Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

LOGAM FASA TUNGGAL

Dosen Pengampu :
Panca Nugrahini F., S.T., M.T.
Mata Kuliah :
Bahan Kontruksi Teknik Kimia

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Yolanda Nur Sendy (2315041015)
Kholifah Metta Apriyati (2315041019)
Maulida Aprilia Rosa (2315041020)
Addiniya Nabila Nurnissa (2315041021)
Tiara Putri (2315041023)

TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tak lupa mengucapkan terima kasih kepada kami semua kelompok 5 yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi yang membaca dan yang
membuat, bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini dapat dipahami dengan baik. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah kami.
Pada kesempatan ini kami sebagai penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1) Ibu Panca Nugrahini F., S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah Bahan Kontruksi Teknik Kimia yang telah
memberikan materi kepada kami.
2) Semua teman-teman yang akan membaca makalah ini.
3) Semua anggota kelompok 5 yang telah membuat makalah ini dengan sebaik dan sebenar mungkin.
Semoga amal baik dan keikhlasan akan mendapatkan pahala dari ALLAH SWT.

Bandar Lampung, 2 Maret 2024

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................................................................1
1.2 CAPAIAN PEMBELAJARAN...................................................................................................................................1
1.3 TUJUAN UMUM.........................................................................................................................................................1
1.4 TUJUAN KHUSUS......................................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................................................2
2.1 PENGERTIAN LOGAM FASA TUNGGAL............................................................................................................2
2.2 JENIS DAN FUNGSI LOGAM..................................................................................................................................2
2.3 KLASIFIKASI LOGAM...........................................................................................................................................11
2.4 HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR DENGAN SIFAT LOGAM......................................................................11
2.5 PADUAN FASA TUNGGAL.....................................................................................................................................12
2.6 SIFAT PADUAN FASA TUNGGAL........................................................................................................................16
2.7 STRUKTUR MIKRO PADUAN FASA TUNGGAL..............................................................................................16
2.8 JENIS PEMADUAN LOGAM (ALLOY)...............................................................................................................16
2.9 PEMROSESAN PADUAN FASA TUNGGAL........................................................................................................17
2.10 DIAGRAM FASA....................................................................................................................................................19
2.11 FASA TRANSFORMASI LOGAM........................................................................................................................26
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................................................28
3.1. KESIMPULAN.........................................................................................................................................................28
3.2. SARAN......................................................................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Logam merupakan bahan yang lebih sederhana bila dibandingkan dengan dua kelompok bahan utama lainnya
(polimer dan keramik). Hal ini dikarenakan logam pada umumnya hanya terdiri dari satu jenis atom (atau merupakan
larutan padat seperti kuningan dimana seng menggantikan tembaga tanpa adanya perubahan struktur). Pada umumnya
logam terdiri dari satu fasa, termasuk termasuk logam murni komersil dengan satu komponen. Sebagai contoh: kawat
listrik tembaga, seng untuk pelapis lembaran baja, dan aluminium untuk alat-alat rumah tangga. Meskipun demikian
tidak sedikit dilakukan perpaduan atau pencampuran (alloy) antar logam berbeda jenis untuk memperbaiki sifat antara
lain membuat lebih kuat, membuat pewarnaan/mengkilap dll. Paduan adalah logam fasa tunggal bila batas solubilitas
tidak dilampaui. Contoh: kuningan (panduan tembaga dan seng), perunggu (panduan tembaga dan timah putih),
tembaga-nikel.
Sifat paduan berbeda dengan sifat logam murni. Salah satu sifat yang ditimbulkan adalah peningkatan
kekuatan dan kekerasan disebabkan oleh adanya atom-atom yang larut yang menghambat pergerakan dislokasi dalam
kristal dalam sewaktu terjadi deformasi plastic. Ketidakmurnian sedikit saja mengurangi daya hantar listrik logam
dimana atom asing mengganggu uniformitas medan listrik dalam kisi kristal. Pada logam, elektron membawa sebagian
besar energi hantaran panas. Karena elektron menghantarkan panas maka penghantar listrik yang baik merupakan
penghantar panas yang baik pula. Jadi ada kaitannya antara daya hantar panas dan daya hantar listrik. Butiran logam
sebagai kristal individu, sedangkan bahan yang berbutir banyak disebut poligranular atau polikristalin. Kristal yang
berdekatan memiliki orientasi yang berbeda oleh karena itu terdapat batas butir. Struktur mikro dengan fasa tunggal
dapat diubah dengan cara mengubah ukuran, bentuk, dan orientasi butiran. Aspek ini saling bergantung karena bentuk
dan ukiran butir tergantung pada pertumbuhan butir. Selain itu bentuk butir biasanya tergantung pula pada orientasi
kristal butir selama pertumbuhan. Besar butir dinyatakan dalam ukuran diameter. Beberapa bentuk butiran adalah
sumbu sama, bentuk pipih, kolum atau dendritic (cabang pohon).
Orientasi butir dalam logam adalah acak meliputi tiga arah koordinatnya. Contoh arah dalam besi memiliki
permeabilitas magnetik yang lebih tinggi daripada dalam arah lainnya. Sampai saat ini sebagian besar material
rekayasa terdiri dari campuran fasa fasa misalnya, baja, solder, semen portland, batu gerinda, cat, dan fiber glass.
Campuran dari dua atau lebih fasa dalam satu material memungkinkan terjadinya interaksi antara fasa. Diagram fasa
sangat membantu dalam membantu dan meringkas eksperimental, data pengamatan serta dapat digunakan untuk
membuat prediksi tentang proses-proses yang melibatkan reaksi kimia antar fase. Kekuatan listrik dan medan magnet
dapat diterapkan sebagi pengganti suhu, tekanan, dan komposisi lainnya. Untuk memberikan informasi tentang
struktur dan fasa-fasa kesetimbangan khususnya dua komponen unsur atau temperatur, akan dapat digunakan satu jenis
plot diagram fasa temperatur terhadap konsentrasi relative dari dua zat dalam biner campuran yang disebut sebagai
diagram fase biner.

1.2 CAPAIAN PEMBELAJARAN


Setelah mencari dan membaca mengenai materi ini kami mengharapkan agar dapat memahami tentang logam
fasa tunggal. Ruang lingkup logam fasa tunggal meliputi pembahasan tentang aspek penting, pengertian logam,
pengertian logam fasa tunggal, paduan logam atau alloy, diagram fasa, dan lain-lain.

1.3 TUJUAN UMUM


Adapun Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan pembelajaran guna untuk menambah
pengetahuan terutama dalam pembahasan logam fasa tunggal yang digunakan dalam kontruksi teknik kimia.

1.4 TUJUAN KHUSUS


Berikut tujuan-tujuan khusus dari pembuatan makalah ini.
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian logam fasa tunggal.
2. Mahasiswa dapat mengetahui aspek penting dari logam fasa tunggal.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang mikrostruktur dan mikrostruktur paduan fasa tunggal.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mengenai diagram fasa tunggal.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Logam Fasa Tunggal

Logam merupakan material atau elemen kerak bumi yang terbentuk secara alami dengan jumlah logam
diperkirakan 4% dari kerak bumi, dan mempunyai sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik (konduktor) dan panas, serta
mempunyai titik cair tinggi. Bijih logam ditemukan dengan cara penambangan yang terdapat dalam keadaan murni
atau bercampur. Bijih logam yang ditemukan dalam keadaan murni yaitu emas, perak, bismut, platina. Sedangkan
yang bercampur dengan unsur-unsur seperti karbon, sulfur, fosfor, silikon, serta kotoran seperti tanah liat, pasir, dan
tanah. Umumnya logam tidak berdiri sendiri (tidak dalam keadaan murni).
Logam merupakan bahan yang lebih sederhana bila dibandingkan dengan polimer dan keramik. Hal ini
dikarenakan logam pada umumnya hanya terdiri dari satu jenis atom (atau merupakan larutan padat seperti kuningan
dimana seng menggantikan tembaga tanpa adanya perubahan struktur). Logam dalam bidang keteknisian adalah besi,
yang biasanya dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan, pipa-pipa, alat-alat pabrik dan sebagainya
Fasa adalah bagian dari bahan yang mempunyai struktur atau komposisi tersendiri. Misal es –air.
Komposisinya sama, es adalah bahan padat kristalin dengan kisi heksagonal, sedangkan air adalah cairan. Logam fasa
tunggal adalah logam yang mempunyai satu jenis unsur saja yang disebut dengan logam murni. Salah satu cara untuk
menghitung logam fasa taunggal adalah dengan menggunakan metode lingkaran. Jika ada logam fasa tunggal, maka
ada yang disebut sebagai logam fasa majemuk yang merupakan suatu logam yang memiliki dua atau lebih jenis unsur
didalamnya dan merupakan logam campuran. Perbedaan antara keduanya yaitu struktur logam murni atau tunggal
hanya dipengaruhi oleh suhu, sedangkan struktur paduan dipengaruhi oleh suhu dan komposisi.
Fasa pada suatu material didasarkan atas daerah yang berbeda dalam struktur atau kompisisi dari daerah
lainnya. Fasa adalah bagian homogen dari suatu system yang memiliki sifat fisik dan kimia yang seragam. Contohnya
sebagai berikut.

 Satu fase, contohnya logam murni, padatan, cairan.


 Lebih 1 fase, contohnya larutan air-gula dengan gula (larutan air-gula yang melampaui batas kelarutan).
 Sistem fase tunggal (homogen).
 Sistem 2 atau lebih fase (campuran atau system heterogen).

Perubahan Struktur pada bahan paduan terdiri dari phase tunggal, serta phase campuran, dimana phase adalah
bagian dari perubahan sistem kimia untuk menghasilkan paduan dengan karakter khusus bergantung pada komposisi
dan temperatur pendinginannya Phase berada selama pendinginan dan pada temperatur ruangan serta tergantung pula
pada perilaku susunan unsur-unsur lainnya. Perilakunya Struktur logam paduan pada temperatur ruangan dapat di-
klasifikasikan ke dalam :

 Larutan padat penuh (terjadi persenyawaan penuh).


 Bukan larutan padat penuh (tidak terjadi persenyawaan penuh).
 Larutan padat terbatas (terjadi persenyawaan terbatas).
 Membentuk formasi antar campuran bahan logam.

2.2 Jenis dan Fungsi Logam


Jenis-jenis logam memiliki sifat dan kegunaanya masing-masing. Sampai saat ini, terdapat 65 logam yang
terbentuk secara alami di bumi, namun hanya sedikit yang bisa dimanfaatkan dengan cara yang benar. Logam-logam
yang dapat dimanfaatkan ini hanya mencapai 20 buah, baik yang berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari aloi
(campuran dari dua buah logam atau lebih dan zat lainnya). Aloi ini dibuat untuk membuat logam yang memiliki sifat
berbeda dari sebelumnya, agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Jenis Logam dan juga Kegunaanya ialah sebagai berikut :
 Platina

Logam ini yang mempunyai warna putih keperakan, mudah dibentuk, dan digunakan untuk
membuat perhiasan, barang elektronik, serta sebagai katalisator.

 Plutonium

Adalah logam radioaktif yang dapat dihasilkan dengan cara membombardir uranium dalam
reaktor nuklir serta digunakan dalam senjata nuklir.

 Raksa

Raksa adalah logam berbentuk cairan yang berat. Logam cair ini mempunyai warna putih
keperakan, serta beracun. Digunakan dalam termometer, tapal gigi serta digunakan dalam beberapa
bahan peledak.
 Seng

Suatu logam yang mempunyai warna putih kebiruan yang diambil dari mineral seng blende
(sfarelit). Logam tersebut digunakan untuk galvanisasi pada besi agar tidak berkarat. Logam tersebut
juga dapat digunakan di baterai-baterai listrik tertentu serta dalam aloi-aloi seperti kuningan.

 Solder

Solder atau patri lunak adalah paduan logam yang mudah meleleh, yang digunakan untuk
menyambungkan dua material logam. Seperti digunakan untuk menyambungkan kabel-kabel dalam
barang-barang elektronik.

 Tembaga
Logam yang mudah dibentuk, mempunyai warna kemerah-merahan, dan dapat digunakan
untuk membuat kabel listrik, tangki air panas, serta aloi kuningan, perunggu, dan juga kupronikel.

 Timah

Suatu logam yang lunak, serta mudah dibentuk, yang mempunyai warna putih keperakan.
Logam tersebut dapat digunakan untuk menyepuh baja, guna menghentikan korosi serta juga dalam
aloi perunggu, pewter (logam campuran timah dan juga timbal), serta solder. Logam berat yang
mempunyai warna biru keputih-putihan dan juga mudah dibentuk serta beracaun, yang diambil dari
mineral galena serta digunakan dalam baterai, atap, dan juga sebagai perisai radiasi dari sinar X.

 Titanium

Suatu logam yang kuat, yang mempunyai warna putih, dan juga mudah dibentuk. Logam
tersebut sangat tahan terhadap korosi serta digunakan untuk aloi-aloi dalam pesawat luar angkasa,
pesawat terbang, serta kerangka sepeda.

 Alumunium
Alumunium ialah logam yang mempunyai warna putih keperak-perakan serta juga memiliki
sifat sangat ringan dan juga tahan terhadap korosi(karat). Logam tersebut berasal dari bijihnya,
bauksit, dengan proses elektrolisis. Alumunium ini digunakan dalam kabel-kabel listrik lintas udara,
pesawat terbang, kapal, mobil, dan juga kaleng minuman.

 Baja

Baja mempunyai peran yang sangat penting didalam kehidupan manusia, yang disebabkan
karena Baja adalah aloi besi dan juga karbon yang salah satu dari sedikit bahan terpenting didalam
industri.

 Besi

Besi adalah logam yang mempunyai warna abu-abu keputihan. Logam tersebut dihasilkan dari
peleburan bijih hematit didalam tanur sembur. Besi dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan juga
dapat digunakan dalam bidang teknik, serta dimanfaatkan untuk dapat membuat aloi baja.

 Emas
Emas memiliki sifat yang lunak, dan mempunyai warna kuning terang yang digunakan
sebagai perhiasan dan juga alat-alat elektronik.

 Kalium

Kalium ialah logam ringan yang mempunyai warna keperakan, dan juga mempunyai sifat
sangat reaktif. Senyawa-senyawa kalium digunakan dalam pupuk kimia dan juga untuk pembuatan
kaca.

 Kalsium

Logam ini yang mempunyai warna putih keperakan, dan memiliki sifat yang mudah dibentuk
sesuai dengan tempat ditemukannya, yaitu didalam batu kapur serta kapur. Pemanfaatan logam ini
biasanya untuk membuat semen serta baja kualitas tinggi.

 Kuningan
Kuningan adalah sebuah aloi yang terbuat dari tembaga dan juga seng. yang pemanfaatanya
sangat banyak terjadi di bumi ini, yaitu sebagai barang hiasan, sekrup, alat-alat musik, serta paku-paku
kecil.

 Kupronikel

Merupakan aloi yang terbuat dari tembaga serta nikel yang digunakan untuk membuat uang
logam berwarna perak.

 Kromium

Kromium ialah logam yang mempunyai warna abu-abu, serta memiliki sifat yang keras.
Kromium sering digunakan untuk membuat baja tahan karat serta melapisi logam-logam lain untuk
melindunginya dan memberi penampikan mengkilap yang memantul.

 Magnesium

Logam yang rigan yang mempunyai warna perak keputih-putihan yang apabila terbakar akan
menghasilkan nyala api putih terang, logam tersebut digunakan dalam suar penyelamatan dan juga
dalam pembuatan kembang api dalam aloi-aloi ringan.
 Natrium

Natrium adalah sebuah logam yang sangat reaktif, memiliki sifat lunak dan yang mempunyai
warna putih keperakan. Logam tersebut terdapat dalam garam dapur serta digunakan untuk lampu
jalanan serta didalam industri kimia.

 Perak

Perak ialah suatu logam yang mudah untuk dibentuk, mempunyai warna putih abu-abu yang
merupakan konduktor panas serta listrik yang sangat baik. Logam tersebut digunakan untuk dapat
membuat perhiasan, peralatan perak serta film fotografi.

 Perunggu

Logam tersebut adalah sebuah aloi dari tembaga serta timah yang dikenal sejak jaman kuno.
Aloi tersebut juga memiliki sifat tahan korosi dan mudah dibentuk. Dibanyak negara, perunggu
dimanfaatkan untuk membuat uang logam yang bernilai rendah.
 Uranium

Suatu logam yang mempunyai warna putih keperakan, radioaktif yang digunakan ialah
sebagai sumber tenaga nuklir serta senjata nuklir.

 Vanadium

Suatu logam yang keras, dan juga putih beracun, yang digunakan untuk meningkatkan
kekerasan aloi-aloi baja. Dalam sebuah senyawa, vanadium digunakan sebagai katalisator untuk
pembuatan asam sulfat.

 Wolfram

Suatu logam yang keras, mempunyai warna abu-abu keputihan. Logam tersebut digunakan
dalam filamen lampu, pada barang-barang elektronik, dan juga pada aloi-aloi baja untuk dapat
membuat alat-alat pemotong bertepi tajam.
2.3 Klasifikasi Logam
2.3.1 Klasifikasi Logam Berdasarkan Jenisnya
Dalam pengelompokkan logam secara umum, terbagi menjadi 4 kelompok berdasarkan jenisnya, yaitu
sebagai berikut.

1. Logam Berat
Dalam kelompok logam berat, secara umum berasal dari logam secara seluruhnya. Sebagai contohnya adalah
logam berupa nikel, besi, krom, timah, tembaga, seng timah hitam dan juga putih serta masih ada banyak yang
lainya.

2. Logam Ringan
Dalam kelompok logam ringan, tersusun dari logam penyusunnya ringan. Contoh dari logam ringan ini seperti
magnesium, aluminium, titanium, kalsium, natrium, barium dan kalium.

3. Logam Tahan Api


Adapun yang dimaksud dengan logam tahan api adalah jenis logam yang mampu menahan atau mampu tahan
terhadap api dengan kisaran suhu tertentu. Contohnya dari logam tahan api ini adalah titanium, zirkonium,
wolfram, dan molibden.

4. Logam Mulia
Terakhir adalah logam mulia, biasanya jenis logam ini sering dipakai dan digunakan untuk perhiasan atau
peralatan lainnya. tak hanya itu untuk jenis logam mulia ini biasanya berikan harga yang cukup mahal. Contoh
dari logam mulia ini adalah emas, platina, dan perak.

2.3.2 Klasifikasi Logam Berdasarkan Bahan Dasarnya


Pengelompokkan logam dari bahan dasar penyusunnya terbagi menjadi dua kelompok, yaitu sebagai
berikut.

1. Logam Besi (Ferrous)


Jenis logam yang paduannya terdiri dari bahan penyusunnya berupa campuran unsur karbon dengan besi.
Untuk jenis logamnya berupa besi tuang, besi tempa, baja karbon sedang dan tinggi, baja lunak dan baja
karbon campuran.

2. Logam Non Besi (Non Ferrous)


Jenis logam non besi ini memiliki paduan atau campuran yang mengandung Fe. Dalam logam ini antara lain
alumunium, tembaga, timbel dan timah.

2.4 Hubungan Antara Struktur dengan Sifat Logam

Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan melepas elektron
membentuk ion positif. Jadi, sifat logam tergantung pada energi ionisasi. Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur-
unsur logam cenderung melepaskan elektron (memiliki energi ionisasi yang kecil), sedangkan unsur-unsur bukan
logam cenderung menangkap elektron (memiliki keelektronegatifan yang besar). Sesuai dengan kecenderungan energi
ionisasi dan keelektronegatifan, maka sifat logam-nonlogam dalam periodik unsur ialah sebagai berikut.

1. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan sifat nonlogam bertambah.
2. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, sedangkan sifat nonlogam berkurang.

 Perhatikan struktur kristalin maupun struktur mikro dalam peristiwa deformasi elastic dan plastic
atau perpatahan.
 Salah satu istilah dalam perubahan struktur material adalah menganil logam yaitu cara untuk
menghilangkan ketidaksempurnaan struktur yang terjadi sebelumnya.

Annealing dalam metalurgi dan sains material adalah perlakuan panas yang mengubah sifat fisik dan terkadang
bahan kimia untuk meningkatkan keuletan dan mengurangi kekerasannya. Dalam anil, atom bermigrasi dalam kisi
kristal dan jumlah dislokasi berkurang, menyebabkan perubahan daktilitas dan kekerasan. Proses ini membuatnya
lebih bisa diterapkan. Dalam istilah ilmiah, anil digunakan untuk membawa logam mendekati keadaan ekuilibriumnya.
Dalam metalurgi, annealing adalah proses memanaskan suatu logam atau paduan logam hingga mencapai suhu
tertentu, lalu ditahan beberapa saat dan akhirnya didinginkan perlahan-lahan. Proses ini biasanya bertujuan
meningkatkan keuletan (sifat dapat ditarik atau diregangkan) logam tersebut, dan supaya tidak rapuh. Suhu yang
digunakan untuk melakukan annealing berbeda-beda sesuai logam atau paduan yang dikerjakan.
2.5 Paduan Fasa Tunggal
Pada umumnya logam terdiri dari satu fasa, termasuk logam murni komersil dengan satu komponen. Sebagai
contohnya adalah kawat listrik tembaga, seng untuk pelapis lembaran baja, dan aluminium untuk alat-alat rumah
tangga. Meskipun demikian tidak sedikit dilakukan perpaduan atau pencampuran (alloy) antar logam berbeda jenis
untuk memperbaiki sifat antara lain membuat lebih kuat, membuat mengkilap dan lain-lain. Paduan adalah logam fasa
tunggal bila batas solubilitas tidak dilampaui. Contohnya antara lain :

 Kuningan (paduan tembaga dan seng)


Kuningan adalah paduan tembaga (Cu) dan seng (Zn); komposisi seng dan tembaga dapat bervariasi
untuk menciptakan berbagai kuningan dengan sifat yang berbeda-beda. Kuningan adalah paduan
substitusi. Hal ini digunakan untuk dekorasi untuk tampilan terang seperti emas; untuk aplikasi di mana
gesekan rendah diperlukan seperti kunci, roda gigi, bantalan, gagang pintu, amunisi, dan katup, juga
digunakan dalam ritsleting.
Lingkup penggunaan teknik penyambungan material (pengelasan) dalam konstruksi sangat luas.
Selain itu, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada
coran, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, replating dan macam-macam reparasi lainnya.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya di dalam proses melakukannya
banyak masalah-masalah yang harus diatasi.
Sifat mekanik suatu bahan adalah sifat terpenting karena berkaitan dengan kemampuan bahan untuk
menerima beban tanpa menimbulkan akerusakan atau kegagalan pada bahan atau struktur tertentu. Panas
yang terjadi akibat proses pengelasan akan merubah struktur kristal material sehingga akan menyebabkan
turunnya sifat fisis dan mekanik dari material yang dilas. Proses pengelasan yang dilakukan pada akhirnya
akan menentukan hasil akhir dari konstruksi tersebut, meskipun ada parameter lain yang mempengaruhi.
Persyaratan kualitas dalam proses penyambungan material adalah harus sesuai dengan standar meliputi
kekuatan, keuletan, ketangguhan, kekerasan dan ketahanan korosi.
Kuningan adalah paduan logam tembaga dan logam seng dengan kadar tembaga antara 60-96%
massa. Dalam perdagangan dikenal 3 jenis kuningan, yaitu sebagai berikut.

 Kawat kuningan (brass wire) kadar tembaga antara 62-95%.


 Pipa kuningan (seamless brass tube) kadar tembaga antara 60-90% (Sumber: Dep.PU, 1985).
 Plat kuningan (brass sheet) kadar tembaga antara 60-90%. Paduan ini menghasilkan berbagai macam
sifat dan warna. Jumlah seng yang meningkat memberi kekuatan dan keuletan yang lebih baik.
Pergantian warna pada kuningan bisa menjadi merah ke kuning tergantung banyaknya atau sedikitnya
kadar seng yang ditambahkan ke dalam campuran.

Kuningan memiliki sifat tingkat ketahanan dan kekuatan daripada tembaga, namun tidak sekuat baja
atau stainless steel. Logam berwarna cantik ini sangat mudah diaplikasikan ke berbagai bentuk Juga
termasuk ke dalam jenis konduktor panas yang baik. Karena sifat-sifatnya tersebut, kuningan banyak
dipakai membuat pipa, tabung, sekrup, radiator, alat musik, aplikasi kapal laut, dan casing cartridge untuk
senjata api.

 Perunggu (paduan tembaga dan timah putih)


Perunggu adalah campuran tembaga dengan unsur kimia lain, biasanya dengan timah, walaupun bisa
juga dengan unsur-unsur lain seperti fosfor, mangan, alumunium, atau silikon. Perunggu bersifat keras dan
digunakan secara luas dalam industri. Perunggu sangat penting pada masa lampau, bahkan pernah suatu masa
disebut sebagai Zaman Perunggu.
Ditemukannya perunggu membuat manusia bisa menciptakan benda-benda perunggu yang lebih baik
daripada segala benda yang diciptakan pada zaman sebelumnya. Alat-alat, senjata, dan material bangunan
lainnya yang dibuat dari perunggu bisa lebih keras dan lebih tahan daripada peralatan sebelumnya yang
terbuat dari batu dan tembaga. Pada awalnya perunggu dicampur dengan arsenik untuk membentuk perunggu
arsenik. Berikutnya timah yang digunakan, dan timah menggantikan posisi arsen di akhir abad ke-3 sebelum
masehi. Perunggu timah lebih unggul dibandingkan perunggu arsenik karena proses pembentukan dan
pembuatannya lebih mudah. Selain itu, timah juga tidak beracun, jika dibandingkan dengan arsen yang
beracun.

Perunggu dari timah yang tertua diperkirakan berasal dari sejak milenium ke-4 sebelum masehi di
Susa (Iran) dan beberapa situs kuno lainnya di China, Luristan (Iran) dan Mesopotamia (Iraq). Perunggu
merupakan suatu paduan dari logam yang berbasis tembaga dengan timah sebagai aditif utama. Beberapa
paduan perunggu, memiliki fosfor, mangan, alumunium, atau silikon sebagai bahan paduan utama. Perunggu
biasanya kuat, tangguh, dan tahan korosi dengan konduktivitas listrik dan termal yang tinggi. Perunggu yang
paling umum digunakan dalam aplikasi bushing dan bantalan.
Perunggu hanya mengoksidasi dangkal, lapisan oksida yang tipis melindungi logam dari korosi.
Tembaga berbasis paduan memiliki titik lebur yang lebih rendah dari baja atau besi, dan lebih mudah
diproduksi. Perunggu pada umumnya lebih berat dari baja sekitar 10 persen, meskipun paduan menggunakan
aluminium atau silikon mungkin akan sedikit kurang padat. Perunggu tahan korosi (terutama korosi air laut)
dan kelelahan lebih baik dari pada baja dan juga menghantarkan panas dan listrik lebih baik daripada
kebanyakan baja (Indiyanto, 2003).

 Tembaga-Nikel
Tembaga adalah sebuah unsur logam ulet dan mampu tempa. Tembaga memiliki sifat konduksi panas
dan elektrik yang baik dan juga sifat tahan korosinya maupun antimicrobial. Logam tembaga dan beberapa
bentuk persenyawaannya tidak dapat larut dalam air dingin atau air panas, tetapi dapat dilarutkan dalam
asam, seperti senyawa asam sulfat panas dan dalam larutan basa NH4OH. Ion tembaga dapat berlarut ke
dalam air, dimana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi dan
bahan tambahan kayu. Dalam konsentrasi rendah, tembaga merupakan nutrien yang penting bagi
kehidupan dan tanaman. Di dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung
dan ginjal. Tembaga sulfat pentahidrat merupakan salah satu bentuk persenyawaan Cu yang sering
digunakan dalam bidang industri, misalnya untuk pewarnaan tekstil, untuk penyepuhan, pelapisan, dan
pembilasan pada industri perak.
Berikut beberapa Manfaat Tembaga, antara lain :

 Dimanfaatkan untuk berbagai alat listrik dan rumah tangga. Hampir semua alat rumah tangga
terutama yang berhubungan dengan listrik menampilkan label terbuat dari tembaga. Karena logam
ini memang sangat handal digunakan untuk penghantar listrik.
 Komponen utama perlengkapan handphone, komputer dan elektronik.
 Komponen pembuat perhiasan. Tembaga juga dapat digunakan untuk membuat berbagai perhiasan
menarik, terutama ketika dicampurkan dengan emas atau logam lainnya.
 Dalam bidang pertanian, logam tembaga dapat digunakan sebagai racun.
 Digunakan sebagai algisida (pembunuh ganggang) dalam pemurniaan air .Dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu bahan pembuatan uang logam.
 Campuran tembaga dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan logam lainnya.
 Digunakan sebagai campuran untuk menghilangkan belerang dalam pengolahan minyak.

Paduan fasa ganda/rangkap mengandung fasa tambahan karena batas larut telah dilampaui. Sebuah
paduan merupakan campuran dari logam atau sebuah campuran logam dan elemen lainnya. Paduan
dicirikan dengan karakter perekatan yang metalik paduan bisa merupakan larutan padat dari unsur-unsur
logam (satu fasa) atau campuran logam berbagai fase (dua atau lebih solusi). Pada umumnya paduan
merupakan logam yang hanya terdiri dari satu fasa, termasuk logam murni komersil dengan satu
komponen.
Contohnya antara lain :

 Kawat listrik tembaga.


 Seng untuk pelapis lembaran baja.
 Alumunium untuk alat-alat rumah tangga.

Meskipun demikian, tidak sedikit dilakukan perpaduan atau percampuran (alloy) antar logam berbeda
jenis untuk memperbaiki sifat antara lain:

 Membuat lebih kuat.


 Membuat pewarnaan.
 Membuat lebih mengkilap.

Paduan fasa tunggal terbentuk sepanjang batas padat kelarutan tidak melebihi. Bila batas ini melebihi,
multi fase (atau poli-fasa) dibentuk yang mengandung dua atau lebih struktur, satu atau lebih yang
mungkin merupakan logam murni atau sejenis fasa tunggal paduan, seperti larutan padat substitusi atau
interstisial. Multiphase paduan lebih umum daripada paduan fase tunggal dan juga industri yang lebih
penting, karena propertinya bisa bervariasi tingkat yang lebih tinggi. Properti dari logam paduan multi
fase bergantung pada karakteristik fase individu dan distribusi fase dalam struktur mikro. Hubungan
antara paduan multi-fase diberikan oleh diagram fasa mereka.
Jadi, untuk tujuan perhitungan, Cu, Ag dan Au bersifat univalen; Mg, Zn, Cd dan Hg bersifat bivalen,
Al adalah tri valent; Sn bersifat tetravalen, tapi elemen transisi seperti Fe, Co, Ni dan Pd nol-valent.
Sebagai contoh, rasio elektron-atom dari senyawa Cu3AI adalah (3 X 1 + 1 X 3) / 4 = 3/2 dan Fe5Zn21
adalah (5 X 0 + 21 X 2) / 26 = 21/13.
Pada umumnya logam terdiri dari satu fasa, termasuk logam murni komersil dengan satu komponen.
Sebagai contoh : kawat listrik tembaga, seng untuk pelapis lembaran baja, dan aluminium untuk alat-alat
rumah tangga. Meskipun demikian tidak sedikit dilakukan perpaduan atau pencampuran (alloy) antar
logam berbeda jenis untuk memperbaiki sifat antara lain membuat lebih kuat, membuat mengkilap dan
lain-lain.

2.6 Sifat Paduan Fasa Tunggal


Sifat paduan berbeda dengan sifat logam murni. Berikut adalah sifat yang ditimbulkan, antara lain :

 Peningkatan kekuatan dan kekerasan disebabkan oleh adanya atom-atom yang larut yang menghambat
pergerakan dislokasi dalam kristal sewaktu terjadi deformasi plastik.
 Ketidakmurnian sedikit saja mengurangi daya hantar listrik logam dimana atom asing mengganggu
uniformitas medan listrik dalam kisi kristal.
 Pada logam, elektron membawa sebagian besar energi hantaran panas. Karena elektron menghantarkan
panas maka penghantar listrik yang baik merupakan penghantar panas yang baik pula. Jadi ada kaitan
antara daya hantar panas dan daya hantar listrik.

Jika k menyatakan daya hantar listrik (satuan watt/m) dan o menyatakan daya hantar panas (satuan °C/m) ➔
hubungan kedua besaran tersebut dikenal sebagai perbandingan Wiedeman -- Franz (W-F).

2.7 Struktur Mikro Paduan Fasa Tunggal

Pemaduan logam membuat struktur dalam keadaan setimbang pada temperature dan tekanan tertentu. Butiran
logam sebagai kristal individu, sedangkan bahan yang berbutir banyak disebut poligranular atau polikristalin. Kristal
yang berdekatan memiliki orientasi yang berbeda oleh karena itu terdapat batas butir.
Besar butir dinyatakan dalam ukuran diameter. Beberapa bentuk butiran adalah sumbu sama, bentuk pipih,
kolum atau dendritic (cabang pohon). Orientasi butir dalam logam adalah acak meliputi tiga arah koordinatnya.
Contoh arah [100] dalam besi memiliki permeabilitas magnetik yang lebih tinggi daripada dalam arah lainnya.

2.8 Jenis Pemaduan Logam (Alloy)


Pemaduan terjadi akibat adanya susunan atom sejenis ataupun ada distribusi atom yang lain pada susunan
atom lainnya. Pemaduan logam merupakan kombinasi dari 2 atau lebih jenis logam, dapat berupa campuran 2 struktur
kristalin (besi kpr dan Fe3C dalam baja konstruksi) atau larutan padat (misal : kuningan). Paduan logam sengaja dibuat
dengan komposisi tertentu agar berubah sifat, sesuai yang dikehendaki.
Contohnya antara lain :

 Perak sterling, yakni 7,5% Cu dan 92,5% Ag menjadi perak lebih keras, kuat, ulet dan murah.
 Kuningan Cu dan Zn dengan maksimail 40% Zn menjadikan kuningan lebih keras, kuat, ulet dengan
konduksivitas listrik < Cu.

Paduan logam mudah terbentuk bila pelarut dan atom yang terlarut mempunyai ukuran dan struktur ℯ yang
sama. Larutan padat dapat terjadi bila :

 Perbedaan ukuran jari-jari atom ≤ 15%.


 Struktur kristal sama.
 Valensinya sama.

Faktor pembatas:

 Jumlah atom subtitusi (bukan berat atom subtitusi).

Berikut macam-macam larutan padat, antara lain :


1. Subtitusi tertata
Tidak pernah terjadi pada suhu tinggi, karena agitasi termal cenderung mengacaukan tatanan atom.
2. Subtitusi acak
Kemungkinan suatu unsur menggantikan atom lain adalah sebanding dengan persentase atom unsur dalam
paduan.
3. Interstisi
Dapat terjadi bila ada atom-atom kecil yang dikelilingi atom-atom besar.

Untuk jenisnya ada 2 yaitu :

 Unsur logam + unsur logam, contohnya Cu+Zn, Cu+Zn, Cu+Sn.


 Unsur logam + unsur non logam, contohnya Fe+C.

2.9 Pemrosesan Paduan Fasa Tunggal


Proses permulaan yang dialami sebagian besar logam ialah pengecoran. Dalam keadaan cair, logam-logam
tersebut dimumikan secara kimia untuk menghilangkan ketidakmurnian. Pada paduan seperti kuningan atau perunggu,
sengatau timah putih ditambahkan pada tembaga cair. Dalam keadaan cair, seng (atau timah) mudah larut dan
bercampur secara merata.
Langkah berikutnya adalah pembentukan dengan dituangkannya logam cair tersebut ke dalam cetakan dan
dibiarkan membeku. Cetakan terakhir (benda :misalkan coran yang telah membeku) memerlukan pemesinan lebih
lanjut misalkan pengerjaan mekanik menjadi batang, kawat, pipa, pelat, benda tempa dan sebagainya. Selama
mengalami proses mekanik, bentuknya berubah. Pada benda bekerja gaya-gaya melebihi kekuatan luluh. Pengerjaan
mesin dilakukan pada suhu yang lebih tinggi agar bahan tempaan lebih lunak dan ulet. Pada suhu tinggi energi
deformasi yang diperlukan lebih rendah dan kemungkinan terjadi perpatahan selama proses pembentukan.
Proses-proses deformasi antara lain berupa :

 Pencairan
 Penempaan
 Ekstrusi.

Langkah deformasi pertama dilakukan pada suhu ruang, hal ini dilakukan karena ukuran sudah lebih kecil dan
gaya serta energi yang diperlukan juga lebih kecil. Disamping itu logam mudah teroksider pada suhu tinggi. Deformasi
pada logam ketika diberi pembebanan atau perlakuan dari luar bisa berupa deformasi elastic dan deformasi plastic.
Deformasi elastic terjadi bila sepotong logam atau bahan padat diberi gaya yang dapat berupa gaya tarik (benda
memanjang), gaya tekan (benda memendek). Hasil dari pembebanan memberikan regangan elastic yang merupakan
basil dari perpanjangan sel satuan dalam arah tegangan tarik atau tekanan.
Perbandingan antara tegangan dan regangandisebut Modulus Elastik (E), dimana makin besar gaya tarik
menarik antar logam makin tinggi pula modulus elastisnya. Sedangkan perbandingan negatif antara regangan
melintang e, dan regangan tarik e, disebut bilangan poisson (v). Selain gaya tarik atau gaya tekan, logam juga dapat
mengalami gaya geser yang menyebabkan adanya pergeseran sudut (a), sebagaimana dengan modulus elastik, juga
dikenal adanya modulus geser (G) bahan, dimana terdapat hubungan antara nilai Edan G terhadap bilangan
poissonnya, yaitu :

E = 2G(1 +v)

Bila harga v berkisar antara 0,25 dan 0,5 maka nilai G mendekati 35% dari E. Jika diberi perlakuan eksternal
pada seluruh permukaan logam, maka logam mengalami perubahan dimensi volume dengan nilai konstanta perubahan
dimensi volume disebut modulus bulk (B) yaitu :
B= E/3(1-2v)

Kebergantungan modulus elastik dengan suhu adalah semakin tinggi suhu, nilai modulus elastik bahan akan
menurun. Sedangkan terhadap arah kristal, modulus elastik akan berubah jika arah kristalografi berubah.
Contohnya adalah besi yang mempunyai nilai modulus elastisitas rata-rata sebesar 205GPa, dalarn arah [111]
nilai modulus elastisitas besi adalah 280Gpa sedangkan dalam arah [100] nilai modulus elastisitas besi adalah 125Gpa.
Deformasi plastik terjadi pada logam kubik dimana terjadi pergeseran bidang atom yang satu terhadap bidang atom
didekatnya. Juga terhadap logam heksagonal, deformasi terjadi dengan cara deformasi geser (sistem slip) dimana
tegangan slipnya dapat diuraikan menjadi tegangan geser.

Mekanisme sistem slip : tegangan aksial (tarik atau tekan) menyebabkan deformasi plastik bergantung pada
tegangan geser kritis dan orientasi tegangan terhadap bidang slip. luas bidang geser (As) tidak sama dengan luas
penampang (A) yang tegak lurus dengan arah gaya tarik/ tekan. Gaya F dalam arah aksial diuraikan menjadi gaya Fs
dalam arah geser. Luas bidang bertambah bila bidang diputar menjauhi sumbu tegangan. Tegangan geser total yang
terjadi dirumuskan dalam hukum Schmid:
2.10 Diagram Fasa
2.10.1 Pendahuluan Diagram Fasa
Perubahan Struktur pada bahan paduan terdiri dari phase tunggal, serta phase campuran, dimana phase
adalah bagian dari perubahan sistem kimia untuk menghasilkan paduan dengan karakter khusus bergantung pada
komposisi dan temperatur pendinginannya. Phase berada selama pendinginan dan pada temperatur ruangan serta
tergantung pula pada perilaku susunan unsur-unsur lainnya. Perilakunya Struktur logam paduan pada temperatur
ruangan dapat diklasifikasikan ke dalam :

 Larutan padat penuh (terjadi persenyawaan penuh).


 Bukan larutan padat penuh (tidak terjadi persenyawaan penuh).
 Larutan padat terbatas (terjadi persenyawaan terbatas).
 Membentuk formasi antar campuran bahan logam.

a. Persenyawaan penuh dalam larutan padat


Ketika paduan berada dalam keadaan cair (liquid) atom logam yang tersususun akan
menyebar dan membentuk larutan cair (Liquid solution),dan ketika proses pemadatan terjadi, atom-
atom akan menyusun diri, susunan atom ini yang disebut space lattice. Atom-atom yang tersusun dan
berukuran sama akan mengambil tempat dari susunan atom lainnya pada space-lattice. Ini akan
menghasilkan single phase. Jika dilihat secara microscopic ini tidak mungkin menemukan susunan
dari paduan sebelumnya dimana mikrostrukturnya akan menyerupai logam murni. Sedangkan larutan
padat juga akan tetap ada dimana dihasilkan dari susunan atom yang memiliki ukuran sama dan ini
yang disebut larutan padat pengganti.

b. Tidak terjadi persenyawaan dalam keadaan padat


Pada kasus yang jarang terjadi dimana susunan paduan tidak membentuk larutan dan setiap
butiran terdiri atas lapisan dari setiap logam murni. Bahan ini tidak termasuk paduan yang memenuhi
syarat sebagai bahan teknik.

c. Terjadi batas persenyawaan dalam keadaanpadat


Sangat sering terjadi dalam pembentukan logam paduan terjadi batas persenyawaan satu
dengan yang lainnya. Hal ini terjadi jika sejumlah kecil dari logam ditemukan terbentuk larutan
padat, tetapi sebagian diantaranya melapisi batas dari kedua bagian larutan padat tersebut.
d. Membentuk formasi antar campuran bahan logam
Pada logam tertentu akan terbentuk dari campuran antar logam, dua jenis logam memiliki
valensi normal sangat rendah rendah dan terbentuk seperti campuran, atau berada pada perbandingan
yang sama pada setiap molekul serta jumlah atom dari setiap molekul tersebut. Hal ini merupakan
campuran antar logam, sifatnya sangat keras dan rapuh dan tidak memenuhi syarat kebutuhan bahan.

2.10.2 Diagram Fasa

Diagram keseimbangan thermal merupakan sistem yang menunjukkan indikasi prilaku dari unsur paduan
paduan selama proses pemadatan serta perubahan bentuk struktur sebagai hasil dari pendinginan lambat dalam
keadaan padat.Perilaku dua unsur paduan (untuk paduan yang terdiri dari dua jenis logam) akan sangat mudah
diperlihatkan melalui diagram ini, akan tetapi untuk paduan yang kompleks memerlukan metoda tiga dimensi dan
lebih rumit, jadi dalam hal ini hanya diperlihatkan diagram keseimbangan untuk paduan yang hanya terdiri atas
dua unsur paduan sebagai bahan pemahaman tentang karakteristik logam paduan yang digunakan sebagai bahan
teknik serta proses perlakuan panas pada beberapa jenis paduan. Paduan dapat dikelompokan berdasarkan
prilakunya terhadap paduan lain, Diagram keseimbangan thermal menunjukkan hubungan setiap kelompok
paduan pada bentuk yang sama

2.10.3 Diagram Keseimbangan untuk 2 Jenis Logam Larut secara Penuh disetiap Proporsi Keadaan Padat

Terjadi dua phase pada sistem ini yakni larutan cair dan larutan padat, pada diagram keseimbangan
diperlihatkan duabidang single phase dipisahkan oleh bidang double phase garis liquidus dan garis solidus juga
terjadi perubahan dalam komposisi larutan cair dan larutan padat dari masing-masing paduan tersebut. Pada
diagram ini menunjukkan bahwa proses pemadatan terjadipada logam B sebesar 60% dan logam A sebesar 40%
dimana pemadatan pada paduan ini diperlihatkan dengan garis bantu vertikal.
Apabila temperatur dari larutan cair turun ke posisi t1 proses pemadatan dimulai dimana partikel
pertama terbentuk dari larutan padat yang terdiri dari 93% logam B dimana diperlihatkan oleh perpotongan
garis horizontal t1 dengan garis solidus.
Apabila temperatur dari paduan turun ke posisi t2 logam cair B jumlahnya menjadi 48% pada keadaan
ini larutan padat terdiri dari 93% logam B dimana diperlihatkan oleh perpotongan garis horizontal t2 dengan
garis solidus.
Prosentase larutan cair dan larutan padat dari logam B ini akan menurun secara kontinyu dan apabila
temperatur dari paduan mencapai t3 larutan cair yang tertinggal dari logam B adalah 18% dan larutan padat
menjadi 65 %.
Temperatur t4 dimana proses pemadatan akan tercapai penuh dengan sisa larutan cair dari logam B
sebesar 15 % pada penyelesaian proses pemadatan ini larutan padat dari logam B adalah 60 %.

 Diagram Keseimbangan
Perubahan komposisi larutan padat secara berangsurangsur ini akan terindikasi pada diagram
keseimbangan jika proses pendinginan yang diberikan cukup lambat dan menyebar, dimana
apabila proses pendinginan yang terlalu cepat akan mengakibatkan penumpukan butiran-butiran
padat pada logam B, akibatnya bagian luar dari butiran logam B akan lemah (lembek) dimana
struktur menjadi tidak seragam dan keadaan ini yang disebut coring. Untuk keseragaman pada
struktur A dapat diperoleh melalui pemanasan ulang dengan temperatur di bawah garis solidus.

2.10.4 Diagram keseimbangan untuk 2 Jenis logam yang Tidak Larut secara Penuh ke Dalam Larutan
Padat

Keadaan dimana dua jenis logam yang tidak larut secara penuh ke dalam larutan padat selama proses
pendinginan, dalam hal ini terjadi tiga phase perubahan pada logam A dan Logam B, Diagram keseimbangan
menunjukkan sebuah komposisi yang disebut eutectic, suatu contoh dari paduan yang terdiri atas 60 logam A dan
40% logam B. Temperatur dimana merupakan temperatur awal proses pemadatan sangat rendah, eutectic
memadat secara konstan pada temperatur tE membentuk struktur laminate yang menyerupai logam murni, karena
memang struktur eutectic melapisi kedua logam murni tersebut. Keadaan ini diinterpretasikan diagram
keseimbangan yang mengingatkan kepada kita tentang proses pemadatan pada dua jenis paduan. Diagram
keseimbangan untuk dua jenis logam tidak larut secara penuh disetiap proporsi dalam keadaan padat.
a. Proses pemadatan pada paduan 1
Paduan ini mengawali pemadatan pada temperatur t1 pemadatan yang diperoleh akan
berbentuk logam murni A, tersisa adalah logam B dengan kadar sesuai prosentasenya dan akan
meningkat selama proses pendinginan berlangsung.
Pada saat temperatur turun ke t2 , sisa logam cair dari logam B sebesar 20 % dan ketika
temperatur mencapai t3 sisa logam cair B sebesar 40 %. Hal ini akan nampak jelas komposisi sisa
logam cair mendekati eutectic selama pendinginan, komposisi ini akan terjadi tercapai capai jika
temperatur turun ke tE dimana temperatur tercapai sisa logam cair akan memadat dalam bentuk
eytectic. Dalam pemadatan ini akan diperoleh logam murni dari logam A + eutectic (A+B).

b. Proses pemadatan pada paduan 2


Paduan ini mengawali pemadatan pada temperatur t4 : pemadatan yang diperoleh akan berbentuk
logam murni B, prosentase sisa dari logam B akan meningkat selamaproses pendinginan berlangsung.
Hal ini diperlihatkan pada diagram keseimbangan dengan garis liquidus (liquidus line). (Gambar 4.4).
Dimana akan terlihat peningkatannya 90% di t5dan 75 % di t6.
Selanjutnya komposisi logam cair akan mendekati eutectic selama proses pendinginan, dengan
demikian komposisi eutectic akan meningkat pada temperatur tE. Jia temperatur meningkat sisa logam
cair akan meningkat menjadi padat kepada bentuk eutectic. Struktur akhir yang akan diperoleh ialah
logammurni B + eutectic (A+B).

2.10.5 Diagram Keseimbangan untuk 2 Jenis Logam dengan Batas Larutan di Dalam Larutan Padat

Diagram keseimbangan ini hampir sama dengan diagram keseimbangan yang yang telah dijelaskan pada
uraian 4.4., kecuali dalam setiap susunan dari beberapa larutan lain. Dua unsur larutan padat justru merupakan
logam murni (pure Metals). Larutan padat ini ialah (1) Larutan B didalam A (terlihat pada diagram dengan α) dan
(2) ialah larutan padat dari A didalam B (terlihat pada diagram dengan β) Untuk sistem ini eutectic berisi lapisan
dari dua unsur lapisan padat (α + β), seperti terlihat pada gambar 4.5; garis ‘A-B-C’ ialah garis liquidus dan garis
‘A-D-C’ ialah garis solidus.
Beberapa unsur dari logam ‘B’ akan pecah dan masuk pada logam,’A’ yang membentuk larutan padat ‘α’
larutan ini akantergambarkan sebagai garis. Solvus(Solvus line) ‘D-F’, beberapalarutan dari logam ‘A’ akan pecah
dan masuk kedalam larutan ‘B’ untuk membentuk larutan padat ‘β’, larutan ini akan terlihat pada diagram sebagai
garis Solvus (Solvus line) ‘E-G’.

Sistem illustrasi dari diagram keseimbangan untuk dua jenis logam dengan 4 unsur paduan sebagaimana
kita lihat pada gambar 4.5, larutan padat dari logam B di dalam logam A berada maximum pada titik tE dimana
larutan itu terdiri atas 20% logam B (perhatikan titik D pada diagram), penurunan temperatur mengakibatkan
penurunan kadar logam B tersebut hingga 3 % yang masuk kedalam larutan padat secara penuh jika temperatur
mencapai temperatur ruangan terlihat pada diagram dimana ditunjukkan dengan garis penghubung DF.

Proses yang sama juga terjadi pada larutan padat tersebut untuk logam A yang masuk kedalam logam B
(perhatikan pula titik E pada diagram) dimana maksimum terjadi pada titik tE, sejalan dengan penurunan
temperaturkadar logam A juga akan menurun hingga 10% perhatikan titik E pada diagram, penurunan temperatur
hingga temperatur ruangan juga akan menurunkan kadar logam A pada larutan padat hingga 2%, terlihat pada
diagram melalui garis penghubung EG.

a. Pendinginan pada Paduan 1


Awal pemadatan dari bahan paduan 1 terjadi pada temperatur dititik t1, dan secara berangsur-
angsur hingga berakhir dititik t2 dimana terbentuknya larutan padat secara penuh kedalam larutan
padat αdan tidak terjadi perkembangan hingga temperatur t4 namun ketika larutan logam B masuk ke
dalam larutan logam A yang merupakan awal pemadatan, kelebihan unsur logam B mengendap dari
larutan padat α untuk membentuk larutan padat β bersama dengan sebagian logam A. Pengendapan
ini akan berlangsung hingga temperatur turun hingga temperatur ruangan.
Struktur akhir yang diperoleh dari proses ini ialah (α + β).

b. Pendinginan pada Paduan 2


Bahan paduan ini akan mulai memadat pada temperatur dititik t2 yang akan menghasilkan
larutan padat α. Selama pemadatan sisa paduan cair akan meningkat dan sisa paduan cair eutectic
terbentuk jika temperatur turun hingga tE, sisa cairan ini akan memadat dan membentuk eutectic
(α+Liquid), sehingga struktur akhir akan diperoleh (α+β).

c. Pendinginan pada Paduan 3


Proses pemadatan untuk larutan ini dimulai pada penurunan temperatur pada titik t6, dalam
keadaan ini akan dihasilkan larutan padat β, larutan padat ini mengandung prosentase kadar logam B
yang cukup besar serta akan tersisa secara meningkat sesuai dengan penurunan temperatur (lihat garis
liquidus pada diagram keseimbangan gambar 4.5) dan penurunan temperatur hingga titik tE kelebihan
paduan cair ini akan membentuk komposisi eutectic dan eutectic padat. Dari proses ini akan diperoleh
struktur (α+β).
d. Pendinginan pada Paduan 4
Awal proses pemadatan ini terjadi dimana temperatur mencapai titik t5 dan berlangsung
secara berangsur-angsur serta terus menerus hingga temperatur turun ke t6 namun tidak terjadi
perubahan hingga temperatur turun ke t7. Ketika larutan logam A masuk kedalam larutan logam B ,
penurunan dimulai. Kelebihan unsur logam A akan mengendap dari larutan padat. β dan membentuk
larutan padat α bersama dengan beberapa unsur logam B. Ini merupakan temperatur akhir dimana
terbentuknya struktur (β + α). Jika kadar bahan paduan lebih kecil dari 3 % logam B atau lebih kecil
dari 3% logam A, endapan tidak memiliki tempat sehingga hasil akhir dari struktur bahan adalah β.

2.10.6 Diagram keseimbangan untuk 2 jenis logam dengan bentuk campuran antar logam (Intermetalic
Compound)

Bentuk diagram yang rumit secara sederhana kita perhatikan dua diagram keseimbangan berikut, dimana
gambar 4.7 merupakan diagram logam A dengan campuran antar logamnya (intermetalic compound) X, dan
Gambar 4.8 adalah diagram keseimbangan dari logam B dengan campuran antar logamnya juga X. Masing-
masing sistem paduan ini mendapatkan eutectic, namun sebagaimana kita lihat bahwa eutectic tidak padat pada
temperatur yang sama.
Beberapa jenis logam terbentuk dari paduan antar logam (intermetalic compound) sedangkan paduan
antar logam yang lainnya terdiri atas komposisi yang berbeda, dimana sistem yang memiliki tiga komposisi
eutectic. Jika demikian ilustrasi diagram keseimbangannya menjadi sangat kompleks, namun dalam
menginterpretasi prilaku pencampuran logam dengan logam paduan ini dapat dipecah menjadi diagram yang
lebih sederhana.

 Reaksi Peritectic
Reaksi Peritectic akan mengambil tempat dalam sistem paduan ketika larutan dalam keadaan padat dengan
menyisakan cairan yang bereaksi untuk membentuk phase yang lain (lihat gambar 4.9). Garis ‘A’ -’B’ -’C’
ialah garis liquidus. Garis ‘A’ -’D’ -’F’ ialah garis Solidus. Reaksi peritectic mengambil tempat pada
temperatur tp dimana komposisi paduan berada diatara titik ‘D’ dan ‘B’.

 Pemadatan paduan 1
Phase α dihasilkan dari unsur paduan selama proses pendinginan, dimana komposisi dari phase ini
mendekati titik ‘D’ , pada saat komposisi dari sisa cairan mendekati ‘B’ komposisi ini meningkat dimana
temperatur paduan menurun ke titik tpdan pada saat ini reaksi Peritectic mengambil tempat dan menghasilkan
phase α. Banyaknya susunan ‘B’ terdapat didalam paduan ini tidak mencukupi semua phase α dan juga telah
terjadi pemadatan pada kedua phase α dan β.
 Pemadatan Paduan 2
Ketika temperatur paduan ini turun ketitik tp reaksi peritectic mengambil tempat untuk menghasilkan
phase β, disebabkan oleh tingginya jumlah susunan ‘B’ tidak semua cairan akan terpakai. Proses pemadatan
akan terjadi secara menyeluruh ketika temperatur paduan berlanjut turun dan padat kecuali phase β.

 Pemadatan Paduan 3
Reaksi Peritectic akan mengambil tempat selama pendinginan dalam paduan copper-zinc, cooper-tin
dan copper-alumunium alloys.

2.10.7 Komposisi Fasa


2.10.8 Diagram Fasa Sistem Besi – Besi Karbida

Diagram kesetimbangan besi-besi karbida dapat dijadikan sebagai dasar untuk mempelajari paduan besi
baja. Diagram ini juga disebut sebagai diagram fasa atau diagram kesetimbangan antara dua fasa, yaitu larutan
padat besi dan senyawa logam Fe3C yang disebut sementit.
Perubahan fasa yang terjadi selama pemanasan, pendinginan, jenis dan jumlah fasa yang ada setiap
temperatur. Paduan besi-besi karbida mempunyai beberapa fasa yaitu: ferit, austenite, besi delta, eutectoid atau
perlit, dan eutektik atau ledeburit dan sementit.

 Besi Alpha Fe-α dan Ferit α


Besi Alfa biasa dinotasikan dengan Fe-α adalah bentuk alotrofik dari besi murni yang stabil di bawah
temperatur 910 derajat Celcius. Besi alfa memiliki struktur kristal Body Centered Cubic BCC. Ferit
merupakan larutan padat interstisi dari atom-atom karbon pada besi alfa. Kelarutan maksimum karbon
dalam fasa ferrite adalah 0,025 persen pada temperature 723 celcius. Ferit biasa dinotasikan dengan α,
alfa.
Pada temperature kamar kelarutan karbon dalam ferit adalah sekitar 0,008 persen. Ferit mempunyai
struktur sel body centered cubic BCC. Ruang antar atom relative kecil dan cukup rapat sehingga ferit
hanya dapat menampung atom karbon dalam jumlah yang terbatas.
Sifat Karakteristik Ferit yaitu Ferit mempunyai sifat lunak dan ulet, dengan kekuatan tariknya kurang
40.000 psi, Elongation sekitar 40 % dalam 2 inci, dengan kekerasan lebih dari 90 HRB. Berat jenis ferit
adalah 7,88 g/cm3.

 Besi Gama Fe-γ dan Austenit


Besi Gama biasa dinotasikan Fe-g adalah bentuk alotrofik dari besi murni yang stabil pada temperatur
antara 910 sampai dengan 1400 derajat Celcius. Besi gama memiliki struktur kristal Face Centered Cubic
FCC. Austenit merupakan larutan padat interstisi atom karbon dalam besi gama yang mempunyai struktur
sel face centered cubic FCC. Austenit stabil di atas temperature 723 celcius. Dalam gambar fasa austenit
dinotasikan dengan γ. Dalam struktur FCC fasa austenite tidak bersifat non magnetic.
Besi berstruktur kristal FCC mempunyai jarak antar atom yang lebih besar dibandingkan ferit. Fasa
austenit mampu melarutkan atom atom karbon dalam bentuk larutan padat intertisial sebanyak 2,06 %
pada temperatur 1147oC dan kemudian turun menjadi 0,8 % pada temperatur 723oC.
Sifat Karakteristik Austenite yaitu Austenite pada daerah temperaturenya memiliki ketangguhan yang
tinggi, bersifat stabil, lunak, ulet, dan mudah dibentuk, namun tidak stabil pada temperatur ruang.
Walaupun dalam keadaan tertentu dapat dibuat austenit yang stabil pada temperature kamar. Austenit
memiliki Tensile strength sekitar 150,000 psi, Elongation sekitar 10 percent dalam 2 inci, kekerasan
sekitar 40 HRC.

 Besi Delta δ
Besi delta merupakan fasa yang mempunyai struktur sel BCC, berada diantara temperature 1400 –
1535 celcius. Atom karbon dapat larut sampai 0,1 persen. Dalam gambar besi delta dinotasikan dengan δ.
Besi delta sama dengan besi alfa, namun temperature stabilnya yang berbeda, sehingga besi delta
sering disebut ferit delta. Akibat terbentuk dan stabil pada temperature tinggi, besi delta memiliki
kemampuan melarutkan atom atom karbon lebih banyak disbanding besi alfa.

 Sementit Karbida Besi Fe3C


Sementit merupakan senyawa logam atau intermetalik yang mempunyai kekerasan tinggi. Terkeras di
antara fasa-fasa yang mungkin terjadi pada baja, tapi sangat rapuh. Sementit biasa disebut besi karbida
mempunyai rumus Fe3C. Hal ini tidak berarti bahwa karbida besi membentuk molekul-molekul Fe3C.
Akan tetapi kisi Kristal sementit mengandung atom besi dan karbon dalam perbandingan tiga lawan
satu. Tiga atom besi dan satu atom karbon. Sementit mempunyai sel satuan ortorombik dengan 12 atom
besi dan empat atom karbon per satu selnya.
Sifat Karakteristik Sementit yaitu Sementit memiliki kekuatan Tarik yang rendah yaitu sekitar 5,000
psi, namun memiliki memiliki compressive strength yang tinggi dengan kekerasan antara 5 – 68 HRC.

 Perlit
Perlit adalah campuran khusus terdiri dari dua fasa dan terbentuk sewaktu austenite dengan komposisi
eutectoid bertransformasi menjadi ferit dan karbida besi secara bersamaan. Struktur dasar perlit adalah
struktur lamellar yang tersusun daari lapisan ferit dan sementit. Perlit hanya terjadi di bawah temperature
723 celcius. Perlit mempunyai sifat diantara ferit dan sementit, yaitu kuat dan cukup keras. Kandungan
karbon dalam perlit untuk paduan besi karbon adalah 0,8 persen.
Sifat Karakteristik Perlit yaitu Perlit memiliki Tensile strength sekitar 120,000 psi dan Elongation
sekitar 20 % dalam 2 inci dengan kekerasan sekitar 300 HRB.

2.11 Fasa Transformasi Logam

Pengembangan struktur mikro dengan menggunakan fasa transformasi, baik dalam paduan fasa tunggal
dan dua fasa melibatkan perubahan dalam jumlah dan karakter dari fasa. Fasa transformasi membutuhkan waktu dan
memungkinkan penentuan tingkat transformasi atau kinetika/kinetics. Fasa transformasi mengubah struktur mikrodan
dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu :

 Difusi yang tergantung pada transformasi dengan tidak mengubah jumlah dan komposisi fasa (pemadatan
logam murni, transformasiallo tropic, dan lain-lain).
 Difusi yang tergantung pada transformasi dengan perubahan jumlah dan komposisi fase (reaksieutectoid).
 Difusi transformasi (transformasi martensitic dalam paduan baja).

a. Mekanisme Gerak/Kinetics Reaksi Pemadatan


Transformasi (pembentukan fasa baru dengan komposisi dan struktur berbeda) yang melibatkan difusi
tergantung pada waktu. Waktu juga diperlukan untuk meningkatkan energi yang terkait dengan batasbatas fasa
antara fasa induk dan fasa produk.
Nukleasi, (pertumbuhan inti), pembentukan butir dan batas butir serta pembentukan kesetimbangan
membutuhkan waktu. Sehingga laju transformasi (kemajuan transformasi) adalah fungsi waktu.
Dalam penelitian kinetik, selesainya reaksi dari fraksi diukur sebagai fungsi dari waktu yang konstan
atau (t).
Kemajuan transformasi dapat diukur dengan pemeriksaan mikroskopis atau mengukur sifat fisik
(misalnya, konduktivitas). Data yang diperoleh digambarkan sebagai bagian kecil dari transformasi terhadap
logaritma waktu.
Perubahan komposisi menunjukkan penataan ulang atom, yang memerlukan difusi. Atom digantikan
secara acak. Perpindahan atom tertentu (d), tidak linear dengan waktu(t), seperti akan menjadi sebuah lintasan
lurus, tapi sebanding dengan akar kuadrat dari waktu, dikarenakan jalur yang berliku.
Hal ini sesuai dengan persamaan berikut.

d = c(Dt)1/2

Ketergantungan waktu dari tingkat dimana reaksi (fase transformasi) terjadi ini lah yang dimaksud
dengan istilah reaksi mekanisme gerak/kinetics. D disebut konstanta karena tidak tergantung pada waktu,
tetapi tergantung pada temperatur, dimana difusi terjadi lebih cepat pada suhu tinggi.
Tahap transformasi membutuhkan dua proses : nukleasi (pembentukan inti) dan pertumbuhan.
Nukleasi melibatkan pembentukan partikel yang sangat kecil, atau inti (misalnya, batas butir, cacat). Halini
mirip dengan hujan terjadi ketika molekulair mengembun di sekitar partikel debu. Selama pertumbuhan, inti
tumbuh dalam ukuran dengan mengorbankan materi sekitarnya.
Perilaku mekanisme gerak/kinetics sering berbentuk “S” S-shape), ketika persentase yang
direncanakan bahan berubah dibandingkan dengan logaritma waktu. Tahap nukleasi dianggap sebagai
masainku basi, dimana sepertinya tidak ada yang terjadi.
Untuk rentang suhu tertentu, tingkat transformasi meningkat sesuai dengan persamaan berikut.
𝒓= Ae-Q/RT

y=1- exp (-ktn)

Sehingga,

r = 1/t0,5
Persamaan diatas mirip dengan ketergantungan suhu dari konstanta difusi), dalam hal ini dikatakan
panas telah diaktifkan.

b. Transformasi Multifasa
Fasa transformasi dapat dilakukan dengan memvariasikan suhu, komposisi dan tekanan eksternal.
Sebagian besar fasa transformasi memerlukan beberapa waktu tertentu untuk menyelesaikannya dan laju
transformasi sangat penting dalam hubungan antara perlakuan panas dan pengembangan struktur mikro.
Tingkat transformasi untuk mencapai keadaan setimbang sangat lambat dan kondisi kesetimbangan
dipelihara jika pemanasan/pendinginan sangat lambat. Umumnya, transformasi dialihkan ke suhu yang lebih
rendah untuk pendinginan atau lebih tinggi untuk pemanasan. Fenomena ini disebut pendinginan super
(supercooling) dan pemanasan super (superheating).
Semakin cepat pendinginan atau pemanasan, semakin besar tingkat supercooling atau superheating. Untuk
menggambarkan fasa transformasi yang terjadi selama pendinginan, fasa diagram kesetimbangan/equilibrium
tidak memadai jika laju transformasi lebih lambat dibandingkan dengan laju pendinginan.
Hal ini biasanya terjadi dalam kenyataannya/praktek di lapangan, sehingga kesetimbangan struktur mikro
jarang diperoleh. Ini berarti bahwa transformasi tertunda (misalnya, kasus pendinginan), dan menyatakan
metastabil/metastable terbentuk. Kemudian perlu untuk diketahui pengaruh waktu pada fasa transformasi.
Untuk banyak material paduan, keadaan yang dipilih adalah keadaan metastable (peralihan antara keadaan
awal dan kesetimbangan). Sebagai contoh, reaksi eutektoid Fe-C biasanya kehilangan 10-20°C lebih rendah
dari suhu transformasi kesetimbang.

c. Transformasi Isotermal Paduan Fe-C


Pearlite adalah produk struktur mikro dari transformasi seperti digambarkan dalam persamaan berikut.

𝜸𝟎. 𝟕𝟔𝒘𝒕% 𝑪𝒄𝒐𝒐𝒍𝒊𝒏𝒈 𝜶𝟎. 𝟎𝟐𝟐𝒘𝒕% 𝑪 + 𝑭𝒆𝟑𝑪𝟔. 𝟕𝟎𝒘𝒕% 𝑪


𝒉𝒆𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈

Suhu sangat penting dalam transformasi ini. Setiap kurva diperoleh dari pendinginan cepat austenite pada
suhu tertentu. Dalam paduan Fe-C terdapat diagram transformasi isotermal yang eutectoid. Diagram ini
digunakan untuk melakukan analisa dari ketergantungan transformasi terhadap suhu dan waktu. Data untuk
pembuatan diagram diperoleh dari serangkaian plot dari %transformasi terhadap logaritma waktu yang diteliti
pada suhu tertentu.

d. Ketebalan Lapisan
Ketebalan lapisan tergantung pada temperatur dimana transformasi isotermal terjadi. Misalnya pada T
tepat di bawah eutectoid, lapisan yang dihasilkan relatif tebal dari kedua fasa ferrite dan cementite. Struktur ini
disebut pearlite kasar. Pada T lebih rendah, tingkat difusi lebih lambat, yang menyebabkan pembentukan
lapisan tipis di sekitar 540oC. Struktur ini disebut pearlite halus. Untuk komposisi paduan lain Fe-C, fasa
proeutectoid dari ferrite atau cementite akan berdampingan dengan pearlite dan karena itu diagram
transformasi isotermal memiliki kurva tambahan.

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1. Logam fasa tunggal adalah logam yang mempunyai satu jenis unsur saja yang disebut dengan logam murni.
Salah satu cara untuk menghitung logam fasa taunggal adalah dengan menggunakan metode lingkaran. Jika
ada logam fasa tunggal, maka ada yang disebut sebagai logam fasa majemuk yang merupakan suatu logam
yang memiliki dua atau lebih jenis unsur didalamnya dan merupakan logam campuran.
2. Jenis-jenis logam antara lain: Platina, Plutonium, Raksa, Seng, Solder, Tembaga, Timah, Wolfram, Perak, dan
sebagainya.
3. Klasifikasi logam berdasarkan jenisnya adalah: Logam Berat, Logam Ringan, Logam Tahan Api, Logam
Mulia.
4. Klasifikasi berdasarkan bahan dasarnya ada dua yaitu, Logam besi (ferrous) dan Logam Non Besi (Non-
Ferrous).
5. Sifat logam-nonlogam dalam periodikunsur adalah dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam
berkurang, sedangkan sifat nonlogam bertambah, dan dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam
bertambah, sedangkan sifat nonlogam berkurang.
6. Pada umumnya logam terdiri dari satu fasa, termasuk logam murni komersil dengan satu komponen.
7. Paduan adalah logam fasa tunggal bila batas solubilitas tidak dilampaui. Contoh: Kuningan, perunggu,
tembaga-nikel.
8. Sifat paduan berbeda dengan sifat logam murni. Berikut adalah sifat yang ditimbulkan, yaitu :
 Peningkatan kekuatan dan kekerasan disebabkan oleh adanya atom-atom yang larut yang menghambat
pergerakan dislokasi dalam kristal sewaktu terjadi deformasi plastik.
 Ketidakmurnian sedikit saja mengurangi daya hantar listrik logam dimana atom asing mengganggu
uniformitas medan listrik dalam kisi kristal.
 Pada logam, elektron membawa sebagian besar energi hantaran panas. Karena elektron menghantarkan
panas maka penghantar listrik yang baik merupakan penghantar panas yang baik pula. Jadi ada kaitan
antara daya hantar panas dan daya hantar listrik.
 Jika k menyatakan daya hantar listrik (satuan watt/m) dan o menyatakan daya hantar panas (satuan °C/m)
➔ hubungan kedua besaran tersebut dikenal sebagai perbandingan Wiedeman -- Franz (W-F).
9. Pemaduan logam membuat struktur dalam keadaan setimbang pada temperature dan tekanan tertentu. Butiran
logam sebagai kristal individu, sedangkan bahan yang berbutir banyak disebut poligranular atau polikristalin.
Kristal yang berdekatan memiliki orientasi yang berbeda oleh karena itu terdapat batas butir.
10. Besar butir dinyatakan dalam ukuran diameter. Beberapa bentuk butiran adalah sumbu sama, bentuk pipih,
kolum atau dendritic (cabang pohon).
11. Pemaduan terjadi akibat adanya susunan atom sejenis ataupun ada distribusi atom yang lain pada susunan
atom lainnya.
12. Pemaduan logam merupakan kombinasi dari 2 atau lebih jenis logam, dapat berupa campuran 2 struktur
kristalin (besi kpr dan Fe3C dalam baja konstruksi) atau larutan padat (misal : kuningan). Paduan logam
sengaja dibuat dengan komposisi tertentu agar berubah sifat, sesuai yang dikehendaki.
13. Paduan logam mudah terbentuk bila pelarut dan atom yang terlarut mempunyai ukuran dan struktur ℯ yang
sama. Larutan padat dapat terjadi bila : Perbedaan ukuran jari-jari atom ≤ 15%, struktur kristal sama,
valensinya sama.
14. Proses permulaan yang dialami sebagian besar logam ialah pengecoran. Dalam keadaan cair, logam-logam
tersebut dimumikan secara kimia untuk menghilangkan ketidakmurnian. Pada paduan seperti kuningan atau
perunggu, seng atau timah putih ditambahkan pada tembaga cair. Dalam keadaan cair, seng (atau timah)
mudah larut dan bercampur secara merata.
15. Proses-proses deformasi antara lain berupa : Pencairan, Penempaan, Ekstrusi.
16. Perubahan Struktur pada bahan paduan terdiri dari phase tunggal, serta phase campuran, dimana phase adalah
bagian dari perubahan sistem kimia untuk menghasilkan paduan dengan karakter khusus bergantung pada
komposisi dan temperatur pendinginannya.
17. Diagram keseimbangan thermal merupakan sistem yang menunjukkan indikasi prilaku dari unsur paduan
paduan selama proses pemadatan serta perubahan bentuk struktur sebagai hasil dari pendinginan lambat dalam
keadaan padat.
18. Pengembangan struktur mikro dengan menggunakan fasa transformasi, baik dalam paduan fasa tunggal dan
dua fasa melibatkan perubahan dalam jumlah dan karakter dari fasa. Fasa transformasi membutuhkan waktu
dan memungkinkan penentuan tingkat transformasi atau kinetika/kinetics.
3.2. SARAN

Diharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang konsep logam fasa tunggal yang digunakan dalam
kontruksi teknik kimia yang meliputi pembahasan tentang aspek penting, pengertian logam, pengertian logam fasa
tunggal, paduan logam atau alloy, diagram fasa, dan lain-lain. Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa
lebih memahami dalam bidang konstruksi keteknik kimiaan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
sangat terbuka pada kritik dan saran dari dosen maupun mahasiswa untuk perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk menambah wawasan yang lebih luas ke arah yang lebih baik serta untuk mengahadapi
kepentingan di masa depan .

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2013). Diagram Phasa. Retrieved from uny.ac.id:


https://staffnew.uny.ac.id/upload/132048523/pendidikan/4+kegiatan+belajar+4.pdf
Anonim. (2015, Juli 3). Diagram Fasa. Retrieved from uinmalang.ac.id: http://nurun.lecturer.uinmalang.ac.id/wp-
content/uploads/sites/7/2015/03/Pertemuan-Ke-2-Diagram-Fasa.pdf
Anonim. (n.d.). Diagram Fasa. Retrieved from ardra.biz: https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/besi-baja-iron-
steel/diagram-sistem-besibesi-karbida/
Saktianto, A. (2014). Fasa Tunggal. Retrieved from scribd.com: https://id.scribd.com/doc/266769058/Fasa-tunggal
Santoso, H. (2011, November 18). Proses Pembuatan Kuningan dari Logam. Retrieved from kompasiana.com:
https://www.kompasiana.com/hermansantoso/55099149813311490eb1e1cd/proses-pembuatan-
kuningan-dari-logam
Setiawan, P. (2024, Februari 3). Jenis dan Fungsi Logam. Retrieved from gurupendidikan.co.id:
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-logam/
Taufiqqurrachman. (2013, November). Diagram Fasa. Retrieved from esaunggul.ac.id:
http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/968/2013/11/TIN107-6-
Diagram-Fasa.pdf

Anda mungkin juga menyukai