Anda di halaman 1dari 19

Tugas Power Point Proses Pemesinan

Materi Coolant
Nama kelompok :
1. Anshori Ashfal Maulana (220103074)
2. Argya Athallah (220303075)
3. Muhammad Rayfan NH (220203088)
4. Muhammad Renza (220103089)
Coolant
Pengertian Coolant

Secara umum coolant adalah media pendingin yang digunakan untuk


mendinginkan benda kerja dan alat potong pada saat proses permesinan.
Digunakan pula untuk melumasi alat potong sehingga memiliki umur pakai yang
lebih lama.
Collant merupakan cairan hasil campuran ethylene atau propylene glycol dan
air. Biasanya rasio perbandingan zat mineral itu berkisar 50/50. Penggantian
cairan coolant perlu dilakukan karena pemakaian coolant yang terlalu lama
menyebabkan timbunan pasir. Pasir yang terlalu berlebihan sanggup menutup
sistem saluran pendinginan. Penggantian ini harus dilakukan karena dalam fase
tertentu, kualitas coolant bisa menurun akibat panas dan lingkungan yang kotor.
Selain itu, korosi pada radiator juga bisa mengakibatkan terjadinya pengendapan
kotoran pada coolant.
Lanjutan.....

Apabila penggantian coolant tidak dilakukan maka pengendapan kotoran


yang terlalu banyak berpotensi menutup sistem saluran pendingin, sehingga
menyebabkan arus pendinginan mesin terganggu. Bila hal ini terjadi, mesin
mudah panas dan memicu mogok. Rentetan masalah lebih krusial pada mesin
bisa terjadi.
Fungsi coolant

Fungsi coolant pada mesin milling dan bubut secara umum adalah sebagai
berikut:
 Menurunkan temperatur pahat pada saat pemotongan.
 Menurunkan gaya potong.
 Memperpanjang umur pahat.
 Melumasi elemen pembimbing (ways).
 Memperhalus atau memperbaiki kualitas permukaan benda kerja.
 Membersihkan geram dari bidang geram pada saat proses pemotongan.
 Proteksi korosi pada permukaan benda kerja yang baru terbentuk.
Jenis coolant

1. Water coolant

Adalah salah satu jenis coolant yang biasanya digunakan dan dikhususkan
untuk pengerjaan benda-benda yang hanya mengalami proses permesinan
(pemotongan) skala kecil, yang sedikit berpengaruh pada material total. Misal:
digunakan untuk pengerjaan facing benda dengan material kecil.
2. Oil Coolant
Berkebalikan dengan water coolant, Oil coolant biasanya digunakan
untuk pengerjaan benda yang mengalami hard process. Proses permesinan
(pemotongan) biasanya berlangsung secara continue dan berefek besar pada
material total. Misal: pengerjaan pada mesin pfauter.
3. Air Spray Coolant

Digunakan untuk pengerjaan benda-benda yang menghasilkan sisa


pemotongan berupa serbuk, biasanya akan menyebabkan kerusakan jika
menempel pada bagian mesin yang bergeser. Misal: pengerjaan material brass
dan cash.
4. Water and Oil Coolant

Digunakan untuk pengerjaan material secara umum. Bisa digunakan untuk


proses ringan maupun proses yang berat. Karena campuran antara oli dan air
memiliki ketahanan panas yang baik dan ketahanan terhadap karat yang cukup
baik. Misal: pengerjaan st.60 pada mesin VG45.
5. Ethanol coolant
Masih sangat jarang digunakan dalam proses permesinan, tetapi merupakan
coolant yang ideal untuk high speed and micro machining karena viskositas
ethanol yang lebih dari oli menjadikan ethanol lebih mudah “mengcover” bagian
yang mengalami proses permesinan. Dikhususkan untuk material non-ferro. Misal:
nillon.
6. Liquid Ice Coolant

Merupakan salah satu dari jenis coolant terbaru yang belum banyak
digunakan. Sangat mudah larut dalam air, dan cocok digunakan untuk proses
metalworking. Cocok untuk berbagai macam mesin mulai dari milling,
turning dan juga grinding. Tidak beracun, tidak menyebabkan penyakit, dan
tidak menimbulkan bau.
Jenis jenis coolant berdasarkan
kandungan oil didalamnya
 Coolant sintetik : 0% oil
 Coolant semi sintetik : 3% – 30% oil
 Coolant mikro emulsi : 30% – 50% oil
 Coolant emulsi : 50% oil
 Coolant straight oil / neat oil : 100% oil
Coolant sintetik

 Memiliki fungsi pendinginan maksimum


 Pelumasan mekanik bukan pertimbangan utama
 Digunakan pada operasi kecepatan tinggi
 Untuk grinding permukaan, silindris dan centerless
Coolant semi sintetik

 Untuk pendinginan yang tinggi


 Pelumasan mekanik yang sedang
 Melunakkan residu
 Pengerjaan pembuatan lubang
 Untuk perataan, pembentukan permukaan (silindris)
 Through feed centerless grinding
 Sebagai cutting fluid – untuk pemotongan lempengan
Coolant mikro emulsi

 Untuk wetting dan penetrasi yang sangat tinggi


 Pelumasan mekanikal yang cukup tinggi
 Untuk residu yang ringan dan bersih
 Untuk kombinasi pelumasan yang cukup tinggi dan pendinginan yang baik
 Untuk material dengan luas permukaan yang besar dan kasar seperti besi
tuang
 Untuk mesin yang lebih tua
Coolant emulsi

 Pelumasan mekanikal yang tinggi


 Jika sedikit lapisan minyak diperlukan
 Grinding permukaan dan silindris
 Pemotongan lempengan
 Through-feed dan in-feed centerless grinding
Coolant straight oil / neat oil

 Pelumasan yang maksimal


 Untuk extreme pressure
 Aplikasinya mudah karena tidak perlu dicampur dengan air
 Potensi korosi sangat rendah karena bebas air
 Jika pelumasan lebih penting ketimbang pendinginan
 Desain mesin dirancang untuk menggunakan jenis ini
kesimpulan

 Coolant dengan oil rendah digunakan jika diperlukan pendinginan maksimal


 Coolant dengan oil tinggi digunakan jika diperlukan pelumasan maksimal
 Dari semua jenis coolant, hanya straight oil yang pemakaiannya tidak boleh
dicampur dengan air; meski akibatnya memerlukan biaya tinggi, tapi coolant
jenis ini memiliki kelebihan yang khas seperti telah disebutkan
Contoh Permasalahan Yang Sering Terjadi
Mata potong yang digunakan biasanya cepat aus atau tumpul bila tidak
menggunakan Coolant. Sebaliknya, mata potong yang dialiri atau disemprotkan
coolant ketika proses pemakanan tidak cepat tumpul

Anda mungkin juga menyukai