Anda di halaman 1dari 43

Sistem Pembiayaan

di Sektor Kesehatan (3)


Disajikan u/ Mata Kuliah
Sistem Pembiayaan
Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar
2015

Achmad R. Muttaqien SKM., M.Kes (MARS)

A.q.

Output Mata Kuliah


1. Memahami sistem pembiayaan kesehatan di
Indonesia (struktur organisasi Alur keuangan,
top down & bottom up)
2. Memahami sistem pembiayaan di dinas
kesehatan provinsi & kota (APBN, APBD, Bantuan
Luar Negeri)
3. Memahami sistem pembiayaan di rumah sakit
4. Memahami sistem pembiayaan puskesmas
5. Memahami sistem pembiayaan di Asuransi
Kesehatan (Asuransi sosial & komersial)

A.q.

Output
Sumber Dana Puskesmas
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Puskemas BLUD?

A.q.

Sumber Dana Puskesmas


APBN (hanya untuk program tertentu)
APBD
Dana Hibah Luar Negeri (hanya untuk program
tertentu)
Asuransi (SJSN, JAMKESMAS, JAMKESDA,
JAMPERSAL, dll)
BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)

A.q.

Bantuan Operasional Kesehatan


(BOK)

A.q.

Pendahuluan
Pemerintah Pusat melalui Kementerian
Kesehatan masih memberikan bantuan
operasional kepada Puskesmas dan
jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
untuk melaksanakan kegiatan promotif dan
preventif sebagai kelanjutan Bantuan
Operasional kesehatan (BOK)

A.q.

Definisi
Biaya Operasional Kesehatan (BOK) ad/ bantuan
dana dari pemerintah melalui Kementerian
Kesehatan dalam membantu Pemerintah Daerah
Kabupaten melaksanakan pelayanan kesehatan
sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan menuju Millenium Development
Goals (MDGs) Bidang Kesehatan tahun 2015 melalui
peningkatan kinerja Puskesmas dan jaringannya serta
Poskesdes dan Posyandu dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif
(Buku Tata Cara Penyelengaraan Administrasi
Keuangan BOK 2012)

A.q.
A.q.

Definisi (2)
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah
Bantuan biaya Operasional Kesehatan non gaji
untuk Puskesmas dan jaringannya dalam
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
Promotif & Preventif KIA-KB, Gizi, Imunisasi,
Kesehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan,
dan Pengendalian Penyakit u/ mempercepat
pencapaian tujuan MDGs.

A.q.

DASAR HUKUM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

16.
17.
18.

UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara


UU No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
UU No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
UU No 10 Tahun 2010 tentang APBN Tahun Anggaran 2011
PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
PP No 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
PP No. 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Perpres No 24 Tahun 2010 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
Perpres No 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 2014
Peraturan Presiden No 29 tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011
Permenkes No 210/Menkes/Per/I/2010 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan Tahun 2011
Peraturan Menteri Keuangan No.156/PMK.07/2008 ttg Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi & Tugas
Pembantuan
Peraturan Menteri Keuangan No. 100/PMK.02/2011 tentang Standar Biaya tahun 2011.
Peraturan Menteri Keuangan No. 248/PMK.07/2010 tentang Perubahan Atas PMK No.
156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan .
SK Menkes No. 1752/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pelimpahan Wewenang Penetapan Pejabat yang diberi
wewenang dan tanggungjawab untuk atas nama Menteri Kesehatan selaku Pengguna Anggaran/Barang dalam
pengelolaan anggaran Kementerian Kesehatan yang dilaksanakan di tingkat Kab/Kota TA. 2011, yaitu
Bupati/Walikota Kepala Daerah Kab/kota untuk atas nama Menteri Kesehatan RI selaku pengguna
anggaran/Barang menandatangani SK penetapan pejabat pengelola anggaran Kementerian Kesehatan di
tingkat Kab/Kota.

A.q.

Pengantar (1)
Secara umum biaya operasional Puskesmas yg
telah dianggarkan Pemerintah Daerah
Kabupaten tidak mencukupi sehingga
mempengaruhi pencapaian cakupan program
kesehatan.
Kekurangan biaya operasional akan
mempengaruhi pula mutu pelayanan
kesehatan Puskesmas yg nyata dilihat oleh
masyarakat.

Pengantar (2)
Adalah bantuan dana dari Pemerintah melalui
Kementerian Kesehatan dalam membantu
pemerintahan kabupaten dan pemerintahan kota
melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan
menuju Millennium Development Goals (MDGs)
dengan meningkatkan kinerja Puskesmas dan
jaringannya serta Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif
dan preventif.

A.q.

BOK
Program ini merupakan salah satu upaya dari
pemerintah Indonesia untuk mensukseskan
MDGs dan juga peningkatan kesehatan rakyat
Indonesia.
Konkritnya ad/ program Biaya Operasional
Kesehatan merupakan bentuk pembiayaan yang
diturunkan dari APBN dan melalui Kementerian
Kesehatan RI untuk dialokasikan kepada
Pemerintah Daerah, Kota/Kabupaten yang akan
diteruskan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota selaku Kuasa Pengguna Anggran
(KPA), lalu dialirkan ke puskesmas-puskemas.

A.q.

BOK (2)
Lanjut agar puskesmas dapat memperoleh BOK maka
puskesmas perlu membuat Rencana Pelaksanaan
Anggaran (RPK) yang akan diturunkan menjadiplan of
action (POA) per bulan.
Proses pembuatan POA haruslah melalui lokakarya
mini (Lokmin)
Setelah membuat plan of action maka perlu disertakan
u/ Surat Permintaan Uang (SPU) dan dikirim ke kantor
Kesehatan Kabupaten/Kota selaku Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) yg akan diteruskan kepada Pejabat
Pengguna Anggaran (PPA) & diteruskan kepada Penguji
Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) u/
dianalisis kelayakan
Apabila telah layak maka PPSPM akan menyuruh
Bendahara Pengeluaran Keuangan untuk mencairkan
uang ke puskesmas.

A.q.

BOK (3)
Setelah puskesmas menerima BOK maka Kepala
Puskesmas akan menyerahkan kepada pengelola
keuangan puskesmas untuk operasionalisasi aktivitas
puskesmas.
Tidak berhenti sampai di sini saja karena pada akhir
bulan, tepatnya pada tanggal 10 bulan berikutnya wajib
memberikan laporan pertanggung jawaban.
Tepatnya ad/ Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan
Pertanggungwaban Belanja (LPTB) yang dirim ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Alasan perlu memberi laporan pertanggung jawaban
yakni untuk mendapatkan dana BOK pada periode
waktu berikutnya.

A.q.

Tujuan BOK

UMUM
Meningkatnya akses dan pemerataan pelayanan
kesehatan masyarakat utamanya kegiatan promotif &
preventif untuk mewujudkan pelayanan kesehatan
sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan dengan fokus pencapaian target Millennium
Development Goals (MDGs) pada tahun 2015.
KHUSUS
Meningkatnya cakupan Puskesmas dalam pelayanan
yang bersifat promotif dan preventif.
Tersedianya dukungan biaya untuk upaya pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif dan preventif bagi
masyarakat.
Terselenggaranya proses lokakarya mini di Puskesmas
dalam perencanaan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat.

A.q.

A.q.

RUANG LINGKUP KEGIATAN BOK

Upaya Kesehatan di Puskesmas


Penunjang Pelayanan Kesehatan
Penyelenggaraan Manajemen Puskesmas
Pemeliharaan Ringan

A.q.

KEGIATAN YANG TIDAK DAPAT DIBIAYAI BOK

Upaya kuratif dan rehabilitatif


Gaji, uang lembur, insentif
Pemeliharaan gedung (sedang dan berat)
Pemeliharaan kendaraan
Biaya listrik, telepon, dan air
Pengadaan obat, vaksin, dan alat kesehatan
Biaya konsumsi untuk penyuluhan
Pencetakan
ATK dan penggandaan untuk kegiatan rutin
Puskesmas

A.q.

MEKANISME PELAKSANAAN
ANGGARAN

Bupati/ Walikota
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Pejabat Pembuat Komimen (PPK)
Penguji Tagihan & Penandatangan SPM (Surat
Perintah Membayar)
Bendahara Pengeluaran

A.q.

A.q.

A.q.

Bupati/ Walikota
Menetapkan dengan Surat Keputusan
Penunjukan KPA (Kuasa Pengguna Anggaran)
Menyerahkan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran) kepada para Kepala Satker (KPA)

A.q.

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)


Menyampaikan SK yang berkaitan dengan pelaksana
anggaran kepada Kepala KPPN (Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara), Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, Kemenkeu
Mengajukan permohonan dispensasi TUP (tambahan
Uang Persediaan) kepada Kanwil Dirjen Perbendaharaan,
Kemenkeu
Mengajukan dispensasi perubahan UP (Uang Persediaan)
ke Kanwil Dirjen Perbendaharaan dan dispensasi
pembayaran UP > Rp.20 juta (untuk hal-hal tertentu)
Mengajukan revisi / perubahan DIPA sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
Menetapkan dengan Surat Keputusan sebagai-mana
tersebut

A.q.

Pejabat Pembuat Komimen (PPK)


Mengajukan usulan permohonan
dispensasi TUP, perubahan UP dan
pembayaran UP >Rp.10 juta kepada KPA
Mengajukan SPP- UP (Surat Perintah
Pembayaran Uang Persediaan), TUP, GUP
(Ganti Uang Persediaan) & LS (Langsung)
kepada Pejabat Penandatangan SPM (Surat
Perintah Membayar)

A.q.

Penguji Tagihan & Penandatangan SPM


Melakukan pengujian SPP (Surat
Permintaan Pembayaran) yg diajukan
oleh PPK (Penyedia Pelayanan Kesehatan)
Menerbitkan SPM-UP (Surat Perintah
Membayar- Uang Persediaan), TUP, GUP
dan LS setelah dilakukan pengujian SPP

A.q.

Bendahara Pengeluaran
Setelah diterbitkannya SP2D (Surat Perintah Pencairan
Dana) o/ KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara), Bendahara Pengeluaran menindaklanjuti sesuai
tugas2 perbendaharaan :
Menerima, menyimpan dan membayar uang sesuai
persetujuan PPK.
Melakukan pencatatan / pembukuan sesuai mutasi
keuangan yang dilaksanakan
Melakukan pungutan, penunjukan dan menyetorkan
pajak2 atas pembebanan yg dikenai pajak2.
Mengeluarkan dana ke Pengelola Keuangan
Puskesmas

A.q.

Pengelola Keuangan Puskesmas


Menerima uang dari Bendahara Pengeluaran,
membayar, mencatat/ membukukan serta mempertanggung-jawabkan
Tata cara dan syarat pengajuan uang :
Menyampaikan rencana kegiatan hasil Lokakarya
Mini dengan melampirkan TOR beserta rincian
biaya kepada KPA/PPK sebagai bahan pengajuan
TUP ke Kanwil Perbendaharaan/KPPN
Mengajukan surat permohonan uang kepada
KPA/PPK
Uang yang diterima oleh Pengelola Keuangan
Puskesmas dipergunakan sesuai rencana & dalam
pembayarannya diketahui oleh Kepala Puskesmas

A.q.

MEKANISME PEMBAYARAN
Penggunaan Rekening Pemerintah
Melalui Uang Persediaan & Tambahan Uang
Persediaan
Penggantian Uang Persediaan
Pembayaran Langsung
Perjalanan Dinas
Pengadaan Barang/Jasa (Paket Meeting)

A.q.

BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN
1. Kegiatan Rapat bentuk
pertanggungjawabannya berupa kwintansi
dengan lampiran surat undangan, daftar hadir,
bukti biaya konsumsi, daftar penerimaan
transpotasi dan notulen rapat
2.Pertemuan bentuk pertanggungjawabannya
berupa kwintansi, surat undangan peserta,
notulen rapat, kerangka acuan, jadual kegiatan,
daftar penerimaan uang harian, penerimaan
biaya transpotasi

A.q.

BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN (2)


3. Honorarium bentuk pertanggungjawabannya
berupa kwintansi dengan lampiran daftar
penerima honorarium, SK penetapan petugas
4. Uang harian, transport, penginapan petugas
monev bentuk pertanggungjawabannya
berupa kwintansi dengan rincian penerimaan
yang ditandatangani petugas dilampiri bukti
transportasi dan penginapan berupa kuitansi
atau surat pernyataan biaya riil dengan
lampiran surat tugas, SPPD, dan laporan
monev

A.q.

BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN (3)


5. Paket meeting untuk membiayai Akomodasi
hotel, sewa ruang pertemuan, sewa komputer &
LCD serta perlengkapan peserta pertemuan
bentuk pertanggungjawabannya berupa kuitansi
dengan melampirkan kontrak / SPK
6. ATK dan fotokopi bentuk pertanggungjawabannya berupa kwintansi dengan melampirkan
faktur barang
7. Setiap Satuan Kerja Kuasa Pengguna Anggaran
wajib membuat Laporan Pelaksanaan setiap
Kegiatan sesuai dengan Pedoman

A.q.

A.q.

A.q.

Puskemas BLUD?

A.q.

Pendahuluan
Puskemas merupakan Penyedia Pelayanan
Kesehatan (PPK) Tingkat 1
Puskemas juga merupakan Satuan Kerja
Pemerintah Daerah (SKPD) yg harus
menjalankan tugasnya layanan publik &
layanan pasar
Terjadi dualisme status Puskesmas saat ini
yaitu Puskesmas BLU & Puskesmas non BLU

A.q.

Pengelolaan keuangan Puskesmas non BLU


tunduk pada ketentuan pengelolaan keuangan
Negara pada umumnya.
Seluruh pendapatan yg diperoleh Puskesmas
harus disetor ke kas daerah dialokasikan
kembali ke Puskesmas sebagai bagian dari
Rencana Kerja yang diusulkan oleh Satuan
Unit Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang
menjadi induknya.

A.q.

Boleh jadi alokasi anggaran yg diterima Puskesmas


tidak sesuai dengan skala prioritas yang telah
direncanakan oleh Puskesmas yg bersangkutan.
Sedangkan Puskesmas yg berstatus BLUD
pengelolaan keuangannya lebih fleksibel.
Fleksibilitas yg diberikan berupa keleluasaan u/
menerapkan praktek2 bisnis yg sehat u/
meningkatkan pelayanan kpd masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum &
mencerdaskan kehidupan bangsa.

A.q.

Sejalan dgn pergeseran paradigma


Puskesmas sebagai layanan publik &
layanan pasar harus dikelola secara
entepreneur bukan secara birokratik lagi.
Puskesmas perlu melakukan perubahan
mendasar sehingga lebih mandiri &
mampu berkembang menjadi lembaga yg
berorientasi terhadap kepuasan pelanggan
(customer satisfaction)

A.q.

Reformasi pengelolaan keuangan Negara dgn


terbitnya UU No.1 tahun 2004 ttg Perbendaharaan
Negara angin segar bagi Puskesmas u/
pengelolaan yg lebih baik ke depan
Pasal 68 & 69 koridor baru dlm pengelolaan
keuangan negara yaitu Badan Layanan Umum (BLU)
Aturan pelaksanaannya diterbitkan
PP RI No.23 Tahun 2005 & PERMENDAGRI No.61
Tahun 2007

A.q.

Pengelolaan Keuangan BLU/BLUD dibentuk u/


meningkatkan pelayanan kpd masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum &
mencerdaskan kehidupan bangsa.
UU No. 1 tahun 2004 mengelompokkan
Puskesmas sebagai Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD), yaitu suatu instansi di lingkungan
pemerintah daerah yg dibentuk u/ memberikan
pelayanan kpd masyarakat berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yg dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan & dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi & produktivitas.

A.q.

Fakta
Saat ini, di Indonesia terdapat sekitar 9000
Puskemas, 158 diantaranya berstatus Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD), pada tahun 2013
ada tambahan 168 Puskesmas menjadi BLUD, dan
101 dalam proses pengusulan menjadi BLUD.
Dari data tersebut ternyata bahwa sampai saat ini
ada dualisme status Puskesmas di Indonesia
99,96% Puskesmas berstatus non BLUD.
Hanya 0.036% telah bersatus BLUD.

A.q.

Fakta (2)
Sayangnya, sebagian besar Puskesmas bersatus non
BLU sehingga tidak fleksibel dlm pengelolaan
keuangannya.
Berbagai masalah administratif dan prosedural
pengelolaan keuangan yang rumit harus dipenuhi.
Akibatnya dapat menghambat pelayanan kesehatan
kepada peserta program Jaminan Kesehatan.
Belum lagi jika dikaitkan dgn peningkatan volume kerja
yg tidak sebanding dgn remunerasi para dokter,
perawat & petugas kesehatan lainnya di Puskesmas.
Masalahnya semakin kompleks.

A.q.

Kelas Mandiri (4)


Cari Jurnal ttg Laporan Keuangan
Puskemas / penggunanan BOK atau ttg
Perubahan Puskesmas BLUD
Presentasikan jurnal tersebut, analisis
menggunakan teori tambahan yg selaras

A.q.

Anda mungkin juga menyukai