Anda di halaman 1dari 70

BLOK 4 SEMESTER 2

BENJOLAN GUSI SAAT HAMIL


KELOMPOK 4

Tutor : Grace Monica, drg., MKM

Ketua : Angeline Windi Savira (2290014)

Sekretaris : Rani Roksana Wanimbo (2290050)

Anggota : Tamara Wira Sylvia Lubis (1890043)

Aurel Virlyanne (2290026)

Salsabila Shafa Aryadi (2290073)

Tarisma Xyla Hersa E P (2290077)


dsujhsijiwjdww
Elvita Maharani (2290083)
eddewdwe

Olivia Aziizin Darmansyah (2290085)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya,
makalah ini dapat dibuat dan diselesaikan tepat waktu. Makalah yang berjudul
“Benjolan Gusi Saat Hamil” dibuat untuk memenuhi tutorial 3 blok 4.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Grace Monica, drg.,
MKM sebagai dosen fasilitator yang telah membimbing kami selama tutorial
dilaksanakan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari akan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan dalam penyusunannya. Kesulitan yang
dialami tersebut dapat diselesaikan berkat kerja sama kelompok yang baik.
Penulis dan anggota kelompok menyadari bahwa kami masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 01 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Skenario .................................................................................................... 1

1.3. Terminologi .............................................................................................. 3

1.4 Identifikasi Masalah ................................................................................. 4

1.5 Analisis Masalah ...................................................................................... 4

1.6 Hipotesis Sementara ................................................................................. 4

1.7 More Info .................................................................................................. 5

1.8 Hipotesis ................................................................................................... 5

1.9 Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 5

BAB II ISI ........................................................................................................... 6


2.1 Gambaran Klinis dan Histopatologis Gingivitis Pada Masa Kehamilan . 6

2.2 Macam-macam Manifestasi Oral Akibat Perubahan Hormon Pada


Kehamilan ................................................................................................ 8

2.1 Perubahan Hormon Pada Ibu Hamil ....................................................... 10

2.4 Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Pada Wanita ........................ 13

2.5 Fungsi Organ Reproduksi Pada Wanita ................................................. 20

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 26


3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27


LAMPIRAN 28

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 1 Hasil Rontgen Panoramik ......................................................... 3


Gambar 1.3 1 Kelenjar Pituitari ...................................................................... 3
Gambar 2.1 1 Gingivitis ................................................................................... 6
Gambar 2.1 2 Histopatologis Gingivitis .......................................................... 7
Gambar 2.1 3 Gingival Overgrowth................................................................. 8
Gambar 2.2 1 Gingivitis Kehamilan (pregnancy gingivitis) ............................ 9
Gambar 2.2 2 Epulis pada Kehamilan (epulis gravidarum) ............................ 9
Gambar 2.3 1 Sendi Sacroiliac ........................................................................ 12
Gambar 2.3 2 Grafik Hormon pada Masa Kehamilan ..................................... 13
Gambar 2.4 1 Organ Reproduksi Wanita ......................................................... 14
Gambar 2.4 2 Organ Genitalia Eksterna Wanita .............................................. 15
Gambar 2.4 3 Vagina ....................................................................................... 17
Gambar 2.4 4 Uterus & Cervix ........................................................................ 18
Gambar 2.4 5 Fallopian Tube & Uterus .......................................................... 19
Gambar 2.4 6 Ampulla, Isthmus, Ovary ........................................................... 20

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.5 1 Fungsi Organ Reproduksi Wanita.................................................... 21

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Endokrinologi sangat erat dengan konsep pemahaman sekresi
hormon, aksi kerja hormon, dan prinsip feedback control. Sistem endokrin
dievaluasi terutama dengan mengukur konsentrasi hormon, sehingga dapat
memberikan informasi diagnostik. Endokrinologi meliputi kelenjar dan
hormon yang dihasilkannya. Terdapat dua jenis kelenjar penghasil hormon
yaitu kelenjar endokrin dan eksokrin. Hormon endokrin, hormon
neuroendokrin, autokrin, parakrin, dan sitokin merupakan sistem
messenger kimia yang dapat mempengaruhi aktivitas sel, jaringan dan
organ target. Kehamilan adalah keadaan fisiologis yang dinamis disertai
dengan beberapa perubahan salah satunya perubahan hormonal. Hormon
yang diinduksi selama kehamilan menyebabkan perubahan pada tubuh ibu
dan tidak terkecuali pada rongga mulut. Peningkatan sekresi hormon
estrogen 10 kali lipat dan progesteron 30 kali lipat, terjadi selama
perkembangan normal kehamilan.
1.2 Skenario
A. Skenario 1
Ny. Y, usia 27 tahun datang ke RSGM membawa surat rujukan
dari Poli Obstetrics and Gynaecology. Ia menyatakan pada saat kontrol
kehamilan ke dokter kandungan, mengeluh adanya benjolan dan mudah
berdarah pada gusi depan kanan bawah sejak kehamilan 4 bulan. Gusi ini
mudah berdarah secara spontan dan kesulitan saat makan karena sering
menyangkut. Berdasarkan anamnesa, Ny. Y diketahui sedang hamil
trimester ketiga dan merupakan kehamilan pertamanya. Sebelum masa
kehamilan benjolan ini tidak ada. Ny. Y sangat khawatir dengan kondisi
benjolan ini.
B. Skenario 2
Pemeriksaan intra oral:

1
➢ Oral higiene : buruk
➢ Xerostomia : (+)
➢ Halitosis : (+)
➢ Plak : (+)
➢ Calculus : (+)
➢ Gingiva labial mandibula : benjolan ukuran 1x1x0,5 cm ar 42-43,
berbentuk bulat lonjong seperti kacang tanah, eritema, oedem, spontan
bleeding, pustula (-)
➢ Gingiva oedem hampir diseluruh regio disertai eritema
➢ Poket Periodontal : 5 ar gigi 43
➢ Frenulum : tidak ada kelainan

Gambar 1.21 Lesi bulat lonjong, eritema dan oedem ar 42-43

➢ Pasien tidak memiliki kelainan sistemik.


➢ Hasil roentgen panoramik terlihat tidak ada kerusakan tulang alveolar.
➢ Pasien memiliki motivasi yang tinggi dan koopeatif.
➢ Ro Panoramik :

2
Gambar 2.21 Hasil Rontgen Panoramik.

1.3. Terminologi
1. Hormon Endokrin
Yaitu system kontrol kelenjar tanpa saluran yang menghasilkan hormon,
yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah, untuk mempengaruhi
organ-organ lain. Contoh : Kelenjar reproduksi dan kelenjar pituitari.
(hasofone2022buku ajaran atomiendokrin)

Gambar 1.31 Kelenjar Pituitari

2. Hormon eksokrin
Yaitu menyekeresi keluar lewat saluran (ductus) berlawanan dengan
edokrin. Contoh: Kelenjar saliva dan kelenjar keringat. (Kamus Dorlands)
3. Hormon neuroendokrin
Berkaitan dengan zat hormonal yang mempengaruhi sitem saraf. (NCBI)

3
4. Hormon autokrin
Sel yang menghasilkan sinyal autokrin dapat mengikat sinyal tersebut
yang artinya sel persinyalan dan sel target adalah sel yang sama dan
mengatur sensasi nyeri dan respon inflamasi. (NCBI)

5. Sistem messenger kimia


Pembawa pesan yang berbeda antar sel dan organ dalam proses biokimia.
(statpearlsNCBI).

1.4 Identifikasi Masalah


1. Penyebab benjolan pada gingiva depan kanan bawah sejak masa
kehamilan.
1.5 Analisis Masalah
Drg harus melakukan pemeriksaan
terhadap intraoral diperoleh :
Berdasarkan anamnesa, diketahui Oral higiene: buruk, Xerostomia : (+)
Perempuan, 27 tahun sedang hamil trimester ketiga dan u Halitosis : (+), Plak : (+), Calculus :
merupakan kehamilan pertama (+), Gingiva labial mandibula :
benjolan ukuran 1x1x0,5 cm ar 42-
43, berbentuk bulat lonjong seperti
kacang tanah, eritema, oedem,
spontan bleeding, pustula (-),

Terjadi peningkatan hormon


ekstrogen dan progesteron pada ibu
Datang ke RSGM membawa surat hamil (di trimester ke-2 dan ke-3
rujukan dari Poli Obstetrics and Kehamilan) Gingiva oedem hampir diseluruh
Gynaecology regio disertai eritema. Poket
Periodontal: 5 ar gigi 43. Frenulum:
tidak ada kelainan

Ia menyatakan pada saat kontrol


kehamilan ke dokter kandungan, Mengakibatkan meningkatnya aliran
mengeluh adanya benjolan dan darah pada jaringan gusi sehingga Pasien tidak memiliki kelainan
mudah berdarah pada gusi depan menyebabkan infeksi pada gingivitas sistemik
kanan bawah sejak kehamilan 4 (Gingivitis).
bulan. Hasil roentgen panoramik terlihat
tidak ada kerusakan tulang alveolar

Kondisi inilah yang menghambat


Gusi mudah berdarah secara spontan respon normal tubuh untuk melawan
dan kesulitan saat makan karena bakteri yang mengakibatkan infeksi
sering menyangkut pada gusi. Pasien memiliki motivasi yang tinggi
dan koopeatif.

1.6 Hipotesis Sementara


Penyebab dari benjolan pada gusi ibu hamil disebabkan karena
perubahan hormon estrogen dan progesteron pada masa kehamilan.

4
1.7 More Info

Memerlukan Pemeriksaan klinis berupa pemeriksaan Intra oral dan


pemeriksaan Oral hygiene.

1.8 Hipotesis
Penyakit yang dialami oleh Ny. Y adalah epulis/ granuloma
gravidarum yang disebabkan oleh perubahan hormon yang dialami saat
masa kehamilan dan karena tidak menjaga oral hygiene dengan baik. dan
didukung oleh faktor lainnya seperti xerostomia, halitosis, plak, dan
kalkulus yang ada.

1.9 Tujuan Pembelajaran

1. Gambaran klinis dan histopatologis gingivitis pada masa kehamilan


2. Macam-macam manifestasi oral akibat perubahan hormon pada kehamilan
3. Perubahan hormon pada ibu hamil
4. Anatomi dan fisiologi organ reproduksi pada wanita
5. Fungsi organ reproduksi pada wanita
6. Klasifikasi dan fungsi hormon yang ada pada wanita
7. Diagnosa dan test kehamilan berdasarkan hormon hCG
8. Penatalaksaan klinis pada ibu hamil

5
BAB II
ISI

2.1 Gambaran Klinis dan Histopatologis Gingivitis Pada Masa Kehamilan


Gambaran klinis:
• Terjadinya oedem
• Ada pendarahan disekitar gingiva
• Warna gingiva yang merah (tidak normal)
• Meningkatnya crevicular gingival fluid
• Adanya penurunan respon T-Limfosit
Jenis-jenis gingivitis:

• Gingivitis kronis adalah peradangan gingiva tingkat rendah yang


asimptomati →merah dan sedikit bengkak karena edema.
• Gingivitis hiperplastik kronis adalah istilah yang diberikan untuk
gingivitis kronis di mana edema mengalami inflamasi yang menonjol.

Gingivitis:
Gingivitis adalah respon inflamasi terhadap bakteri plak. Menurut
definisi, peradangan terbatas pada margin gingiva dan tidak
mempengaruhi ligamen atau tulang periodontal.Peradangan gingiva
berwarna kemerahan dan cerah disebabkan oleh kebersihan mulut yang
sangat buruk. Akumulasi plak yang tebal terlihat di semua permukaan
gigi.

Gambar 2.1 1 Gingivitis

6
Gambaran secara histopatologis:
Kalkulus subgingiva menunjukkan struktur berlapis yang
dihasilkan dari pengendapan bertahap. Kalkulus memiliki warna coklat
akibat darah dan pigmen bakteri di dalamnya. Lapisan plak tebal
menempel di permukaan.

Gambar 2.1 2 Histopatologis Gingivitis

Secara histopatologis gingivitis terjadi:

• Pembesaran marginal yang melibatkan margin gingiva dan


melibatkan sebagian attached gingiva
• Adanya pembesaran gingiva seperti tumor
• Pengurangan pembesaran gingiva
• Histopatologis lain berupa gambaran dermis dan epidermis

Gingival overgrowth:

Gingival overgrowth Merupakan patologi umum pada masa


kehamilan. Secara klinis, bermanifestasi sebagai satu massa atau beberapa
massa seperti tumor pada margin gingiva. Pembesaran gingiva marginal
selama kehamilan terjadi akibat peradangan sebelumnya. Terkadang, lesi
dapat diamati sebagai pembesaran tunggal, yang disebut sebagai tumor
kehamilan. Jika seorang ibu hamil sudah mengalami gingivitis, gingivitis
yang sudah ada sebelumnya dapat menjadi lebih parah pada dua bulan
pertama kehamilan. Eritema inflamasi dan edema biasanya menjadi lebih

7
parah dan lesi vaskular lokal (tumor kehamilan) dapat berkembang. Yang
terakhir memiliki struktur yang sama dengan granuloma piogenik.

Gambar 2.1 3 Gingival Overgrowth

2.2 Macam-macam Manifestasi Oral Akibat Perubahan Hormon Pada


Kehamilan
Manifestasi oral akibat perubahan hormon pada kehamilan:

1. Gingivitis kehamilan (pregnancy gingivitis)

Selama kehamilan akan terjadi peningkatan jumlah estrogen dan


progesteron yang akan mempengaruhi rongga mulut (gingiva) Perubahan
yang terjadi:

• Secara mikroskopis terlihat adanya peningkatan proliferasi kapiler


• Dilatasi pembuluh darah
• Kenaikan permiabilitas vaskular
• Edema
• Infiltrasi lekosit
• Degenerasi jaringan ikat sekitar

8
Gambar 2.2 1 Gingivitis Kehamilan (pregnancy gingivitis)

2. Epulis pada kehamilan (epulis gravidarum)


Di sekitar daerah papilla interdental dan pada daerah-daerah yang
terdapat iritasi lokal, seperti:

• Tepi restorasi yang tidak baik


• Tepi dari gigi yang mengalami karies
• Poket periodontal.

Gambaran klinis:

• Lesi nodular berwarna merah dan berulser


• Mudah berdarah bila disentuh

Gambar 2.2 2 Epulis pada Kehamilan (epulis gravidarum)

9
3. Karies Gigi

Meningkatnya karies gigi pada masa kehamilan lebih disebabkan


karena perubahan lingkungan di sekitar gigi dan kebersihan mulut yang
kurang. Faktor-faktor yang mempercepat proses karies: pH saliva wanita
hamil lebih asam jika dibandingkan dengan yang tidak hamil dan rasa
mual dan muntah membuat wanita hamilmalas menggosok gigi.

4. Kehilangan Permukaan Gigi (tooth substance loss)

Terjadi karena asam yang menyebabkan erosi pada gigi.


Kehilangan permukaan gigi terjadi pada permukaan palatinal gigi insisif
dan kaninus rahang atas gigi lebih sensitif.

Perawatan (dasarnya adalah pencegahan), meliputi:

• Penggunaan fluor
• Disarankan untuk menghindari menyikat gigi langsung setelah muntah
• Batasi konsumsi buah asam dan jus serta minuman berkarbonasi

5. Kegoyangan Gigi (mobility gigi)

Peningkatan mobilitas gigi telah terdeteksi di kehamilan bahkan


pada wanita hamil yang memiliki jaringan periodontal sehat. Kegoyang
gigi dapat disebabkan karena pergeseran mineral di lamina dura namun
tidak mempengaruhi tulang alveolar. Kegoyangan ini biasanya hilang
setelah melahirkan.

2.1 Perubahan Hormon Pada Ibu Hamil


Human Chorionic Gonadotropin(HCG):
Fungsi terpenting untuk mencegah involusi korpus luteum pada
akhir siklus bulanan wanita. Ini yang menyebabkan korpus luteum keluar
bahkan dengan Jumlah yang lebih banyak dari hormon yang menghasilkan

10
progesteron dan estrogen untuk beberapa bulan kedepan. Hormon estrogen
dan progesteron mencegah menstruasi dan menyebabkan endometrium
untuk terus tumbuh dan menyimpan nutrisi dalam jumlah besar dan korpus
luteum di ovarium itu tumbuh sekitar dua kali ukuran awalnya sekitar
sebulan atau lebih setelah kehamilan dimulai.

Estrogen:

Hormon ini, seperti kebanyakan hormon plasenta lainnya,


disekresikan oleh sel-sel trofoblas sintisal plasenta. Selama proses
terjadinya kehamilan peningkatan jumlah estrogen yang besar
menyebabkan pembesaran rahim ibu dan pembesaran payudara dan
pertumbuhan struktur duktus payudara. Estrogen juga mengendurkan
ligamen panggul dari ibu, sehingga sendi sakroiliaka menjadi relatif lentur
dan simfisis pubis menjadi elastis. Perubahan ini memungkinkan
perjalanan janin lebih mudah melalui jalan lahir. Estrogen juga
mempengaruhi banyak aspek umum perkembangan janin selama
kehamilan, misalnya dengan mempengaruhi tingkat reprosuksi sel di awal
embrio. Sendi sacroiliac menjadi relatif lentur dan simfisis pubis menjadi
elastis. Perubahan ini memungkinkan perjalanan janin yang lebih mudah
melalui jalan lahir.

11
Gambar 2.3 1 Sendi Sacroiliac

Progesteron:
Progesteron juga penting untuk keberhasilan kehamilan. pada
kenyataannya, itu sama pentingnya dengan hormon estrogen. Efek khusus
progesteron yang penting untuk perkembangan normal kehamilan adalah
sebagai berikut:
• Progesteron menyebabkan berkembangnya sel desidua di endometrium
uterus, dan sel-sel ini berperan penting dalam nutrisi di awal kehamilan.
• Progesteron menurunkan kontraktilitas rahim, sehingga mencegah rahim
kontraksi menyebabkan spontan abortus. Progesteron berkontribusi pada
perkembangan konseptus bahkan sebelum implantasi, secara khusus
meningkatkan sekresi saluran tuba falopi dan rahim ibu untuk
menyediakan zat gizi yang tepat untuk perkembangannya morula dan
blastokista.
• Progesteron yang disekresikan selama kehamilan membantu estrogen
mempersiapkan payudara ibu laktasi.

12
Human Chorionic Somatropin:

• Disekresikan oleh plasenta di minggu ke-5 pada masa kehamilan. Sekresi


hormon ini meningkat secara besar di sepanjang usia kehamilan
berlangsung.
• Fungsi yang serupa dengan hormon pertumbuhan walaupun kerjanya
sangat lemah dan fungsi penurunan sensitivitas insulin dan glukosa pada
ibu hamil, sehingga membuat jumlah glukosa yang tersedia untuk fetus
lebih besar.
• Chorionic somatropin adalah metabolisme umum hormon yang memiliki
implikasi gizi khusus untuk ibu maupun janin.

Gambar 2.3 2 Grafik Hormon pada Masa Kehamilan

2.4 Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Pada Wanita


Anatomi dan fisiologi organ reproduksi wanita terdiri organ
eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul.
Organ eksternal berfungsi dalam kopulasi. Organ internal berfungsi dalam
ovulasi,

1) Genitalia Eksternal:

Vulva

13
• Tampak dari luar (dari mons pubis sampai tepi perineum). Mons pubis,
labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, dan kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.

Mons pubis/ mons veneris

• Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas


daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.

Labia Mayora

• Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena.
• Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu pada commisura
posterior.

Labia Minora

• Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel


rambut.
• Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.

Gambar 2.4 1 Organ Reproduksi Wanita

14
Clitoris

• Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva,


dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.
• Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.

Vestibulum

• Daerah dengan batas atas clitoris, batas lateral labia minora.


• Terdapat 6 lubang/orificium; orificium urethrae externum, introitus
vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-
kiri.

Introitus/ orificium vagina

• Terletak di bagian bawah vestibulum.


• Saat sebelum menikah tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara /
hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk
aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval,
cribiformis, septum atau fimbriae.
• Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang
menjadi tidak beraturan dengan robekan.
• Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen
imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah
menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.

15
Gambar 2.4 2 Organ Genitalia Eksterna Wanita

Vagina

• Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix


uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral.
• Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran: fornix
anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri.
• Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi
epitel skuamosa berlapis.
• Fungsi vagina: mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir
dan untuk kopulasi (pesetubuhan).

Perinium

• Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus.


• Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi)
untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.

Fungsi efek lokal


(1) kemampuan zat untuk didistribusikan ke lokasi yang di metabolisme
(2) konsentrasi
(3) waktu pemaparan, yang mungkin berkisar dari detik hingga tahun.

16
Fungsi efek sistemik
(1) pencernaan dan penyerapan
(2) menghirup uap
(3) pelepasan di apeks gigi
(4) penyerapan melalui mukosa mulut.

Gambar 2.4 3 Vagina

Uterus

• Organ muskular, dilapisi peritoneum (serosa).


• Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi
konseptus.
• Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
• Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.

Serviks Uteri

• Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus


dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis.

17
• Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jaringan ikat (kolagen dan
glikosamin) dan elastin.
• Sebelum melahirkan, lubang ostium externum bulat kecil, setelah
melahirkan berbentuk garis melintang.
• Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica.
Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang
mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai
garam, peptida dan air.

Gambar 2.4 4 Uterus & Cervix

Corpus uteri

Terdiri dari: paling luar lapisan serosa/peritoneum yg melekat pada lig. latum uteri
di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga
lapis, serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri,
menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.

Salping/ Tuba Falopii

• Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan


transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
• Dinding tuba terdiri tiga lapisan: serosa, muskular serta mukosa dengan
epitel bersilia.

18
• Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars
infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan
dinding yang berbeda setiap bagiannya.

Gambar 2.4 5 Fallopian Tube & Uterus

Parsial isthmica (proksimal/isthmus)

• Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba


pengendali transfer gamet.

Parsial ampularis (medial/ampula)

• Tempat terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum,


• Pars infundibulum (distal) dilengkapi dengan fimbriae melekat dengan
permukaan ovarium.
• Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.

Ovarium

• Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum,


sepasang kiri-kanan.
• Terdiri dari korteks dan medula.

19
• Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi
ovum, ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon
steroid (estrogen dan progesteron).

Gambar 2.4 6 Ampulla, Isthmus, Ovary

2.5 Fungsi Organ Reproduksi Pada Wanita

Fertilisasi dikenal sebagai embrio selama 2 bulan pertama perkembangan


intrauterin, saat terjadi diferensiasi jaringan. Di luar waktu ini, makhluk hidup
yang sedang berkembang dapat dikenali sebagai manusia dan dikenal sebagai
janin selama sisa masa kehamilan. Meskipun tidak ada diferensiasi jaringan lebih
lanjut yang terjadi selama kehidupan janin. Janin ini adalah masa pertumbuhan
dan pematangan jaringan yang luar biasa. Ovarium dan saluran reproduksi wanita
terletak di dalam rongga panggul

Tabel 2.5 1 Fungsi Organ Reproduksi Wanita

Organ Reproduksi Fungsi


Wanita

Ovarium Mengambil ovum saat ovulasi (pelepasan ovum dari


ovarium)

20
Tuba Falopi Tempat berjalannya sel telur menuju rahim/uterus saat
ovulasi dan tempat pertemuan sel telur dengan sel
sperma saat proses pembuahan.
Uterus/Rahim Berongga dinding tebal, bertanggung jawab untuk
menjaga janin selama perkembangannya dan
mengeluarkannya pada akhir kehamilan atau tempat
pembuahan.
Vagina Tabung berotot yang elastis, saluran yang
menghubungkan serviks (bagian bawah rahim) dengan
bagian luar tubuh. Sperma disimpan divagina oleh
penus selama hubungan seksual
Kanal Servix Jalur sperma melalui uterus ke tempat pembuahan di
saluran telur dan ketika melebar selama proses
kelahiran, merupakan jalur untuk lahirnya bayi
Lubang Vagina Terletak dibawah perineum antara lubang uretra
anterior dan lubang anus posterior (sebagian ditutupi
oleh selaput lendir tipis, selaput dara)
Labia Minora (Bibir kecil vagina), organ ini bisa sangat kecil
lebarnya bisa mencapai 2 inci, letaknya tepat di dalam
labia mayora
Labia Mayor Membungkus dan melindungi organ reproduksi luar
dan lebih menonjol (berukuran besar dan berdaging)
Klitoris Dapat terlihat dari luar, struktur erotik yang terdiri dari
jaringan yang mirip dengan penis, terletak di ujung
anterior lipatan labia minora

2.6 Hormon Yang Ada Pada Wanita (Klasifikasi dan Fungsinya)

a) Hormon pelepas gonotrodopin (GnRH)

21
Hormon yang dilepaskan oleh hipotalamus. GnRH akan mengikat
sel gonadotrop di hipofise anterior, untuk menstimulasi sekresi FSH dan
LH.

b) Hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinisasi (LH)

Hormon yang dilepaskan oleh hipotalamus. keduanya disekresi


sebagai respons terhadap pelepasan GnRH dari hipotalamus. FSH
berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan folikel ovarium atau sel
telur. LH berperan dalam maturasi folikel ovarium mulai dari pelepasan
folikel ovarium atau ovulasi hingga akhir siklus menstruasi.

c) Estrogen dan Progesteron

Hormon estrogen dan progesteron adalah hormon yang dilepaskan


oleh ovarium. Kedua hormon ini dilepaskan untuk merespon kedua
hormon seks FSH dan LH dari kelenjar pituitari anterior. Estrogen terdiri
dari tiga jenis hormon yang berbeda, yaitu estron, estradiol, dan estriol.
Estrogen terutama meningkatkan prolife- rasi dan pertumbuhan sel-sel
khusus di dalam tubuh yang berperan dalam perkembangan sebagian besar
karakteristik seks sekunder perempuan. Progesteron berfungsi terutama
untuk mempersiapkan uterus pada kehamilan dan payudara untuk laktasi.

2.7 Diagnosa dan Test Kehamilan Berdasarkan Hormon hCG

Human Chorionic Gonadotropin

Diagnosis kehamilan didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan


fisik dan pemeriksaan laboratorium hCG ==> urin dan serum. hCG adalah
hormon yang diproduksi terutama oleh sel sinsitiotrofoblas plasenta
selama kehamilan hCG mendukung korpus luteum pada akhir siklus
menstruasi dan menyebabkan korpus luteum mensekresi progesteron

22
dalam jumlah yang lebih besar yang berperan dalam pertumbuhan dan
menjaga endometrium selama kehamilan

Konvensional pola konsentrasi serum hCG

Selama fisiologis kehamilan menunjukkan peningkatan pesat dari 3


minggu setelah menstruasi terakhir dan pada trimester pertama kehamilan,
berlipat ganda setiap 40-48 Jam selama 8 minggu pertama, sedangkan
puncaknya biasanya pada usia kehamilan sekitar 10 minggu (minggu sejak
periode menstruasi terakhir). 10 IU/L diamati dalam serum antara hari ke-
9 dan ke-10. diagnosis kehamilan dapat dilakukan diperoleh sejak
sembilan hari setelah pecahnya folikel ovarium.

Dalam urin, penampilan dan peningkatan hCG menunjukkan pola


yang mirip dengan yang diamati dalam sirkulasi ibu. Batas atas kisaran
referensi seperti yang dilaporkan 3,1 IU/L di wanita hamil dengan usia
<50 tahun dan 4,4 IU/L pada mereka dengan usia >50 tahun.

Kebanyakan kehamilan didiagnosis dengan immunoassay urin,


pemeriksaan ini cepat, hemat biaya, dan mudah dilakukan. Secara khas,
immunoassays pada urin dapat mendeteksi kehadiran hCG pada hari
pertama terlambat menstruasi, bergantung pada tes yang digunakan,
namun biasanya dengan nilai hCG 25 IU/L.

2.8 Penatalaksanaan Klinis Pada Ibu Hamil

Gambaran klinis gingivitis pada kehamilan:

Tingkat keparahan gingivitis meningkat selama kehamilan mulai,


di bulan kedua atau ketiga.

Gambaran klinis:

23
• Gingiva berwarna merah terang atau merah kebiruan
• Odematus pada daerah gingiva dan interdental gingiva
• Perdarahan
• Peningkatan kedalaman poket gingiva
• Meningkatnya Cairan Gingiva Krevikular

Management klinis pada pasien dengan kehamilan

• Plak kontrol

Skeling, poles, dan root planing dapat dilakukan jika dibutuhkan


selama kehamilan. Prenatal Fluoride. Meresepkan suplemen fluoride pada
saat kehamilan kontroversi.

• Perawatan (Pemilihan perawatan dental)

Selain kontrol plak yang baik, sebaiknya dihindari perawatan saat


trisemester pertama dan trisemester terakhir. Trisemester pertama ketika
pembentukan organ, ketika fetus sangat mudah terpengaruhi dari
lingkunganTrisemester bagian akhir, kemungkinan kelahiran premature
sangat tinggi karena uterus sangat sensitifdengan stimulasi eksternal. Awal
trisemester kedua adalah periode aman untuk perawatan gigi

• Dental Radiographs

Saat kehamilan lebih baik tidak dilakukan karena akan terkena


radiasi, khususnya pada saat trisemester pertama. Jika dibutuhkan untuk
diagnosis, alat bantu terpenting yang harus digunakan adalah pelindung
timbal (apron) Pada umumnya hanya bite-wing, panoramic dan
fotoperiapikal yang diindikasikan.

24
• Medikasi

Terapi obat pada pasien dengan kehamilan adalah kontroversi


karena obat memberikan efek kepada fetus melalui plasenta.

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gingivitis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada gingiva
yang disebabkan oleh faktor lokal dan sistemik. Gingivitis
adalah peradangan pada gusi yang membuat kemerahan atau
pembengkakan di daerah gusi hingga pangkal gigi. Gusi berdarah saat
hamil serta gusi bengkak saat hamil, merupakan salah satu tanda ibu hamil
mengalami gingivitis. Ini biasanya terjadi karena kebersihan mulut yang
buruk.

Epulis adalah tumor atau benjolan yang tumbuh pada gusi


(gingiva). Biasanya, kondisi tersebut ditandai dengan munculnya luka
pada gusi penderita. Secara umum, epulis disebabkan oleh faktor
hormonal, terkena iritasi, dan trauma fisik yang ditandai dengan adanya
pertumbuhan jaringan yang berlebihan.Epulis/ granuloma gravidarum
yang disebabkan oleh perubahan hormon yang dialami saat masa
kehamilan dan karena tidak menjaga oral hygiene dengan baik. Dan
didukung oleh faktor lainnya seperti xerostomia, halitosis, plak, dan
kalkulus yang ada.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Padoan A. Laboratory test to monitoring physiological pregnancy. J Lab Precis Med


2020:5:7:page 2-8.2.
2. RA Cawsons & Odell. Cawson’s Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine. 8th
Ed. 2008. Churchill Livingstone Elsevier. P 413
3. Newman. M, Henry. H, and Perry. R. 2006. Carranza’s Clinical Periodontology.
12thed. St. Louis : Saunders. Pg. 439-442
4. Guyton & Hall. Textbook of Medical Physiology. 11th Ed. 2006. Elsevier.
5. Fauci, Braunwald et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine.17th Ed. 2008. Mc
Graw Hill, New York. P: 2187, 2191, 2207.
6. Rose LF, dkk. 2000. Periodontal Medicine. St Louis : B C Decker Inc
7. Hoag. P and Elizabeth. A. 1990. Essentials of Periodontics. 4th ed. Philadelphia :
Mosby Co.
8. Roth. G and Robert. C. 1981. Oral Biology. Philadelphia : Mosby Co.
9. Harpenau. L Kao. R. 2013 Hall’s Critical Decisions in Periodontology and Dental
10. Implantology 5th Ed. People’s medical publishing house. Connecticut. Pg.145-147.
11. Reddy. S. Essentials of Clinical Periodontology And Periodontics .2nd ed. Jaypee
Brothers. 2008.
12. Sherwood L. Human Physiology. 9th ed. 2016. Canada: Cengage Learning.

27
LAMPIRAN

28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65

Anda mungkin juga menyukai