Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN

MATERIAL METALOGRAFI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Pengujian Material oleh

Drs. Slamet Stjipto, M.T.

Disusun oleh :

Muhammad Daffa Hauzaan (211221011)

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK AERONAUTIKA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan ini. Laporan ini
dibuat sebagai bagian dari tugas akademik yang diberikan oleh dosen mata kuliah
yang bersangkutan.

Dalam laporan ini, penulis akan membahas topik yang telah diberikan,
dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang relevan. Tujuan dari
laporan ini adalah untuk memperdalam pemahaman penulis mengenai topik yang
dibahas, serta untuk memenuhi tuntutan akademik.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan
dari berbagai pihak, terutama dosen pembimbing dan narasumber yang telah
memberikan informasi dan masukan yang berharga. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka.

Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dapat
menjadi bahan referensi yang bermanfaat bagi pembaca yang tertarik dengan topik
yang dibahas.

Bandung, 19 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1. Apa yang dimaksud dengan metalografi? ............................................................... 5
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 5
DASAR TEORI ................................................................................................................. 6
BAB III............................................................................................................................. 10
METODOLOGI PRAKTIKUM.................................................................................... 10
3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan ................................................................... 10
3.2 Langkah Kerja ................................................................................................ 12
BAB IV ............................................................................................................................. 14
HASIL PRAKTIKUM .................................................................................................... 14
4.1 Hasil Praktikum dan Pembahasan ...................................................................... 14
BAB V .............................................................................................................................. 16
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengujian metalografi adalah proses yang digunakan untuk mempelajari
struktur internal dan mikrostruktur material logam. Metode ini melibatkan
persiapan, pengamatan, dan analisis sampel logam yang telah diambil. Latar
belakang pengujian metalografi meliputi pemahaman tentang struktur dan sifat
material logam serta penggunaan teknik dan peralatan yang relevan untuk
mengamati dan menganalisis sampel.

Struktur mikrologam terdiri dari butir, fasa, dan fitur-fitur lainnya yang
dapat memengaruhi sifat mekanik, termal, dan kimia material. Pengujian
metalografi penting dalam penelitian, pengembangan, dan kontrol kualitas material
logam, serta dalam diagnosa kegagalan dan analisis penyebab kegagalan.

Pada tahap persiapan, sampel logam harus dipotong, dilapisi, dan diasah
agar memperlihatkan permukaan yang halus dan datar. Selanjutnya, sampel dapat
diberi perlakuan termal atau kimia tertentu untuk mengungkapkan struktur
mikrologam yang diinginkan.

Pada tahap pengamatan, mikroskop optik atau mikroskop elektron dapat


digunakan untuk memeriksa struktur mikrologam. Mikroskop optik memberikan
gambaran umum tentang struktur, sedangkan mikroskop elektron memberikan
gambaran yang lebih rinci dengan memanfaatkan sinar elektron.

Setelah pengamatan, sampel dapat dianalisis menggunakan metode seperti


analisis image, analisis kuantitatif fasa, pengukuran dimensi butir, dan analisis
komposisi kimia menggunakan teknik seperti spektrometri energi terdispersi
(EDS).

Hasil dari pengujian metalografi dapat memberikan informasi penting


tentang struktur mikrologam, termasuk ukuran butir, bentuk butir, fasa-fasa yang
hadir, distribusi fasa, inklusi, dan cacat lainnya. Informasi ini dapat digunakan
untuk memahami hubungan antara struktur mikrologam dengan sifat mekanik,
termal, dan kimia material, serta untuk memeriksa karakteristik material yang
mempengaruhi kualitas dan keandalan produk logam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan metalografi?
2 Apa yang dimaksud diagram fasa?
3 Bagaimana cara mengetahui struktur mikro suatu material?

1.3 Tujuan
1. Melakukan prosedur praktikum metalografi dengan benar.
2. Mengetahui Struktur Mikro material.
BAB II

DASAR TEORI
2.1 Metalografi
Metalografi adalah studi dan analisis struktur mikroskopis material logam
melalui pengamatan mikroskopis dan analisis struktur mikrologam. Ini melibatkan
persiapan sampel, pengamatan dengan menggunakan mikroskop, dan interpretasi
hasil untuk memahami hubungan antara struktur dan sifat material logam.
2.2 Diagram Fasa

Diagram fasa F e-C

Diagaram fasa Fe-C adalah diagram fasa biner besi –karbon dengan
keluratankarbon di dalam besi maksimum 6,7%. Analisis pada diagramfasa Fe-
Cdengan asumsi bahwa pendinginan dari fasa cair ke fasa padat dilakukandengan
laju pendinginan yang sangat lambat. Pada diagramfasa tersebut terdapat tiga reaksi
fasa yaitu reaksi fasa peritektik, eutektek dan eutectoid. Sedangkan fasa yang
terbentuk antara lain: austenite, feritik, perlitik, sementit. Apabila ditinjau dari % C
pada Fe, pada diagram tersebut dikelompokkankedalam empat yaitu: baja
hypoeutektoid, baja hypereutectoid, besi cor hypoeutektik dan besi cor
hypereutetik. Bentuk diagram fasa Fe-C dapat diperlihatkan pada Gambar 8.1
Diagram fasa continous cooling tranformatian (CCT)

Diagram CCT adalah diagram yang menggambarkan proses pendinginan


dari fasa austenite ke fasa yang lain dilakukan dengan pendinginan yang beragam,
termasuk media pendinginnya. Dengan laju pendinginan yang beragamtersebut
struktur mikro logam mengalami perubahan, yang berakibat padaperubahan sifat
mekanik bahan utamanya terhadap kekerasan. Namun dimikian tidak semua baja
dapat dikeraskan tergantung pada kandungankarbon, atau karbon ekivalennya
(untuk baja paduan).

2.3 Struktur Mikro

1. Ferit

Ferit adalah larutan padat karbon dan unsur paduan lainya pada besi kubus
pusat badan (Fe). Ferit terbentuk akibat proses pendinginan yang lambat dari
austenit baja hypotektoid pada saat mencapai A3 . ferit bersifat sangat lunak ,ulet
dan memiliki kekerasan sekitar 70 - 100 BHN dan memiliki konduktifitas yang
tinggi.
2. Sementit

Sementit adalah senyawa besi dengan karbon yang umum dikenal sebagai
karbida besi dengan prosentase karbon 6,67%C. yang bersifat keras sekitar 5 – 68
HRC

3. Perlit

Perlit adalah campuran sementit dan ferit yang memiliki kekerasan sekitar
10-30HRC . Perlit yang terbentuk sedikit dibawah temperatur eutektoid memiliki
kekerasan yang lebih rendah dan memerlukan waktu inkubasi yang lebih banyak.

4. Bainit

Bainit merupakan fasa yang kurang stabil yang diperoleh dari austenit pada
temperatur yang lebih rendah dari temperature transformasi ke perlit dan lebih
tinggi dari transformasi ke martensit.

5. Martensit

Martensit merupakan larutan padat dari karbon yang lewat jenuh pada besi
alfa sehingga latis-latis sel satuanya terdistorsi. Karbon adalah unsur penyetabil
austenit. Kelarutan maksimum dari karbon pada austenit adalah sekitar 1,7% (E)
pada 1140 0C, Sedangkan kelarutan karbon pada ferit naik dari 0% pada 910 0C
menjadi 0,025% pada 723 0C.

pada pendinginan lanjut, kelarutan karbon pada ferrit menurun menjadi


0,08% pada temperatur kamar. Kegunaan dari baja tergantung dari sifat-sifatnya
yang sangat bervariasi yang diperoleh melalui pemaduan dan penerapan proses
perlakuan panas. Sifat mekanik dari baja sangat tergantung pada struktur mikronya,
sedangkan struktur mikro sangat mudah diubah melalui proses perlakuan panas.

Beberapa jenis baja memiliki sifat-sifat yang tertentu sebagai akibat


penambahan unsur paduan. Salah satu unsur paduan yang sangat penting yang dapat
mengontrol sifat baja adalah karbon (C). Jika besi dipadu dengan karbon,
transformasi yang terjadi pada rentang temperatur tertentu erat kaitanya dengan
kandungan karbon. Berdasarkan pemaduan antara besi dan karbon, karbon di dalam
besi dapat berbentuk larutan atau berkombinasi dengan besi membentuk karbida
besi (Fe3C).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat Monting

Rotari Grinding

Polishing
Pengering

Mikroskop Optik

Kapas

Larutan Etching

Amplas
Serbuk Plastik Bakelite

3.2 Langkah Kerja


a. Sebelum Praktikum
• Lakukan penetapan atau pemilihan sampel logam yang akan diperiksa
struktur mikronya.
• Lakukan studi literatur untuk mendeskriksikan spesimen yang akan
diperiksa.
• Lakukan pemotongan spesimen sesuai dengan studi literatur yang ingin
diketahui.
• Lakukan monting spesimen dengan menggunakan mounting bakelite
atau mounting resin.
b. Saat Praktikum
• Lakukan penggerindaan spesimen yang sudah dimounting dengan
menggunakan mesin rotary grinding. Gunakan ampelas dari yang kasar
No kecil ke No besar. Pada saat menggerinda permukaan spesimen,
lakukan dengan menggunakan tanggan sambil diputar spesimennya.
• Permukaan spesimen diusahakan rata pada dua bidangnya, agar pada
saat pengamatan tidak terjadi bias.
• Bila penggerindaan atau pengampelasan telah selesai lakukan
pemolesan pada bagian permukaan yang akan dijadikan obyek
pengamatan.
• Gunakan mesin poles dan kain poles yang halus serta pasta peleshing
yangada atau dapat menggunakan pasta gigi.
• Pada saat melakukan pemolesan usahakan permukaan benar-benar
terbebas dari goresan bekas ampelas. Untuk melihat ada dan tidaknya
bekas goresan lakukan di bawah mikroskop atau alat pengamatan
lainnya.
• Etching. gunakan tabel etching yang ada (baca refensi )
• Bila tahapan di atas telah dilakukan, maka langkah selanjutnya
adalahmelakukan etching. Untuk melakukan etching diharapkan
mahasiswadapat menggunakan tabel etching saat memebuat larutan
kimia.
• Membuat larutan kimia sesuai dengan tabel etching (mintalah petunjuk
instruktur.
• Dalam melakukan etching bacalah petunjuk yang ada didalam pedoman
etching.
c. Problem Saat Etching
• Struktur mikro tidak muncul hal ini disebabkan oleh waktu etching
kuranglama, atau pilihan larut etching tidak sesuai dengan spesimen.
• Struktur terkorosi atau over etching artinya waktu etching terlalu lama,
bila over etching lakukan pemolesan kembali sedikit-demi sedekit
sambal diperika dengan menggunakan mikroskop. Kadang –kadang
logam akanmuncul struktur mikronya setelah over etching dan dipoles
kembali.
• Karena proses preparasi spesimen cukup memakan waktu yang lama,
diharapkan mahasiswa memiliki tempat khusus untuk spesimen
BAB IV

HASIL PRAKTIKUM
4.1 Hasil Praktikum dan Pembahasan

Struktur Spesimen Nama Stuktur Spesimen


Dari hasil pengamatan, struktur yang paling dominan dalam unsur baja
adalah tempered martensite. Pada gambar, terlihat sebagian area yang berwarna
hitam dan putih, dengan area putih yang dipisahkan oleh garis yang tidak beraturan.
Terdapat juga garis putih yang memanjang secara vertical, yang menandakan
adanya martensit halus dalam struktur tersebut.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa struktur yang
paling dominan dalam unsur baja adalah tempered martensite. Pada gambar, terlihat
adanya sebagian area yang berwarna hitam dan putih, dengan area putih yang
dipisahkan oleh garis yang tidak beraturan. Terdapat juga garis putih yang
memanjang secara vertikal, yang menandakan adanya keberadaan martensit halus
dalam struktur tersebut. Tempered martensite memiliki sifat kekerasan yang tinggi
dan kekuatan yang baik, sehingga membuat baja menjadi lebih kuat dan tahan
terhadap deformasi dan keausan. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa material
tersebut telah mengalami proses perlakuan termal yang berhasil dalam membentuk
struktur martensit yang dihasilkan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
_______.“ Metals handbook volume 7 atlas of microstructures of industrial alloys”

________.TT.“Modul Metalografi”.Bandung:Politeknik Negeri Bandung.

Amir, Suhada. TT. Praktikum Metalografi. Diakses dari


https://www.academia.edu/12417324/PRAKTIKUM_UJI_METALOGRAFI
pada 9 Mei 2023

Assidik, Miftakhudin. TT. Laporan Uji Metalografi 1. Diakses dari


https://www.academia.edu/23717887/laporan_uji_metalografi_1

Pada 9 Mei 2

17

Anda mungkin juga menyukai