Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REPORT

MATA KULIAH PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT


 “STRUKTUR KRISTAL”

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Drs. Motlan Sirait, M.Sc.,Ph.D

DISUSUN OLEH :
JENNER HAWCKINS AT-TSAQIB
4182121016
FISIKA DIK A 2018

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021 
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Senantiasa penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan, sehingga penulis dapat mampu
menyelesaikan tugas makalah  “Critical Jurnal Review” ini. Tugas ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah yaitu “Pendahuluan Fisika Zat Padat”. 
Penulis menyadari dalam menyelesaikan Critical Jurnal Review ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. oleh karena itu, Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak
Prof.Drs.Motlan Sirait, M.Sc.,Ph.D selaku dosen pengampu mata kuliah  Fisika dalam
interdisiplin ilmu  yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas Critical Jurnal Review ini masih jauh
dari kesempurnaan. oleh karena itu penulis sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca
yang sifatnya membangun, guna menyempurnakan tugas makalah ini. penulis berharap
semoga tugas Critical Jurnal Review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya
khususnya. Atas perhatian nya penulis ucapkan terima kasih .

Medan, 24 April 2021

Yosafat pakpahan
4182121009
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang 1
2. Tujuan 1
3. Manfaat 1
Bab II Review Jurnal
1. Identitas Jurnal Utama (Jurnal Satu) 2
2. Rigkasan Jurnal Utama ( Jurnal Satu)2
3. Identitas Jurnal Pembanding  (Jurnal dua) 9
4. Rigkasan Jurnal Pembanding (Jurnal dua) 9
Bab III Pembahasan
1. Analisis Jurnal Utama (Jurnal Satu) 13
2. Analisis Jurnal Pembanding (Jurnal Dua) 14
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan 15
4.2 Saran 15
Daftar Pustaka 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Critical Journal Review adalah salah satu penugasan dari keenam tugas KKNI.
Adapun yang di maksud dengan CJR adalah mengkritisi isi jurnal dengan membandingkan
jurnal tersebut dengan jurnal lain untuk memilihan kekurangan dan kelebihan jurnal tersebut. 
Dalam CJR ini penulis mengambil judul Struktur Kristal. Dalam hal ini penulis ingin
menambah wawasan mengenaik Struktur Kristal pada suatu senyawa ataupun molekul baik
itu struktur Kristal dan fasanya.
Dengan adanya penugasan CJR ini, maka akan semakin mudah dipahami karena
semakin banyak referensi untuk memperdalam materi melalui jurnal yang satu dengan yang
lain.

1.2 Tujuan 
1. Untuk Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat
2. Untuk menganalisis kedua jurnal sesuai dengan aspek yang ditentukan.
3. Untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu jurnal yang telah dibandingkan
4. Untuk Mengetahui isi dari kedua jurnal tentang Struktur Kristal
1.3 Manfaat
Adapun manfaat penulisan CJR ini adalah untuk menambah wawasan mengenai
materi yang dibahas (Struktur Kristal). Selain itu adalah untuk meningkatkan minat membaca
serta meningkatkan kemampuan analisis baik itu jurnal berbahasa Indonesia maupun
berbahasa inggris.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Jurnal Utama (Jurnal Pertama)
Judul Analisis Struktur Kristal dan Sifat Magnetoresistance Single Phase
LiMn O Hasil Mechanical Milling Sebagai Katoda Baterai Li-Ion
2 4

(Andon Insani)
Penulis Andon Insani dan Safei Purnama
Vol/No. Vol. 17, No. 4
Tahun Juli 2016
Jenis Jurnal SainsMateri Indonesia
Jurnal
Halaman 139-145
ISSN 1411-1098

2.2 Ringkasan Jurnal Utama (Jurnal Pertama)


PENDAHULUAN
Secara umum, baterai merupakan sebuah perangkat yang dapat digunakan untuk
mengubah energi kimia menjadi energi listrik dengan memanfaatkan proses reaksi
elektrokimia reduksioksidasi (redoks). Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis paduan
LiMn O spinel kubik berbasis lithium dengan metode mechanical alloying. Keberadaan ion
2 4

lithium ini sangat bergantung dari komposisi Lithium yang terbentuk. Apabila komposisi
Lithium sama dengan 1 maka rasio Mn /Mn bernilai sama dengan 1. Namun apabila
4
+
3
+

komposisi Lithiumkurang dari 1, maka rasioMn /Mn akan bernilai di bawah 1, akibatnya
4
+
3
+

memberikan dampak munculnya exchange interaction antar muatan Mn.


Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami struktur kristal bahan LiMn O dan sifat
2 4

magnetiknya akibat adanya distorsi Jahn-Teller, dengan demikian diharapkan dapat dipahami
dan dilakukan rekayasa struktur pada bahan sistem LiMn O tersebut untuk dikembangkan
2 4

lebih lanjut.

METODE PERCOBAAN
Sintesis bahan LiMn O dilakukan menggunakan proses Mechanichal Milling, yang
2 4

diawali dengan mencampurkan bahan dasar Lithium oksida (Li O), dan Mangan dioksida 2

(MnO ) dengan perbandingan stoikiometri unsur Li : Mn  = 1: 4. 


2

Tujuan dari proses milling ini adalah untukmemperoleh campuran yang homogen dan
ukuran partikel yang relatif lebih kecil.  Dengan demikian, diharapkan pada saat proses
sintering akanmemudahkan terjadinya difusi antar partikel sehingga akan terbentuk paduan
yang single phase. Proses mechanical milling dari percampuran bahan dasar Lithium oksida
(Li2O), dan Mangan dioksida (MnO2) diharapkan akan diperoleh paduan yang sesuai dengan
reaksi kimia sebagai berikut :
Li O + 4MnO             2 LiMn O + ½ O
2 2 2 4 2

Campuran dari hasil proses milling kemudian dibuat sampel berbentuk pelet dengan diameter
2 cm dan ketebalan 2 mm, melalui proses kompaksi dengan tekanan sebesar 2 ton.
Berdasarkan hasil pengujian sifat panas menggunakan peralatan DTA-TGA, sampel pellet
tersebut kemudian disintering pada suhu 400 C selama 20 jam dan didinginkan secara alami
o

di dalamlingkungan furnace. Selanjutnya pelet hasil proses sintering tersebut diambil sedikit
untuk digerus kembali sebagai cuplikan untuk sampel uji, baik untuk analisis struktur kristal,
strukturmikro dan sifat magnetoresistance.
Untuk analisis kualitas dan kuantitas dari fasafasa yang ada di dalam sampel diukur
dengan menggunakan alat X- Ray Diffractometer (XRD) Philip tipe PW1710. Pengukuran
pola difraksi sampel dilakukan dengan berkas sinar-X dari tube anode Cu (copper) dengan
panjang gelombang, l = 1,5406 Å, mode = continuous-scan, step size = 0,02°, dan time per
step = 0,5 detik. Sedangkan sifat magnetik bahan diuji dengan menggunakan peralatan Giant
Magnetoresistance.

HASIL DANPEMBAHASAN
PadaGambar 2 diperlihatkan sebuah diagramfasa dari sistem Li-Mn-O. Pada Gambar
2 tersebut tampak bahwa kombinasi dari ketiga unsur tersebut melibatkan banyak struktur.
Gambar 2. Diagram fasa sistem Li-Mn-O

Pada Gambar 3 diperlihatkan hasil pengujian sifat panas dari sampel LiMn O berupa
2 4

kurva eksotermalendotermal terhadap suhu dengan menggunakan peralatan DTA-TGA.

Gambar 3. Kurva DTA-TGA sampel LiMn O . 2 4

Berdasarkan kurva DTA terlihat adanya reaksi endotermal sebanyak tiga kali yang terjadi
pada sekitar suhu 170 C, 190 C, 440 C dan 470 C. Pada saat proses milling basah selama 10
o o o o

jam menggunakan media etanol, energy impact yang dihasilkan akibat proses milling ini
diduga dapatmendeformasikan struktur Li O (BM= 29,88g/mol) di lingkungan kaya oksigen,
2

sehingga dengan bertambahnya suhu terjadi reaksi pembentukan fasa Li O (BM= 45,88
2 2
g/mol) yang ditandai dengan meningkatnya kurva TG hingga 0.5% pada suhu 170 C. o

Kemudian pada
suhu 190 C terjadi proses peleburan fasa Li O (melting point Li O teoritik 195 C). Dengan
o
2 2 2 2
o

meningkatnya suhu berikutnya, terjadi proses dekomposisi fasa Li O membentuk fasa Li O


2 2 2

kembali yang ditandai dengan penurunan berat pada kurva TGA sampai suhu 380 C. o

Kemudian pada suhu 440 C terjadi reaksi endotermal dimana terjadi proses
o

pembentukan fasa baru dari dua bahan oksida Li O dan MnO membentuk fasa LiMn O (BM=
2 2 2 4

361,64 g/mol). Proses pembentukan fasa baru ini mengakibatkan terjadi penurunan fraksi
massa yang ditandai dengan menurunnya kurva TGA hingga 3,5%, sedangkan menurut hasil
perhitungan teoritik diperoleh penurunan fraksi massa sebesar 4,2%. Proses pembentukan
fasa ini berdekatan dengan proses peleburan fasa MnO yang terjadi pada suhu 470 C
2
o

(melting pointMnO teoritik 535 C).Dari hasil pengujian tersebut dapat diperoleh bahwa suhu
2
o

sintering sampel dapat dilakukan pada suhu 400 C. o

Berdasarkan hasil foto SEM tersebut tampak bahwa sampel tampak homogen yang
diduga hanya memiliki 1 fasa (singlephase).Ukuran partikelmasih relative besar berkisar 1-2
μm. Namun untuk dapat lebih memastikan diperlukan pengujian fasa dengan menggunakan
alat difraksi sinar-X (XRD) seperti yang

ditunjukkan pada Gambar 5.


Gambar 5. Pola difraksi sinar-X sampel LiMn2O4 hasil proses mechanical milling.
Berdasarkan Gambar 5 tersebut dapat diasumsikan bahwa hasil reaksi dari kedua
campuran tersebut tidak menghadirkan fasa asing. Namun sejauh mana fraksi yang
terkandung di dalam sampel, perlu dilakukan analisis struktur kristal bahan inimenggunakan
perangkat lunak GSAS untuk mengetahui parameter-parameter struktur kristal bahan ini
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Refinement pola difraksi sinar-X sampel LiMn O 2 4.

Pada Gambar 6 ditunjukkan hasil refinement pola difraksi sinar-X sampel LiMn O . 2 4

Hasil refinement ini menghasilkan kualitas fitting sangat baik dengan factor R yang sangat
kecil juga. Faktor Rmerupakan criteria of fit dan faktor S adalah goodness of fit yang bernilai
sangat kecil seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Faktor R dan faktor S hasil refinement.

Sedangkan ilustrasi dari struktur kristal sampel LiMn O diperlihatkan pada Gambar 7.
2 4

Berdasarkan hasil refinement tersebutmenunjukkan bahwa sampel tersebut merupakan fasa


LiMn O . Struktur kristal LiMn O (space group Fd-3m) dapat digambarkan sebagai susunan
2 4 2 4

Cubic Close- Packed (CCP) seperti yang ditunjukkan pada Gambar


8.Atomoksigenmenempati posisi Wyckoff 32e,

Gambar 7. Ilustrasi hasil refinement dari struktur Kristal sampel spinel LiMn O 2 4.
Gambar 8. Bagian unit sel kristal spinel LiMn2O4 ideal yang menggambarkan struktur
tetrahedral atom Li dan oktahedral atom Mn

dan atom Mn terletak di site 16d, sedangkan atom Li terletak dalam site 8a.
Atom lithium menduduki posisi tetrahedral 8a dengan jaringan atom-atom oksigen
dan atom mangan memiliki koordinasi secara octahedral pada posisi 16d
dengan jaringan atom-atom oksigen. Susunan atom mangan dan oksigen secara tiga dimensi
dapat dilihat membentuk jaringan yang saling terkait dari kisi tetrahedral (8a) dan oktahedral
(16c), yang dapat berfungsi sebagai lintasan untuk menghantarkan ionion lithium. Semakin
tinggi crystallinity LiMn O maka akan semakin tinggi pergerakan ion-ion lithium. Selain itu
2 4

pergerakan ion lithium juga dipengaruhi oleh batas butir 


Komposisi dari LiMn O memberikan gambaran bahwa Mn akanmemiliki bilangan
2 4

oksidasi (valensi) yang tidak tetap karena bila Mn memiliki bilangan oksidasi III atau
IV,maka kesetimbangan reaksi tidak tercapai. Dengan demikian Mn pada struktur spinel ini
memiliki valensi tercampur. Umumnya bentuk valensi tercampur dari Mn ini merupakan
rasio dari Mn /Mn . Apabila komposisi Lithiumsama dengan 1 maka rasioMn4+/Mn3+
4+ 3+

bernilai sama dengan 1. Namun apabila komposisi Lithium kurang dari 1, maka rasio
Mn /Mn akan bernilai di bawah 1.
4+ 3+

Ketika Mn konsentrasinya meningkat, menyebabkan distorsi Jahn-Teller (JT) juga


3+

akan terjadi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9.

Gambar 9. Fenomena distorsi Jahn-Teller (MnO6) pada kristal LiMn O . 2 4

Pada Gambar 9 diperlihatkan terjadinya ikatan antara Mn dan O membentuk MnO 6

yang merupakan karkateristik struktur distorsi Jahn-Teller. Akibatnya simetri kristal


jadimenurun dari sistemkubik (c/a = 1.0) menuju tetragonal (c/a ~ 1.16). Hal ini terjadi akibat
adanya strain yang begitu besar pada partikel spinel, yang pada akhirnya berdampak pada
reversibilitas dari fase transisi ini menjadi berkurang. Sebaliknya dengan bertambahnya
konsentrasi Mn akan mengurangi distorsi Jahn-Teller sehingga meningkatkan kapasitas
4+

chargingnya.

2.3 Identitas Jurnal Pembanding (Jurnal Kedua)


Judul Efek Substitusi Fe Dan Fe Terhadap Struktur Kristal, Sifat Optik Dan
2+ 3+

Magnetik Pada Nanopartikel Anatase Ti1-δ(δ%Fe2+)O2


Penulis Wisnu Ari Adi dan Adel Fisli
Vol/No. Vol. 19, No. 2
Tahun Januari 2018
Jenis Jurnal Sains Materi Indonesia
Jurnal
Halaman 54-60
ISSN 1411-1098

2.4 Ringkasan Jurnal Pembanding (Jurnal Kedua)


Pendahuluan
Titanium dioksida (TiO ) merupakan salah satu senyawa oksida logam titanium (Ti).
2

TiO memiliki beberapa macam alotrof diantaranya adalah baddeleyite, brookite,


2

rutiledananatase. TiO ini juga menjadi salah satu bahan baku pembuatan bahan keramik
2

maju yang bersifat ringan, keras, tahan karat, memiliki massajenis rendah, dan
biokompatibel. Apabila ditinjau dari sifat listriknya, TiO adalah bahan semikonduktor yang
2

memiliki sifat dielektrik yang sangat baik dan stabil secara termal. Selainitu, TiO juga
2

mudah untuk distabilkan oleh oksida logam lain untuk memodifikasi sifat fisik, mekanik,
dan kimianya. Berdasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh TiO tersebut, maka bahan ini
2

sangat menarik untuk dipelajari bila dikembangkan menjadi bahan penyerap gelombang
elektromagnetik (microwave absorbingmaterial).
 Bahan penyerap gelombang elektromagnetik adalah sebuah bahan yang mampu
melemahkan bahkan menghilangkan intensitas refleksi dari pancaran gelombang
elektromagnetik. Adapun syarat intrinsik yang harus dipenuhi agar bahan tersebut dapat
berfungsi sebagai bahan penyerap gelombang elektromagnetik adalah bahan tersebut harus
memiliki permitivitas dielektrik dan permeabilitas magnetic yang tinggi. Untuk itu dengan
modifikasi bahan melalui rekayasa struktur diharapkan bahan ini menjadi kandidat bahan
penyerap gelombang elektromagnetik. Soethe dan kawan-kawan telah berhasil membuat
lapisan tipis berbasis titanium menggunakan teknik sputtering , sementara Kumar dan
kawan-kawan membuat nanokomposit metal dispersed TiO dan mendapatkan kemampuan
2

penyerapan gelombang mikro sebesar 13,7 dB pada 10,13 GHz . Perkembangan terbaru
telah dilaporkan oleh Ting Xia bahwa melalui nanokristal TiO terhidrogenasi penyerapan
2

gelombang mikro dan nilainilai permitivitasnya lebih tinggi dari pada bahan penyerap
seperti karbon saat ini. Bukan mengandalkan rotasi dipol atau mekanisme resonansi
feromagnetik, nanokristal TiO terhidrogenasi bekerja berdasarkan pada gerakan kolektif
2

dari hadirnya dipol antarmuka. 


Metodologi penelitian
Beberapa pengujian pada masing-masingsampel dilakukan untuk mengetahui
karakteristik yang diperlukan sesuai dengan tujuan pada penelitian ini. Karakterisasi awal
adalah identifikasi fasa dari masing-masing sampel menggunakan peralatan
DifraktometerSinar-X(XRD) merek Phillips Panalytical EmpyreanPW1710. Analisis fasa
baik secara kualitiatif dan kuantitatif digunakan metode Rietveld (program GSAS) dengan
parameter kesesuaian refinement adalah Rwp dan Chi squared . Pengujian sifat optik
dilakukan untuk mengetahui perubahan band gap energy dengan menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis Lambdha25 PERKIN ELMER. Pengujian sifat magnetiknya
dilakukan dengan menggunakan Vibrating Sample Magnetometer (VSM) tipe OXFORD
dengan kisaran medan magnet luar ± 1 Tesla pada suhu ruang. Sedangkan morfologi
nanopartikel diamati dengan Transmission Electron Microscope (TEM) merekJEOL.
Hasil dan Pembahasan
Analisis Fasa
Berdasarkan hasil pengukuran dan identifikasi pola XRD menunjukkan bahwa sampel baik
sistem Ti1-δ(δ%Fe2+)O2 maupun Ti1-δδ%Fe3+O2 dengan ( = 0;0,5;1; dan 5) memiliki
fasa yang sama dengan struktur anataseTiO2 ( =0%Fe). Identifikasifasa TiO2 ini merujuk
pada crystallo graphyo pendatabase (COD:9015929). Hal ini berarti bahwa substitusi ion Fe 2+

atau Fe ke dalam ion Ti telah terjadi. Sebagian dari posisi ion Ti telah ditempati oleh ion
3+ 4+ 4+

Fe atau Fe namunkandungan ion Fe yang berhasil tersubstitusi ke dalam Ti diperlukan


3+ 4+

analisis lebih lanjut terkait dengan parameter struktur dan analisis distribusi kationiknya.
Analisis Struktur Kristal
TiO anatase memiliki sistem kristal tetragonal denganspacegroup I41/amd (141) dan
2

parameter kisi a=b=3.7845Å dan c=9.5143 Å. Pada awalnya posisi atomTiberada padasite
4a dan atom O berada pada site 8e (0; 0; 0,208) dengan masing-masing atom memiliki
kebolehjadian factor hunian atomnya terisi penuh (occ = 1). Namun hasil refinement
menunjukkan puncak difraksi bidang (200) tidak hadir, sehingga diperlukan transformasi
koordinat atom dengan posisi equivalen yang berbeda.
Parameter kesesuaian hasil refinement dihitung berdasarkan faktor ratio weight
profile (Rwp) yang merupakan rasio bobot dari selisih antara pola XRD hasil observasi dan
kalkulasi. Parameter lain adalah nilai goodness of fit 2(chi-squared) yang merupakan rasio
pola XRD hasil observasi sebanding dengan ekspektasinya (nilai ideal dari rasio ini adalah 1).
Dari kurva tersebut menunjukkan bahwa kualitas fitting dari hasil refinement sudah relatif
baik karena hanya meninggalkan pola background. Data rangkuman dari distribusi kationik,
parameter struktur kristal dan parameter kesesuaian secara statistic.
Analisis Sifat Optik
Setiap bahan padat akan memiliki karakteristik strukturenergy-bandmasing-masing.
Lebar celah energi (band gap energy) ini merupakan karakteristik bahan semikonduktor
terjadi perbedaan energi antara bagian pita valensi dan pita konduksi sehingga diperlukan
celah energi tertentu agar elektron dapat melompat dari pita valensi ke pita konduksi.
Elektron dapat memperoleh energi yang cukup untuk melompat ke pita konduksi dengan
menyerap baik phonon (panas) atau foton (cahaya). Fenomena penyerapan cahaya ini yang
digunakan sebagai dasar untuk menghitung lebar celah energi menggunakan
spektrofotometer UV-Vis reflektan. Karakteristik lebar celah ini yang kemudian secara
fundamental bertanggung jawab terhadap berbagai karakteristik sifat listrik bahan termasuk
permitivitas atau sifat dielektrik bahan tersebut.
Korelasi antara konstata dielektrik dan lebar celah energy ini pertama kali ditunjukkan
oleh Moss dan kawan kawan mengikuti hubungan -2 = konstanta. ∆E, dimana e adalah
relative statis konstanta dielektrik dan ∆E adalah lebar celah energi. Dengan demikian
pengaruh subtitusi Fe ini sangat mempengaruhi berkurangnya lebar celah energy yang berarti
pula dapat meningkatkan kuadratik sifat dielektrik bahan tersebut. Kehadiran sifat dielektrik
yang baik ini merupakan salah satu karakteristik yang harus dipenuhi apabila bahan tersebut
akan digunakan sebagai bahan penyerap gelombang elektromagnetik.
Gambar 6. Hasil pengujian spektrofotometer UV-Vis reflektan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 ANALISI JURNAL 1
Jurnal pertama ini mengakat judul Analisis Struktur Kristal dan Sifat
Magnetoresistance Single Phase LiMn O Hasil Mechanical Milling Sebagai Katoda Baterai
2 4

Li-Ion (Andon Insani).  


Jurnal ini membahas penelitian pada sebuah baterai. Telah dilakukan sintesis dan
karakterisasi struktur spinel single phase LiMn O . Bahan sistem LiMn O dibuat dengan
2 4 2 4

metode reaksi padatan menggunakan proses mechanical milling dari oksida penyusun Li O 2

dan MnO . Campuran di milling selama 6 jam kemudian di sintering pada suhu 400 C selama
2
o

20 jam. 
Hasil refinement dari pola difraksi sinar-X menunjukkan bahwa telah terbentuk single
phase struktur spinel LiMn O dengan system kristal cubic, grup ruang F d -3 m (227),
2 4

parameter kisi a= b = c = 8,173(4) , = = = 90 , volume unit sel V = 546,0(9) dan kerapatan


Å o Å3

atomik = 4,246 g.cm . Hasil pengujian rasio magnetoresistance menunjukkan bahwa


-3

resistivitas sampel LiMn O menurun sebesar 2% dengan bertambahnya medan magnet luar.
2 4

Disimpulkan bahwa Lithium ini tampaknya memberikan dampak munculnya sifat


antiferomagnetik bahan akibat adanya exchange interaction ionMn Mn . 4+/ 3+

Fenomena ini kemudian dikenal dengan efek distorsi Jahn-Teller. Sehingga dengan
munculnya distorsi Jahn-Teller ini pada akhirnya dapat mengganggu sistem transportasi
konduktor ionik dari satu elektroda ke elektroda yang lain.
Adapun kelebihan dari jurnal ini adalah jurnal ini menyajikan grafik dari setiap
langkah yang dilakukan, selain itu bentuk strktur Kristal disajikan dengan jelas dan rapi serta
diberikan warna yang berbeda pasda setiap atom yang menempati kisi pada struktur lristalnya
sehingga lebih paham untuk dimengerti. Setiap definisi-definisi dipaparkan dengan baik dan
mudah diahami.

3.2 ANALISIS JURNAL 2


Jurnal kedua ini berjudul Efek Substitusi Fe Dan Fe Terhadap Struktur Kristal, Sifat
2+ 3+

Optik Dan Magnetik Pada Nanopartikel Anatase Ti1-δ(δ%Fe2+)O2


Pada penelitian ini akan dilakukan modifikasi dan rekaya sastruktur bahan TiO melalui 2

substitusi ion Fe dan Fe ke dalam ion Ti dengan cara menggantikan sebagian posisi atom
2+ 3+ 4+

Ti dengan atom Fe.


Parameter kesesuaian hasil refinement dihitung berdasarkan faktor ratio weight
profile (Rwp) yang merupakan rasio bobot dari selisih antara pola XRD hasil observasi dan
kalkulasi. Parameter lain adalah nilai goodness of fit 2(chi-squared) yang merupakan rasio
pola XRD hasil observasi sebanding dengan ekspektasinya (nilai ideal dari rasio ini adalah 1).
Dari kurva tersebut menunjukkan bahwa kualitas fitting dari hasil refinement sudah relatif
baik karena hanya meninggalkan pola background. Data rangkuman dari distribusi kationik,
parameter struktur kristal dan parameter kesesuaian secara statistic.
Adapun kelebihan dari jurnal ini adalah jurnal ini sudah memiliki ISSN, di
pendahuluan sudah memuat teori-teori yang mendulung peneitian, dan pada bagian Hasil dan
pembahasan dilengkapi dengan grafik dan gambar dan disertai dengan penjelasan masing-
masing.
BAB IV 
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Pada jurnal 1, Jurnal ini membahas penelitian pada sebuah baterai. Telah dilakukan
sintesis dan karakterisasi struktur spinel single phase LiMn O . Bahan sistem LiMn O dibuat
2 4 2 4

dengan metode reaksi padatan menggunakan proses mechanical milling dari oksida penyusun
Li O dan MnO . Campuran di milling selama 6 jam kemudian di sintering pada suhu 400 C
2 2
o

selama 20 jam. 
Dan pada jurnal 2, dilakukan modifikasi dan rekaya sastruktur bahan TiO melalui 2

substitusi ion Fe dan Fe ke dalam ion Ti dengan cara menggantikan sebagian posisi atom
2+ 3+ 4+

Ti dengan atom Fe.


4.2 SARAN
Kedua jurnal sudah sangat bagus, sangat menambah pengetahuan tentang sistem kristal,
namun jika membuat jurnal yg mengenai struktur kristal lebih baik materi struktur Kristal 
juga di bahas pada isi jurnal. 
DAFTAR PUSTAKA

Purnama dan Andon Insani. 2016. Analisis Struktur Kristal dan Sifat Magnetoresistance Single
Phase LiMn O Hasil Mechanical Milling Sebagai Katoda Baterai Li-Ion (Andon Insani).
2 4

Jurnal SainsMateri Indonesia. 17 (4): 139-145.


Wisnu Ari Adi dan Adel Fisli. 2016. Efek Substitusi Fe Dan Fe Terhadap Struktur Kristal, Sifat
2+ 3+

Optik Dan Magnetik Pada Nanopartikel Anatase Ti1-δ(δ%Fe2+)O2. Jurnal Sains Materi
Indonesia. 19(02). 54-60

Anda mungkin juga menyukai