Anda di halaman 1dari 44

TUGAS AKHIR − TL184834

KARAKTERISASI POROSITY DAN


MECHANICAL PROPERTIES Al POROUS
DENGAN VARIASI FOAMING AGENT NaCl
MUHAMMAD FAUZAN NURRAHMAN
NRP. 02511740000048

Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir.Sulistijono DEA
Dian Mughni Fellicia, S.T., M.Sc.

DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2021
HALAMAN JUDUL

PROPOSAL TUGAS AKHIR − TL 184834

KARAKTERISASI POROSITY DAN MECHANICAL


PROPERTIES Al POROUS DENGAN VARIASI FOAMING
AGENT NaCl.

MUHAMMAD FAUZAN NURRAHMAN


NRP. 025111740000048

Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir.Sulistijono DEA
Dian Mughni Fellicia, S.T., M.Sc.

DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2021

i
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

ii
FINAL PROJECT − TL 184834

CHARACTERIZATION OF POROSITY AND


MECHANICAL PROPERTIES Al POROUS USING
VARIATION OF FOAMING AGENT NaCl.

MUHAMMAD FAUZAN NURRAHMAN


NRP. 02511740000048

Advisor
Prof. Dr. Ir.Sulistijono DEA
Dian Mughni Fellicia, S.T., M.Sc.

MATERIALS AND METALLURGICAL ENGINEERING


DEPARTEMENT
Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering
Sepuluh Nopember Institute of Technology
Surabaya 2021

iii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

iv
EFEK PERLAKUAN PANAS T6 PADA PADUAN
ALUMINIUM 336 APLIKASI PISTON MAHLE M124
TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN STRUKTUR
MIKRO

TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada
Program Studi S-1 Departemen Teknik Material dan Metalurgi
Fakultas Teknologi Industri dan Rekaya Sistem
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Oleh:
MUHAMMAD FAUZAN NURRAHMAN
NRP 02511740000048

Disetujui Oleh Tim Penguji Tugas Akhir:

1. Prof. Dr. Ir.Sulistijono DEA...........................(Pembimbing I)

2. Dian Mughni Fellicia, S.T., M.Sc.................(Pembimbing II)

LEMBAR PENGESAHAN

SURABAYA
April 2021

v
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

vi
KARAKTERISASI POROSITY DAN MECHANICAL
PROPERTIES Al POROUS DENGAN VARIASI FOAMING
AGENT NaCl.

Nama : Muhammad Fauzan Nurrahman


NRP : 02511740000048
Departemen : Teknik Material dan Metalurgi
Pembimbing I : Prof. Dr. Ir.Sulitijono DEA
Pembimbing II : Dian Mughni Fellicia, S.T., M.Sc.

Abstrak

Kata Kunci:

vii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

viii
CHARACTERIZATION OF POROSITY AND
MECHANICAL PROPERTIES Al POROUS USING
VARIATION OF FOAMING AGENT NaCl.

Student Name : Muhammad Fauzan Nurrahman


NRP : 02511740000048
Departement : Materials and Metallurgical Engineering
Supervisor : Prof. Dr. Ir.Sulistijono DEA
Co-Supervisor : Dian Mughni Fellicia, S.T., M.Sc.
Abstract

Keywords:

ix
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

x
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa


sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas
Akhir. Shalawat serta salam tak lupa selalu tercurah kepada nabi
Muhammad SAW. Tugas akhir ditujukan untuk memenuhi mata
kuliah wajib yang harus diambil setiap mahasiswa Departemen
Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri
Rekayasa Sistem Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Penulis
telah dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Karakterisasi Porosity dan Mechanical Properties Al Porous
Dengan Variasi Foaming Agent Nacl.”
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, bimbingan,
dan motivasi dari berbagai pihak, penulis tidak mungkin dapat
menyelesaikan penyusunan laporan Tugas Akhir ini. Oleh sebab
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
terutama kepada:
1. Allah Subhanahu Wata’ala, atas Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat
waktu.
2. Bapak Sigit Tri Wicaksono, S.Si, M.Si, Ph.D. selaku Kepala
Departemen Teknik Material dan Metalurgi FTI-RS ITS.
3. Ibu Prof. Dr. Ir.Sulitijono DEA selaku dosen pembimbing
Tugas Akhir, yang telah memberikan arahan, bimbingan,
serta motivasi selama proses pengerjaan tugas akhir ini.
4. Bapak Dian Mughni Fellicia, S.T., M.Sc. selaku co dosen
pembimbing yang dengan sabar mau memberikan
bimbingan, saran dan evaluasi selama proses pengerjaan
tugas akhir ini.
5. Bapak Diah Susanti, S.T., M.T., PhD. selaku dosen wali
penulis selama menempuh pendidikan di Departemen Teknik
Material dan Metalurgi.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak sekali kekurangan
dalam penyusunan laporan tugas akhir ini. Oleh karena itu,

xi
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kemajuan bersama. Penulis berharap laporan
Tugas Akhir ini akan dapat bermanfaat bagi banyak pihak
dengan sebaik-baiknya.

Surabaya, XX April 2021


Penulis

Muhammad Fauzan Nurrahman

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................
Abstrak................................................................................................................
Abstract...............................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................
Daftar pustaka....................................................................................................

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian.......................................................................


Gambar 3.2 Aluminium Ingot (Dokumentasi Pribadi).............................................
Gambar 3.6 Resistance Furnace (Dokumentasi Pribadi).........................................
Gambar 3.7 Kompor Pemanas (Dokumentasi Pribadi)............................................
Gambar 3.8 Cetakan Permanen (Dokumentasi Pribadi)...........................................
Gambar 3.9 Gergaji Mesin (Dokumentasi Pribadi)..................................................
Gambar 3.10 Heat Treatment Furnace (Dokumentasi
Pribadi)............................................................................................
Gambar 3.11 Alat Grinding dan Polishing (Dokumentasi
Pribadi)............................................................................................
Gambar 3.13 Mikroskop Optik (Dokumentasi Pribadi)...........................................

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik dan Sifat Mekanik Aluminium.......................................


Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya.........................................................................

xv
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aluminium diklasifikasikan sebagai logam non ferrous
yang diproduksi dengan metode elektrolisis Hall-Heroult. Logam
aluminium memiliki sifat ringan (densitas rendah 2,7 gr/cm 3),
koefisien muai yang rendah, sifat mekanik yang tahan temperatur
tinggi, dan tahan terhadap korosi, oleh karena itu pengaplikasian
logam aluminium yang paling umum ada pada bidang otomotif
dan konstruksi.(ASM Volume 2. 1990)
Porositas dapat disebut juga sebagai kekosongan atau
rongga yang biasa ditemukan saat proses solidifikasi pengecoran,
hal ini sangat sering terjadi saat dilakukannya proses pengecoran.
Porositas biasa disebut cacat dalam pengecoran yang akan
berdampak terhadap menurunnya sifat mekanik, kekuatan,
keuletan dan ketangguhan dari suatu logam(ammar2008).
Dalam perkembangan penelitian tentang logam aluminium,
aluminium berporos merupakan pengembangan dari produk
logam aluminium yang menunjukkan kombinasi sifat fisik,
mekanik, dan termal yang sangat baik sebagai tambahan
karakteristiknya yang sudah sangat ringan. Terdapat dua tipe
aluminium poros berdasarkan morfologi selnya : (i) open cell dan
(ii) closed cell. Pada open cell tidak terdapat matrix antar selnya,
yang mengakibatkan efektivitas luas permukaan yang tinggi
menjadikan material tersebut memiliki konduktivitas termal yang
lebih tinggi, yang menjadikan material tersebut sangat cocok
untuk material penukar panas yang baik. Untuk closed cell
dimana antara sel terseparasi oleh sebuah matrix yang membuat
material tersebut sangat baik digunakan untuk absorbsi energi,
penahan ledakan, dan berbagai macam peredam karena sifatnya
yang sangat baik dalam absorbsi energi di daerah plateau stress
yang sangat rendah dan kapasitas peredaman yang tinggi.
(mondal2013)

xvii
Dunia otomotif modern membutuhkan beberapa fitur yang
lebih canggih dengan tujuan peningkatan performa kendaraannya,
seperti struktur keselamatan dari kecelakaan yang lebih hemat
energi, sistem manajemen termal yang lebih efisien, meredam
suara kendaraan dan mengurangi getaran, pengaplikasian metal
foam terutama aluminium foam banyak digunakan dalam
kemajuan fitur otomotif, karena dapat meningkatkan tingkat
kepadatan indeks desain yang dikompensasi seperti kekakuan
pembengkokan, kekuatan pembengkokan, penyerapan energi, dan
kelenturan. Daerah yang memungkinkan untuk diaplikasikan
aluminium foam salah satunya adalah crash box.(Srinath2010)
Terdapat beberapa metode pembuatan aluminium poros,
salah satunya yaitu dengan metode pengecoran. Metode
pengecoran yang dapat digunakan dalam proses pembuatan
aluminium yaitu investment casting, sand casting, dan permanent
mold casting.(curran2004)
Salah satu produk aluminium foam yang dikomersialkan
adalah ALPORAS®. ALPORAS® adalah material yang sangat
ringan yang memiliki densitas berkisar dari 0,18-0.24 gr/cm 3,
terklasifikasi sebagai closed cell structure. Pembuatan
ALPORAS® menggunakan metode batch casting, dengan
menggunakan TiH2 sebagai blowing agent, sangat dibutuhkan
penjagaan kestabilan gelembung yang dihasilkan oleh foaming
agent yang digunakan dengan cara menaikkan viskositas dari
molten aluminium dengan menambahkan 1,5 wt% Ca sebagai
thickening agent dicampurkan pada temperatur 680ºC dan diaduk
dengan pengadukan konstan selama 6 menit, lalu molten
aluminium dituangkan kedalam cetakan dan diaduk dengan
blowing agent (1,6 wt% TiH2) pada temperatur 680ºC. Setelah
pengadukan, material akan di diamkan selama ±15 menit untuk
membuat material tersebut mengembang dan memenuhi cetakan,
lalu material tersebut akan didinginkan dengan blower untuk
mengeraskan material didalam cetakan. (T.Miyoshi1999)
Beberapa penelitian telah dilakukan dalam rangka mencari
tahu perbedaan sifat mekanik pada aluminium poros dengan

xviii
menggunakan foaming agent yang berbeda, Aida (2016)
menggunakan NaCl powder sebagai alternatif dari foaming agent
yang digunakan dalam pembuatan aluminium poros dikarenakan
penggunaan TiH2 yang biasa digunakan sebagai foaming agent
untuk pembuatan ALPORAS® pada umumnya sangat memakan
biaya. Pada penelitiannya Aida menggunakan paduan Al-Si yang
mengandung 11,5 wt% Si, dengan menggunakan metode
pengecoran yang menggunakan perbedaan rasio komposisi antara
NaCl powder dan Aluminium 0,2:1 ; 0,6:1 ; 1:1. Dari penelitian
tersebut menunjukkan distribusi poros dikontrol oleh NaCl
sebagai space holder, dan pengaruh rasio NaCl menunjukkan
semakin banyak NaCl yang digunakan maka akan mempengaruhi
porositas yang terbentuk, semakin banyak NaCl maka akan
membuat porositas yang terbentuk menyambung satu sama lain
dengan ukuran poros antara 204 µm – 224 µm. (Aida 2006)

1.2 Perumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh komposisi foaming agent terhadap
persentase porositas dan sifat mekanik aluminium Poros?
2. Bagaimana pengaruh temperatur penuangan molten meal
terhadap porositas dan sifat mekanik aluminium Poros?

1.3 Batasan Masalah


Agar diperoleh hasil akhir yang sesuai dengan yang
diinginkan serta tidak menyimpang dari permasalahan yang
ditinjau, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kecepatan pengadukan dianggap konstan.
2. Kecepatan penuangan dianggap konstan.
3. Reaksi antara logam cair dan lingkungan diabaikan.
4. Tekanan gas inert dianggap konstan.

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan masalah dari penelitian ini yaitu:

xix
1. Menganalisa pengaruh komposisi aluminium terhadap
foaming agent terhadap sifat mekanik dan persentase
porositas aluminium poros.
2. Menganalisa pengaruh variasi temperatur penuangan
molten terhadap sifat mekanik dan persentase porositas
aluminium poros.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Dapat dijadikan referensi dalam pengembangan produk
aluminium yang berupa logam berporos pada aplikasinya.
2. Informasi yang melengkapi dan komprehensif dengan
hasil penelitian yang sebelumnya terkait variasi komposisi
serta temperatur penuangan yang berpengaruh terhadap
porositas.
3. Bermanfaat untuk pengembangan teknologi mandiri
khususnya di bidang Teknik Material dan Metalurgi.

xx
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.6 Aluminium
Aluminium merupakan unsur logam paling banyak kedua
di bumi, banyak digunakan karena harganya yang ekonomis,
memiliki karakteristik yang konsisten dengan kualitas yang
tinggi. Aluminium memiliki karakteristik berupa densitas yang
kecil (2,7 gr/cm3), sifat tahan korosi yang baik terhadap
lingkungan, dan sangat baik dalam menghantarkan listrik dan
panas. Aluminium juga memiliki keunggulan di sifat mekaniknya
yaitu keuletan yang tinggi, sehingga memiliki sifat formability
yang baik. Namun, pada aluminium murni kekuatan yang dimiliki
relative rendah sehingga dibutuhkan paduan dengan unsur lain
untuk pengaplikasiannya. Aluminium memiliki temperatur lebur
pada 660ºC dan temperatur didi pada 2519ºC. (ASM Vol.2)
Aluminium memiliki sifat mekanik yang dimana sifat
mekanik adalah kemampuan suatu material dalam menerima
beban atau tegangan tanpa merusak material tersebut, standar
yang digunakan untuk pengujian sifat mekanik adalah ASTM
(American Society for Testing and Materials). ASTM adalah
suatu asosisasi professional dalam bidang pengujian yang
digunakan sebagai beberapa standar saat ini, pengujian dilakukan
untuk mengetahui beberapa sifat dasar dari suatu material untuk
mengetahui kesesuaian material terhadap aplikasi dari material
tersebut salah satunya kekuatan tarik.

Tabel 2.1 Karakteristik dan Sifat Mekanik Aluminium


Properties Value
3
Massa Jenis (g/cm ) 2,7
Struktur Kristal FCC
Kekuatan Luluh (MPa) 28
Kekuatan Tarik (UTS) (MPa) 69
Modulus Elastisitas (MPa) 69 x 103

21
LAPORAN TUGAS AKHIR
22 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

1.7 Aluminium Foam


Struktur berporos banyak dijumpai di alam bebas, seperti
sarang lebah, gabus, tulang, parenkim tumbuhan, dan spons.
Struktur berporos memiliki keunggulan dalam beratnya yang
sangat ringan digabungkan dengan sifat mekanik yang
dimilikinya. Aluminium Foam atau Aluminium Poros adalah
bentuk aplikasi lanjutan pada dunia logam yang terinspirasi dari
alam. Logam berporos dapat diklasifikasikan menjadi dua
kelompok, yaitu closed cell dan open cell. Aluminium merupakan
logam non-ferrous yang sangat banyak digunakan karena
memiliki banyak keunggulan, maka dari itu aluminium poros
adalah logam berporos yang paling banyak diteliti. Porositass
pada matriks aluminium merupakan fase fungsional yang
menyediakan performa tambahan aluminium pada penyerapan
energi, peredaman getaran, peredaman suara, pelindung
elektromagnetik, dan insulasi panas atau disipasi.
Klasifikasi closed cell dan open cell pada aluminium poros
dapat diklasifikasikan dari proses pembentukannya. Proses
pembentukan closed cell aluminium poros biasanya dengan
metode pengecoran, injeksi gas, dan kompaksi serbuk. Closed
cell aluminium poros biasa digunakan untuk aplikasi material
struktural dengan fungsi penahan beban dan penyerap energi.
Untuk proses pembentukan open cell yang paling umum
menggunakan metode proses replikasi, aplikasi open cell
aluminium poros dapat juga menjadi material struktural dan juga
dapat digunakan di lingkungan yang bertemperatur tinggi,
penyerap suara, dan disipasi panas dikarenakan permeabilitasnya
atau keterbukaan porositasnya yang membuat open cell memiliki
keunggulan tersebut.(Wan2020)
Aplikasi aluminium poros yang umum salah satunya ada di
bidang otomotif, kebutuhan kendaraan yang ringan membuat
aluminium poros menjadi pilihan dalam material pembentuk
kendaraan zaman sekarang karena keringanannya dan keunggulan
sifat mekaniknya. Salah satu aplikasi dari penggunaan aluminium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR / LAPORAN TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI 23

poros pada kendaraan adalah sebagai material crash box.


(Srinath2010)

1.7.1 Sifat Mekanik


Sifat mekanik sangat bergantung terhadap densitas dari
material tersebut, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh kualitas dari
struktur seluler di konektivitas antar sel, kebulatan dan distribusi
diameter sel, fraksi dari padatan yang terkandung di dalam cell
nodes, dan tepi atau permukaan dari sel.
Sifat mekanik dari logam berporos P* harus dihitung sesuai
dengan beratnya, atau densitasnya. Sifat mekanik dari logam
berporos tidak sebaik logam yang padat, tetapi logam berporos
memiliki pengecualian dalam sifat peredaman dan penyerapan
energinya. Maka dari itu sifat mekanik relatif dari logam berporos
dapat dinyatakan dari kepadatan relatif ρ*/ρs, dengan koefisien a
dan struktural konstan k, yang dapat dinyatakan dalam persamaan
sebagai berikut :

a
P¿ ρ¿
Ps
≈k
( )
ρs
(1)

Salah satu sifat mekanik terpenting dari logam berporos


pada aplikasi untuk struktural adalah kekakuan atau modulus
young, yang dimana modulus young dari logam berporos E*
berhubungan dengan kemiringan dari kekuatan kompresi σ yang
tergantung terhadap regangan ε. Dapat dilihat dari persamaan
berikut :

σ
E¿ =
ε (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


LAPORAN TUGAS AKHIR
24 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

Dalam penelitian Ashby (Ashby) dan Gibson (Gibson),


dinyatakan sesuai persamaan (1) untuk modulus young relatif
dapat dinyatakan dengan persamaan :

2
E¿ ρ¿
Es
≈k
( )
ρs (3)

Dimana Es adalah modulus untuk logam padat, dan k ≈( 0,1−4)


pada limit kepadatan yang rendah.
Berdasarkan dari modelnya, mereka menyatakan kekuatan
kompresi spesifik dari logam berporos pada area elastis yang
dinyatakan dalam persamaan :

σ ¿pl ρ¿ 2

Es ( )
≈ 0,05
ρs (4)

Untuk area plastis dinyatakan dalam persamaan berikut :

σ ¿pl ρ¿ 3

σ ¿ys
≈ ( )
0,3
ρs
2

(5)

Berdasarkan dari model dan


hasil penelitian yang didapatkan oleh Gibson et al. (Gibson),
kekuatan kompresi dari open cell foam logam poros pada area
plastis dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut :
σ ¿pl ρ¿ 3

σ ¿ys
≈k( )
ρs
2

(6)

Untuk closed cell foam logam poros dinyatakan dalam persamaan


berikut :

σ ¿pl ρ¿ 32 ρ¿

[ ( ) ( )]
k 0,5
ρs
σ ¿ys BAB II TINJAUAN
+ 0,3
ρs
PUSTAKA
SEMINAR / LAPORAN TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI 25

(7)

Dengan k = (0,1 – 1,0) untuk persamaan (6) dan (7).


Salah satu sifat mekanik yang paling unggul dari logam
berporos adalah kemampuannya untuk menyerap energi.
(Hanssen2001) Porositas pada logam berporos dapat menyerap
maksimum energi mekanik tanpa melebihi stress limit σ D sifatnya
yang plastis, dalam rentang regangan yang besar deformasinya
akan irreversible. Sifat ini pada umumnya isotropik, yang
membuat logam poros menjadi peredam benturan yang ideal.
Maksimum peredaman energi per satuan volum Wmax dari
deformasi plastis logam berporos adalah integral dari kurva
stress-strain hingga stress limit. Dapat dinyatakan dalam
persamaan sebagai berikut :

2/ 3
W max σ D σ
Es
=
Es { ( )}
1−3,1 D
Es
Sifat
(8)

mekanik dari logam berporos dapat ditingkatkan lagi dengan


berbagai macam cara, contohnya dengan penambahan paduan,
grain refinements, dan heat treatments.(Garcia20016)

1.8 Porositas
Gas Porosity merupakan salah satu masalah utama dalam
proses pengecoran aluminium, tembaga, dan juga besi. Gas yang
terjadi dapat dikarenakan reaksi antara pasir di cetakan terhadap
logamnya atau bisa juga dari perubahan gas yang terlarut di
logam cair saat proses solidifikasi. Salah satu contoh reaksi kimia
perubahan gas saat proses solidifikasi adalah reaksi moisture
(H2O) di dalam pasir dengan material di besi cor seperti karbon,
silikon, aluminium, ataupun besi. Pada proses pengecoran,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


LAPORAN TUGAS AKHIR
26 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

aluminium adalah logam yang sangat mudah terjadi porositas, dan


reaksi yang mungkin terjadi untuk perubahan gas pada saat proses
pengecoran aluminium adalah :
3 H 2 O+2 Al=Al 2 O3 +3 H 2
Pada pengecoran aluminium akan terjadi reaksi tersebut
yang didukung oleh beberapa faktor kompleks, seperti transfer
massa pada saat fase cair dan tegangan permukaan yang terjadi,
yang menyebabkan keberadaan porositas sangat sulit untuk
diprediksi.
Penyebab utama lainnya dari porositas adalah perubahan
gas yang terlarut pada proses pengecoran. Sebagai contoh, besi
cor cair dapat mengandung hidrogen dan nitrogen yang terlarut di
dalamnya, hal tersebut dapat membentuk porositas dikarenakan
kelarutan gas-gas dalam padatan lebih kecil dibanding dalam
cairan, dan gas-gas tersebut mengalami perubahan saat proses
solidifikasi. Hal tersebut dapat terjadi tergantung jumlah hidrogen
dan nitrogen yang ada, paduang yang kan dicor, kinetika
kimianya, dan tegangan permukaan dari paduannya. (ASM
Vol.15)
Porositas pada matrix aluminium di aluminium poros
adalah fase fungsi yang memberikan aluminium poros performa
tambahan seperti absorbsi energi, peredaman getaran, peredaman
suara, perlindungan elektromagnetik, dan penahan panas atau
disipasi. (Wan2020)

1.9 Metode Pembuatan Aluminium Poros


Ada beberapa metode pembuatan aluminium poros yang
diklasifikasikan berdasarkan metode pembentukannya, dapat
diklasifikasikan menjadi pembuatan [i] dengan menggunakan
blowing agent dan [ii] tanpa blowing agent.
Pada metode [i], kegunaan dari blowing agent tersebut
adalah sebagai pembentuk struktur selular dengan proses
penggelembungan di dalam material pada saat proses solidifikasi
material tersebut. Blowing agent biasanya dicampurkan kedalam
logam pada saat fasa cair, pada dasarnya blowing agent

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR / LAPORAN TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI 27

memerlukan proses dekomposisi termal dan menimbulkan


tekanan gas di dalam matriks untuk membentuk gelembung di
dalam logam pada akhirnya. Blowing agents lebih mudah terurai
terhadap pelepasan udara, gas yang dihasilkan hampir tidak dapat
larut dalam matriks, dan gas yang bersifat korosif harus dihindari
dari proses dekomposisi produknya. Material yang pada
umumnya digunakan sebagai blowing agents adalah hidrida dan
karbonat, contohnya adalah TiH2, ZrH2, MgH2 untuk hidrida, dan
CaCO3, SrCO3, MgCO3 untuk karbonat. Dalam metode [i] dapat
menggunakan metode kompaksi serbuk dan proses pengecoran.
Pada metode [ii], ada beberapa cara yang digunakan yaitu
foaming dengan menggunakan injeksi gas, solid-gas eutectic
solidification, vapour deposition, electro-chemical deposition,
dan space holder (Avinash). Salah satu cara yang paling umum
digunakan dengan menggunakan proses pengecoran adalah
penggunaan space holder sebagai pembentuk poros di produk
hasil aluminium poros(Mohdrazali2013)

1.10 Foaming Agent


Proses pembuatan logam berporos membutuhkan kehadiran
dari foaming agent sebagai agen pembentuk porositas pada saat
proses solidifikasi logam tersebut. Foaming agent dapat
diklasifikasikan menjadi dua tipe, (i) Blowing Agent dan (ii)
Space Holder(GarciaMDPI). Pada produk yang umumnya
dikomersialkan, foaming agent yang digunakan adalah TiH2,
namun dari segi ekonomi untuk proses penelitian penggunaan
TiH2 terlalu mahal, maka digunakan alternatif NaCl sebagai
pengganti foaming agent yang bertindak sebagai pembuat poros
dengan metode space holder, dimana NaCl yang akan menjadi
filler di dalam aluminium poros yang akan dilakukan proses
pencucian pada saat material sudah menjadi solid untuk
menghilangkan NaCl yang berada di dalam aluminium poros, dan
akan terbentuk porositas dari ruang yang diisi oleh NaCl. Dari
penelitian yang sudah dilakukan oleh Aida(Aida2016), dapat
dinyatakan bahwa persebaran porositas dikontrol oleh space

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


LAPORAN TUGAS AKHIR
28 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

holder dan dengan meningkatkan komposisi dari partikel NaCl


maka akan meningkatkan ukuran partikel dan kuantitas porositas.
(Aida2016)

1.11 Pengecoran Logam


Pengecoran logam adalah suatu proses pembentukan suatu
produk yang melalui proses penuangan logam cair kedalam
sebuah cetakan dengan bantuan gaya gravitasi dan gaya lainnya.
Dalam proses pengecoran terdapat 3 aspek penting, yang pertama
yaitu pemanasan logam yang digunakan sampai mencapai titik
leburnya, lalu menuangkan logam cair kedalam cetakan, dan yang
terakhir mendinginkan logam cair sampai menjadi solid (ASM
Vol.15).

1.11.1 Cacat Pengecoran


Cacat pengecoran merupakan dampak yang dapat terjadi
pada hasil akhir dari proses pengecoran. Cacat pengecoran dapat
mempengaruhi sifat mekanik produk hasil pengecoran. Ada
beberapa jenis cacat pengecoran yang diakibatkan berbagai
faktor, contoh dari cacat pengecoran adalah sebagai
berikut(Groover2010):
1. Misruns: adalah kondisi dimana logam cair membeku di
crucible merupakan kondisi dimana logam cair membeku
sebelum mengisi rongga cetakan sepenuhnya. Misruns
diakibatkan berbagai faktor seperti fluiditas dari logam
cair yang rendah, kecepatan penuangan, dan luas
penampang dari cetakan yang terlalu kecil
2. Shrinkage Cavity: adalah kondisi dimana hasil produk
pengecoran terdapat rongga yang diakibatkan dari
kekurangan logam cair untuk mengisi rongga cetakan.
Hal ini disebabkan karena penyusutan pada saat
solidifikasi pada bagian atas dan sudut cetakan. Untuk
menanggulangi shrinkage cavity dapat menggunakan
riser sesuai dengan cetakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR / LAPORAN TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI 29

3. Hot tearing (hot cracking): adalah kondisi dimana terdapat


keretakan pada produk hasil pengecoran. Hot tearing (hot
cracking) terjadi karena reaksi perbedaan temperatur yang
terlalu jauh antara logam cair dengan cetakan, yang
menyebabkan terjadinya tegangan tarik yang tinggi pada
logam karena logam tidak mampu untuk menyusut secara
alami. merupakan kondisi dimana terdapat retak pada
benda hasil pengecoran. Untuk menanggulangi hot
tearing(hot cracking) dapat dilakukan pemanasan atau
preheat pada cetakan yang akan digunakan.

1.12 Penelitian Sebelumnya


Pada Tabel 2.2 terdapat penilitian sebelumnya terkait
penelitian kali ini tentang precipitation hardening pada paduan
aluminium.
Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya
Peneliti Penelitian Hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


LAPORAN TUGAS AKHIR
30 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


SEMINAR / LAPORAN TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


LAPORAN TUGAS AKHIR
32 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1.13 Diagram Alir

Gambar
3.1 Diagram
Alir Penelitian

33
LAPORAN TUGAS AKHIR
34 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

1.14 Bahan Penelitian


Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Aluminium (Al) Ingot
Aluminium yang digunakan berbentuk batangan dengan
komposisi >99% Al dari PT. Inalum Indonesia,
ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Aluminium Ingot (Dokumentasi Pribadi)

2. NaCl powder
NaCl yang digunakan berupa NaCl serbuk dengan
komposisi kemurnian >99%

1.15 Alat Penelitian


Peralatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Resistance Furnace
Resistance furnace digunakan untuk meleburkan dan
membuat Aluminium poros. Alat ini adalah milik
Laboratorium Metalurgi Departmen Teknik Material dan
Metalurgi ITS. Ditunjukkan pada Gambar 3.6.

Gambar 3.3 Resistance Furnace (Dokumentasi Pribadi)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


SEMINAR / LAPORAN TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI 35

2. Crucible
Crucible digunakan sebagai wadah untuk proses
peleburan Aluminium di dalam resistance furnace,
dengan ukuran yang digunakan XX dengan kapasitas XX
liter berbahan dasar grafit silika.

3.
Kompor
Kompor berfungsi untuk memanaskan (pre-heat) cetakan
permanen yang akan digunakan sebagai cetakan
Aluminium poros yang ditunjukkan pada Gambar 3.7.

Gambar 3.4 Kompor Pemanas (Dokumentasi Pribadi)

4. Cetakan Permanen
Cetakan yang digunakan pada penelitian ini adalah
cetakan open mold yang terbuat dari material grey cast

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


LAPORAN TUGAS AKHIR
36 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

iron dan berupa cetakan permanen. Benda kerja yang


dihasilkan dari mold cavity berupa batang. Dapat dilihat
pada Gambar 3.8.

Gambar 3.5 Cetakan Permanen (Dokumentasi Pribadi)


5. Gergaji Mesin
Gergaji mesin digunakan untuk memotong Aluminium
ingot untuk memperoleh ukuran yang dibutuhkan. Alat
ini merupakan milik Laboratorium Manufaktur
Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS
ditunjukkan pada Gambar 3.9.

Gambar 3.6 Gergaji Mesin (Dokumentasi Pribadi)

6. Timbangan Digital
Timbangan digital digunakan untuk menimbang
kebutuhan material sesuai dengan berat yang dibutuhkan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


SEMINAR / LAPORAN TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI 37

7. Alat Pengaduk
Alat pengaduk berfungsi untuk mengaduk logam cair
pada resistance furnace sehingga peleburan bisa
sempurna. Material yang digunakan sebagai alat
pengaduk adalah stainless steel.

8. Locking Pliers
Locking pliers berfungsi untuk mengangkat crucible dari
resistence furnace setelah proses peleburan untuk
dituangkan ke dalam cetakan.

9. Tang Burung
Tang Burung berfungsi sebagai alat untuk membantu
proses penuangan molten dari crucible ke cetakan.

10. Magnetic Stirrer


Magnetic Stirrer digunakan untuk proses pencucian
(leaching) Aluminium poros dari NaCl. Alat ini milik
Laboratorium Ekstraksi Departemen Teknik Material
dan Metalurgi ITS ditunjukkan pada Gambar 3.10.

Gambar 3.7 Heat Treatment Furnace (Dokumentasi


Pribadi)

11. Beaker Glass


Beaker Glass digunakan untuk penimbangan kebutuhan
NaCl dan proses pencucian (leaching) Aluminium poros.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


LAPORAN TUGAS AKHIR
38 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

12. Magnetic Stirrer


Magnetic Stirrer digunakan untuk melarutkan NaCl yang
terdapat pada spesimen hasil cor.

13. Kikir
Kikir digunakan untuk meratakan permukaan spesimen,
yang dimiliki oleh Labolatorium Metalurgi Departemen
Teknik Material dan Metalurgi ITS.

14. Kertas Amplas


Kertas amplas dari grade 80 hingga 2000 digunakan
untuk meratakan permukaan spesimen sebagai preparasi
sebelum pengujian.

15. Mesin Grinding dan Polishing


Mesin grinding dan polishing digunakan untuk mengikis
permukaan spesimen agar rata dan halus. Mesin
grinding dan polishing yang digunakan adalah milik
Laboratorium Metalurgi Teknik Material dan Metalurgi
ITS. Dapat dilihat pada Gambar 3.11.

Gambar 3.8 Alat Grinding dan Polishing


(Dokumentasi Pribadi)

16. Mikroskop Optik (OLYMPUS BX51M-RF)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


SEMINAR / LAPORAN TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI 39

Mikroskop optik yang digunakan dalam penelitian ini


merupakan alat untuk mengetahui struktur mikro
paduan Al 336 sebelum dan sesudah diberi perlakuan
panas. Alat ini merupakan milik Laboratorium
Metalurgi Teknik Material dan Metalurgi ITS.
Ditunjukkan pada Gambar 3.13.

Gambar 3.9 Mikroskop Optik (Dokumentasi Pribadi)

17. Alat Uji Kompresi


Alat Uji Kompresi digunakan untuk mendapatkan data sifat
mekanik dan ketahanan suatu bahan terhadap tekanan yang
diberikan.

1.16 Metode Penelitian

1.17 Prosedur Penelitian

1.17.1 Prosedur Pembuatan Cetakan


Proses pembuatan cetakan pada penilitian dibagi
menjadi dua tahapan yaitu:
1. Melakukan perhitungan allowance untuk
mendapatkan volume benda coran berbentuk balok
dengan dimensi spesimen meliputi :
a. Shrinkage Allowance
Material paduan aluminium memiliki nilai
shrinkage allowance sebesar 13 mm/m.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


LAPORAN TUGAS AKHIR
40 DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

Sehingga, perhitungan untuk shrinkage


allowance sebagai berikut:

Panjang = 320 mm x 13/1000 = 4,16 mm


Lebar = 18 mm x 13/1000 = 0,234 mm
Tinggi = 20 mm x 13/1000 = 0,26 mm

Sehingga, dimensi benda coran setelah diberi


shrinkage allowance menjadi:
Panjang = 320 mm + 4,16 mm = 324,16 mm
Lebar = 18 mm + 0,234 mm = 18,234 mm
Tinggi = 20 mm + 0,26 mm = 20,26 mm

b. Machinig Allowance
Material non ferrous memiliki nilai machining
allowance sebesar 2,5 mm untuk setiap sisi.
Karena machining dilakukan pada 2 sisi yang
berbeda untuk setiap dimensi panjang, lebar dan
tinggi, maka nilai allowance dikali 2,
perhitungan machining allowance sebagai
berikut :
Panjang = 324,16 + (2 x 2,5) = 329,16 mm
Lebar = 18,234 + (2 x 2,5) = 23,234 mm
Tinggi = 20,26 + (2 x 2,5) = 25,26 mm

2. Proses pembuatan cetakan dilakukan oleh vendor


bengkel plampitan sesuai dengan desain dan
perhitungan yang telah dilakukan seperti pada Gambar
3.18 dan Gambar 3.19 dengan Sistem Proyeksi Amerika
(SPA). Material yang digunakan adalah besi tuang (grey
cast iron) sebagai bahan cetakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


SEMINAR / LAPORAN TUGAS AKHIR
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI 41

1.17.2 Prosedur Proses Bahan

1.17.3 Prosedur Pengecoran


Adapun prosedur pengecoran dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Menyiapkan raw material Al dan NaCl.
2. Menimbang aluminium ingot dan NaCl sesuai dengan hasil
perhitungan.
3. Menyiapkan cetakan permanen dan melakukan preheat
400οC pada cetakan menggunakan kompor.
4. Menyiapkan crucible dan melakukan preheat crucible di
dalam resistence furnace pada temperatur 600οC dengan
waktu tahan 60 menit.
5. Memasukkan logam Al ke dalam crucible.
6. Memanaskan logam didalam resistance furnace hingga
temperatur 660,3oC kemudian di holding selama 10 menit.
7.

1.18 Proses Pengujian

1.18.1 Pengujian Metalografi

1.18.2 Pengujian Kompresi

1.18.3 Pengujian Porositas

1.18.4 Pengujian Impak

1.19 Rancangan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


DAFTAR PUSTAKA

42

Anda mungkin juga menyukai