Anda di halaman 1dari 47

Mengukur Pendapatan Suatu Negara

 Mikroekonomi
 Mikroeconomi adalah ilmu tentang bagaimana
rumah tangga dan perusahaan membuat
keputusan dan bagaimana mereka berinteraksi di
pasar
 Makroekonomi
 Makroekonomi adalah ilmu tentang fenomena
perekonomian secara luas, termasuk inflasi,
pengangguran dan pertumbuhan ekonomi
Makroekonomi menjawab pertanyaan seperti
berikut :
 Mengapa rata–rata pendapatan tinggi dibeberapa
negara dan rendah di negara yang lain;
 Mengapa harga meningkat dengan cepat pada
beberapa periode waktu tertentu tapi stabil di
periode waktu yang lain;
 Mengapa jumlah produksi dan jumlah pekerja
meningkat dibeberapa tahun dan menyusut
diwaktu yang lain?
 Ketika menentukan apakah suatu ekonomi sedang dalam
keadaan baik atau buruk, adalah alamiah untuk melihat total
pendapatan yang didapat oleh setiap orang dalam ekonomi
tersebut
 Untuk sebuah ekonomi secara keseluruhan, pendapatan harus
sama dengan pengeluaran, karena
 Setiap transaksi memiliki pembeli dan penjual
 Setiap dollar yang dibelanjakan pembeli adalah satu dollar
pendapatan untuk penjual
 PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) adalah
ukuran pendapatan dan pengeluaran suatu
ekonomi negara dengan melihat nilai pasar
seluruh barang dan jasa akhir yang diproduksi
di negara tersebut pada periode tertentu.
 Persamaan pendapatan dan pengeluaran
dapat diilustrasikan dengan circular-flow
diagram.
MARKETS
Revenue FOR Spending
GOODS AND SERVICES
Goods •Firms sell Goods and
and services •Households buy services
sold bought

FIRMS HOUSEHOLDS
•Produce and sell •Buy and consume
goods and services goods and services
•Hire and use factors •Own and sell factors
of production of production

Factors of MARKETS Labor, land,


production FOR and capital
FACTORS OF PRODUCTION
Wages, rent, •Households sell Income
and profit •Firms buy
= Flow of inputs
and outputs
= Flow of dollars

Copyright © 2004 South-Western


 “PDB adalah nilai pasar. . .”
 Output dinilai pada harga pasar.
 “. . . Dari semua . . .”
 Hanya merekam barang akhir, bukan barang
intermediate (barang antara) (nilai hanya dihitung
sekali).
 “. . . Barang dan Jasa . . . “
 Mencakup barang berwujud (makanan, pakaian,
mobil) maupun jasa tidak berwujud ( pangkas rambut,
membersihkan rumah, kunjungan dokter)
 “. . . Yang diproduksi . . .”
 Mencakup barang dan jasa yang sedang
diproduksi, tidak termasuk transaksi yang
melibatkan barang – barang yang diproduksi pada
masa lalu.
 “ . . . Dalam suatu Negara...”
 Mengukur nilai produksi di dalam batas – batas
wilayah geografis suatu negara.
 “. . . Pada suatu periode ...”
 Mengukur nilai produksi yang dilakukan dalam
rentang waktu tertentu, biasanya selama satu
tahun atau satu triwulan(tiga bulan).
 PDB mencakup semua item yang diproduksi
di ekonomi dan dijual secara legal di pasar;

 ApaYang Tidak Dihitung Dalam PDB


 PDB mengeluarkan hampir semua item yang
diproduksi dan dikonsumsi di rumah dan yang
tidak pernah masuk pasar.
 PDB mengeluarkan barang yang diproduksi dan
dijual secara ilegal seperti Obat – obatan terlarang
 PDB (Y) adalah jumlah dari :
 Konsumsi (C)
 Investasi (I)
 Belanja Pemerintah (G)
 Expor Neto (NX)
Y = C + I + G + NX
Y = C + I + G + NX

Jumlah Investasi
permintaan terdiri dari oleh sektor
untuk output usaha dan
domestik (GDP) rumah tangga Ekspor neto
atau permintaan
Konsumsi Pembelian luar negeri neto
rumah tangga pemerintah

Ini disebut identitas pos pendapatan nasional (national


income accounts identity).
12
 Konsumsi (Consumption):
 Pembelanjaann barang dan jasa oleh rumah
tangga dengan pengecualian pembelian rumah
baru.
 Investasi (Invesment):
 Pengeluaran untuk peralatan modal, persediaan
dan bangunan atau struktur termasuk belanja
rumah tangga untuk rumah baru
 Belanja Pemerintah (Government):
 Pembelanjaan untuk barang dan jasa yang
dilakukan oleh pemerintah..
 Tidak termasuk pembayaran transfer karena tidak
untuk ditukar dengan barang atau jasa yang
diproduksi pada saat itu.
 Expor Neto (Net eXport):
 Expor dikurangi impor.
PDB dan Komponennya, tabel berikut menunjukkan jumlah PDB
sejumlah negara Asia pada th 2005 dan pembagian PDB ke dalam
empat komponennya

Country PDB (dalam Per orang Comsumpti Investment, Government Net


miliar dolar (dalam on, I purchases, exports
AS), Y dolar AS C G NX
Singapura $ 118 $27.301 41% 18 11 30
Hong Kong 177 25.246 58 21 9 12
Malaysia 131 5.168 44 20 13 23
Thailand 174 2.717 58 32 12 -2
Filipina 88 1.063 77 17 11 -5
Indonesia 290 1.302 64 24 8 4

Sumber: IMF International Financial Status


Untuk melihat bagaimana ukuran-ukuran pendapatan alternatif itu saling
terkait, kita mulai dengan GDP dan menambah atau mengurangi berbagai
kuantitas. Produk nasional bruto (gross national product, GNP), kita
dapatkan dengan menambah penerimaan dari pendapatan faktor produksi
(upah, laba, dan sewa) dari seluruh dunia dan mengurangi pembayaran dari
pendapatan faktor ke seluruh dunia.
GNP = GDP + Pembayaran faktor dari mancanegara – Pembayaran
faktor ke mancanegara
Bila GDP mengukur pendapatan total yang diproduksi secara domestik, GNP
mengukur pendapatan total yang diperoleh oleh negara (penduduk suatu
negara).
Untuk mendapatkan produk nasional netto (net national product, NNP),
kita kurangi depresiasi modal—jumlah persediaan pabrik, peralatan, dan
struktur residensial yang habis dipakai selama setahun :
NNP = GNP - Depresiasi

20
Investasi
Belanja 24%
Expor Neto
Pemerintah 4%
8%

Konsumsi Rumah Tangga


64%
Perekonomian Indonesia tahun 2017 yang diukur berdasarkan Produk
Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp13.588,8
triliun dan PDB perkapita mencapai Rp51,89 juta atau US$3.876,8.
Ekonomi Indonesia tahun 2017 tumbuh 5,07 persen lebih tinggi
dibanding capaian tahun 2016 sebesar 5,03 persen. Dari sisi produksi,
pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan
Komunikasi sebesar 9,81 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 9,09
persen.

Ekonomi Indonesia triwulan IV-2017 bila dibandingkan triwulan IV-


2016 (y-on-y) tumbuh 5,19 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Perusahaan sebesar 9,25
persen.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen
Ekspor Barang dan Jasa sebesar 8,50 persen.
Ekonomi Indonesia triwulan IV-2017 bila dibandingkan triwulan
sebelumnya (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar 1,70 persen. Dari
sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek musiman pada Lapangan
Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mengalami kontraksi
21,60 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh penurunan Ekspor
neto
.
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial Tahun 2017 didominasi
oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok
provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap
Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 58,49 persen, diikuti oleh Pulau
Sumatera sebesar 21,66 persen, dan Pulau Kalimantan 8,20 persen.
“Pertumbuhan ekonomi 5,17 persen pada triwulan II-2018, tertinggi didorong
oleh konsumsi rumah tangga. (BPS, Jakarta, Senin (5/11/2018).

Dari segi komponen, konsumsi rumah tangga menyumbang 55,26 persen


terhadap Produk Domestik Bruto,, disusul Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB) sebesar 32,12 persen. Belanja pemerintah menyumbang kontribusi
8,70 persen termasuk didalamnya Lembaga Non Profit yang melayani Rumah
Tangga (LNPRT), ekspor neto berkontribusi 3,92 persen.
Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB)
atas dasar harga berlaku triwulan II-2018 mencapai Rp3.683,9 triliun dan atas
dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.603,7 triliun.
Ekonomi Indonesia triwulan II-2018 terhadap triwulan II-2017 tumbuh 5,27
persen (y-on-y). Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua
lapangan usaha, dimana pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa
Lainnya yang tumbuh 9,22 persen. Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit
yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 8,71
persen.
Ekonomi Indonesia triwulan II-2018 terhadap triwulan I-2018 meningkat
sebesar 4,21 (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada
Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 9,93 persen.
Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang meningkat signifikan sebesar
32,52 persen.
Ekonomi Indonesia semester I-2018 terhadap semester I-2017 tumbuh 5,17
persen (c-to-c). Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua
lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi pada Lapangan Usaha Jasa Lainnya
sebesar 8,82 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi
pada Komponen PK-LNPRT yang tumbuh sebesar 8,40 persen.

•Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II-2018


didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap
PDB Indonesia, yakni sebesar 58,61 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera
sebesar 21,54 persen, dan Pulau Kalimantan sebesar 8,05 persen. Sementara
itu, walaupun kontribusinya masih yang terkecil, pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh kelompok Pulau Maluku dan Papua.
 PDB Nominal nilai produksi barang dan jasa
pada harga kini.
 PDB Riil nilai produksi barang dan jasa pada
harga tetap.

 Sebuah pandangan yang akurat dari ekonomi


memerlukan penyesuaian PDB nominal ke
PDB riil dengan menggunakan deflator PDB
Harga dan Jumlah
Tahun
Harga Ayam Jumlah Ayam Harga Burger Jumlah Burger
2015 Rp1 100 Rp2 50
2016 2 150 3 100
2017 3 200 4 150

2015 Perhitungan PDB Nominal


2015 ($1 per ayam x 100 ayam) + ($2 per burger x 50burger = $200
2016 ($2 per ayam x 150 ayam) + ($3 per burger x 100burger = $600
2017 ($3 per ayam x 200 ayam) + ($4 per burger x 150burger = $1.200

Copyright©2004 South-Western
2015 Perhitungan PDB Riil (tahun basis 2015)
2015 ($1 per ayam x 100 ayam) + ($2 per burger x 50burger = $200
2016 ($1 per ayam x 150 ayam) + ($2 per burger x 100burger = $350
2017 ($1 per ayam x 200 ayam) + ($2 per burger x 150burger = $500

Tahun Perhitungan Deflator PDB


2015 ($200/$200) x 100 = 100
2016 ($600/$200) x 350 = 171
2017 ($1.200/$200) x 500 = 240

Copyright©2004 South-Western
 Deflator PDB adalah ukuran tingkat harga
yang dihitung sebagai rasio PDB nominal
dengan PDB riil dikali 100.
 Memberi informasi kepada kita kenaikan PDB
nominal yang disebabkan oleh kenaikan
harga daripada kenaikan dalam jumlah yang
diproduksi
 Deflator PDB dihitung sebagai berikut :

Nominal GDP
GDP deflator =  100
Real GDP
 Mengkonversi PDB Nominal ke PDB Riil
 PDB Nominal dikonversikan ke PDB Riil sebagai
berikut : Nominal GDP20XX
Real GDP20XX   100
GDP deflator20XX
 PDB adalah satu satunya ukuran terbaik
untuk mengetahui kesehatan perekonomian
suatu masyarakat.
 PDB per kapita memberi informasi tentang
pendapatan dan pengeluaran warga rata –
rata dalam perekonomian per person.
 Semakin tinggi PDB per individu
mengindikasikan semakin tingginya standar
hidup .
 Namun, PDB bukan ukuran sempurna bagi
kebahagiaan atau kualitas hidup.
 Beberapa hal yang berkontribusi pada
kesejahteraan tidak dimasukkan dalam PDB.
 Nilai waktu luang.
 Nilai lingkungan yang bersih.
 Nilai dari hampir semua kegiatan yang dilakukan
di luar pasar, seperti nilai waktu orang tua yang
dihabiskan untuk anak – anak mereka dan nilai
dari pekerjaan sosial.
 Karena setiap transaksi melibatkan penjual
dan pembeli, pengeluaran total dalam suatu
perekonomian harus sama dengan
pendapatan totalnya
 Produk Domestik Bruto (PDB) mengukur
pengeluaran total barang dan jasa yang baru
diproduksi dalam suatu perekonomian dan
pendapatan total yang diperoleh dari
produksi barang dan jasa tersebut.
 PDB adalah nilai pasar dari seluruh barang
dan jasa akhir yang diproduksi di dalam negei
pada periode tertentu.
 PDB terdiri atas empat komponen
pengeluaran, yaitu konsumsi, investasi,
belanja pemerintah dan ekspor Neto
 PDB Nominal menggunakan harga kini untuk
menilai produksi barang dan jasa dalam
perekonomian. PDB Riil menggunakan harga
konstan tahun basis untuk menilai produksi
barang dan jasa dalam perekonomian.
 Deflator PDB – yang dihitung dengan
menggunakan rasio PDB nominal dan PDB riil
- mengukur tingkat harga dalam
perekonomian
 PDB merupakan ukuran kesejahteraan yang
tepat karena orang lebih memilih pendapatan
tinggi daripada pendapatan rendah.
 Namun PDB bukan ukuran sempurna untuk
kesejahteraan. Contohnya saja, PDB
mengecualikan nilai waktu luang dan nilai
lingkungan yang bersih.

Anda mungkin juga menyukai