BERSKALA KECIL
Istilah lainnya yang merujuk pada definisi PMN adalah perusahaan tanpa batas (borderless
company), perusahaan dunia (world company), perusahaan global (global company),
perusahaan transnasional, dan perusahaan tak bernegara (stateless company).
S.C. Certo (1997) memberikan batasan PMN sebagai “sebuah perusahaan yang memiliki
operasi yang signifikan pada lebih dari satu negara”. Secara esensial, PMN adalah sebuah
organisasi yang terlibat dalam kegiatan bisnis di tingkat internasional. Ia menjalankan
kegiatannya dengan skala internasional yang tidak memandang batas negara dan dipimpin
oleh sebuah strategi bersama dari sebuah induk (pusat) perusahaan.
Menurut W.R. Plunkett dan R.F. Attner (1997), PMN adalah “sebuah perusahaan dengan
fasilitas operasi, tidak hanya kantor penjualan saja, di satu atau lebih negara asing, dan
manajemen menyukai strategi dan pasar global, serta memandang dunial (global) sebagai
pasarnya”.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa proporsi pendapatan, laba, dan aset yang berasal dari
operasi di luar negeri menduduki peranan yang sangat penting dari total pendapatan, total
laba, dan total aset PMN yang berinduk di Amerika Serikat pada tahun 1993.
KARAKTERISTIK PMN
Keuntungan potensial dari kehadiran PMN bagi pihak tuan rumah meliputi:
Secara khusus negara tuan rumah bisa mengeluh karena PMN yang beroperasi di wilayahnya:
Pembatasan keuntungan
Harga sumber daya yang lebih mahal
Pembatasan devisa
Peraturan yang bersifat pemerasan (eksploitatif)
Kegagalan untuk memenuhi kewajiban kontrak
Tenaga kerja yang mendukung operasi PMN dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Ekspatriat (tenaga asing), yaitu tenaga kerja yang bertempat tinggal dan bekerja di
sebuah negara di mana mereka tidak memiliki kewarganegaraan.
b. Warga negara tuan rumah (tenaga lokal), yaitu tenaga kerja yang memiliki
kewarganegaraan di mana fasilitas perusahaan di luar negeri berlokasi.
c. Warga negara ketiga (tenaga dari negara ketiga), yaitu tenaga kerja dari sebuah negara
yang bekerja di negara lain untuk sebuah perusahaan yang berkantor pusat di negara lain
lagi.
Perusahaan yang beroperasi dalam bisnis internasional sering mempekerjakan ketiga kategori
tenaga tersebut di atas. Walaupun begitu, penggunaan tenaga lokal semakin meningkat karena
mereka biasanya paling murah biayanya. Untuk tenaga semacam ini tidak perlu
memindahkan ke lokasi kerja atau mengikuti pelatihan dalam budaya, bahasa, atau hukum
perpajakan. Sebaliknya, baik tenaga ekspatriat maupun tenaga dari negara ketiga, perlu harus
dipindahkan ke negara baru dan biasanya perlu pelatihan.
Bekerja pada PMN membutuhkan penyesuaian yang sulit dibandingkan pada perusahaan
yang hanya beroperasi di pasar domestik. Tantangan yang paling berat adalah penyesuaian
pada budaya lokal yang baru, baik menyangkut tempat kerja maupun kehidupan pribadi di
tempat tinggal yang baru. Menghadapi hal ini, banyak orang yang bingung, cemas dan
bahkan stres, serta sulit melakukan penyesuaian atau membutuhkan waktu yang lama
sehingga selama itu kurang bisa tenang dalam bekerja.
Tantangan lain bersangkutan dengan repatriasi. Repatriasi adalah proses membawa seseorang
yang telah bekerja di luar negeri kembali ke negara asal dan menyatukan mereka kembali ke
tempat bekerja di perusahaan induk. Biasanya para ekspatriat menghadapi permasalahan
penyesuaian mereka, terutama bagi ekspatriat yang telah lama bekerja di luar negeri, karena
telah terbiasa dengan gaya hidup dengan berbagai fasilitas di luar negeri. Begitu kembali ke
kantor pusat, kondisi tersebut belum dialami lagi.
TIPS MANAJEMEN
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
MEMPEKERJAKAN STAF LOKAL DAN
EKSPATRIAT
UNTUK ANAK PERUSAHAAN DI LUAR
NEGERI
KEUNTUNGAN KERUGI
AN
Staf Lokal
Biaya tenaga kerja lebih rendah Kesulitan dalam menyeimbangkan
Kepercayaan pada warganegara lokal permintaan lokal dan prioritas global
Meningkatkan penerimaan masyara- Tertundanya keputusan lokal yang
kat lokal terhadap perusahaan sulit (misalnya pemberhentian kerja)
Memaksimalkan jumlah opsi yang hingga saat di mana kondisi tak bisa
tersedia di lingkungan lokal dihindarkan lagi.
Pengakuan perusahaan sebagai peserta Kesulitan dalam merekrut staf yang
yang sah dalam perekono- mian lokal berkualifikasi
Secara efektif mencerminkan Dapat mengurangi tingkat pengenda-
pertimbangan dan kendala lokal lian lokal oleh kantor pusat
dalam proses pembuatan keputusan
Ekspatriat
Kesamaan budaya dengan perusaha- Menciptakan masalah penyesuaian
an induk menjamin pengalihan prak- terhadap lingkungan dan budaya
tik bisnis/manajemen asing
Meningkatkan pengendalian dan Meningkatkan keasingan dari anak
koordinasi dari anak-anak perusahaan perusahaan
internasional Melibatkan biaya pindahan, gaji, dan
Memberikan orientasi multinasional biaya lain yang tinggi
melalui pengalaman di perusahaan Dapat menimbulkan masalah pribadi
induk kepada karyawan dan keluarga
Mengimpun kelompok eksekutif Berdampak insentif negatif pada
berpengalaman internasional moral dan motivasi manajemen lokal
Bakat lokal belum bisa memberikan Bisa terkena restriksi oleh
nilai sebanyak ekspatriat pemerintah lokal
Menurut Samuel C. Certo (1997:86), perbedaan ini timbul karena manajemen internasional
menyangkut kegiatan operasional yang berhubungan dengan enam variabel berikut:
Kedaulatan nasional
Berada dalam kedaulatan nasional yang berbeda-beda (bertalian dengan sistem politik,
hukum, dan moneter).
Kondisi ekonomi nasional
Berada dalam kondisi ekonomi yang berbeda jauh (bertalian dengan sistem ekonomi,
politik, dan moneter).
Nilai dan kelembagaan nasional
Di antara masyarakat yang hidup dalam sistem nilai dan kelembagaan yang berlainan
(bertalian dengan sistem politik, ekonomi, kaum elit, otoritarianisme, komunikasi).
Saat revolusi industri nasional
Berkaitan dengan tempat-tempat yang mengalami revolusi industri pada waktu yang
tidak sama (berkaitan dengan sistem ekonomi, basis agraria, kemiskinan relatif,
pembangunan ekonomi, model referensi luar negeri).
Jarak geografis
Seringkali menyangkut jarak geografis yang jauh/luas (sistem komunikasi, perbedaan
waktu).
Wilayah dan penduduk
Berkaitan dengan pasar-pasar nasional yang banyak berbeda-beda dalam jumlah
penduduk dan wilayah (skala/ukuran pasar).
Dapat dijelaskan bahwa enam variabel penting yang disebutkan di atas akan mempunyai
implikasi atau menimbulkan perbedaan-perbedaan yang disebutkan dalam kurung dari
masing-masing variabel. Semua perbedaan tersebut cenderung melebar dan akhirnya akan
berimplikasi pada perusahaan untuk melakukan penilaian dan langkah- langkah konkret
sesuai dengan relevansinya.
Pada umumnya, manajer yang melakukan investasi luar negeri mengharapkan investasi
tersebut akan berdampak sebagai berikut:
Kemungkinan untuk mencapai hasil-hasil diinginkan yang berkaitan dengan investasi di luar
negeri boleh jadi akan selalu merupakan hal yang tak pasti dan tentu saja akan berbeda dari
satu negara ke negara lainnya. Walaupun begitu, manajer yang melakukan investasi di luar
negeri harus melakukan penilaian terhadap kemungkinan ini seakurat mungkin. Jelas bahwa
keputusan yang kurang baik untuk melakukan investasi di negara lain dapat mengakibatkan
masalah keuangan bagi perusahaan.
PERUSAHAAN TRANSNASIONAL
Perusahaan transnasional (PTN) juga disebut perusahaan global, yaitu perusahaan yang
menjadikan seluruh dunia sebagai ajang bisnis. Menjalankan bisnis ke manapun di dunia
yang memungkinkan merupakan hal yang diutamakan. PTN memiliki kepemilikan,
pengendalian, dan manajemen dari banyak negara. Perusahaan semacam ini mencerminkan
tingkat atau tahapan kegiatan internasional yang keempat atau maksimal (tertinggi) seperti
ditunjukkan pada kontinum keterlibatan internasional.
Melihat adanya peluang besar di pasar dunia, beberapa PMN telah mengubah organisasi
mereka dari perusahaan berbasis di negara asal (induk) dengan kepentingan berskala dunia
menjadi perusahaan-perusahaan berskala dunia yang melakukan kegiatan bisnis di seluruh
dunia dan tidak mengenal loyalitas tunggal pada satu negara tertentu.
Apa pun bentuk kepemilikan usahanya, kebanyakan perusahaan berupaya untuk tetap eksis
dan berkembang operasinya dalam arena bisnis. Dalam upaya untuk berkembang ini, pihak
manajemen dari perusahaan besar-termasuk yang berkategori PMN dan PTN- tidak bisa
melepaskan diri dari faktor-faktor internal yang bersifat menguntungkan maupun yang
menghambat (merugikan).
Menguntungkan:
Merugikan:
Banyak orang percaya bahwa perusahaan yang begitu besar akan bisa mengarah pada
berkurangnya persaingan dan terciptanya konsentrasi ekonomi yang berlebihan.
Perusahaan berskala besar juga dituding kurang manusiawi.
Tidak seperti perusahaan kecil yang dikelola oleh pemilik-manajer, perusahaan raksasa
seperti General Motor dan IBM dikelola oleh para manajer dari berbagai tingkatan yang
direkrut.
PERUSAHAAN BERSAKALA KECIL
DEFINISI
Usaha kecil itu biasanya diasosiasikan dengan toko onderdil (suku cadang kendaraan), usaha
potong rambut (barber), salon kecantikan, bengkel motor, pedagang eceran/toko pengecer,
dan grosir biasanya dikelola oleh sejumlah orang terbatas) yang terikat dengan hubungan
kekeluargaan (kekerabatan).
Pengertian "kecil" itu pada hakikatnya bersifat relatif. Pernyataan ini dikemukakan oleh
Schoell, et. al. (1993:164) yang memberikan contoh toko grosir disebut kecil jika
dibandingkan dengan jaringan supermarket raksasa Kroger, akan tetapi Kroger sendiri disebut
kecil dibandingkan dengan General Motor.
Berdasarkan definisi dari The Small Business Administration (SBA), perusahaan kecil adalah
usaha yang dimiliki dan dioperasikan secara independent dan tidak dominan di bidangnya.
SBA mengklasifikasi ukuran usaha dengan menggunakan kriteria jumlah karyawan dan
volume penjualan sebagai berikut:
Industri: jumlah maksimum karyawan berkisar dari 500 sampai 1.500, tergantung pada
jenis produk yang dihasilkan.
Pedagang besar: jumlah maksimum karyawan tak melebihi 100.
Jasa: pendapatan tahunan tak melebihi $ 3,5 juta hingga $ 14,5 juta, tergantung pada
industri.
Pengecer: pendapatan tahunan tak melebihi $ 3,5 juta sampai $ 13,5 juta tergantung
pada industri.
Konstruksi umum: pendapatan tahunan tak melebihi $ 9,5 juta sampai $ 17 juta
tergantung pada industri.
Konstruksi perdagangan: pendapatan tahunan tak melebihi $ 7 juta.
Pertanian: pendapatan tahunan tak melebihi $ 0,5 juta sampai $ 3,5 juta.
Peranan dari usaha kecil di bidang sosial-ekonomi di berbagai negara terbukti cukup besar
sebagaimana tercermin dari perspektif di bawah ini:
Membuka lapangan kerja yang luas dan bersifat fleksibel-baik bagi laki-laki maupun
perempuan, untuk segala umur, dan penuh waktu maupun paruh waktu.
Banyak produk baru yang bisa dikembangkan melalui teknologi baru seperti
semikonduktor, robot, dan penyambung plasma (gene splicing).
Menjadi pemasok penting bagi perusahaan besar dalam bentuk suku cadang dan jasa-jasa
yang dibutuhkan.
Membuka peluang bagi orang yang memiliki obsesi kuat, tekad besar, dan pekerja keras
untuk menjadi pemimpin (bos) untuk usahanya.
Inkubator usaha dapat berperan dalam merintis dan mengembangkan usaha baru yang
difasilitasi oleh badan pemerintah, kalangan universitas, kelompok investor swasta dengan
jalan menyediakan sewa murah, kantor pelayanan bersama, dan bimbingan manajemen
dengan tujuan membantu pengusaha kecil dalam mengembangkan usahanya sampai bisa
operasi secara mandiri.
Usaha kecil sering dijumpai pada semua industri biasanya perdagangan eceran, jasa
kontruksi, perdagangan besar, dan industri. Untuk perdagangan eceran beberapa berskala
relatif besar seperti, Wal-Mart dan Safeway yang perannya cukup signifikan dalam total
penjualan, tetapi puluhan ribu usaha kecil bergerak dalam bisnis seperti bakery, kartu, CD,
pakaian jadi, perhiasan, dan banyak lagi.
Industri jasa tidak didominasi oleh usaha besar. Penyedia jasa seperti usaha potong rambut,
rumah makan, binatu, ahli gigi, dan bengkel motor (otomotif) pada umumnya merupakan
usaha kecil dan pasarnya lokal (terbatas). Industri jasa ini kebanyakan merupakan operasi
berskala kecil dan bersifat padat karya. Mereka hanya membutuhkan jumlah modal terbatas
sehingga merupakan usaha yang mudah untuk dimasuki para pebisnis.
Usaha kecil di bidang industri konstruksi merupakan perusahaan lokal yang membangun
perumahan, kompleks apartemen, kolam renang, jalan raya, rumah toko (ruko) dan rumah
kantor (rukan). Industri pengolahan (manufakturing) merupakan industri terkonsentrasi di
mana sebagian besar pendapatan penjualan dihasilkan oleh perusahaan besar dalam jumlah
yang relatif sedikit. Namun, terdapat terdapat ribuan usaha kecil yang menghasilkan produk
dari bahan mentah dan beroperasi dalam wilayah terbatas (lokal). Contoh dari jenis usaha
terakhir ini adalah usaha penggergajian kayu.