Anda di halaman 1dari 22

MEKANISME KERJA JEJARING

PENYELENGGARAAN
SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL

Disampaikan oleh :
NELLY ALESA, M.Si
KASI KESEHATAN IBU
DAN ANAK
28
JEJARING

2
JEJARING
Suatu jaringan kerjasama aktif antara
berbagai pihak yang meliputi lintas
program, lintas sektor, organisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan,
Institusi Pendidikan, Pihak Swasta
serta Mitra Potensial Lain yang
ditujukan untuk mengatasi masalah
yang terkait dengan kesehatan anak
disuatu wilayah tertentu.
3
MENDUKUNG KELANCARAN
PELAKSANAAN SHK

JEJARING KEMITRAAN  JEJARING KERJASAMA

POKJA

PUSAT DAERAH
4
POKJA SHK
Bersifat Adhock,
Berfungsi :
- Mendukung Kelancaran
pelaksanaan Program SHK di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan
di Laboratorium SHK
- Memperkuat upaya peningkatan
program SHK
5
PENANGGUNG JAWAB
PROGRAM SHK

v
v v

6
• Di Tingkat Pusat
 Kementerian Kesehatan menjadi
Penanggung jawab program SHK

• Di Tingkat Provinsi
 Bidang yang menangani Program
Kesehatan Anak

• Di Tingkat Kabupaten/Kota
 Bidang yang menangani Program
Kesehatan Anak
 Tanggung Jawab sebagai Koordinator
7
AGAR DAPAT
BERFUNGSI DAN
TERCAPAI TUJUAN

MEKANISME KERJA
JEJARING

8
1. DI TINGKAT PUSAT
- Pokjanas SHK dibentuk melalui SK Menkes dan
keanggotaannya merupakan wakil dari Lintas
Program serta Lintas Sektor terkait, Organisasi
Profesi (IDAI,IDI,POGI,PDS
PATKLIN,IBI,PPNI,PATELKI,dll) dan akademisi.

- Peran :
Sebagai pusat pengkajian, pengembangan, dan
monev pelaksanaan kebijakan Program SHK
- Tugas :
Koordinator pelaksanaan program SHK,
Bertanggung Jawab terhadap implementasi
kebijakan program SHK secara Nasional
9
Kegiatan yang dilakukan,meliputi :
1. Mengkoordinasikan Pelaksanaan SHK dengan
Laboratorium SHK, Dinas Kesehatan Provinsi
dan Pokjada melalui mekanisme kerja jejaring
Pokjanas SHK
2. Melakukan pengembangan dan penetapan
kebijakan Nasional program SHK
3. Merencanakan dan mengadakan kebutuhan
program SHK melalui APBN atau sumber dana
lain yang tidak mengikat
4. Pelatihan Fasilitator SHK untuk tenaga kesehatan
daerah
5. Melakukan monev program SHK
10
2. DI TINGKAT PROVINSI
- Pokjada SHK dibentuk melalui SK Gubernur atau
Kepala Dinas Kesehatan, dan keanggotaannya terdiri
dari perwakilan yang berasal dari Lintas Program serta
Lintas Sektor terkait, Organisasi Profesi
(IDAI,IDI,POGI,PDS PATKLIN,IBI,PPNI,PATELKI,dll) serta
akademisi.
- Peran :
Sebagai pusat konsultasi dan koordinasi pelaksanaan
program SHK

 Pokjada SHK di bawah koordinasi Dinkes ProvBidang


yang mempunyai Tupoksi terkait langsung dengan
program kesehatan anak selaku PJ Program SHK

11
Kegiatan yang dilakukan,meliputi :
1. Penyediaan kebutuhan program SHK melalui
APBN, APBD atau sumber dana lainnya yang
tidak mengikat
2. Mendukung penyiapan fasilitator SHK, melatih
tenaga kesehatan di Fasilitas pelayanan
kesehatan, dan tenaga kesehatan di Tingkat
Kabupaten/Kota
3. Melakukan Monev di Tingkat Kabupaten/Kota
4. Bekerjasama dengan Pokjada untuk mendukung
pelaksanaan Program SHK di Tk provinsi, yaitu :

12
- Advokasi program SHK kepada penentu kebijakan
- Sosialisasi Program SHK
- Koordinasi dengan Dinkes Kabupaten/kota dan
fasilitas pelayanan kesehatan dalam pelacakan
pasien dengan hasil skrining tinggi agar dapat
dilakukan test konfirmasi
- Melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan
Kabaupaten/Kota dan Laboratorium SHK,
termasuk pembuatan kontrak kerjasama
- Melakukan komplikasi dan pengolahan data
pelaksanaan Program SHK dari Kabupaten/Kota
untuk dilaporkan ke Kemenkes.

13
3. DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
 Tugas koordinasi dilakukan oleh Dinkes Kabupaten/Kota
yang pelaksana koordinasinya dapat dilakukan oleh
bidang yang menangani langsung program kesehatan
anak.
 Bidang ini berkoordinasi dengan pelaksana kegiatan
skrining antara lain : Rumah Sakit, Puskesmas, Rumah
Bersalin, BPM, Laboratorium dengan melibatkan
Organisasi Profesi di daerah (IDI,IDAI,IBI,POGI,PDS
PATKLIN, PPNI,PATELKI, dll)
 Dinkes Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan program SHK di wilayah
Kabupaten/Kota.

14
Kegiatan yang dilakukan,meliputi :
1. Merencanakan dan menyediakan kebutuhan
program SHK dengan dana APBD atau sumber
dana lainnya yang tidak mengikat
2. Melakukan pelatihan SHK bagi tenaga kesehatan
di fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di
wilayah kerjanya
3. Mendorong fasilitas pelayanan kesehatan swasta
dan masyarakat yang mampu untuk
melaksanakan SHK secara mandiri
4. Melakukan monev program SHK

15
Kegiatan yang dilakukan,meliputi :
4. Bekerjasama dengan pihak terkait untuk
mendukung pelaksanaan SHK melalui :
- Advokasi
- Sosialisasi
- Koordinasi dengan Dinkes Provinsi dan faskes
dalam pelacakan pasien dengan hasil skrining
tinggi agar dapat dilakukan test konfirmasi.
5. Melakukan koordinasi dengan Dinkes Provinsi dan
Laboratorium SHK, termasuk pembuatan kontrak
kerjasama
16
Kegiatan yang dilakukan,meliputi :
6. Melakukan kompilasi dan pengolahan data
pelaksanaan program SHK dari Fasilitas pelayanan
kesehatan untuk dilaporkan kepada Dinas
Kesehatan Provinsi

17
4. DI TINGKAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
 Perlu ditunjuk Koordinator yang akan bertugas :
• Mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan SHK di Fasilitas
yang bersangkutan
• Membuat perencanaan kebutuhan program SHK
• Pengelolaan Logistik SHK
• Mencatat dan melaporkan hasil SHK kepada kepala
fasilitas pelayanan kesehatan dan dinkes Kab/Kota
• Bekerjasama dengan Labor dalam melakukan
pelacakan kasus dibantu tenaga kesehatan terkait
• Memberikan informasi/membantu keluarga bayi
dengan HK untuk rujukan pengobatan ke dokter
spesialis anak konsultas endokrinologi atau dokter
spesialis anak
• Berkoordinasi dengan Penanggung jawab bagian
tumbang anak untuk pemantauan 18
PELAKSANAAN SHK INI AKAN
BERJALAN LANCAR BILA
MASING-MASING PIHAK
TERKAIT DAPAT
MENJALANKAN PERAN DAN
TUGASNYA DAN SALING
MENGINGATKAN UNTUK
MENDAPATKAN ANAK YANG
TUMBUH KEMBANGNYA
OPTIMAL

19
Perlu…!!
Kerjasama sinergis antara pemerintah, profesi,
masyarakat, dukungan pihak terkait lainnya u/
menggarap semua  PENYATUAN LANGKAH &
TUJUAN sangat diperlukan untuk akselerasi
pencapaian MDG 2015

20
Koordinasi: saling mendukung
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai