Anda di halaman 1dari 3

2.

Dalam fungsi produksi dua input terdapat istilah return to scale, apakah yang
membedakan dengan konsep return to size?
Jawab:
Return to scale merupakan tingkat pengembalian atas output yang terjadi ketika seluruh input
ditingkatkan dalam proporsi yang sama. Konsep atau teori ini terbagi menajdi tiga yaitu
increasing return to scale, constant return to scale, dan decreasing return to scale. Konsep ini
menggambarkan apa yang terjadi pada pengembalian jangka panjang ketika skala produksi
meningkat, ketika semua tingkat input termasuk penggunaan modal fisik adalah variabel (dapat
ditetapkan oleh perusahaan). Konsep skala hasil muncul dalam konteks fungsi
produksi perusahaan. Ini menjelaskan keterkaitan jangka panjang dari tingkat peningkatan output
(produksi) relatif terhadap peningkatan terkait dalam input (faktor produksi). Dalam jangka
panjang, semua faktor produksi bervariasi dan dapat berubah sebagai respons terhadap
peningkatan skala produksi.  Sedangkan return to size adalah sebuah bentuk ukuran yabg
dibutuhkan perusahaan untuk mengoperasikan input produksinya seefisien mungkin berdasarkan
efisiensi ekonomi.

8. Suatu perusahaan pertenunan dengan mesin-mesin tenun yang dimilikinya mampu


menghasilkan 250.000 meter per bulan. Biaya total untuk 200.000 meter kurang lebih Rp
28
juta. Biaya tetap kurang lebih 10 juta. Berdasarkan informasi ini:
a. Perusahaan tersebut harus mengusahakan jumlah produk minimum berapa supaya
tidak merugi, kalau harga jual kain mori Rp 150 per meter
b. Buatlah kurva biaya per satuan (dengan anggapan bahwa biaya variabel proporsional)
c. Kalau ada kerusakan mesin, sehingga seluruh pekerjaan terhenti selama 15 hari,
berapa kerugiannya ?
Jawab:
Diketahui:
 Mesin mampu menghasilkan 250.000 meter/bulan
 Produksi 200.000 meter, TC= Rp.28.000.000
 FC= Rp.10.000.000
Ditanya:
a. BEP Q, P= Rp.150/meter
b. Kurva biaya
c. Produksi terhenti 15 hari, berapa kerugiannya?
Dijawab:
a. TC = VC + FC
28.000.000 = VC + 10.000.000
VC = 18.000.000 (untuk 200.000 meter)
VC per meter = 18.000.000/200.000 = Rp.90
VC menyesuaikan kemampuan mesin 250.000/bulan = Rp.90 x 250.000 = 22.500.000
TC untuk 250.000 meter/bulan = VC + FC = 22.500.000 + 10.000.000 = 32.500.000
BEP Q = TC/P = 32.500.000/150 = 213.333 meter/bulan

b. Kurva
biaya variabel proporsional

c. Produksi per hari = 250.000 meter/30 hari = 8.333 meter/hari


TR = Py x y = Rp.150 x 8.333 = Rp.1.249.950/hari
Produksi terhenti 15 hari = 30 hari – 15 hari = 15 hari untuk memproduksi
TR untuk 15 hari = Rp.1.249.950 x 15 = Rp.18.749.250
Kerugian yg diterima selama bulan tersebut adalah = 32.500.000 – 18.749.250 = Rp.13.750.750

Anda mungkin juga menyukai