Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan, baik di rumah sakit maupun di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Guna mencapai kondisi
maupun fungsi peralatan kesehatan yang baik serta dapat mendukung pelayanan kesehatan maka perlu adanya
pengelolaan peralatan kesehatan yang terpadu.
Peralatan medis adalah alat yang digunakan untuk tujuan medis pada pasien, diagnosis, terapi serta
tindakan pembedahan. Peralatan medis di rumah sakit merupakan alat penunjang dalam pelayanan yang sangat
vital. Peralatan medis dirumah sakit dapat berupa peralatan sekali pakai (single-use). Terkait single-use peralatan
habis pakai ada risiko meningkatnya infeksi dan ada risiko bahwa kekuatan peralatan habis pakai tersebut mungkin
tidak adekuat atau tidak memuaskan setelah diproses kembali. Rumah sakit harus membuat kebijakan yang menjadi
panduan untuk pengelolan bahan medis habis pakai (single-use).
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus
dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk
menjamin kendali mutu dan kendali biaya. Dalam ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa Pengelolaan Alat Kesehatan, Sediaan
Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi Farmasi
sistem satu pintu. Alat Kesehatan yang dikelola oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu berupa alat medis
habis pakai/peralatan non elektromedik, antara lain alat kontrasepsi (IUD), alat pacu jantung, implan, dan
stent.

Dengan kebijakan pengelolaan sistem satu pintu, Instalasi Farmasi sebagai satu-satunya penyelenggara Pelayanan
Kefarmasian, sehingga Rumah Sakit akan mendapatkan manfaat dalam hal pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, standarisasi Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, penjaminan mutu Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan MedisHabis
Pakai, pengendalian harga Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai pemantauan terapi Obat,
penurunan risiko kesalahan terkait penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
(keselamatan pasien), kemudahan akses data Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
akurat, peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit dan citra Rumah Sakit dapeningkatan pendapatan Rumah Sakit dan
peningkatan kesejahteraan pegawai.
Agar bahan medis habis pakai kesehatan dapat dikelola dengan baik, Rumah Sakit Bhayagkara yang
antara lain mempunyai tugas penyusunan standar teknis, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang
peralatan kesehatan yang menyusun ‘’Pedoman Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai Di Rumah Sakit
Bhayngkara’’.
Pedoman ini diharapkan dapat memberikan arahan dalam pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai
sehingga dapat melaksanakan pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien yang sesuai dengan kebutuhan
layanan kesehatan kepada masyarakat serta memenuhi kaidah dan standar sebagai pedoman peralatan
kesehatan yang baik dan benar.
B. TUJUAN
Tujuan dibuatnya pedoman ini adalah:

1) Meningkatkan pemahaman tentang proses pengelolaan bahan medis habis pakai


2) Manajemen dan penanggung jawab/pengelola unit farmasi di rumah sakit mampu melakukan pengelolaan
bahan medis habis pakai kesehatan dengan baik dan sesuai
3) Memastikan tersedianya peralatan kesehatan yang aman, bermutu dan
layak pakai serta efisien di rumah sakit sehingga meminimalkan risiko
yang terkait dengan pengunaan peralatan kesehatan tersebut
4) Menjamin ketersediaan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan
untuk pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai