, dimana bangsa Romawi juga menyembah dewa-dewi

Yunani namun namanya saja yang disesuaikan dengan nama-nama Romawi.

3. Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan sangatlah berkembang pada masa Romawi Kuno dan berbagai

jenjang pendidikan yang diadakan dengan lengkap dimana kurikulum sekolah

telah mengajarkan bahasa latin, Yunani, cara membuat obat-obatan, dan cara-

cara berpidato.

4. Bahasa dan seni sastra

Bahasa Latin berkembang di Eropa menjadi bahasa induk dari bahasa-bahasa lain

yang ada di Eropa. Selain itu, seni sastra maju pesat yang memunculkan tokoh-

tokoh seperti Tetius, Heracius, dan Ovidius.

5. Hukum

Bangsa Romawi menciptakan dan menerapkan sistem hukum yang kemudian

banyak dijadikan pegangan bagi negara Amerika, Eropa, Asia, dan Australia.

6. Arsitektur

16
Bangsa Romawi Kuno telah mampu membangun gedung-gedung indah dan

megah, seperti Coloseum, dan Amphitheater, Parthenon, dan sebagainya dimana

bangunan-bangunan tersebut dapat kita lihat hingga sekarang namun hanya

berupa sisa-sisanya saja.

D. Abad Pertengahan

Filsafat abad pertengahan adalah suatu arah pemikiran yang berbeda

sekali dengan arah pemikiran dunia kuna. Filsafat abad pertengahan

menggambarkan suatu zaman yang baru sekali di tengah-tengah suatu

rumpun bangsa yang baru, yaitu bangsa Eropa barat.

Filsafat yang baru ini disebut Skolistik. Sebutan Skolistik mengungkapkan,

bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan diusahakan oleh sekolah-

sekolah, dan bahwa ilmu itu terkait pada tuntutan pengajaran di sekola-

sekolah itu. Semula Skolistik timbul di biarabiara tertua di Gallia Selatan,

tempat pengungsian ketika ada perpindahan bangsa-bangsa.

Sbb di situlah tersimpan hasil-hasil karya para tokoh kuna dan para

penulis Kristiani.

Pada awal abad ke-6 filsafat berhenti untuk waktu yang lama. Segala

perkembangan ilmu pada waktu itu terhambat. Hal ini disebabkan karena

abad ke-6 dan ke-7 adalah abad-abad yang kacau. Pada waktu itu ada

perpidahan bangsa-bangsa, yang mengakibatkan adanya serangan-

17
serangan bangsa-bangsa yang masih belum beradab erhadap kerajaan

Romawi, sehingga kerajaan itu runtuh. Bersamaan dengan keruntuhan

kerajaan Romawi itu runtuhlah juga segala peradabat Romawi, baik

peradaban yang bukan Kristiani maupun peradaban Kristiani yang sedang

dibangun selama 5 abad terakhir. Filsafat barat abad pertengahan ( 476-

1492 M ) juga dapat dikatakan sebagai abad gelap. Berdasarkan pada

pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat

membelenggu kehidupan manusia. Manusia tidak lagi memiliki

kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya.

Para ahli pikir saat itu juga tidak mempunyai kebebasan berpikir. Apalagi

terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan agama ajaran

gereja. Siapa pun orang yang mengemukakannya akan mendapatkan

hukuman berat.

Akan tetapi di sepanjang perjalanan abad-abad keadaan berubah. Buku-

buku pegangan dialektika lama-kelamaan diganti dengan karangan-

karangan Aristoteles mengenai logika, sedang dalam perkembangannya

yang lebih lanjut lagipelajaran artes liberales makin diubah menjadi studi

filsafat, terutama filsafat Aristoteles. Untuk itu setelah mempelajari

mengenai sejarah perkembangan ilmu filsafat pada masa abad

pertengahan ini, kita akan mampu membedakan baik dari segi

karakteristik, filosof, dan pemikiran tokoh itu sendiri, menginat

pentingnya filsafat bagi kehidupan kita sehari-hari.

18
Ciri-ciri pemikiran filsafat barat abad petengahan antara lain:

 Cara berfikirnya dipimpin oleh gereja.

 Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles.

 Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.

Mengenai sikap terhadap pemikiran Yunani ada dua:

 Golongan yang menolak sama sekali pemikiran Yunani, karena

pemikiran Yunani

merupakan pemikiran orang kafir, karena tidak mengakui wahyu.

 Menerima filsafat Yunani yang mengatakan bahwa karena manusia itu

ciptaan Tuhan,

kebijaksanaan manusia berarti pula kebijaksanaan yang datangnya dari

Tuhan.

Mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran yang sejati maka akal

dapat dibantu

oleh wahyu.

E. Filsafat Modern

Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang

ilmiah.Perkembangan ilmu pegetahuan pada zaman modern

sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman renaissance. Seperti Rene

descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat modern. Rene

Descartes juga seorng ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti

19
adalah sistem koordinat yang terdiri atas dua garis lurus X dan Y dalam

bidang datar.Isaac Newton dengan temuannya teori gravitasi. Charles

Darwin dengan teorinya struggle for life (perjuangan untuk hidup).

Dalam era modern, yang kemudian dilanjutkan dengan era filsafat abad

ke-20,muncullah berbagai aliran pemikiran: Rasionalsme, Empirisme,

Kristisisme, Idealisme,Positivisme, Evolusionisme, Materialisme, Neo-

Kantianisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomenologi,

Eksistensialisme, dan Neo-Thomisme.

Masa permulaan dari abad modern ini tentu tidak lepas dari pergolakan

yang di alami oleh para Filsuf di abad pertengahan. Abad pertengahan

adalah mulai dari abad 1-5 M. dimana pada masa-masa ini, Teologi sangat

dijunjung tinggi, teologi menjadi ratu dalam ilmu pengetahuan. Pada

masa inilah juga yang menjadi dasar kebenaran dari semua ilmu

pengetahuan adalah wahyu Allah dan kebanyakan para filsufnya adalah

filsuf teolog.

Maka muncullah aliran Skolastik yang melahirkan universitar-universitas

dan biara-biara.

Semua orang-orang pintar belajar di biara-biara karena teologi menjadi

ratu ilmu pengetahuan. Pada abad inilah disebut sebagai dark age (masa

kegelapan) Akan tetapi seiring berjalannya masa ke masa, gereja mulai

kehilangan keseimbangan dan mulai terlena. Paus memegang kekuasaan

20
tertinggi dalam menentukan kebenaran juga para klerus bersama-sama

banyak melakukan penyimpangan. Mereka mulai terlena dengan

kekuasaan, semua yang nampaknya kebenaran itu dimanfaatkan demi

mencapai kekuasaan. Akhirnya, mulailah puncul suatu pergolakan atau

hasrat untuk keluar dari tekanan-tekanan untuk menyampaikan

pemikiran-pemikiran ilmu pengetahuan. Karena adanya dominansi gereja

inilah, maka ada rasa pemberontakan terhadap yang dianggap

sebagai kebenaran itu. Kemudian yang menjadi ciri dari abad modern ini

adalah munculnya dan berkembangnya teknologi-teknologi canggih dan

ini menjadi suatu alat dalam penyebarluasan pemikiran-pemikiran filsuf.

Akibat dari kekuasaan Romawi adalah dibangunnya jalan-jalan dan

pelabuhan, dan dari Yunani adalah budaya dan bahasa yang dikenakan

kepada semua wilayah kekuasaan pemerintahan Yunani. Pada abad ini,

dalam pemikirannya menggunakan rasio, karna para filsuf beranggapan

bahwa untuk atau dalam menentukan suatu kebenaran juga diperlukan

rasio. Namun dalam pergolakan abad modern ini, rasio adalah yang

menjadi dasar kebenaran atau dikenal dengan rasionalisme.

F. Filsafat postmodern

Postmodernisme adalah faham yang berkembang setelah era modern

dengan postmoder-nya. Postmodernisme bukanlah faham tunggal

21
sebuat teori, namun justru menghargai teori-teori yang bertebaran dan

sulit dicari titik temu yang tunggal.Banyak tokoh-tokoh yang memberikan

arti postmodernisme sebagai kelanjutan dari ostmoder.

Namun kelanjutan itu menjadi sangat beragam. Bagi Lyotard dan Geldner,

Ostmoder adalah pemutusan secara total dari ostmoder. Bagi Derrida,

Foucault dan Baudrillard,bentuk radikal dari kemodernan yang akhirnya

bunuh diri karena sulit menyeragamkan teori-teori. Bagi David Graffin,

Postmodernisme adalah koreksi beberapa aspek dari moderinisme. Lalu

bagi Giddens, itu adalah bentuk ostmoder yang sudah sadar diri dan

menjadi bijak. Yang terakhir, bagi Habermas, merupakan satu tahap dari

ostmoder yang belum selesai.

Postmodernisme adalah sebuah term atau istilah yang rumit. Suatu hal

yang sulit, bila

tidak bisa dikatakan mustahil, untuk menjelaskan postmodernisme. Tidak

hanya postmodernisme bisa ditemukan dalam berbagai hal (seperti

dalam seni, arsitekur, studi ostmodern, dan ilmu sosial), namun juga

dalam berbagai hal tersebut postmodernisme dimengerti dan dijelaskan

dengan berbagai cara yang berbeda. Apabila kita berbicara

mengenai pengertian postmodernisme, maka akan beragam definisi yang

bisa ditemukan.Mengenai beragamnya definisi postmodernisme, Kvale

(2006) berpendapat bahwa istilah postmodernisme, yang berasal dari

istilah ostmodern, dapat sangat luas, kontroversial,

22
dan ambigu.Hal ini terlihat dari pembagian pengertian yang Kvale lakukan

untuk membedakan istilah postmodern, yaitu :

– Postmodernitas yang berkaitan dengan era ostmodern. Satu pendapat

mengatakan bahwa post-modernitas adalah suatu kondisi atau keadaan;

perhatiannya kepada perubahan pada lembaga-lembaga dan kondisi-

kondisi, seperti ekonomi, politik, dan kultural (Giddens 1990; Jenkins,

1995: 6). Postmodernitas adalah kondisi dimana masyarakat tidak lagi

diatur oleh prinsip produksi barang, melainkan produksi dan

reproduksi informasi dimana ostmo jasa menjadi faktor yang paling

menentukan.

Masyarakat adalah masyarakat konsumen yang tidak lagi bekerja demi

memenuhi kebutuhan, melainkan demi memenuhi gaya hidup.

– Posmodernism yang berkaitan dengan ekspresi kultural era

postmodern. Pemikiran ostmodern, atau wacana, yang berkaitan dengan

refleksi filosofis dari era dan budaya postmodern. Postmodernisme

adalah perubahan-perubahan intelektual ekspresif pada level teori; pada

estetika, sastra, filsafat politik atau sosial yang secara sadar menjawab

kondisi-kondisi postmodernitas, atau yang mencoba bergerak melampaui

atau melakukan kritik terhadap modernitas.

23
Asas-asas pemikiran Postmodernisme

 Penafian terhadap keuniversilan suatu pemikiran ( totalisme).

 Penekanan akan terjadinya pergolakan pada identitas personal maupun

sosial secara terus-menerus, sebagai ganti dari permanen yang amat

mereka tentang.

 Pengingkaran atas semua jenis ideology. memudarnya kepercayaan

pada agama yang bersifat transenden (meta-narasi); dan diterimanya

pandangan pluralisme relativisme kebenaran

 Pengingkaran atas setiap eksistensi obyektif dan kritikan tajam atas

setiap epistemology.

 Pengingkaran akan penggunaan metode permanen dan paten dalam

menilai ataupun berargumen. Semakin terbukanya peluang bagi klas-klas

sosial atau kelompok untuk mengemukakan pendapat secara lebih bebas.

Dengan kata lain, era postmodernisme telah ikut mendorong bagi proses

demokratisasi

 Konsep berfilsafat pada era postmodernisme adalah hasil

penggabungan dari berbagai jenis pondasi pemikiran , mereka tidak mau

terkungkung dan terjebak dalam satu bentuk pondasi pemikiran filsafat

tertentu.

24
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Filsafat adalah suatu usaha untuk memahami hakikat, mempersolakan

suatu isu secara kritis, guna memperoleh pengetahuan yang paling hakiki

pada suatu bidang tertentu.

Ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pikiran manusia

yang amat luas. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar, benar ada

(nyata), baik material konkrit maupuan nonmaterial abstrak (tidak

terlihat).

Filosof pertama yang mengkaji tentang asal usul alam di Zaman Yunani

Kuno adalah Thales (624-546 SM). Ia mengatakan bahwa asal alam

adalah air karena unsur terpenting bagi setiap makhluk hidup adalah air.

Air dapat berubah menjadi gas seperti uap dan benda padat seperti es,

dan bumi ini juga berada di atas air. Selain Thales, terdapat pula

beberapa ahli filsuf yang lain diantaranya adalah Heracleitos, Permenides,

Plato dan lain-lain. Puncak keemasaan pada masa Yunani Kuno dicapai

pada masa Sokrates dan Aristoteles.

Perkembangan filsafat dari zaman ke zaman akan terus berubah.

Filsafat pada zaman sekarang ini sudah mengalami proses yang sangat

25
panjang yaitu mulai dari zaman Zaman Purba, Zaman mulainya penalaran

yang selalu menyelidiki, Zaman pertengahan, serta Zaman modern hingga

zaman kontemporer.

B.Saran

Apa bila terdapat kesalahan dalam pengetikan terlebih dahulu penulis

minta maaf serta beri lah kritikan dan saran terhadap makalah ini agar

bisa jadi panutan bagi penulis dalam membuat makalah selanjutnnya

serta bisa membuat makalah yamg lebih baik dari makalah yang

sebelumya,dan semoga maklalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca, atas

kritikan dan sarannya penulis mengucapkan banyak terimakasih.

26
DAFTAR PUSTAKA

• Amsal Bakhtiar. Filsafat Ilmu, Jakarta ; PT Raja Grafindo Persada, 2009

27

Anda mungkin juga menyukai