Anda di halaman 1dari 36

TUGAS MANDIRI PENGAMATAN

MATERIAL TEKNIK

Dosen Pengampu :
Mohammad Nurhilal, S. T., M. T.

Disusun Oleh :
Anshori Ashfal Maulana (220103074)
TM 1 D

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI CILACAP
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu
yang telah di tentukan.

Pembuatan makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Material Teknik. Saya ucapkan Terima Kasih kepada Bapak Mohammad
Nurhilal, S.T., M.T., M.Pd sebagai dosen mata kuliah Material Teknik . Terima
Kasih juga kepada pihak pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalah ini.

Saya menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan,


oleh karena itu saya sangat menerima bila ada saran maupun kritikan yang dapat
membuat makalah ini lebih baik dan bermanfaat.

Cilacap, 15 Mei 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
1.1. Latar Belakang..........................................................................................5
1.2. Tujuan Pembahasan Material....................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................7
2.1. Logam........................................................................................................7
2.2. Non Logam..............................................................................................10
2.3. Besi (Ferro)..............................................................................................12
2.4. Bukan Besi (Non Ferro)..........................................................................17
2.5. Bahan Alam.............................................................................................19
2.6. Bahan Buatan..........................................................................................20
BAB III HASIL PENGAMATAN..........................................................................22
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................36
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Panci...................................................................................................22


Gambar 3.2 Pisau...................................................................................................22
Gambar 3.3 Paku Payung.......................................................................................23
Gambar 3.4 Palu.....................................................................................................24
Gambar 3.5 Catut...................................................................................................24
Gambar 3.6 Kawat Bendrat....................................................................................25
Gambar 3.7 Kunci Inggris......................................................................................25
Gambar 3.8 Gergaji................................................................................................26
Gambar 3.9 Linggis................................................................................................27
Gambar 3.10 Kunci Pass........................................................................................27
Gambar 3.11 Tabung Gas.......................................................................................28
Gambar 3.12 Sekrup...............................................................................................29
Gambar 3.13 Gantungan Baju................................................................................29
Gambar 3.14 Mangkok Keramik............................................................................30
Gambar 3.15 Mangkok Besi..................................................................................30
Gambar 3.16 Pintu Kayu........................................................................................31
Gambar 3.17 Gagang Pintu....................................................................................32
Gambar 3.18 Gantungan Baju Plastik....................................................................32
Gambar 3.19 Kursi dan Meja.................................................................................33
Gambar 3.20 Saklar................................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahan atau material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai zaman
dahulu sampai sekarang. Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan
kebutuhan bahan seperti pada transportasi, rumah, pakaian, komunikasi, rekreasi,
produk makanan dan sebagainya. Perkembangan peradaban manusia juga bisa
diukur dari kemampuannya memproduksi dan mengolah bahan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Pada tahap awal manusia hanya mampu mengolah bahan apa
adanya seperti yang tersedia dialam misalnya batu, kayu, kulit, tanah dan
sebagainya. Dengan perkembangan peradaban manusia, bahan-bahan alam
tersebut bisa diolah sehingga bisa menghasilkan kualitas bahan yang lebih tinggi.
Material teknik merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari semua bidang
teknik. Pada bidang Teknik Mesin, material yang dominan digunakan adalah
material logam sehingga peningkatan kualitas pengetahuan logam atau ilmu
logam merupakan langkah strategis yang harus dilakukan agar menguasai
kompetensi bidang Teknik Mesin yang mampu berkompetisi secara global.
Namun, material tidak hanya logam saja, ada juga material Non Logam yaitu
bahan bahan yang tidak memiliki unsur logam di dalamnya.
Secara umum material teknik diperlukan terutama berhubungan dengan
sifat-sifat mekanik, dan sifat-sifat teknologi dari material khususnya logam.
Semua sifat material tersebut ditentukan oleh struktur atom-atomnya secara
mikro. Sifat material khususnya logam dibangun atas dua konsep utama yaitu
konsep struktur kristal atom dan konsep perlakuan logam. Konsep struktur kristal
atom menjelaskan bagaimana atom-atom tersusun pada setiap jenis logam, dan
pada kondisi yang berbeda-beda bisa menyebabkan perbedaan sifat. Sementara
konsep perlakuan logam menjelaskan interaksi antar atom dan perubahan struktur
atom yang mengakibatkan perubahan sifat-sifat pada logam.
1.2. Tujuan Pembahasan Material
Adapun tujuan makalah ini ialah sebagai berikut:
a. Mengetahui klasifikasi material yang ada di lingkungan sekitar.
b. Mengetahui material logam dan non logam.
c. Mengetahui sifat fisis dan sifat mekanis material secara umum.
d. Mengetahui material-material yang termasuk dalam golongan
Logam dan Non Logam.
e. Mengetahui kegunaan bahan material.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.3. Logam
A. Definisi Logam
Logam adalah elemen mineral yang terbentuk secara alami. Jumlah logam
diperkirakan 4% dari mineral bumi. Logam dalam bidang keteknisian adalah besi
biasanya dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan, pipa-pipa, alat-alat pabrik
dan sebagainya. Logam Baja banyak di gunakan dalam pembuatan struktur atau
rangka bangunan dalam bentuk baja profil, baja tulangan beton biasa, anyaman
kawat, atau pada akhir-akhir ini di pakai juga dalam bentuk kawat potongan yang
disebut “fibre” atau metal fibre, sebagai tulangan beton.
Dalam skala yang lebih kecil logam secara luas juga di pakai sebagai
penguat, misalnya bentuk paku, sekrup, baut, kawat, pelat, bantalan jembatan,
atau sebagai bahan lain bentuk lembaran (misalnya bentuk atap, atau lantai
jembatan). Kelebihan logam sebagai bahan konstuksi adalah memiliki sifat yang
bagus.
 Sifat Logam :
o Memiliki kuat tarik tinggi, dapat di rubah – rubah bentuknya
o Mudah di sambung / di las
o Memiliki harga konduktivitas listrik yang tinggi
o Konduktivitas panas tinggi dan dapat di haluskan sehingga berkilau
permukaanya.
 Kelemahan logam :
Yaitu tidak tahan korosi karena kelembapan maupun oleh pengaruh udara
sekeliling dan terjadi perubahan bentuk bila terkena suhu/panas tinggi.

 Logam dapat di bagi menjadi 2(dua) kelompok besar yaitu :


o logam besi (ferrous metal) .
o logam bukan besi (non ferrous metal).

B. Sifat Fisis Logam


Pada umumnya unsur logam mempunyai sifat fisis, antara lain:
1. Logam akan memantulkan sinar yang datang dengan panjang gelombang
dan frekuensi yang sama sehingga logam terlihat lebih mengkilat.
Contohnya, emas (Au), perak (Ag), besi (Fe), dan seng (Zn).
2. Logam dapat menghantarkan panas ketika dikenai sinar matahari, sehingga
logam akan sangat panas (terbakar). Energi panas diteruskan oleh elektron
sebagai akibat dari penambahan energi kinetik. Hal ini menyebabkan
elektron bergerak lebih cepat. Energi panas ditransferkan melintasi logam
yang diam melalui elektron yang bergerak.
3. Logam juga dapat menghantarkan listrik karena elektronnya
terdelokalisasi bebas bergerak di seluruh bagian struktur atom. Tembaga
(Cu) sering dipakai dalam pembuatan kawat penghantar lisrik.
4. Meabilitas, yaitu kemampuan logam untuk ditempa atau diubah menjadi
bentuk lembaran. Sifat ini digunakan oleh pandai besi untuk membuat
sepatu kuda dari batangan logam. Gulungan baja (besi) penggiling
menggunakan sifat ini saat mereka mengulung batangan baja menjadi
lembaran tipis untuk pembuatan alat-alat rumah tangga. Hal ini karena
kemampuan atom-atom logam untuk menggelimpang antara atom yang
satu dengan atom yang lain menjadi posisi yang baru tanpa memutuskan
ikatan logam.
5. Duktilitas yaitu kemampuan logam dirubah menjadi kawat dengan sifatnya
yang mudah meregang jika ditarik. Tembaga (Cu) dapat digunakan sebagai
bahan baku pembuatan kawat.
6. Logam juga dapat menimbulkan suara yang nyaring jika dipukul, sehingga
dapat digunakan dalam pembuatan bel atau lonceng.
7. Logam dapat ditarik magnet, sehingga logam disebut diamagnetik,
misalnya besi (Fe).
C. Sifat Mekanis Logam
Sifat mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan
perlawanan apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Atau dapat
dikatakan sifat mekanis adalah kekuatan bahan didalam memikul beban yang
berasal dari luar. Sifat mekanis pada Logam meliputi :
1. Kekuatan. Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi
beban, maka baja akan cenderung mengalami deformasi/perubahan
bentuk. Perubahan bentuk ini akan menimbulkan regangan/strain, yaitu
sebesar terjadinya deformasi tiap satuan panjangnya akibat regangan
2. Keuletan (ductility), Kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja
putus. Keuletan ini berhubungan dengan besarnya regangan/strain yang
permanen sebelum baja putus. Keuletan ini juga berhubungan dengan sifat
dapat dikerjakan pada baja. Cara ujinya berupa uji tarik.
3. Kekerasan, adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat
menembus permukaan baja. Cara ujinya dengan kekerasan Brinell,
Rockwell, ultrasonic, dll.
4. Ketangguhan (toughness), adalah hubungan antara jumlah energi yang
dapat diserap oleh baja sampai baja tersebut putus. Semakin kecil energi
yang diserap oleh baja, maka baja tersebut makin rapuh dan makin kecil
ketangguhannya. Cara ujinya dengan cara memeberi pukulan mendadak
(impact/pukul takik).
1.4. Non Logam
A. Definisi Non Logam
Secara umum bahan non logam didefinisikan sebagai bahan-bahan yang
tidak mengandung unsur logam didalamnya. Namun jika dilihat dari sudut
keunsurannya, Non logam didefinisikan sebagai kelompok unsur kimia yang
bersifat elektronegatif, yaitu lebih mudah menarik elektron valensi dari atom
lain dari pada melepaskannya.
Sebagian besar nonlogam ditemukan pada bagian atas tabel periodik,
kecuali hidrogen yang terletak pada bagian kiri atas bersama logam alkali.
Walaupun hanya terdiri dari 20 unsur, dibandingkan dengan lebih dari 80
lebih jenis logam, nonlogam merupakan penyusun sebagian besar isi bumi,
terutama lapisan luarnya.

B. Sifat Fisis dan Sifat Kimia Non Logam


 SIFAT FISIS NONLOGAM
Pada umumnya unsur non logam mempunyai sifat fisis, antara lain:
1. Non logam tidak dapat memantulkan sinar yang datang sehingga
nonlogam tidak terlihat mengkilat.
2. Non logam tidak dapat menghantarkan panas dan listrik sehingga
disebut sebagai isolator.
3. Non logam sangat rapuh sehingga tidak dapat ditarik menjadi kabel
atau ditempa menjadi lembaran.
4. Densitas atau kepadatannya pun relatif rendah sehingga terasa
ringan jika dibawa dan tidak bersifat diamagnetik (dapat ditarik magnet).
5. Nonlogam berupa padatan, cairan dan gas pada suhu kamar.
Contohnya padatan Carbon (C), cairan Bromin (Br) dan gas Hidrogen (H).
 SIFAT KIMIA NONLOGAM
1. Sifat-sifat kimia yang dimiliki unsur non logam antara lain: Jika
dilihat dari konfigurasi elektronnya, unsur-unsur nonlogam cenderung
menangkap elektron karena memiliki energi ionisasi yang besar untuk
membentuk anion.
Contohnya, Cl- , O2- , N3
2. Umumnya unsur non logam memiliki titik leleh dan titik didih
yang relatif rendah jika dibandingkan dengan unsur logam.
3. Non logam memiliki 4 sampai 8 elektron dalam kulit terluar dari
atomatomnya.
4. Non logam yang bereaksi dengan logam akan membentuk garam.
Contoh, non logam + logam garam
5. Kebanyakan non logam oksida yang larut dalam air akan bereaksi
membentuk asam.
Contohnya: non logam oksida + air asam CO2 (g) + H2O (l)
H2CO3 (aq)
6. Non logam dapat bereaksi dengan basa membentuk garam dan air.
Contoh, non logam oksida + basa garam + air CO 2 (g) + 2NaOH
(aq) Na2CO3 (aq) + H2O

C. Penggolongan Material Non Logam


Material non logam dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu:
1. Keramik
Material keramik merupakan material yang terbentuk dari hasil senyawa
(compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge)
dengan satu atau lebih unsur-unsur non logam. material jenis keramik
semakin banyak digunakan, mulai berbagai abrasive, pahat potong, batu tahan
api, kaca, dan lain-lain, bahkan teknologi roket dan penerbangan luar angkasa
sangat memerlukan keramik
2. Plastik (Polymer)
Plastik merupakan bahan yang sangat penting dalam dunia permesinan dan
industry modern. Plastik adalah bahan sintetis berasal dari minyak mineral,
gas alam, atau dibuat dari bahan asal batu bara, batu kapur, udara, air dan juga
da ri binatang dan tumbuh-tumbuhan
3. Komposit
Komposit merupakan material hasil kombinasi dari dua material atau
lebih, yang sifatnya sangat berbeda dengan sifat masing-masing material
asalnya. Komposit selain dibuat dari hasil rekayasa manusia, juga dapat
terjadi secara alamiah, misalnya kayu, yang terdiri dari serat selulose yang
berada dalam matriks lignin. Komposit saat ini banyak dipakai dalam
konstruksi pesawat terbang, karena mempunyai sifat ringan, kuat dan non
magnetik.

1.5. Besi (Ferro)


Besi adalah semua jenis logam yang mengandung unsur besi hingga
100%, atau logam paduan yang terdiri dari campuran unsur karbon dengan besi.
Jadi komposisi kimia yang ada dalam logam besi adalah besi dan karbon. Untuk
menghasilkan suatu logam paduan yang mempunyai sifat yang berbeda dengan
besi dan karbon, maka di campur dengan bermacam logam lainya. Logam besi
sendiri di kelompokan menjadi besi tuang dan baja.
 Besi Tuang (Cast Iron)
Besi tuang atau cast iron merupakan material berbasis iron yang dibentuk
menjadi sebuah produk melalui proses pengecoran. Besi tuang mengandung
karbon sebesar lebih dari 2%. Kandungan karbon pada besi tuang biasanya 2%
sampai 4%. Kandungan silicon sebesar 0,5% sampai 3%.
o Klasifikasi Besi Tuang
Besi tuang tidak diklasifikasikan berdasarkan komposisinya. Hampir
seluruh besi tuang memiliki komposisi yang sama. Perbedaan antar besi
tuang ditinjau berdasarkan struktur mikronya. Hal-hal yang memengaruhi
struktur mikro besi tuang antara lain praktik pengecorannya dan kecepatan
pendinginannya.Berikut jenis-jenis besi tuang berdasarkan kondisi
pengecorannya:

 Gray cast iron,


 Ductile cast iron,
 White cast iron,
 Compacted graphite iron,
 Malleable cast iron,
 High-alloy cast iron.

Besi tuang dibuat dengan meleburkan kembali besi kasar (pig iron) hasil
tanur tinggi dari bijih besi, dan ditambah dengan besi tua, baja tua, batu
kapur untuk membantu pembentukan terak (slag) yang dapat mengikat kotoran
sehingga memisahkannya dari besi cair, dan karbon (kokas) sebagai bahan bakar.
Peleburan besi tuang biasanya dilakukan dalam tanur tinggi jenis khusus yang
sering disebut kupola, tetapi dewasa ini banyak pabrik pengecoran menggunakan
tanur listrik jenis tanur induksi dan tanur busur listrik untuk menggantikan kupola.
Logam cair yang keluar dari kupola diangkut menggunakan ladel.

o Jenis
1) Besi tuang kelabu
Besi tuang kelabu (gray cast iron) mengandung grafit berbentuk
serpihan-serpihan tipis yang terbagi merata dalam seluruh strukturnya,
sehingga menyebabkan bidang patahannya berwarna kelabu. Besi tuang
jenis ini sering banyak dipakai karena biayanya yang murah dan mudah
dituang dalam jumlah besar. Komposisi kimia besi tuang jenis ini adalah
2,5-4% karbon dan 1-3% silikon. Pada kadar karbon yang tinggi, besi
tuang juga mempunyai kadar silikon yang tinggi, dengan presentase sulfur
dan mangan yang rendah. Oleh sebab itu, pembentukan karbon bebas
meningkat dan setelah didinginkan besi tuang kelabu mengandung grafit.
Besi tuang kelabu memiliki kekuatan tarik dan ketangguhan yang lebih
rendah dari baja, tetapi kekuatan tekannya setara dengan baja karbon
rendah dan sedang. Sifat mekanis tersebut dipengaruhi oleh bentuk, ukuran
dan distribusi serpihan grafit yang terdapat dalam struktur mikro.

2) Besi tuang putih


Besi tuang putih (white cast iron) memiliki bidang patahan yang
berwarna putih karena mengandung sejumlah besar sementit dengan
kandungan karbon lebih dari 1,7%. Dengan kandungan silikon yang
rendah dan laju pendinginan yang cepat, maka setelah didinginkan akan
terbentuk fasa metastabil sementit, Fe 3C. Karena sementit bersifat keras
dan getas, besi tuang putih memiliki kekerasan dan ketahanan aus yang
tinggi namun mampu mesin dan kekuatan tariknya rendah. Besi tuang
putih ini merupakan bahan baku untuk pembuatan besi tuang mampu
tempa.
3) Besi tuang mampu tempa
Besi tuang mampu tempa (malleable cast iron) merupakan besi tuang
putih yang diberi perlakuan panas sampai kurang lebih 900 °C. Perlakuan
panas yang diterapkan pada besi tuang putih umumnya adalah anil yang
bertujuan untuk memisahkan karbida besi Fe3C menjadi besi dan grafit.
Secara umum, besi tuang ini memiliki sifat yang sama seperti baja ringan.
Besi tuang jenis ini memiliki mampu tempa yang sangat baik, serta
ketahanan terhadap beban kejut dan mampu mesin yang baik sehingga
banyak digunakan pada industri kereta api, otomotif, sambungan pipa dan
industri pertanian.
4) Besi tuang bernod/ mulur
Besi tuang nodular (nodular cast iron) memiliki bentuk grafit yang
bulat. Penambahan magnesium dan cerium (paduan Fe-Si-Mg) pada saat
besi tuang dalam keadaan cair menyebabkan grafit menjadi bulat
(nodularisasi). Besi tuang nodular mempunyai kekuatan, keuletan dan
ketangguhan yang lebih baik dibandingkan besi tuang kelabu, karena
bentuk grafitnya yang bulat maka konsentrasi regangannya menjadi lebih
kecil.

o Tabel kualitas komparatif besi tuang

Kualitas komparatif besi tuang

Kekua
Komposi
Bentu tan Keku Keker
si Perpanja
k dan hasil atan asan Penggu
Nama nominal ngan
kondi [ksi tarik [Brinel naan
[% [%]
si (0.2% [ksi] l scale]
berat]
offset)]

Blok
silinder
mesin,
Besi cor roda
C 3.4,
kelabu gila,
Si 1.8, M Cast — 50 0.5 260
(ASTM kotak
n 0.5
A48) roda
gigi,
alas alat
mesin

Besi cor C 3.4, Cast — 25 0 450 Permuk


putih Si 0.7, (as aan
bantalan
Mn 0.6 cast)
bearing

Bantala
n
bearing
Besi
C 2.5, Cast gandar,
lunak
Si 1.0, (annea 33 52 12 130 roda
(ASTM
Mn 0.55 led) track,
A47)
poros
engkol
otomotif

Roda
C 3.4,
Besi gigi,
P 0.1,
ulet poros
Mn 0.4, Cast 53 70 18 170
atau bubunga
Ni 1.0,
nodular n, poros
Mg 0.06
engkol

Besi
Cast
ulet
(quenc
atau
— h 108 135 5 310 —
nodular
tempe
(ASTM
red)
A339)

Ni- C 2.7, Sand- — 55 — 550 Aplikasi


keras Si 0.6, cast kekuata
tipe 2 Mn 0.5, n tinggi
Ni 4.5,
Cr 2.0

Ketahan
C 3.0,
an
Si 2.0,
Ni-resist terhadap
Mn 1.0, Cast — 27 2 140
tipe 2 panas
Ni 20.0,
dan
Cr 2.5
korosi

1.6. Bukan Besi (Non Ferro)


Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak
mengandung unsur besi (Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan
begitu saja tanpa dipadukan dengan logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya
belum memenuhi syarat yang diinginkan.
Kecuali logam non ferro murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan
karena sudah memiliki sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar
listrik yang baik serta cukup kuat, sehingga dapat digunakan dalam keadaan
murni. Tetapi karena harganya mahal, ketiga jenis logam ini hanya digunakan
untuk keperluan khusus. Misalnya dalam teknik proses dan laboratorium di
samping keperluan tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.
Logam non fero juga digunakan untuk campuran besi atau baja dengan
tujuan memperbaiki sifat-sifat baja. Dari jenis logam non ferro berat yang sering
digunakan uintuk paduan baja antara lain, nekel, kromium, molebdenum, wllfram
dan sebagainya. Sedangkan dari logam non ferro ringan antara lain: magnesium,
titanium, kalsium dan sebagainya. Logam-logam nonferro dan paduannya tidak
diproduksi secara besar-besaran seperti logam besi, tetapi cukup vital untuk
kebutuhan industri karena memiliki sifat-sifat yang tidak ditemukan pada logam
besi dan baja.
 Sifat Sifat Logam Bukan Besi
Kebanyakan logam bukan besi tahan terhadap korosi (air atau
kelembaban), misalnya: zat magnesium, tahan terhadap korosi dalam
lingkungan udara biasa, akan tetapi di dalam air laut, ketahan terhadap
korosinya dibawah ketahanan baja biasa. Secara umum dapat dikatakan,
bahwa makin berat suatu logam bukan besi, maka makin baik daya tahan nya
terhadap korosi dan salah satu sifat atau ciri khas logam bukan besi
adalah: berat jenis nya, oleh karena itu, dibawah ini dapat dilihat tabel yang
menunjukkan berat jenis & titik cair logam.
Pemilihan paduan tertentu tergantung pada banyak hal, antara lain
kekuatan, kemudahan dalam pemberian bentuk, berat jenis, harga bahan baku,
upah pembuatan dan penampilannya. diperlihatkan perbandingan berat jenis
berbagai logam bukan besi. Kebanyakan logam bukan besi tahan terhadap
korosi (air atau kelembaban). Secara umum semakin berat suatu logam bukan
besi semakin baik daya tahan korosinya. Pengecualian pada aluminium, pada
permukaan nya terbentuk suatu lapisan oksida yang dapat melindungi logam
aluminium tersebut dari korosi selanjutnya.

Warna asli dari logam bukan besi, yaitu kuning, abu-abu, perak, dan lain
sebagainya, termasuk teknik pewarnaan, seperti: anodisasi pada aluminium,
dapat menambah nilai estetika logam-logam tersebut. Pada umum nya, logam
non-besi mempunyai daya hantar listrik lebih baik dibandingkan dengan besi,
sebagai contoh: tembaga, mempunyai daya hantar listrik 5,3 kali lebih baik
dibandingkan besi, sedang kan aluminium, 3,2 kali lebih baik. Demikian juga
hal nya dengan titik cair, titik cair logam bukan besi berkisar antara 327 0C
s/d 1800 0C, namun untuk penuangan, biasanya suhu nya dinaik kan antara
200 0C s/d 315 0C diatas suhu titik cair nya. Umum nya logam bukan besi,
agak sulit untuk dilas, sedangkan kemampuan terhadap pengecoran,
permesinan dan pembentukan, berbeda-beda, misalnya: ada logam yang dapat
mengalami pembentukan dengan pengerjaan dingin, namun ada pula yang
tidak mungkin untuk dibentuk dalam keadaan dingin.

 Proses Peleburan

Logam bukan besi tidak ditemukan sebagai logam murni dialam bebas,
biasanya masih ter- ikat sebagai oksida dengan berbagai macam kotoran-
kotoran yang membentuk bijih-bijih. Ada beberapa tahapan untuk mengolah
bijih logam bukan besi, yakni:

1) tahap penghalusan mineral


2) tahap pencucian
3) tahap pemisahan antara logam dengan kotoran
4) tahap peleburan

Kadang-kadang, tahap proses peleburan menjadi lebih sulit, misal nya


karena bijih tembaga, timah hitam dan seng, hanya di dapat di suatu daerah
tertentu saja, atau bahkan disuatu daerah dijumpai campuran dari 21 jenis
bijih logam bukan besi.

1.7. Bahan Alam


Bahan alam merupakan bahan baku produk yang diperoleh dan digunakan
secara langsung dari bahan alam. Oleh karena itu, produk akhir yang
menggunakan bahan baku ini akan memiliki sifat yang sama dengan bahan
asalnya. Bahan alam yang termasuk dalam kelompok ini antara lain : asbes, karet,
kayu, batu, kulit dan lain-lain.
A. Asbes
Asbes adalah suatu jenis mineral yang terdiri dari asam kerbik dan
magnesium yang berbentuk serat. Untuk beberapa mineral sangat berbeda dalam
komposisi kekuatan, fleksibilitas, dan kualitas dari serat-seratnya. Misalnya jenis
krisotil yang bentuk seratnya bervariasi, tidak dapat dipintal tetapi lebih tahan
terhadap asam.
Asbes dipakai untuk melapisi rem mobil. Serat asbes yang murni dipakai
untuk keperluan kimia. Tali asbes dan kain asbes banyak digunakan untuk
bermacam-macam keperluan. Misalnya untuk kaos tangan, baju tahan api, isolasi
listrik dan panas, bahan paking, bius sumbat dan peredam bunyi.

B. Karet
Karet diperoleh dari getah pohon Hevea brasiliensis yang tumbuh di
daerah tropis. Pohon-pohon karet tersebut disayat kulitnya untuk mendapatkan
getah putih yang disebut lateks. Lateks yang diperoleh dari proses penyayatan
pohon karet terdiri dari bola karet dan air.
Karet tidak dapat menjadi cair, tetapi pada suhu 200°C menjadi suatu masa
kental yang akan memuai pada pemanasan yang lebih tinggi. Untuk membuat
bahan elastis atau kenyal, maka karet itu divulkanisir atau diberi campuran
belerang. Karet dapat ditambahkan bahan pengisi, misalnya arang, kapur,
antimon, dan timbel.
Karet tahan terhadap keausan. Karet sintesis atau karet tiruan dibuat dari
mineral minyak bumi. Karet sintesis lebih tahan terhadap minyak dan gemuk,
tetapi kurang tahan terhadap temperatur tinggi.
C. Kulit
Kulit diperoleh dari hewan. Untuk membuat bahan paking dari kulit, kulit
hewan berturut-turut harus dibersihkan, disamak, dan digemuki. Untuk menyamak
jenis kulit yang berat, kulit tersebut biasanya dipotong lima, yaitu satu bagian
leher, dua bagian perut dan dua krupon (bagian punggung). Kulit yang berasal dari
krupon dinamakan kulit inti. Untuk penggunaan teknik seperti umpamanya sabuk
mesin dan paking biasanya digunakan kulit inti.
Menyimak ialah suatu proses pengawetan kulit, sehingga kulit tidak akan
rusak. Penyamakan dilakukan dengan bahan penyamak tumbuh-tumbuhan, bahan
penyamak sintesis atau bahan penyamak mineral. Kulit yang disamak dengan
asam krom mineral dinamakan kulit krom. Kulit, selain dipakai dalam bentuk
gelang juga sebagai paking pelat-pelat, terutama digunakan dalam bentuk manset
sebagai paking perapat untuk batang.
1.8. Bahan Buatan
Bahan buatan merupakan bahan yang diolah secara sintesis dengan cara
mengubah komposisi kimianya. Bahan-bahan buatan biasanya diperoleh dari
senyawa kimia dengan komposisi berbagai unsur sehingga akan diperoleh suatu
sifat tertentu secara spesifik atau sifat yang menyerupai sifat bahan alam. Bahan
ini dikenal sebagai bahan plastik (plastics materials), yakni suatu bahan yang
pertama kali dibuat oleh Leo Baekeland orang Belgia pada tahun 1907 dan
dipatenkan dengan nama Baklite.

Plastik dibagi dalam 2 (dua) golongan yaitu golongan “termoplast” dan


golongan “termohard”. Sifat dari kedua golongan plastik tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:

a. Termoplats, dibentuk dari molekul-molekul panjang, jadi


termoplast adalah bahan yang dapat menjadi plastik oleh
pemanasan dan dalam keadaan ini bahan tersebut dapat
dibentuk.
b. Termohard, terbentuk dari molekul-molekul bentuk
jaringan besar, jadi termohard adalah bahan yang dengan
pemanasan tidak menjadi lembek dan tidak dapat cair.
BAB III
HASIL PENGAMATAN

1. Panci

Gambar 3.1 Panci


Dikutip dari Buku Saku Keluarga dan Peralatan Dapur (2018)
karya Tohyan Priyanto, panci terbuat dari bahan logam, alumunium, baja,
dan stainless steel. Bahan tersebut dipilih karena merupakan konduktor
atau penghantar panas yang baik. Selain sebagai konduktor, bahan itu juga
dipilih karena lebih aman digunakan, misalnya tidak mudah terbakar,
meleleh, bahkan rusak.

2. Pisau

Gambar 3.2 Pisau

Bahan yang pertama yaitu carbon steel atau baja karbon. Dilansir
dari Kitchen Rank, bahan ini telah digunakan selama berabad-abad untuk
membuat pisau dapur. Bahan ini merupakan besi dengan baja karbon yang
ditambahkan. Penambahan karbon ke dalam baja membuat lebih kuat dan
menjaga tepi pisau agar sangat tajam lebih lama. Namun, hal ini juga
rentan terhadap karat apabila tidak dirawat dengan benar dilansir dari NBC
News. Pisau dengan bahan ini banyak disukai orang karena walaupun
lebih murah tetapi bisa stabil dan tahan lama. Pisau dapur yang terbuat
dari baja karbon sangat ideal untuk orang yang mencari pisau dengan tepi
yang sangat tajam, kuat, dan tahan lama.
3. Paku Payung

Gambar 3.3 Paku Payung

Paku (nail) adalah sebuah material yang terbuat dari besi, baja,
alumunium, dan kawat yang bentuknya slinder dan berujung lancip serta
berkepala agak lebar. Paku ini dinamakan paku payung karena kepala paku
ini menyerupai payung. Paku ini terbuat dari besi yang dilapisi galvanis.
Biasanya digunakan pada pemakuan seng, asbes, fiber, dan kayu. Tetapi
khusus penggunaannya pada kayu tidak umum digunakan.
4. Palu

Gambar 3.4 Palu

Palu merupakan alat kerja yang terbuat dari bahan logam, besi baja
cor yang dirancang untuk memberikan tumbukan pada suatu obyek.
Bagian umum palu terdiri dari kepala dan gagang palu, sebagian berat
lebih ke bagian kepala palu.

5. Catut

Gambar 3.5 Catut

Catut merupakan alat kerja yang terbuat dari baja yang biasa
digunakan untuk alat kontruksi bangunan. Catut biasanya digunakan untuk
memotong kawat atau mengencangkan ikatan yang menggunakan kawat.

6. Kawat

Gambar 3.6 Kawat Bendrat


Kawat Bendrat memiliki nama lain, seperti kawat beton atau kawat ikat,
merupakan jenis kawat lunak yang terbuat dari kawat baja karbon, disebut
juga sebagai kawat anyaman yang berfungsi sebagai penguat atau pengikat
rangka besi tulangan sebelum di cor. Serat kawat bendrat adalah bahan tambah
berupa serat baja, yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki kuat tarik belah
beton. Pada saat ini sudah banyak yang menggunakan beton serat baja.

7. Kunci Inggris

Gambar 3.7 Kunci Inggris

Kunci Inggris adalah kunci untuk melepas atau memasang mur/baut


yang dapat disetel menyempit atau melebar menyesuaikan dengan ukuran mur
atau bautnya. konstruksinya terdiri dari rahang diam, rahang geser ulir
penyetel dan lengan. Apabila ulir penyetel diputar rahang geser akan bergerak
menyempit atau melebar.

Sebuah perangkat digunakan untuk mengunci rahang yang bebas


bergerak tersebut pada posisi yang diperlukan, kunci inggris ini dibuat
dari baja tempa berkualitas tinggi dan permukaanya dilapisi khrom atau
difurnish hitang agar tahan lama.

8. Gergaji
Gambar 3.8 Gergaji

Daun gergaji dibuat dari baja bermutu tinggi yang sangat keras,
sehingga ketajaman gerigi tidak selalu diruncingkan kembali. Untuk
mengetahui spesifikasi gergaji, dapat dilihat pada daun gergaji di dekat
tangkai pegangan, yang menyebutkan jumlah gigi perkepanjangan 25 mm.
Pemegang gegaju tangan tersebut terbuat dari kayu.

9. Linggis

Gambar 3.9 Linggis

Linggis adalah suatu alat yang terbuat dari batang logam yang kedua
ujungnya memipih, dengan salah satunya melengkung. Terdapat pula linggis
yang melengkung di kedua ujungnya. Di ujung-ujungnya itu terdapat sela
berbentuk huruf "V" yang sering digunakan untuk mencabut paku. Sebagian
besar linggis terbuat dari material baja yang merupakan logam padat dan kuat
sehingga membuat linggis memiliki ketahanan yang lebih lama untuk
digunakan. Sementara itu, jenis linggis lainnya terbuat dari material titanium,
yang merupakan logam dengan sifat yang lebih ringan.
10. Kunci Pass

Gambar 3.10 Kunci Pass

Kunci ring juga terbuat dari logam paduan Chrome Vanadium. Kunci
ring berfungsi untuk memasang atau melepaskan kepala baut atau mur yang
mempunyai momen pengencangan yang cukup besar dan memungkinkan
dapat bekerja pada ruang yang terbatas.

11. Tabung Gas

Gambar 3.11 Tabung Gas

Tabung Gas LPG (Liquified Petroleum Gas) adalah tabung


bertekanan yang dibuat dari plat baja karbon canai panas, digunakan
untuk menyimpan gas LPG (Liquified Petroleum Gas) dengan
kapasitas pengisian antara 3 kg (7,3 liter) sampai dengan 50 kg
(108 liter).

12. Sekrup

Gambar 3.12 Sekrup

Baut ini terbuat dari besi yang memiliki kekuatan grade 4T atau 4.6.
Baut dan mur ini memiliki lapisan galvanis berwarna kuning untuk daya tahan
karat yang baik.

13. Gantungan Baju


Gambar 3.13 Gantungan Baju

Gantungan baju ini terbuat dari kawat baja karbon. Gantungan baju
dari kawat memiliki bahan yang cenderung lebih tipis. Inilah yang membuat
gantungan baju mudah berubah bentuk dan tidak kuat menopang pakaian
terlalu berat. Untuk itu, gantungan baju kawat cocok untuk pakaian yang
ringan dan tipis.

14. Mangkok Keramik

Gambar 3.14 Mangkok Keramik

Keramik terbuat dari tanah liat cokelat atau merah. Mangkok berbahan
keramik dipastikan aman karena sifatnya yang anti-leleh dalam panggangan
yang bertemperatur sangat tinggi.

15. Mangkok Besi


Gambar 3.15 Mangkok Besi

Mangkok stainless steel adalah jenis mangkok yang terbuat dari bahan
stainless steel, yaitu paduan besi dengan kromium dan beberapa logam
lainnya. Mangkok stainless steel biasanya digunakan sebagai wadah untuk
makanan atau sebagai wadah untuk mencuci piring dan peralatan makan.
Kelebihan mangkok stainless steel yaitu tahan lama, tahan terhadap suhu,
mudah dibershikan, dan tampilan yang elegan.

16. Pintu Kayu

Gambar 3.16 Pintu Kayu

Pintu adalah sebuah bukaan pada dinding / bidang yang memudahkan


sirkulasi antar ruang-ruang yang dilingkupi oleh dinding / bidang tersebut.
Pintu ini terbuat dari kayu laban. Kelebihan pintu kayu adalah bila
menggunakan bahan yang berkualitas maka pintu ini bisa bertahan hingga
puluhan tahun lamanya. Kemudian bahan yang berkualitas tinggi mampu
menahan benturan dan tekanan. Belum lagi pintu yang sudah tidak digunakan
bisa didaur ulang untuk pembuatan furniture lain.
17. Gagang Pintu

Gambar 3.17 Gagang Pintu

Gagang pintu adalah sebuah ganggang yang dipakai untuk membuka


atau menutup pintu. Gagang pintu ini terbuat dari alumunium. Kelebihan dari
gagang pintu alumunium yaitu : Memiliki warna asli yang elegan,bahannya
sangat ringan, aplikasi mudah, harga sangat terjangkau, tahan lama, tidak
mudah berkarat.

18. Gantungan baju


Gambar 3.18 Gantungan baju plastik

Gantungan baju dari plastik mudah didapatkan dan murah meriah.


Selain itu, warna dan bentuk gantungan baju ini sangat beraneka ragam.
Sayangnya, gantungan baju plastik lebih mudah rusak atau patah. Jadinya,
tidak cocok digunakan untuk menggantung pakaian yang berat, seperti mantel
atau jaket yang terlalu tebal.

19. Kursi dan Meja

Gambar 3.19 Kursi dan Meja

Meja dan kursi adalah sebuah mebel atau perabotan yang memiliki
permukaan datar dan kaki-kaki sebagai penyangga, yang bentuk dan fungsinya
bermacam-macam. Kayu tersebut dibuat dari kayo mahoni. Kelebihan dari
kayu mahoni adalah daya tahan kayu yang lama, tampilan serat kayu yang
halus, harga ekonomis, memiliki kandungan minyak alami yang rendah, dan
jenis kayu yang tidak mudah mengalami penyusutan.
20. Saklar

Gambar 3.20 Saklar

Sakelar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan


jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Saklar tersebut dibuat dari bahan
plastik, hal ini karena lebih aman untuk menggunakan saklar yang terbuat dari
bahan plastik tujuannya untuk menghindari adanya resiko sengatan listrik.
BAB IV
KESIMPULAN

Di rumah banyak sekali peralatan ataupun perabotan yang biasa digunakan


sehari-hari. Peralatan-peralatan tersebut dibuat dengan bahan dasar logam, bahan
alam, maupun buatan. Bahan-bahan dasar ini tentunya tergantung kegunaan
sehingga dapat menyesuaikan sifat dari bahan dasar tersebut. Contohnya dalam
wajan, wajan terbuat dari logam yg dilapisi stainless steel. Hal ini karena logam
tahan panas. Pada pegangan wajan biasanya terbuat dari bahan karet karena karet
penghantar panas yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alexandro Leon (2017). “Material Non Logam (Universitas Atma Jaya)”
2. Muhammad Gulam Nugraha (2014). “Logam (Institut Teknologi
Indonesia”
3. Armato, H., dan Daryanto. (2006). Ilmu Bahan. Cetakan Ketiga. Jakarta:
Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai