Anda di halaman 1dari 26

DASAR GIZI

KESEHATAN MASYARAKAT

KOMPOSISI TUBUH

Disusun Oleh :
Kelompok 2 (Kelas A Semester 3)
Dilfa Muhsin (811415126)
Selvi A. Ahmad (811415020)
Sinta Agustia Ningrum (811415059)
Zian Lestari Gobel (811415098)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang membahas tentang Komposisi Tubuh.
Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Dasar Gizi
Kesehatan Masyarakat Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorotalo
(UNG) yang diberikan langsung oleh ibu Dr. Sunarto Kadir, M.Kes.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan,
untuk itu kami mohon maaf jika dalam penulisan makalah ini terdapat hal hal yang
tidak berkenan di hati para pembaca.

Gorontalo, Agustus 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 4


2.1 Pengertian Komposisi Tubuh ................................................................... 4
2.2 Model Biokimia ........................................................................................... 10
2.3 Model Dua Komponen................................................................................ 11
2.4 Distribusi Lemak Tubuh ............................................................................ 11
2.5 Antropometri ............................................................................................... 16

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 20


3.1 Kesimpulan................................................................................................. 20
3.2 Saran ........................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 21


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang membahas tentang Komposisi Tubuh.
Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Dasar Gizi
Kesehatan Masyarakat Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorotalo
(UNG) yang diberikan langsung oleh ibu Dr. Sunarto Kadir, M.Kes.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan,
untuk itu kami mohon maaf jika dalam penulisan makalah ini terdapat hal hal yang
tidak berkenan di hati para pembaca.

Gorontalo, Agustus 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.4 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.5 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.6 Tujuan......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 4


2.6 Pengertian Komposisi Tubuh ................................................................... 4
2.7 Model Biokimia ........................................................................................... 10
2.8 Model Dua Komponen................................................................................ 11
2.9 Distribusi Lemak Tubuh ............................................................................ 11
2.10 ........................................................................................................ An
tropometri .................................................................................................... 16

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 20


3.3 Kesimpulan................................................................................................. 20
3.4 Saran ........................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 21


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Komposisi tubuh adalah jumlah dari seluruh dari bagian tubuh. Bagian tubuh
manusia terdiri dari massa jaringan bebas lemak (lean mass body) dan jaringan
lemak atau adiposa. Jaringan bebas lemak terdiri dari jaringan otot, tulang, dan
cairan ekstraselular (CES). Karakteristik komposisi tubuh dapat diketahui dengan
melakukan pengukuran. Manusia memiliki komposisi Tubuh yang Berbeda.
Komposisi tubuh manusia akan berubah seiring dengan pertambahan usianya
yang dimulai sejak embrio sampai dengan dewasa. Kecepatan pertumbuhan
tubuh atau meningkatnya berat badan sangat berpengaruh terhadap proporsi
komposisi tubuh manusia. Berat badan yang meningkat pada lansia secara
umumnya dipengaruhi oleh faktor diet dan lingkungan. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi berat badan adalah gaya hidup. Komposisi tubuh pun akan
mengalami perubahan akibat penurunan atau peningkatan asupan energi,
aktivitas fisik, proses menua, atau perubahan-perubahan patologis yang
disebabkan oleh suatu penyakit. Biasanya jaringan-jaringan yang tidak aktif lagi
seperti otot, kelenjar-kelenjar dalam tubuh seperti timus dan mammae nantinya
akan tergantikan oleh lemak. Setelah seseorang berusia 30 tahun, presentase
lemaknya akan meningkat 2% dari berat badan per 10 tahunnya. Perubahan yang
signifikan ini tentu saja akan berpengaruh pada masalah kesehatan lansia seperti
penyakit kronis, sindrom geriatrik (mobility impairment, jatuh, dan fungsi organ-
organ yang menurun). Tubuh manusia terdiri dari dua bagian utama yaitu
jaringan adipose dan jaringan bebas lemak. Jaringan bebas lemak adalah sangat
aktif dalam proses metabolisme. Sedangkan adiposa adalah jaringan yang tidak
aktif dalam proses metabolisme dan fungsi utamanya adalah sebagai cadangan
energi.
Komposisi tubuh sering digunakan untuk menentukan suatu penyakit, seperti
pada ukuran tulang yang kecil, lebih sering terjadi fraktur. Komposisi tubuh
manusia akan berubah seiring dengan pertambahan usianya yang dimulai sejak
embrio sampai dengan dewasa. Kecepatan pertumbuhan tubuh atau
meningkatnya berat badan sangat berpengaruh terhadap proporsi komposisi
tubuh manusia. Berat badan yang meningkat pada lansia secara umumnya
dipengaruhi oleh faktor diet dan lingkungan. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi berat badan adalah gaya hidup. Komposisi tubuh pun akan
mengalami perubahan akibat penurunan atau peningkatan asupan energi,
aktivitas fisik, proses menua, atau perubahan-perubahan patologis yang
disebabkan oleh suatu penyakit. Biasanya jaringan-jaringan yang tidak aktif lagi
seperti otot, kelenjar-kelenjar dalam tubuh seperti timus dan mammae nantinya
akan tergantikan oleh lemak. Setelah seseorang berusia 30 tahun, presentase
lemaknya akan meningkat 2% dari berat badan per 10 tahunnya.
Pada umumnya komposisi tubuh manusia terdiri dari 50-60% air, 40% bahan
kering. Bahan kering ini terbagi lagi menjadi mineral 15%, karbohidrat yang
kurang dari 5%, dan lemak 40%. Pada usia 70 tahun, lansia sudah kehilangan
40% lean body mass atau massa bebas lemak mereka dibandingkan dengan
ketika mereka muda. Individu yang berusia 70 tahun juga mengalami penurunan
total air tubuh dan massa tulang. Dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh
merupakan salah satu hal yang harus diwaspadai pada lansiaserta beberapa
masalah kesehatan seperti penyakit kronis, sindrom geriatrik (mobility
impairment, jatuh, dan fungsi organ-organ yang menurun).
Untuk menanggapi permasalahan tersebut maka diperlukan pengetahuan
mengenai komposisi tubuh itu sendiri dan apa saja yang berkaitan dengan
komposisi tubuh sebagai dasar untuk mendalami ilmu gizi kesehatan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari komposisi tubuh?
2. Bagaimana model biokimia dalam komposisi tubuh?
3. Bagaimana model dua komponen ?
4. Bagaimana terjadinya distribusi lemak dalam tubuh?
5. Apa yang dimaksud dengan antropometri?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari komposisi tubuh.
2. Untuk mengetahui model-model biokimia dalam komposisi tubuh.
3. Untuk mengetahui model-model dua komponen.
4. Untuk mengetahui terjadinyan distribusi lemak dalam tubuh.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksut dengan antropometri.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian komposisi tubuh


Analisis Komposisi Tubuh Menurut Garrow dan James (1993) komposisi
tubuh adalah jumlah seluruh dari bagian tubuh. Bagian tubuh terdiri dari adiposa
dan massa jaringan bebas lemak. Secara sederhana, tubuh dianggap terdiri dari
beberapa kompartemen: massa lemak, massa bebas lemak (protein dan mineral),
dan cairan tubuh total (Barasi, 2007). Antropometri mengukur kedua jenis
jaringan ini (baik lemak maupun bebas lemak) secara tidak langsung, yang variasi
jumlah dan proporsinya dapat dipergunakan sebagai indikator status gizi.
Kelebihan metode ini adalah non invasive, cepat, dan membutuhkan peralatan
yang minimal dibanding dengan pengukuran secara laboratorium. Perubahan
jaringan lemak akan menggambarkan perubahan keseimbangan energi, sedangkan
jaringan otot menggambarkan cadangan protein tubuh. Perubahan pada saat
terjadi kekurangan gizi menahun akan menyebabkan penurunan massa otot.
Indikator komposisi tubuh dipergunakan di klinik untuk mengidentifikasi
kekurangan atau kelebihan gizi, serta memantau perubahan komposisi tubuh
selama pemberian dukungan nutrisi.

Tubuh manusia terdiri dari dua bagian utama yaitu adipose (simpanan
lemak) dan jaringan bebas lemak (lean tissue). Secara konseptual, jaringan bebas
lemak (lean tissue) adalah sangat aktif dalam proses metabolism. Oleh karna itu,
kebutuhan gizi erat kaitannya dengan ukuran jaringan ini. Adipose adalah
jaringan yang tidak aktif dalam proses metabolisme dan fungsi utamanya adalah
sebagai cadangan energy. Komposisi tubuh sering digunakan untuk menentukan
suatu penyakit, seperti pada ukuran tulang yang kecil, sering terjadi fraktur.
Beberapa metode untuk menentukan komposisi tubuh adalah presentase lemak
tubuh. Adipose adalah jaringan yang terdiri dari simpanan lemak dalam bentuk
trigliserida. Walaupun kurang aktif dalam proses metabolisme, adipose
mempunyai peranan yang penting dalam metabolisme hormone seperti sintesis
estrogen setelah menoupose pada wanita. Simpanan lemak yang utama terdapat
pada lemak bawah kulit dalam perut. Jumlah lemak dapat juga diperhitungkan
pada otot dan sekitar organ tertentu, seperti hati dan ginjal. Massa bebas lemak
(lean body mass) adalah sangat heterogen yaitu terdiri dari tulang, otot, air ekstra
seluler, jaringan syaraf dan semua sel selain adipose. Menurut Gilbert B. Forber
(1994) kompsisi tubuh adalah jumlah seluruh dari bagian tubuh. Bagian tubuh
terdiri dari adipose dan masa jaringan bebas lemak. Willet. (1990) menjelaskan
komposisi tubuh manusia seperti dalam table dibawah ini. Komposisi tubuh
terdiri dari dua yaitu massa lemak tubuh atau fat mass (FM) dan massa tubuh
bebas lemak atau free fat mass (FFM). Massa tubuh bebas lemak/free fat mass
(FFM) merupakan metabolisme aktif pada jaringan tubuh. Pembentukan lemak
tubuh adalah indeks massa tubuh, komposisi tubuh yang terdiri dari massa lemak
dan massa bebas lemak. Dewasa Muda dan Lansia Komponen Usia 20-25 tahun
Usia 70-75 tahun Protein 19% 12% Air 61% 53% Mineral 6% 5% Lemak 14%
30% Tabel Perubahan Komposisi Tubuh akibat Penuaan Bagian Tubuh
Perubahan yang Terjadi Tulang Penurunan total kalsium tubuh Penurunan
densitas tulang Meningkatnya kekeroposan tulang Otot Menurunnya total kalium
tubuh Menurunnya cairan tubuh Menurunnya massa otot Menurunnya presentase
massa tubuh Menurunnya kualitas otot Meningkatnya volume jaringan ikat
Menurunnya total nitrogen dan protein tubuh. Lemak Meningkatnya total lemak
tubuh Meningkatnya presentase massa tubuh Meningkatnya deposit lemak di
sentral dan visceral. C. Pengukuran Komposisi Lemak Tubuh. Pengukuran
skinfold-thickness dapat dilakukan dengan berbagai cara,namun pada
anthropometri olah raga biasanya pengukuran dilakukan pada sisi kanan badan
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan skinfold caliper dengan satuan milimeter. Masing-masing
pengukuran dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali kemudian nilai yang
diperoleh merupakan nilai rata-rata jika pengukuran dilakukan dua kali dan nilai
median bila pengukuran dilakukan tiga kali. Pengukuran dilakukan pada subyek
dalam keadaan relaksasi pada posisi berdiri tegak dengan lengan tergantung bebas
di sisi kanan kiri badan. Namun tidak menutup kemungkinan dilakukannya
perubahan posisi subyek untuk mempermudah pelaksanaan pengukuran. Salah
satu teknik komposis lemak tubuh adalah dengan menggunakan Skinfold Caliper.
Bagian bagian tubuh yang umumnya diukur adalah tricep, bicep, subscapula
dan suprailiac. Pada awal tahun 1990, pengukuran lemak tubuh mulai
diperkenalkan, dan sekarang penggunaannya sudah meluas pada club fitness dan
tempat tempat latihan kebugaran lainnya. Hal ini dugunakan untuk memantau
cadangan lemak tubuh dan melihat tingkat obesitas seseorang. Beberapa asumsi
yang digunakan mengapa skinfold dapat digunakan untuk mengukur lemak tubuh
dalah pertama, skinfold adalah pengukuran yang baik untuk mengukur lemak
bawah kulit; kedua, distribusi lemak dibawah kulit adala sama untuk semua
individu termasuk jenis kelamin; ketiga, ada hubungan antara lemak bawah kulit
dan total lemak tubuh; keempat, jumlah dari beberapa pengukuran skinfold dapat
digunakan untuk memperkirakan total lemak tubuh. Pengukuran skilfold
umumnya digunakan pada anak umur remaja ke atas. Umumnya jumlah lemak
dibedakan menurut jenis kelamin.Cara skinfold merupakan cara pemeriksaan
lemak tubuh yang cukup akurat, praktis dan dapat dilakukan hanya dengan sedikit
latihan. Pengukuran lemak tubuh dengan cara skinfold sering dilakukan di
lapangan terutama di bidang olahraga untuk memonitor persentase lemak tubuh
atlet selama latihan dan pada masa pertandingan serta di tempat senam untuk
memonitor hasil olahraga yang ditujukan untuk menurunkan berat badan dari
komponen lemak. Pengukuran dengan skinfold dapat dilakukan pada 2, 3, 4 dan 7
tempat pengukuran, makin banyak jumlah tempat pengukuran, maka hasil
pengukurannya makin baik. Pengukuran dengan skinfold caliper ini sangat
dibutuhkan ketelitian dan pengalaman yang cukup. Sebab ketika menjepit, kita
harus bisa memastikan apakah yang diambil ini lemak atau otot. Sebab jika yang
dijepit adalah otot, orang yang kita ukur akan merasa kesakitan. Setelah
melakukan pengukuran dengan skinfold caliper di bagian-bagian yang telah
ditentukan sesuai prosedur, langkah berikutnya adalah melakukan estimasi lemak.
Setelah dilakukan perhitungan estimasi lemak ini lah baru kita bisa mengetahui
berapa kandungan lemak tubuh seseorang . Standar tempat pengukuran skinfold
menurut Heyward Vivian H. Dan Stolarczyk L.M. tahun 1996 ada sembilan
tempat, yaitu dada (chest), subskapula (subscapular), midaxilaris (midaxillary),
stipailiak (suprarailiac), perut (abdominal), trisep (triceps), bisep (biceps), paha
(thigh) dan betis (calf) itulah beberapa yang menunjukan tempat tempat dan
petunjuk pengukuran skinfold. NO Tempat Arah Lipatan Standar Anatomi
Pengukuran 1 Dada Diagonal Axilla & putting susu Lipatan diambil antara axilla
dan putting susu, setinggi mungkin, sejajar dengan lipatan bagian depan dengan
ukuran 1 cm dibawah jari tangan. 2 Subskapula Diagonal Sudut bawah dari
scapula Lipatan diambil sepanjang garis cleavage tepat dibawah scapula dengan
ukuran 1 cm dibawah jari tangan. 3 Midaksila Horizontal Pertemuan Xiphisternal
(titik dimana costal Cartilago berada pada tulang rusuk 5-6 dengan tulang dada)
Lipatan diambil pada garis midaxilaris tepat pada pertemuan xiphistternal 4
Suprailiaka Miring Atas iliac Lipatan diambil kearah belakang garis midaxilaris
dan keatas iliac, dengan ukuran 1 cm di bawah jari tangan. 5 Abdominal
Horizontal Umbilicus Lipatan 3 cm di samping tali pusat dan 1 cm ke pusat
umbilicus 6 Trisep Vertical Prose acromial dari scapula dan proses olecranon dari
ulna Jarak antara penonjolan lateral dari proses acronial dan batas interior dari
proses olecranon, diukur pada bagian lateral lengan dengan bahu bersudut 90
menggunakan pita pengukur. Titik tengah ditandai pada sisi samping lengan.
Pengukuran diambil 1 cm di atas anda tersebut. 7 Bisep Vertical Biseps Brachii
Lipatan diambil diatas bisep brachii yang sejajar dengan tricep di bagian
belakang. Pengukuran dilakukan 1 cm di bawah jari. 8 Paha Vertical Lipatan
inguinal dan patella Lipatan diambil pada tengah paha, antara lipatan inguinal dan
batas dari patella. Pengukuran dilakukan 1 cm dibawah jari tangan. 9 Betis
Vertical Linkaran betis yang paling lebar Lipatan diambil pada lingkaran betis
yang paling lebar, pada bagian tengah dari betis dengan lutut bersudut 90.
Berikut beberapa macam tabel komposisi tubuh:
1. Tabel komposisi tubuh manusia menurut (Garrow JS& James. WDT 1993)

Bayi
Janin Bayi Anak 1
Uraian Dewasa kurang Dewasa
20-15 mg prematur tahun
gizi
BB (kg) 0,3 1,5 10 70 5 100
Air 88 83 62 60 74 47
Prot (%) 9,5 1,5 14 17 14 13
L (%) 0,5 3,5 20 17 10 35
Sisa (%) 2 2 4 6 2 5

2. Tabel Perbandingan Komposisi Tubuh pada Dewasa Muda dan Lansia


Komponen Usia 20-25 tahun Usia 70-75 tahun

Protein 19% 12%

Air 61% 53%

Mineral 6% 5%

Lemak 14% 30%

Sumber: Nutrition Through Lyfe Cycle, 2001


3. Tabel Perubahan Komposisi Tubuh akibat Penuaan

Bagian Tubuh Perubahan yang Terjadi


Tulang Penurunan total kalsium tubuh
Penurunan densitas tulan
Otot Menurunnya total kalium tubuh
Menurunnya massa otot
Menurunnya presentase massa tubuh
Menurunnya total nitrogen dan protein tubuh
Lemak Meningkatnya total lemak tubuh
Meningkatnya presentase massa tubuh
Meningkatnya deposit lemak di sentral dan viscera

Tabel Perubahan Komposisi Tubuh akibat Penuaan

Bagian Tubuh Perubahan yang Terjadi

Tulang Penurunan total kalsium tubuh


Penurunan densitas tulang

Meningkatnya kekeroposan tulang

Otot Menurunnya total kalium tubuh


Menurunnya cairan tubuh
Menurunnya massa otot
Menurunnya presentase massa tubuh
Menurunnya kualitas otot
Meningkatnya volume jaringan ikat
Menurunnya total nitrogen dan protein tubuh.

Lemak Meningkatnya total lemak tubuh


Meningkatnya presentase massa tubuh
Meningkatnya deposit lemak di sentral dan visceral.
2.2 Model Biokimia
Secara biokimia, tubuh manusia utamanya terdiri dari 4 bagian : air, protein,
mineral dan lemak. Rumus yang digunakan untuk ini adalah:
Berat Badan = air + protein + mineral + lemak. Distribusi dari keempat
komponen ini menurut berat badan dan berat tanpa lemak (fat-free mass) dapat
dilihat dari tabel berikut:
Komponen Berat Badan Berat Tanpa
(%) Lemak (%)

Air 62,4 73,8

Protein 16,4 19,4

Lemak 15,3 -

Mineral 5,9 6,8

Berat tanpa lemak 84,7 -

Tabel 1. Komposisi relatif dari laki-laki dewasa muda dengan BB 65,3 kg oleh J.
Brochek, et al

Hasil ini diperoleh secara langsung dari pengukuran komposisi tubuhsecara


in vitro (di dalam kaca) melalui prosedur laboratorium. Walaupun referensi yang
ada saat ini sangat bermanfaat akan tetapi masih terbatas oleh karena data ini
hanya diperoleh dari analisa biokimia dari sejumlah kecil individu yang tidak
mewakilisebagian besar orang.
2.3 Model Dua Komponen

FM FFM
(Fat Mass: Berat Lemak) (Fat Free Mass: Berat Tanpa Lemak)
Tidak aktif Aktif dalam metabolisme
Cadangan energi Kebutuhan gizi erat kaitannya dengan
ukuran jaringan
Labil Tulang, otot, cairan, jaringan syaraf,dll
Faktor resiko kesehatan K 60-70 mmol/kg pada (l) dan 50-60
mmol/kg pada (p)
Faktor penghambat
Penampilan kerja Densitas 1.10 g/cm3
Densitas 0.90 g/cm3 Air 72-74 %
-air 14%

Antropometri mengukur kedua jaringan ini (FM dan FFM ) secara tidak
langsung yang variasi jumlah dan proporsinya dapat dipergunakan sebagai
indikator status gizi yaitu:
1. Perubahan jaringan lemak (FM) : perubahan keseimbangan energi
2. Perubahan jaringan otot (FFM) : cadangan protein tubuh

2.4 Distribusi Lemak Tubuh


Distribusi lemak pada tubuh manusia mempengaruhi perubahan bentuk
tubuh manusia.Untuk mengetahui lebih jauh tentang komposisi tubuh diperlukan
pengukuran sederhana yang bisa melihat distribusi lemak dalam tubuh. Distribusi
lemak dalam tubuh ini berhubungan erat dengan akibat yang ditimbulkan oleh
obesitas. Tempat dimana lemak tersimpan dalam tubuh sebenarnya lebih penting
daripada jumlah total lemak dalam tubuh. Distribusi lemak tubuh dapat
diklasifikasi ke dalam dua tipe, yaitu type upper body/android/male (pria) dan
type lower body/gynoid/female (wanita). Seorang penderita obesitas dengan
proporsi lemak yang lebih besar tersebar di bagian upper body (tubuh bagian
atas) utamanya perut dibanding lemak yang tersebar di bagian paha dan tungkai
(lower body) disebut dengan obesitas type android. Sebaliknya, penderita yang
mempunyai proporsi lemak yang lebih besar pada bagian paha dan tungkai
bawah disebut dengan obesitas type gynoid. Obesitas type android umumnya
terlihat pada pria sedangkan type ginoid lebih banyak ditemukan pada wanita.
Terdapat perbedaan antara distribusi lemak yang ada pada laki-laki dan
distribusi lemak pada perempuan, hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan
dan faktor hormonal pada setiap individu tersebut. Distribusi lemak pada tubuh
manusia yakni lemak pada Biseps, lemak Triseps, lemak Subscapula, lemak
Abdomen, dan lemak Suprailiaca. Dengan melihat perbandingan distribusi
lemak, kita dapat melihat pola pendistribusian lemak pada laki-laki dan
perempuan.
1. Lemak Biceps
Lipatan kulit pada Bisep terletak di lengan atas bagian depan
antara bahu dan siku.Ketebalan lemak pada bicep diukur dengan
mengukur lipatan kulit secara vertikal di lengan bagian depan dan sedikit
di atas otot perut biceps dengan skin fold caliper.Subjek yang diukur berdiri
tegak menghadap pengukur dengan tangan lurus dan rileks. Lalu kulit
ditakar dengan ibu jari dan telunjuk dan rahang kaliper dijepitkan pada
bagian tersebut, maka lingkaran indikator akan menunjukkan ketebalan
lapisan lemak pada subjek
2. Lemak Triseps
Triceps terletak pada punggung lengan atas. Ketebalan lemak pada
triceps diukur pada bagian tengah dari punggung lengan tepat diotot triceps,
pada titik tengah proyeksi antara sisi dari proses akronim skapula
dengan bagian tepi yang lebih rendah dari olecranon ulna. Lalu untuk cara
pengukuran dan subjek yang diukur sama seperti biceps.
3. Lemak Subscapula
Subscapula terletak pada bagian punggung pada angulus inferior
scapulae. Ketebalan lemak pada bagian scapula diukur dengan cara mencubit
tepat pada bagian angulus inferior scapulae, arah cubitan miring ke
lateral bawah membentuk sudut 45 terhadap garis horizontal.
4. Lemak Abdomen
Abdomen adalah bagian perut bagian depan. Ketebalan lemak
diukur dengan cara mencubit bagian abdomen secara vertikal kira-kira
3 cm dari imbilicus (pusar).
5. Lemak Suprailiaca
Suprailiaca adalah bagian perut samping. Ketebalan lemak pada
suprailiaca dapat diukur dengan mencubit pada titik perpotongan antara garis
spina iliaca dengan anterior axilla dan garis horizontal yang melalui crista
iliaca. Arah cubitan 45o dari arah horizontal.

Menurut Suryo Wicaksono dalam penelitiannya tentang distribusi lemak


pada mahasiwa perempuan dan laki-laki di universitas Airlangga, terdapat
perbedaan pola penyebaran lemak badan antara pria dan wanita yang terutama
disebabkan karena faktor hormonal. Wanita mempunyai lemak spesifik yang
mulai timbul sejak masa pubertas dan biasanya tersebar di daerah payudara, perut
bagian bawah, paha dan sekitar alat genital. Pada pria tidak terjadi pola distribusi
lemak yang khas, akan tetapi lemak itu kecenderungan berkumpul pada
abdomen.
Meskipun demikian distribusi lemak pada mahasiswa laki-laki untuk
bagian abdomen, suprailiaca dan sub scapula lebih besar bila dibandingkan
dengan mahasiswa perempuan. Tetapi untuk biceps dan triceps ternyata distribusi
lemak mahasiswa perempuan lebih besar dari pada laki-laki. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya suatu trend baru mengenai persebaran lemak pada
saat ini. Trend ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Perubahan pola makan, hal ini terjadi akibat individu sekarang lebih
menyukai makanan cepat saji ataupun makanan kaleng, dimana bila
dikonsumsi terus menerus dapat berpengaruh burukterhadap tubuh dan dapat
merubah metabolisme tubuh.
2. Perubahan aktivitas, hal ini dikarenakan kemajuan teknologi yang
begitu pesat. Dimana manusia akan dimanjakan dengan teknologi yang
membantu atau memudahkan pekerjaan manusia saat ini. Dengan semakin
dipermudahnya pekerjaan manusia, maka kerja tubuh akan berkurang tetapi
asupan makan tetap. Hal ini akan berujung pada kegemukan atau obesitas.

Cara untuk mengetahui distribusi lemak dalam tubuh adalah dengan


mengukur ratio lingkar perut/pinggang dan lingkar panggul atau disebut juga
Waist To Hip Ratio (WHR) dan ini merupakan indicator yang baik digunakan
untuk menentukan resiko kesehatan.WHR dapat dikalkulasi dengan membagi
lingkar pinggang dengan lingkar panggul. Nomogram tersedia untuk
memudahkan perolehan hasil dan ratio ini.
Metode yang paling sering digunakan dalam mengestimasi persen lemak
tubuh di klinik atau survei di masyarakat adalah pengukuran skinfold (ketebalan
dari dua sisi kulit ditambah dengan penekanan jaringan lemak di bawah kulit).
Beberapa keuntungan dari pengukuran skinfold dibanding dengan pengukuran
mutakhir yang tersedia adalah murahnya alat yang digunakan dan tidak
memerlukan ruang yang besar, pengukuran sangat mudah dan cepat, dan bila
dilakukan pengukuran denganbaik, maka akan memberikan niali yang hampir
sama dengan pengukuran yang dilakukan dengan metode penimbangan di bawah
air (underwater weighing).

Tabel Klasifikasi Standar Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit


Klasifikasi Laki-laki Wanita
Lean <8% <13%
Optimal 8%-15% 13%-23%
Slighty Overfat 16%-20% 24%-27%
Fat 21%-24% 28%-32%
Obese/Overfat >24% >32%

Rumus menghitung jumlah lemak yang diperlukan, sebagai berikut:


1. FM = BB % Lemak
2. FFM = BB FM

3. Target =
( % )

Contoh:
Dik: BB = 60 Kg
Lemak ( L ) = 25 % menginginkan L = 20%
Maka :
FM = 60 0,25 = 15 kg
FFM= 60 15 = 45 kg

Target = = = 56,25 kg
( )% ,
2.5 Antropometri
Istilah Antropometri berasal dari kata Anthro yang berarti manusia dan
metri yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan
sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran bentuk, ukuran (tinggi,
lebar) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan lainnya
(Sutalaksana,1996).Antropometri pertama kali dipelopori oleh Ales Hrdlicha
(1869-1943).Ukuran antropometri dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Liner, TB (Tinggi Badan), LD (Lingkar Dada), dan TLK (Tebal Lemak
dibawah Kulit) menggambarkan keadaan gizi (kurang gizi) akibat
kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau
2. Masa jaringan, BB (Berat Badan), LILA (Lingkar Lengan Atas) tebal lemak
dibawa kulit menggambarkan keadaan gizi (kurang gizi) akibat kekurangan
energi dan protein yang diderita sekarang atau pada saat pengukuran.
Tes Antropometri ialah tes untuk mengetahui komposisi tubuh maupun
bentuknya atau pengukuran atas struktur tubuh manusia. Tujuan akhir dari
pengukuran antropometri adalah menetapkan bentuk atau tipe badan seseorang.
Tipe badan bagi seseorang sebelum ia bekerja adalah penting, karena dengan tipe
badan yang ideal untuk jenis pekerjaan tertentu dapat meningkatkan capaian
keberhasilan kerjannya. Dengan tes antropometri akan dapat mengetahui
pertumbuhan badan seseorang normal atau tidak, kekurangan-kekurangan serta
upaya pertumbuhan badan secara ideal. Beberapa pengukuran antropometri
pokok/dasar antara lain :
1. Berat Badan ( Body Weight )
2. Tinggi Badan ( Stature Hight )
3. Tinggi Duduk ( Sitting Height )
4. Lebar Bahu ( Bi-acromiale diemeter )
5. Lebar Pinggul ( Bi-ilium diameter )
6. Lebar Sendi Siku ( Bi-epicondilar diameter humerus )
7. Lebar Sendi Lutut (Bi-epicondilar diameter femur )
8. Tebal Lemak Kulit ( skinfold caliper )
Adapun beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri ini adalah:
1. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lenganatas,
mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.
2. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.
Contohnya, apabila terjadi kesalahan pada pengukuran lingkar lengan atas
pada anak balita maka dapat dilakukan pengukuran kembali tanpa harus
persiapan alat yang rumit.
3. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional, juga
oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
4. Biaya relatife murah, karena alat mudah didapat dan tidak memerlukan
bahan-bahan lainnya.
5. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas (cut off
points) dan baku rujukan yang sudah pasti.
6. Secara ilmiah diakui kebenaraya. Hampir semua negara
mengguakanantropometrisebagai metode untuk mengukur status gizi
masyarakat,khususnya untuk penapisan (screening) status gizi.
Pengukuran antropometri yang paling mudah dan paling sering dihubungkan
dengan komposisi tubuh, setelah berat badan adalah pengukuran Body Mass
Indeks (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). Dengan pengukuran ini, hanya
bisa dikategorikan kurus, normal dan gemuk. Di bawah ini adalah tabel untuk
mengetahui kategori dari BMI yang digunakan
diIndonesia untuk menentukan keadaan seseorang. Dengan rumus sebagai
berikut:
( )
BMI =
( )
Tabel Klasifikasi BMI
Klasifikasi BMI
Underweight: <18,50
- Severe thinness <16,00
- Moderate thinness 16,00-16,99
- Mild thinness 17,00-18,49
Normal 18,50-24,49
Overweight: 25,00
- Pre-obesitas 25,00-29,99
Obesitas: 30,00
- Obesitas kelas I 30,00-34,99
- Obesitas kelas II 35,00-39,99
- Obesitas kelas III >40,00

Keunggulan Antropometri yaitu:


1. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah
sampelyang besar.
2. Relative tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan
dengantenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan
pengukuran antropometri.
3. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dibuat didaerah
setempat.
4. Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan.
5. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi masa lampau.
6. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi.
7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu.
8. Digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.
Keterbatasan Antropometri:
1. Tidak sensitif & tidak dapat mendeteksi kelainan pertumbuhan tubuh yang
disebabkan oleh defisiensi gizi mikro
2. Faktor diluar gizi (penyakit, genetika , dll) dapat menurunkan spesifisitas &
sensitivitas pengukuran antropometri
3. Kesalahan saat pengukuran mempengaruhi presisi, akurasi & validitas
pengukuran antropometri
Latihan yang tidak cukup, kesalahan menggunakan alat atau kesulitan dalam
pengukuran
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan tubuh manusia terdiri dari dua bagian penting, yaitu adipose dan
jaringan bebas lemak. Secara konseptual, jaringan bebas lemak adalah jaringan
yang aktif dalam proses metabolisme dibandingkan dengan adipose. Komposisi
tubuh yang penting dan berhubungan dengan antropometri dan penentuan
penyakit adalah kandungan kalium tubuh, kandungan air, dan kandungan
nitrogen. Berbagai teknik untuk mengukur komposisi tubuh antara lain dengan
densitometry, bioelektrik impedance dan isotop dilution. Tiap-tiap metode
memiliki keunggulan dan kelemahan.

3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini para pembaca dapat bisa lebih
mengetahui apa-apa yang terdapat pada ilmu gizi yang terutama dalam
komposisi tubuh dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
serta kami berharap saran dari para pembaca untuk menyempurnakan isi makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
Departemen Kesehatan. 2010. Komposisi Tubuh Lansia. Dapat diakses di:
gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2010/.../komposisi-tubuh-
lansia.pd...(diakses pada tanggal 20 September 2014).
Fatmah. 2010. Gizi Lanjut Usia. Jakarta: Penerbit Erlangga
Pauweni, M. 2009. Mengevaluasi Komposisi Tubuh. Makalah Pendidikan Olahraga
Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Semarang.
Wicaksono, Suryo., dkk. -. Distribusi Lemak pada Mahasiswa Antropologi
Universitas Airlangga Antara Laki-Lakidanperempuan (Preliminary
Study).Dapat diakses di:
web.unair.ac.id/admin/download.php?id=file/f_12235_1018.pdf(Diakses
tanggal 29 agustus 2016)

Anda mungkin juga menyukai