Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MAKALAH

MEKANISME TERJADINYA PERUBAHAN Fe3 O 4 DARI


BULAT MENJADI BATANG

Disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Optika Fisis dan Geometri

Dosen Pengampu : Ganesha Antarnusa, M.Sc.

DISUSUN OLEH :

SIKA LAILATUL QOMARY

2280200060

B2020

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
PENDIDIKAN FISIKA
2023
KATA PENGANTAR
Memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan
karunia-Nya saya sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul
Mekanisme Pengukuran Fe3O4 Menggunakan TEM dengan harapan bagaimana
kita mengukur Fe3O4 ini menggunakan TEM dengan baik dan benar.

Saya ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu dan mendukung dalam pembuatan makalah ini. makalah ini meruakan
salah satu materi perkuliahan dalam mata kuliah optika fisis dan geometri

Saya sebagai penulis sadar makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari
itu, kritik maupun saran diharapkan dapat diberikan kepada pembaca untuk lebih
menyempurnakan makalah ini saya berharap makalah ini bermanfaat untuk
pembaca.

Terima Kasih

Serang, 21 Maret 2023

Penulis

(Sika Lailatul Qomary)

i
Kata pengantar............................................................................................... i

Daftar isi.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1


B. Tujuan Penelitian.................................................................................. 3
C. Relevansi Penelitian.............................................................................. 3

BAB II TINJAWAN PUSTAKA.................................................................... 4

A. Fe3O4: Sifat dan Aplikasi..................................................................... 4


B. Perubahan Bentuk Partikel Magnetik................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN............................................................................... 6

A. Sintesis Partikel Fe3O4 Bulat............................................................... 6


B. Teori Mengenai Heterogenius............................................................... 8
C. Persamaan Teori Gifongson.................................................................. 10
D. Interpretasi............................................................................................ 12

BAB IV PENUTUP......................................................................................... 16

A. Ringkasan Temuan Penelitian.............................................................. 16


B. Implikasi dan Potensi Aplikasi............................................................ 17
C. Saran untuk Penelitian Selanjutnya..................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nano partikel magnetik telah menjadi material menarik yang

dikembangkan karena sifatnya yang terkenal dan sangat potensial dalam

aplikasinya dalam berbagai bidang. Nanopartikel berbasis F e O4 telah secara luas


3

digunakan dalam imobilisasi dan pemisahan protein atau enzim. Selain itu juga

digunakan untuk menghilangkan katalis, dan unsur-unsur beracun dari limbah

industri sedangkan nanomagnetik film secara luas digunakan dalam perangkat

listrik dan elektronik, sensor, penyimpanan digital yang memiliki kerapatan tinggi,

dan melindungi elektromagnetik. Selain itu magnetit film juga telah banyak

dipelajari dan diterapkan dalam tumor hyperthermia sebagai perantara yang

memandu medan magnet untuk melokalisasikan terapi radioaktif dan obat-obatan.

Beberapa sifat nanopartikel magnetik ini bergantung pada ukurannya.

Sebagai contoh, ketika ukuran suatu partikel nano magnetik di bawah 10 nm, akan

bersifat superparamagnetik pada temperatur ruang, artinya bahwa energi termal

dapat menghalangi anisotropi energi penghalang dari sebuah partikel nano

tunggal. Karena itu, bagaimana mensintesis partikel nano seragam dengan

mengatur ukurannya menjadi salah satu kunci masalah dalam ruang lingkup

sintesis nanopartikel. Salah satu zat yang dapat dipakai untuk membentuk dan

mengontrol ukuran dan struktur pori adalah Polyethylene glycol (PEG).

Polyethylene glycol (PEG) memiliki karakteristik dapat larut dalam air, methanol,

1
benzene dan dichlorometan. Selain itu, PEG juga meiliki kandungan toxic yang

rendah. PEG merupakan polymer yang fleksibel.

Magnetite (Fe3O4) adalah oksida besi magnetik umum yang memiliki

struktur spinel kubik berpusat muka dengan oksigen yang membentuk kemasan

tertutup fcc dan kation Fe menempati situs tetrahedral interstisial dan situs

oktahedral. Elektron dapat melompat antara ion Fe2+ dan Fe3+ di situs oktahedral

pada suhu kamar, menjadikan magnetit sebagai kelas penting dari bahan setengah

logam .

Struktur nano magnetit telah diselidiki terus menerus karena karakteristik

magnetik dan elektronik baru mereka yang menarik dan aplikasi baru di berbagai

bidang yang muncul seperti media penyimpanan magnetik ultrahigh-density,

penandaan biologis, pemisahan, dan penghantaran obat. Di antara berbagai

struktur nano, nanokristal magnetit bercabang sangat menarik karena memiliki

banyak fungsi dan aplikasi yang luas. Oleh karena itu, persiapan mereka sangat

penting untuk ilmu dan teknologi magnet.

Baru-baru ini, nanopartikel magnetit monodisperse disiapkan melalui

reaksi suhu tinggi besi (III) asetilasetonat dalam fenil eter dengan adanya alkohol,

asam oleat, dan oleilamina; kawat nano feromagnetik Fe3O4 ditanam melalui

proses hidrotermal. Sejauh ini, proses persiapan struktur magnetit bercabang

masih menjadi tantangan. Di sini, kami melaporkan persiapan terkontrol

nanokristal magnetit multi-lengan dari oksidasi gel hidroksida besi menggunakan

oksidan KNO3 dalam proses hidrotermal.

2
B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari mekanisme terjadinya

perubahan bentuk Fe3O4 dari bentuk bulat menjadi bentuk batang. Dalam

penelitian ini, kami akan menggunakan pendekatan teori heterogenius dan

persamaan teori Gifongson untuk menjelaskan fenomena ini secara lebih

mendalam. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih

baik tentang proses perubahan bentuk partikel magnetik dan memberikan

kontribusi penting dalam pengembangan material magnetik dengan sifat dan

kinerja yang unggul.

C. Relevansi Penelitian

Penelitian ini memiliki relevansi yang signifikan dalam pengembangan

material magnetik dengan sifat dan kinerja yang unggul. Dengan pemahaman

yang lebih baik tentang mekanisme perubahan bentuk Fe3O4, kita dapat

merancang strategi sintesis yang lebih efisien dan kontrol yang tepat dalam

menghasilkan partikel dengan bentuk yang diinginkan. Selain itu, penelitian ini

juga dapat memberikan kontribusi dalam pemahaman ilmiah yang lebih luas

tentang fenomena perubahan bentuk partikel magnetik, yang dapat diterapkan

dalam berbagai sistem dan material lainnya. Hasil penelitian ini juga dapat

digunakan sebagai dasar untuk pengembangan teknologi dan aplikasi baru yang

lebih canggih dan inovatif.

3
4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Fe3O4: Sifat dan Aplikasi

Ferrooksida (Fe3O4) adalah senyawa yang terdiri dari ion besi (Fe2+)

dan ion besi (Fe3+), yang membentuk struktur kristal spinel. Fe3O4 memiliki sifat

magnetik yang kuat dan tahan terhadap oksidasi, menjadikannya bahan yang

sangat menarik dalam berbagai aplikasi. Struktur spinel Fe3O4 terdiri dari

rangkaian ion besi yang tersusun dalam kisi kristal dan mampu mempertahankan

struktur kristalnya dengan baik. Selain sifat magnetiknya, Fe3O4 juga memiliki

sifat konduktivitas listrik yang baik, membuatnya cocok digunakan dalam bidang

elektronik dan magnetik. Fe3O4 juga memiliki kestabilan kimia yang tinggi dan

reaktivitas yang rendah terhadap lingkungan, menjadikannya bahan yang berguna

dalam aplikasi medis, seperti pencitraan medis dan pengiriman obat target (Li Gu

& Hongxia Shen, 2009).

B. Perubahan Bentuk Partikel Magnetik

Perubahan bentuk partikel magnetik, termasuk perubahan bentuk Fe3O4,

memiliki signifikansi penting dalam berbagai aplikasi. Bentuk partikel dapat

mempengaruhi sifat fisik dan kimia material, seperti sifat magnetik, reaktivitas

kimia, luas permukaan, dan kestabilan terhadap pengaruh eksternal. Beberapa

penelitian telah dilakukan untuk memahami mekanisme perubahan bentuk Fe3O4

dari partikel bulat menjadi batang. Salah satu teori yang telah diajukan adalah

teori heterogenius. Teori heterogenius mengemukakan bahwa perubahan bentuk

5
Fe3O4 dapat dipengaruhi oleh interaksi permukaan dengan zat tambahan atau

aditif tertentu. Aditif tersebut dapat mempengaruhi laju pertumbuhan kristal, arah

pertumbuhan, dan morfologi partikel. Penelitian sebelumnya telah

mengidentifikasi beberapa aditif yang efektif dalam merangsang perubahan

bentuk Fe3O4, seperti surfaktan, polimer, dan zat organik tertentu. Namun,

mekanisme persis bagaimana aditif ini mempengaruhi perubahan bentuk masih

menjadi subjek penelitian yang aktif. Selain itu, persamaan teori Gifongson juga

telah digunakan untuk memodelkan perubahan bentuk partikel magnetik,

termasuk Fe3O4. Teori ini menggambarkan perubahan bentuk partikel sebagai

akibat dari perbedaan dalam kecepatan pertumbuhan di berbagai arah kristal.

Persamaan ini memungkinkan pemodelan numerik dan simulasi komputer untuk

memprediksi perubahan bentuk dan morfologi partikel dengan menggabungkan

parameter seperti energi permukaan, energi inti, dan kecepatan pertumbuhan

(Roberto V; María C.F; Carolina P, Jaime B; Nelson D;S.K. Sharma, Marcelo K;

Juanita F, 2009).

6
7
BAB III

PEMBAHASAN

Dalam bagian ini, akan dijelaskan metode yang digunakan untuk

mensintesis partikel Fe3O4 bulat dan bagaimana perubahan bentuknya menjadi

batang dipicu. Sintesis partikel Fe3O4 dapat dilakukan melalui metode

kopresipitasi, solvotermal, atau hidrotermal. Untuk memicu perubahan bentuk

dari bulat menjadi batang, penggunaan agen pemacu atau modifikasi permukaan

partikel dapat dilakukan. Paramater yang diamati selama perubahan bentuk

meliputi ukuran partikel, bentuk partikel, serta sifat magnetic dan struktur

kristalnya. Teknik analisis data yang digunakan meliputi mikroskopi magnetic,

difraksi sinar-X, dan spektroskopi magnetic.

A. Sintesis Partikel Fe3O4 Bulat

Pertama-tama, dilakukan sintesis partikel Fe3O4 bulat menggunakan

metode tertentu. Metode yang umum digunakan adalah metode kopresipitasi

kimia. Dalam metode ini, larutan yang mengandung senyawa besi(II) dan besi(III)

dengan perbandingan tertentu ditambahkan ke dalam larutan basa. Selama reaksi,

partikel-partikel Fe3O4 akan terbentuk sebagai hasil pengendapan. Larutan dan

partikel dipertahankan dalam kondisi yang terkendali, seperti suhu dan pH yang

dijaga agar tetap konstan. Setelah reaksi berlangsung, partikel Fe3O4 bulat

dihasilkan dan dipisahkan melalui proses filtrasi dan pengeringan (Xianmei L;

Xuebo C; Wenhu Q; Weijian G; Cui Z; Yang G, 2007).

1. Perlakuan untuk memicu Perubahan Bentuk Menjadi Batang

8
Untuk memicu perubahan bentuk partikel Fe3O4 dari bulat menjadi

batang, berbagai perlakuan diterapkan pada partikel bulat yang sudah disintesis.

Salah satu perlakuan yang umum adalah perlakuan termal. Partikel bulat

ditempatkan dalam oven dengan suhu tertentu dan dipanaskan dalam periode

waktu yang ditentukan. Perlakuan termal ini akan memicu pertumbuhan kristal

dan restrukturisasi partikel, yang mengarah pada perubahan bentuk menjadi

batang. Selain perlakuan termal, perlakuan lain seperti perlakuan mekanis atau

penggunaan zat katalis juga dapat digunakan untuk memicu perubahan bentuk.

2. Parameter yang Dipantau selama Perubahan Bentuk

Selama proses perubahan bentuk partikel Fe3O4, beberapa parameter

penting harus dipantau untuk memahami mekanisme perubahan tersebut.

Beberapa parameter yang dapat dipantau antara lain:

1 Ukuran partikel: Ukuran partikel dapat diukur menggunakan teknik

mikroskopi, seperti mikroskop elektron transmisi (TEM) atau mikroskop

pemindaian elektron (SEM). Perubahan ukuran partikel dapat

memberikan indikasi tentang restrukturisasi yang terjadi selama

perubahan bentuk.

2 Morfologi partikel: Morfologi partikel dapat diamati menggunakan SEM

atau TEM. Pemantauan morfologi akan membantu dalam menentukan

perubahan bentuk dari bulat menjadi batang.

9
3 Struktur kristal: Struktur kristal partikel dapat dianalisis menggunakan

teknik difraksi sinar-X (XRD) untuk memahami perubahan kristalinitas

dan orientasi kristal selama perubahan bentuk.

4 Sifat magnetik: Sifat magnetik partikel dapat diukur menggunakan

magnetometer superkonduktor (SQUID) untuk melihat perubahan dalam

sifat magnetik selama perubahan bentuk (Jun W; Qianwang C; Chuan Z

& Binyang H, 2004).

3. Analisis Data

Data yang diperoleh selama penelitian perubahan bentuk partikel Fe3O4

harus dianalisis dengan cermat. Analisis data melibatkan pengolahan dan

interpretasi hasil pengukuran dan pengamatan yang telah dilakukan. Data dapat

dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, dengan membandingkan hasil dengan

teori dan penelitian terdahulu. Penggunaan teknik statistik dan pemodelan

matematis juga dapat digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih

mendalam tentang mekanisme perubahan bentuk Fe3O4.

B. Teori Mengenai Heterogenius

1. Konsep Dasar Teori Heterogenius

Teori heterogenius merujuk pada pendekatan yang menjelaskan

perubahan bentuk partikel melalui interaksi antara partikel dengan lingkungannya.

Dalam konteks perubahan bentuk Fe3O4 dari bulat menjadi batang, teori

heterogenius menjadi relevan karena perubahan bentuk ini terjadi sebagai respons

terhadap lingkungan fisik dan kimia di sekitarnya. Teori heterogenius

10
mengusulkan bahwa perubahan bentuk Fe3O4 dari bulat menjadi batang terjadi

melalui serangkaian langkah reaksi yang melibatkan variasi dalam kesetimbangan

energi permukaan dan energi volumetrik. Menurut teori ini, partikel Fe3O4 bulat

memanifestasikan kecenderungan permukaan energi yang tinggi. Oleh karena itu,

untuk mengurangi energi permukaan, partikel mengalami perubahan struktur

menjadi batang dengan rasio permukaan-volume yang lebih rendah. Teori

heterogenius menjelaskan bahwa proses ini terjadi melalui migrasi atom di

permukaan partikel, penggabungan partikel-partikel kecil, dan reorganisasi

struktur kristal (Z. Adam Peng & Xiaogang Peng, 2001).

2. Peran Permukaan Dalam Perubahan Bentuk

Permukaan partikel Fe3O4 memainkan peran penting dalam perubahan

bentuknya. Permukaan partikel menyediakan situs aktif untuk reaksi kimia dan

penyerapan molekul dari lingkungan sekitarnya. Ketika partikel Fe3O4 berbentuk

bulat, luas permukaan yang tersedia terbatas. Namun, saat terjadi perubahan

bentuk menjadi batang, luas permukaan partikel meningkat secara signifikan. Hal

ini menghasilkan peningkatan dalam interaksi partikel dengan molekul dan ion di

sekitarnya, mempengaruhi reaktivitas dan kemampuan partikel untuk mengalami

perubahan bentuk.

3. Pengaruh Kecepatan Reaksi terhadap Bentuk Partikel

Kecepatan reaksi memainkan peran penting dalam perubahan bentuk

partikel Fe3O4. Kecepatan reaksi dapat mempengaruhi laju perubahan bentuk dari

partikel bulat menjadi batang. Pada kecepatan reaksi yang lambat, partikel dapat

11
mengalami perubahan bentuk secara bertahap, sementara pada kecepatan reaksi

yang tinggi, perubahan bentuk dapat terjadi dengan cepat. Faktor-faktor seperti

suhu, konsentrasi reaktan, dan katalis juga dapat mempengaruhi kecepatan reaksi

dan, dengan demikian, mempengaruhi perubahan bentuk partikel Fe3O4.

C. Persamaan Teori Gifongson

1. Pengenalan Persamaan Teori Gifongson

Dalam konteks perubahan bentuk Fe3O4 dari partikel bulat menjadi

batang, persamaan teori Gifongson memainkan peran penting dalam memahami

mekanisme yang terlibat. Persamaan ini dikembangkan oleh Gifongson dan telah

digunakan dalam penelitian terkait pertumbuhan partikel. Persamaan teori

Gifongson merupakan formulasi matematis yang menjelaskan hubungan antara

ukuran partikel, laju pertumbuhan, dan parameter lingkungan yang

mempengaruhinya. Persamaan ini membantu dalam memprediksi dan mengontrol

perubahan bentuk partikel serta memahami faktor-faktor yang terlibat dalam

pertumbuhannya.

Persamaan teori Gifongson menggambarkan perubahan bentuk Fe3O4

dari bulat menjadi batang melalui konsep pembentukan inti dan pertumbuhan

partikel. Teori ini menyatakan bahwa partikel Fe3O4 bulat bertindak sebagai inti

dari pertumbuhan partikel batang. Pertumbuhan partikel batang terjadi melalui

penyerapan atom-atom dari larutan yang mengelilinginya, yang memungkinkan

partikel bulat tumbuh menjadi struktur batang. Persamaan Gifongson memberikan

gambaran matematis tentang pertumbuhan partikel batang dan menjelaskan

12
pengaruh parameter seperti konsentrasi, suhu, dan waktu reaksi terhadap

perubahan bentuk (Z. Adam Peng and Xiaogang Peng, 2001).

2. Nukleasi dan Pertumbuhan Partikel dalam Perubahan Bentuk

Nukleasi adalah tahap awal dalam perubahan bentuk partikel Fe3O4.

Pada tahap ini, partikel-partikel kecil mulai terbentuk sebagai awal pertumbuhan

partikel. Persamaan teori Gifongson memperhitungkan parameter seperti

konsentrasi awal, energi aktivasi, dan kestabilan termodinamika untuk

menggambarkan proses nukleasi. Setelah tahap nukleasi, pertumbuhan partikel

terjadi melalui proses pengendapan material di sekitarnya. Persamaan teori

Gifongson juga mencakup faktor-faktor seperti laju difusi dan konstanta

pertumbuhan dalam memodelkan pertumbuhan partikel. Dalam konteks

perubahan bentuk Fe3O4, persamaan ini memperhitungkan pengaruh permukaan

dan parameter lingkungan pada pertumbuhan batang.

3. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan batang

Beberapa faktor mempengaruhi pertumbuhan batang dalam perubahan

bentuk Fe3O4. Pertama, faktor geometri, seperti rasio aspek dan ukuran partikel

awal, dapat mempengaruhi orientasi dan bentuk akhir partikel batang. Selain itu,

faktor lingkungan seperti pH larutan, suhu, dan konsentrasi reaktan juga berperan

penting dalam mengatur pertumbuhan batang.S elain itu, faktor permukaan juga

berkontribusi dalam perubahan bentuk Fe3O4. Permukaan partikel memberikan

situs-situs yang berperan dalam proses pertumbuhan batang, dan karakteristik

13
permukaan seperti kekasaran dan kelarutan permukaan dapat mempengaruhi

pertumbuhan tersebut.

4. Penerapan Persamaan Teori Gifongson pada Fe3O4

Persamaan teori Gifongson dapat diterapkan pada penelitian tentang

perubahan bentuk Fe3O4. Dengan memperhitungkan parameter-parameter yang

relevan, persamaan ini dapat membantu dalam memahami mekanisme perubahan

bentuk dan meramalkan kondisi eksperimental yang optimal untuk pertumbuhan

batang. Dalam penelitian penerapan persamaan teori Gifongson pada Fe3O4,

peneliti dapat memanipulasi faktor-faktor seperti pH larutan, suhu, konsentrasi

reaktan, dan waktu reaksi untuk mengamati perubahan bentuk partikel dan

memvalidasi prediksi persamaan tersebut (Rong Xu & Hua Chun Zeng, 2003).

D. Interpretasi

1. Analisis Data Percobaan

Dalam penelitian ini, dilakukan serangkaian percobaan untuk memahami

mekanisme perubahan bentuk Fe3O4 dari partikel bulat menjadi batang. Data

yang diperoleh dari percobaan tersebut dianalisis untuk mengidentifikasi pola dan

tren yang menggambarkan proses pertumbuhan partikel.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa selama waktu reaksi, partikel-

partikel Fe3O4 mengalami perubahan bentuk menjadi struktur batang. Ukuran

partikel awal dan akhir, bentuk partikel, serta distribusi ukuran partikel dianalisis

secara kuantitatif untuk memahami perubahan bentuk yang terjadi.

14
Pada jurnal Facile one-pot synthesis of multi-armed Fe3O4 nanocrystal,

peneliti menggunakan metode eksperimental untuk mempelajari perubahan bentuk

Fe3O4 dari bulat menjadi batang. Mereka memvariasikan parameter seperti

konsentrasi prekursor, suhu reaksi, dan waktu reaksi untuk mempengaruhi

pembentukan partikel batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan

mengoptimalkan parameter-parameter ini, mereka berhasil menghasilkan partikel

Fe3O4 dengan struktur batang yang jelas.

Pada jurnal Influence of stirring velocity on the synthesis of magnetite

nanoparticles (Fe3O4) yaitu berdasarkan analisis data, kami dapat

mengidentifikasi mekanisme perubahan bentuk Fe3O4 dari bulat menjadi batang.

Pendekatan teori heterogenius menunjukkan bahwa permukaan partikel

memainkan peran penting dalam mengendalikan perubahan bentuk. Interaksi

antara partikel Fe3O4 dengan lingkungan sekitarnya menyebabkan perubahan

bentuk yang terjadi. Selain itu, kecepatan reaksi juga mempengaruhi perubahan

bentuk, di mana reaksi yang lebih cepat cenderung menghasilkan partikel dengan

bentuk batang.

Selanjutnya, kami menggunakan persamaan teori Gifongson untuk

menjelaskan pertumbuhan batang yang terjadi selama perubahan bentuk.

Persamaan ini menggambarkan proses nukleasi dan pertumbuhan partikel secara

matematis. Dalam kasus perubahan bentuk Fe3O4, nukleasi terjadi ketika partikel-

partikel kecil mulai terbentuk dan tumbuh menjadi batang. Pertumbuhan ini

dipengaruhi oleh parameter-parameter seperti suhu, pH, dan waktu reaksi.

15
2. Interpretasi Hasil Berdasarkan Teori Heterogenius

Dalam konteks teori heterogenius, hasil percobaan dapat

diinterpretasikan dengan mempertimbangkan faktor-faktor geometri dan

permukaan. Perubahan bentuk partikel Fe3O4 menjadi batang dapat dijelaskan

oleh adanya preferensi pertumbuhan dalam arah yang lebih panjang atau orientasi

tertentu.

Faktor geometri, seperti rasio aspek partikel awal, dapat mempengaruhi

orientasi pertumbuhan dan bentuk akhir partikel batang. Selain itu, karakteristik

permukaan, seperti kekasaran dan kelarutan permukaan, juga dapat

mempengaruhi pertumbuhan batang dengan memberikan situs-situs pertumbuhan

yang lebih banyak.

3. Interpretasi Hasil Berdasarkan Persamaan Teori Gifongson

Dalam interpretasi hasil berdasarkan persamaan teori Gifongson, data

percobaan dapat dianalisis dengan mempertimbangkan parameter-parameter yang

terlibat dalam persamaan tersebut. Persamaan teori Gifongson memperhitungkan

faktor-faktor seperti konsentrasi awal, energi aktivasi, laju difusi, dan konstanta

pertumbuhan dalam memodelkan pertumbuhan partikel.

Dengan menggunakan persamaan ini, kita dapat memprediksi perubahan

bentuk partikel Fe3O4 menjadi batang dengan memodifikasi parameter-parameter

yang relevan. Selain itu, persamaan ini juga dapat membantu dalam merancang

kondisi eksperimental yang optimal untuk menghasilkan partikel batang dengan

ukuran dan bentuk yang diinginkan.

4. Perbandingan antara Pendekatan Heterogenius dan Persamaan Gifongson

16
Pendekatan heterogenius dan persamaan teori Gifongson memiliki

kelebihan dan kelemahan masing-masing dalam menjelaskan perubahan bentuk

Fe3O4 menjadi batang. Pendekatan heterogenius memberikan pemahaman yang

lebih intuitif terhadap pengaruh faktor geometri dan permukaan dalam

pertumbuhan batang.

Sementara itu, persamaan teori Gifongson memberikan pendekatan

matematis yang lebih kuat dalam memodelkan pertumbuhan partikel. Persamaan

ini memperhitungkan parameter-parameter yang berperan dalam pertumbuhan,

sehingga dapat memberikan prediksi yang lebih akurat terkait perubahan bentuk

partikel Fe3O4.

Perbandingan antara pendekatan heterogenius dan persamaan Gifongson

dapat membantu peneliti dalam memilih pendekatan yang paling sesuai dengan

tujuan penelitian dan pemahaman yang diinginkan. Keduanya dapat saling

melengkapi dalam menjelaskan mekanisme perubahan bentuk partikel dan

memberikan wawasan yang lebih komprehensif.

17
BAB VI

KESIMPULAN

A. Ringkasan Temuan Penelitian

Dalam penelitian ini, kami menginvestigasi mekanisme perubahan

bentuk Fe3O4 dari partikel bulat menjadi batang. Melalui serangkaian percobaan,

kami mengumpulkan data tentang pertumbuhan partikel dan menganalisisnya

berdasarkan teori heterogenius dan persamaan teori Gifongson.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa partikel-partikel Fe3O4 mengalami

perubahan bentuk menjadi struktur batang selama reaksi. Faktor-faktor seperti

geometri partikel awal, orientasi pertumbuhan, dan karakteristik permukaan

mempengaruhi pertumbuhan batang.

Interpretasi hasil berdasarkan teori heterogenius memberikan wawasan

tentang pengaruh faktor geometri dan permukaan dalam perubahan bentuk.

Sementara itu, persamaan teori Gifongson memberikan pendekatan matematis

yang kuat untuk memodelkan pertumbuhan partikel dan memprediksi perubahan

bentuk secara lebih akurat.

Pada jurnal Facile one-pot synthesis of multi-armed Fe3O4 nanocrystals

yaitu tinjauan teori heterogenius dan persamaan teori Gifongson dalam

menjelaskan mekanisme terjadinya perubahan bentuk Fe3O4 dari bulat menjadi

batang. Dalam eksperimen yang dilakukan, peneliti berhasil menunjukkan bahwa

dengan memvariasikan parameter reaksi, mereka dapat mengontrol pembentukan

partikel batang. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman

18
mekanisme perubahan bentuk nanokristal magnetit dan dapat berpotensi dalam

pengembangan aplikasi nanodevice di masa depan.

Pada jurnal Influence of stirring velocity on the synthesis of magnetite

nanoparticles (Fe3O4) by the co-precipitation method, yaitu berdasarkan

pendekatan teori heterogenius dan persamaan teori Gifongson, kami dapat

memahami mekanisme terjadinya perubahan bentuk Fe3O4 dari bulat menjadi

batang. Permukaan partikel dan kecepatan reaksi memainkan peran penting dalam

mengontrol perubahan bentuk ini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang

mekanisme ini, pengembangan material magnetik dengan bentuk dan sifat-sifat

yang diinginkan dapat dilakukan secara lebih efektif. Penelitian lebih lanjut dapat

dilakukan untuk memperdalam pemahaman tentang mekanisme perubahan bentuk

Fe3O4 dan menerapkannya dalam pengembangan material magnetik yang

inovatif.

B. Implikasi dan Potensi Aplikasi

Pemahaman tentang mekanisme perubahan bentuk Fe3O4 dari bulat

menjadi batang memiliki implikasi penting dalam bidang nanoteknologi dan

material. Partikel batang memiliki sifat-sifat yang unik dan dapat digunakan

dalam berbagai aplikasi, seperti katalisis, pemisahan bahan, dan nanomedisina.

Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

batang, kita dapat mengendalikan proses sintesis partikel dengan ukuran dan

bentuk yang diinginkan. Hal ini membuka potensi untuk pengembangan material

dengan kinerja yang lebih baik dan aplikasi yang lebih luas.

19
C. Saran untuk Penelitian Selanjutnya

Berikut adalah beberapa saran untuk penelitian selanjutnya yang dapat

melengkapi pemahaman tentang mekanisme perubahan bentuk Fe3O4 dan

memperluas aplikasi potensialnya:

1. Studi tentang Faktor-Faktor Lingkungan: Melibatkan variabel-variabel

lingkungan seperti suhu, pH, dan konsentrasi larutan dalam sintesis partikel. Ini

dapat membantu memahami pengaruh parameter lingkungan terhadap

pertumbuhan batang dan mengoptimalkan kondisi sintesis.

2. Karakterisasi Struktur dan Sifat Partikel: Melakukan analisis struktur dan sifat

partikel secara mendalam menggunakan teknik karakterisasi yang canggih. Ini

akan memberikan wawasan yang lebih detail tentang struktur kristal,

keberagaman bentuk partikel, dan sifat fisikokimia yang relevan.

3. Studi Teori Termodinamika dan Kinetika: Menguji dan memperluas

pemahaman tentang teori termodinamika dan kinetika dalam konteks

pertumbuhan partikel. Hal ini dapat membantu dalam pengembangan model

yang lebih komprehensif untuk menjelaskan perubahan bentuk dan prediksi

pertumbuhan partikel.

4. Aplikasi Lanjutan: Mengaplikasikan partikel Fe3O4 berbentuk batang dalam

berbagai bidang, seperti pengolahan air, penyimpanan energi, dan teknologi

medis. Mengeksplorasi potensi aplikasi baru dapat membawa manfaat yang

signifikan dalam berbagai industri.

20
21
DAFTAR PUSTAKA

Jun W; Qianwang C; Chuan Z & Binyang H. (2004). Magnetic-Field-Induced

Growth of Single-Crystalline Fe304 Nanowires. Advanced Materials,

137-140.

Li Gu & Hongxia Shen. (2009). Facile one-pot synthesis of multi-armed Fe3O4

nanocrystals. Journal of Alloys and Compounds, 50–54.

Roberto V; María C.F; Carolina P, Jaime B; Nelson D;S.K. Sharma, Marcelo K;

Juanita F. (2009). Influence of stirring velocity on the synthesis of

magnetite nanoparticles (Fe3O4). Journal of Alloys and Compounds,

227–231.

Rong Xu & Hua Chun Zeng. (2003). Mechanistic Investigation on Salt-Mediated

Formation of Free-Standing Co3O4 Nanocubes. J. Phys. Chem. B, 926-

930.

Xianmei L; Xuebo C; Wenhu Q; Weijian G; Cui Z; Yang G. (2007). Long Fe3O4

nanowires decorated by CdTe quantum dots:. Journal of Solid State

Chemistry, 2340–2345.

Z. Adam Peng & Xiaogang Peng. (2001). Formation of High-Quality CdTe, CdSe,

and CdS. J. Am. Chem. Soc, 183-184.

Z. Adam Peng and Xiaogang Peng. (2001). Mechanisms of the Shape Evolution

of CdSe Nanocrystals. J. Am. Chem. Soc, 1389-1395.

22

Anda mungkin juga menyukai