DENGAN ASFIKSIA Kelompok 4 : 1. Matilda Romroma 2. Marochy Valencya Labatar 3. Riany Rangkoratat 4. Jeinifer Marthina Lodarmasse 5. Weldemina Manteanubun 6. Fatma Natar 7. Polyana Hanorsian PENGERTIAN ASFIKSIA • Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir (Djitowiyono, 2014). Asfiksia adalah kondisi kekurangan oksigen pada pernafasan yang bersifat mengancam jiwa (proverawati, 2018). Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir (Sudarti, 2013). Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Sudarti, 2013) FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA • 1. Faktor ibu. Oksigenasi darah ibu yang tidak mencukupi akibat hipoventilasi selama anestesi, penyakit jantung sianosis, gagal pernafasan, keracunan karbon monoksida, dan tekanan darah ibu yang rendah akan menyebabkan asfiksia pada janin. Gangguan aliran darah uterus dapat menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan ke janin. Hal ini sering ditemukan pada: gangguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoniatau tetani uterus akibat penyakit atau obat, hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan, hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain- lain. • 2. Faktor placenta Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta. .Asfiksia janin dapat terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya : plasenta tipis, plasenta kecil, plasenta takmenempel, solusio plasenta, dan perdarahan plasenta • 3. Faktor fetus Kompresi umbilikus dapat mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan: tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat antar janin dan jalan lahir, dan lain-lain. • 4. Faktor Neonatus Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh karena pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin, maupun karena trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarahan intrakranial. 5. Faktor persalinan Partus lama dan partus karena tindakan dapat berpengaruh terhadap gangguan paru paru (Proverawati, 2018). TANDA DAN GEJALA ASFIKSIA • 1. Tidak bernafas atau nafas megap-megap atau pernapasan lambat (Kurang dari 30 kali per menit). 2. Pernafasan tidak teratur, dengkuran atau retraksi. 3. Tangisan lemah atau merintih. 4. Warna kulit pucat atau biru. 5. Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai. 6. Denyut jantung tidak ada atau lambat (bradikerdia) (kurang dari 100 kali per menit). 7. Nilai Apgar kurang dari 6. Apabila nilai APGAR 7- 10 : bayi mengalami asfiksia ringan atau dikatakan bayi dalam keaadaan normal. 4 -6: bayi mengalami asfiksia sedang. 0 -3: bayi mengalami asfiksia berat (Sudarti, 2013). PATOFISIOLOGI ASFIKSIA • 1) Cara Bayi memperoleh oksigen Sebelum dan Setelah Lahir. • a) Cara bayi memperoleh oksigen sebelum lahir, paru-paru janin tidak berfungsi sebagai sumber oksigen atau jalan untuk mengeluarkan karbon dioksida. Kondisi paru- paru janin yaitu : (1) Pembuluh arteriol yang ada di dalam paru janin dalam keadaan konstriksi sehingga tekanan oksigen (p02) parsial rendah. (2) Hampir seluruh darah dari jantung kanan tidak dapat melalui paru karena konstriksi pembuluh darah janin, sehingga darah dialirkan melalui pembuluh yang bertekanan lebih rendah yaitu duktus arteriosus kemudian masuk ke aorta. • b) Cara bayi memperoleh oksigen setelah lahir Setelah lahir, bayi akan bergantung pada paru-paru untuk memperoleh oksigen. Remove Watermark Wondershare PDFelement 17 (1) Cairan yang mengisi alveoli akan diserap kedalam jaringan paru, dan alveoli akan berisi udara. (2) Pengisian alveoli oleh udara akan memungkinkan oksigen mengalir kedalam pembuluh darah disekitar alveoli. • c) Saat Arteri Vena dan Umbikulus Akan Menutup, Jika arteri vena dan umbikulus menutup, maka akan menurunkan tahanan darah pada sirkulasi plasenta dan meningkatkan tekanan darah sistemik. • d) Tekanan Arteri Pulmonalis Menurun, Keadaan relaksasi dan tekanan darah sistemik yang meningkat akan menyebabkan tekanan pada arteri pulsmonalis lebih rendah dibandingkan tekanan sistemik sehingga aliran darah paru mengalami peningkatan. • (1) Oksigen yang diabsorbsi dialveoli oleh pembuluh darah divena pulmonalis dan darah yang banyak mengandung oksigen kembali ke bagian jantung kiri, kemudian dipompakan keseluruh tubuh bayi baru lahir. • (2) Pada kebanyakan keadaan, udara menyediakan oksigen (21%) untuk menginisiasi relaksasi pembuluh darah paru. • (3) Pada saat kadar oksigen meningkat dan pembuluh paru mengalami relaksasi, duktus arteriosus mulai menyempit. • (4) Darah yang sebelumnya melalui duktus arteriosus sekarang melalui paru-paru, akan mengambil banyak Remove Watermark Wondershare PDFelement 18 oksigen untuk dialirkan kseseluruh jaringan tubuh. Pada akhir masa transisi normal, bayi menghirup udara dan menggunakan paru parunya untuk mendapatkan oksigen. (a) Tangisan pertama dan tarikan nafas yang dalam akan mendorong cairan dari jalan nafasnya. (b) Oksigen dan pengembangan paru merupakan rangsang utama relaksasi pembuluh darah paru. (c) Pada saat oksigen masuk adekuat dalam pembuluh darah, warna kulit bayi akan berubah dari abu-abu/biru menjadi kemerahan. LANGKAH-LANGKAH RESUSITASI PADA ASFIKSIA NEONATORUM • 1. Melakukan pemotogan tali pusat. • 2. Pindahkan bayi kemeja resusitasi. • 3. Lakukan langkah awal. • 4. Lakukan penilaian. • 5. Lakukan ventilasi. • 6. Nilai kembali keadaan bayi. • 7. Melakukan ventilasi ventilasi ulang. • 8. Nilai keadaan bayi. • 9. Informasikan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan bayi. • 10. Anjurkan ibu untuk IMD jika bayi sudah membaik. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY.M DENGAN ASFIKSIA SEDANG DI PMB HJ.SAHARA SIREGAR AEK TAMPANG KOTA PADANGSIDIMPUAN • I. PENGUMPULAN DATA • A. Data Subyektif • 1) Identitas Bayi • Nama bayi : By Ny. M • Umur : 0 hari • Jenis kelamin : Laki-laki • Tanggal/jam/lahir : 20 Desember 2020, pukul: 15:30 • Berat badan : 3800 kg • Panjang badan : 49 cm • 2) Identitas Orangtua • Nama ibu : Ny. M Nama Ayah : Tn. H • Umur : 26 tahun Umur : 27 tahun • Agama : Islam Agama : Islam • Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/Bangsa :Batak/Indonesia • Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK • Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta • Alamat : Silandit Alamat : Silandit • B. ANAMNESE ( Data Subjektif ) • Pada tanggal : 19 Desember 2020 • 1. Riwayat penyakit kehamilan • • Perdarahan : Tidak ada • • Pre-eklampsia : Tidak ada • • Eklampsia : Tidak ada • Penyakit : Tidak ada • • Lain-lain : Tidak ada • 2. Kebiasaan waktu hamil • • Makanan : Tidak ada • • Obat-obatan / jamu : Tidak ada • • Merokok : Tidak ada • • Lain-lain : Tidak ada • 3. Riwayat persalinan sekarang • a. Jenis persalinan : Normal • b. Ditolong oleh : Bidan • c. Lama persalinan : 13 jam 30 menit • • Kala I : 12 jam • • Kala II : 1 jam • d. Ketuban pecah : Spontan • e. Komplikasi persalinan • • Ibu : Tidak ada F. keadaan bayi baru lahir Nilai APGAR
Tanda 0 1 2 Jumlah nilai
Menit 1 Frekuensi ( ) tidak ada <100 >100
jantung
Usaha ( ) tidak ada Lambat tak Menangis
bernafas teratur kuat
Tenus otot ( )lumpuh Fleksi Gerakan
sedikit aktif 4 Reflex ( ) tidak beraksi Gerakan Menangis warna ( sedikit Biru/pucat tumbuh Seluruh Tumbuh merah merah ekstremitas Menit Frekuensi jantung Tidak ada < 100 >100 ke 2 Usaha bernapas Tidak ada Lambat tak teratur Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Fleksi sedikit Gerakan aktif
5 Refeks Tak bereaksi Gerakan sedikit Menangis tumbuh
Warnah biru/pucat Tubuh merah Seluruh merah
ekstremitas biru
Menit Frekuensi jantung Tidak ada < 100 >100
ke 3 Usaha bernapas Tidak ada Lambat tak teratur Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Fleksi sedkiti Gerakan aktif
7 Refleks Tak bereaksi Gerakan sedikit Batuk/bersin tumbuh wrnah Biru/pucat Tubuh merah Seluruh merah ektremitas biru • RESUSITASI JIKA DILAKUKAN 2. Pemeriksaan fisik Pengisapan lender : dilakukan • kepala: tidak ada benjolan cepalhemtoma dan caput succedaneum Ambu : dilakukan • Ubun-ubun : ada berdenyut Masage jantung : tidak dilakukan • Muka : simetris,tidak ada tanda kecacatan Rangsangan : dilakukan • Mata : simetris,tidak perdarahan konjungtiva,tidak strabismus,tidak ada kekeruhan pada kornea,tidak ada Oksigen : tidak dilakukan katarak congenital Therapy : tidak dilakukan • Telinga : simetris.tidak ada pengeluaran cairan • Mulut : labio palatozkiziz tidak ada • Hidung : ada lubang hidung,tidak ada pernafasan b. Data objektif cuping hidung 1.Pemeriksaan umum • Leher :tidak terdapat kelenjar • Keadaan umum : baik • Dada : simetris,napas lambat,putting susu ada • Tali pusat : tidak ada perdarahan tali pusat • Kesadaran : composmentis • Punggung : bentuk normal,kelainan tidak ada • Suhu : 36,C • Ekstremitas : jumlah jari lengkap,tidak ada kelainan • Berat badan sekarang : 3800 gram seperti polidaktili,sindaktili, dan andaktili • Genetali : kelainan tidak ad,lubang uretra ada • Anus : ada • Dada : simetris,napas lambat,putting Pemeriksaan reflex susu ada Tali pusat : tidak ada perdarahan tali • Refleks morrow : tidak ada pusat • Refleks rooting : tidak ada Punggung : bentuk normal,kelainan • Refleks glabella : tidak ada tidak ada • Refleks plantar : tidak ada Ekstremitas: jumlah jari lengkap,tidak • Refleks sucking : tidak ada ada kelainan seperti polidaktili,sindaktili, • Refleks tonic neck : tidak ada dan andaktili Genetali : kelainan tidak ad,lubang Antropometri uretra ada • Lingkar kepala : 32 cm Anus : ada • Lingkar dada : 30 cm • Lingkar lengan atas : 11 cm Eliminasi • Miksi : sudah • Meconium : sudah • INTEPRETASI DATA IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL • Diagnosa : Bayi Ny.M Lahir normal • Masalah potensial : Terjadinya asfiksia berat • DS : Bayi Ny.M umur 1 menit setelah lahir dengan asfiksia 4. TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI Lakukan resusitasi pada bayi baru lahir • sedang • DO : TTV : BB : 3800gr 5. PERENCANAAN • Pols : <100x/menit 1. Lakukan langkah awal resusitasi
• PB : 50 Cm 2. Lakukan penilaian, pernapasan, frekuensi jantung, warna
kulit, pergerakan tonus otot pada bayi • RR : 30x/menit 3. Lakukan ventilasi • Suhu : 360C 4. Nilai keadaan bayi 5. Lakukan ventiasi ulang • Masalah : Bayi mengalami kesulitan bernafas 6. Nilai keadaan bayi • Dasar : Ketuban bercampur meconium dan 7. Informasikan kembali keadaan bayi kepada ibu dan suhu tubuh 360C keluarga • Kebutuhan : Pembebasan jalan nafas, 8. Anjurkan ibu unuk IMD jika bayi sudah membaik mengeringkan tubuh bayi dan • menjaga kehangatan tubuh bayi • 2. Melakukan penilaian pernafasan, frekuensi jantung, warna kulit, pergerakan tonus otot pada bayi. • Pernafasan : 30x/menit • Frekuensi jantung : < 100x/menit 6. PELAKSANAAN • Warna kulit : Kebiruan 1. Melakukan langkah awal resusitasi : • Gerakan tonus otot : Lemah a) Menghangatkan tubuh bayi dengan menyelimuti 3.Lakukan resusitasi dengan menggunakan balon sungkup, badan dan kepala lakukan ventilasi percobaan 2 kali dengan melihat apakah b) Mengatur posisi bayi dengan kepala sedikit ekstensi dada bayi mengembang c) Menghisap lendir mulai dari mulut kemudian ke 4. Menilai kembali keadaan bayi Pernafasan : 30x/menit hidung Frekuensi jantung : < 100x/menit Warna kulit : Kebiruan d) Keringkan kembali tubuh bayi dengan cara Gerakan tonus otot : Lemah menyeluruh sambil melakukan rangsangan taktil 5. Lakukan kembali ventilasi defenitif dengan balon sungkup dengan menepuk atau menyentil telapak kaki, 20 kali dalam 30 detik. menggosok punggung, perut, dada dengan telapak tangan, kemudian mengganti kain yang basah 6. Menilai kembali keadaan bayi Pernafasan : 50x/menit dengan yang bersih dan hangatkan bayi lalu Frekuensi jantung : > 100x/menit Warna kulit : Kemerahan bungkus dengan kain tersebut. Gerakan tonus otot : Baik 7. Menginformasikan keadaan bayi kepada ibu dan keluarga bahwa bayi berhasil ditolong. 7. EVALUASI 1) Langkah awal resusitasi sudah dilakukan 2) Penilaian keadaan bayi sudah dilakukan 3) Ventilasi percobaan sudah dilakukan 4) Penilaian keadaan bayi sudah dilakukan 5) Ventilasi defenitif sudah dilakukan 6) Penilaian keadaan bayi sudah dilakukan, bayi sudah mulai membaik 7) Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaan bayi yang sudah membaik 8) Ibu sudah memberikan ASI segera setelah bayi membaik. Sekian presentase dari kami,bila ada yang bertanya kami akan memberi jawaban bukan harapan,karena kami disini presentase bukan mengisi hati yang kosong.