Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

MINERAL OPTIK

Disusun Oleh

Nama: Monica Megita Veronika. A.


Jurusan: Teknik Geologi
NIM: 410017067

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL


YOGYAKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Resmi Praktikum Mineral Optik

Laporan Akhir Praktikum Mineral Optik Ini Disusun Oleh:

Nama: Monica Megita Veronika Assa


NIM: 410017067

Diajukan sebagai syarat mengikuti responsi praktikum Mineral Optik Jurusan


Teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Yogyakarta, 17 Mei 2018


Disahkan Oleh

Asisten Dosen Praktikum Asisten Dosen Praktikum


Mineral Optik Mineral Optik

LABORATORIUM PETROGRAFI
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2018

ii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Laporan Akhir Praktikum Mineral Optik ini saya persembahkan kepada:

1. Yesus Kristus sang kepala Gereja yang menjadi sumber kehidupan dan
kekuatan saya selaku umat yang berkeyakinan kepada-Nya
2. Orang Tua yang sangat saya kasihi dan yang begitu mengasihi pribadi saya
3. Dosen Pengampuh Mineral Optik
4. Asisten Dosen Praktikum Mineral Optik yang telah membimbing
mengarahkan praktikan baik selama praktikum berlangsung maupun diluar
acara praktikum.

iii
Kata Pengantar

Puji sembah dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha kuasa, karena
atas Kasih dan penyertaan-Nya semata sehingga saya dapat menyelesaikan laporan akhir
praktikum Mineral Optik ini tepat pada waktunya

Laporan ini saya susun berdasarkan syarat dari responsi praktikum Mineral Optik
yang ditugaskan oleh asisten dan dosen pembimbing. Adapun laporan ini berisi tentang
seluruh acara selama praktikum mulai dari pengenalan dasar penggunaan mikroskop,
pengenalan sifat optik mineral yang begitu kompleks ditinjau dari beberapa pengamatan,
cara mendeskripsi mineral hingga hasil pengamatan sampel yang diambil langsung dari
lapangan secara mandiri.

Dalam proses penyususnan laporan ini tentunya saya telah memberikan semaksimal
mungkin yang saya mampu namun sebagai manusia saya tidak lepas dari berbagai
kekuarangan, untuk itu saya mohon maaf apabila dalam laporan ini terdapat kekurangan dan
selebihnya semoga laporan ini dapat membantu terutama bagi praktikan yang mengikuti
praktikum mineral optik dan semoga laporan ini dapat diterima oleh asisten dan dosen
pembimbing.

Terimakasih Tuhan memberkati kita semua

Penyusun

DAFTAR ISI
4
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii

Lembah Persembahan ...................................................................................... iii

Kata Pengantar ................................................................................................. iv

Daftar Isi .......................................................................................................... v

Daftar Gambar ................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Maksud ....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 1

BAB II PERCOBAAN

2.1 Prosedur Pemakaian Mikroskop ................................................................ 2

2.2 Sifat Optik Mineral .................................................................................... 2

2.2.1 Olivine dan piroxene ........................................................................ 2

2.2.2 Hornblende dan Biotite ..................................................................... 3

2.2.3 Plagioklas .......................................................................................... 10

2.2.4 Alkali feldspar, muskovit dan kuarsa................................................ 10

BAB IIIANALISIS KUANTITATIF

3.1 Pengukuran Besar Mineral ......................................................................... 35


5
3.2Olivine dan Piroxene................................................................................... 39

3.2.1 Deskripsi Mikroskopis ...................................................................... 39

3.2.2 Skesta ................................................................................................ 41

3.2.3 Kesimpulan ....................................................................................... 42

3.3 Hornblenda dan Biotite .............................................................................. 44

3.3.1 Deskripsi Mikroskopis ...................................................................... 39

3.3.2 Skesta ................................................................................................ 41

3.3.3 Kesimpulan ....................................................................................... 42

3.4 Plagioklas ................................................................................................... 44

3.4.1 Deskripsi Mikroskopis ...................................................................... 39

3.4.2 Skesta ................................................................................................ 41

3.4.3 Perhitungan Harga an ........................................................................ 41

3.4.4 Kesimpulan ....................................................................................... 42

3.5 Alkali feldspar, muskovit dan kuarsa........................................................ 44

3.5.1 Deskripsi Mikroskopis ...................................................................... 39

3.5.2 Skesta ................................................................................................ 41

3.5.3 Kesimpulan ....................................................................................... 42

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 1

4.2 Kendala ...................................................................................................... 1


6
4.3 Saran .......................................................................................................... 1

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 50

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Studi Geologi yang ditempuh selama kurang lebih 4 tahun, Mahasiswa
diwajibkan untuk mempelajari mata kuliah mineral optic beserta praktikum. Kaitanya
dengan batuan penyusun kerak bumi, mineral merupakan bagian terbesar yang menyusun
batuan tersebut. Dalam Praktikum ini penekanan lebih ditekankan pada mineral penyusun
batuan beku karena lebih mudah untuk diamati dan dipelajari. Mineral optic tidak hanya
berbicara tentang mineral tersebut tetapi membahas banyak hal tentang sifat optic yang
ditunjukan suatu mineral berdasarkan suatu pengamatan . Hasil rangkuman dari selurh acara
yang dipelajari selama praktikum disusun ulang menjadi suatu tatanan yang melatar
belakangi mengapa laporan ini dubuat.

1.2 Maksud

Maksud praktikum mineral Optik ini adalah untuk memepelajari mineral dari segi
keoptikan mineral tersebut. Mahasiswa dibekali dengan dasar-dasar penggunaan mikroskop
untuk pengamatan, pemahaman terkait sifat optik mineral dan mendeskripsi sendiri mineral
berdasarkan pengataman tan parameter-parameter dalam pengamatan tersebut. Mineral
Optik memberi pemahaman bagaimana mineral menyususn suatu batuan dengan
7
memperhatikan sifat-sifat optik yang ada, selain itu mahasiswa mendeskripsi sendiri
sampel mineral yang telah diambil dilapangan secara mandiri.

1.3 Tujuan

Tujuan mempelajari praktikum mineral optik ini adalah untuk membekali mahasiswa
agar memiliki pengetahuan yang cukup tentang mineral. Mempelajari mineral keterdapatan
dan genesa serta sifat-sifat dasarnya tentu tudaklah cukup untuk membekali seorang
mahasiswa geologi. Oleh karena itu praktikum ini diadakan untuk menggali lebih dalam
mengenaipengenalan mahasiswa akan mineral agar bermanfaat nanti dalam dunia lapangan
terutama bagi mahasiswa yang ingin mengambil konsentrasi pada mata kuliah pilihan yang
memiliki banyak keterkaitan dengan mineral.

1.4 Alat dan Bahan

Selama Praktikum mineral optik berlangsung, alat dan bahan yang digunakan ialah

- Mikroskop
- Preparat yang berupa sayatan tipis batuan Beku
- Beberapa literature pembantu seperti buku panduan praktikum dan table warna
Michael levy.

BAB II DASAR TEORI

2.1 Prosedur Pemakaian Mikroskop

Dalam mempelajari mineral diperlukan sebuah mikroskop untuk mengamati sifat-sifat

dari mineral, karena tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Sifat tersebut merupakaan

sifat optik dari sebuah mineral. Mikroskop yang digunakan adalah mikroskop Polarisasi ,

yang pada prinsipnya sama dengan mikroskop yang biasaya dipergunakan dalam ilmu

biologi ataupun kedokteran. Ciri khas dari mikroskop polarisasi menggunakan cahaya yang

8
terbias/ dibelokkan, bukan cahaya terpantul. Secara umum bagian dari mikroskop ini terdiri

tubus atas, tubus tengah dan tubus bawah yang memiliki fungsi masing – masing.

Gambar 2.1 Mikroskop polarisasi

A. Pengamatan Mikroskopik Nikol Sejajar

Pengamatan mikroskop polarisasi tanpa nikol diartikan bahwa analisator tidak

dipergunakan, sedang polarisator tetap dipasang pada tempatnya dengan arah getarannya

sejajar dengan salah satu benang silang. Cahaya yang dipergunakan adalah cahaya

terpolarisir dalam satu arah getar (satu bidang getar). Sifat-sifat optik yang dapat diamati

dengan ortoskop tanpa nikol dibagi menjadi dua golongan sebagai berikut :

Ketembusan Cahaya

Berdasar atas sifatnya terhadap cahaya, mineral dapat dibagi menjadi dua golongan

yaitu mineral yang tembus cahaya/transparent dan mineral tidak tembus cahaya /mineral

opak..

2. Bentuk

Secara umum bentuk mineral dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

 Euhedral yaitu Apabila kristal tersebut dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri secara

keseluruhan dan sangat jelas

9
 Subhedral yaitu apabila kristal tersebut dibatasi oleh hanya sebagian bidang kristalnya

sendiri.

 Anhedral yaitu apabila kristal tersebut tidak dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri

secara keseluruhan.

Parameter lain untuk menyatakan bentuk adalah jumlah dan perbandingan panjang

bidang-bidang batas kristal, terutama untuk kristal-kristal yang euhedral. Istilah yang sering

digunakan antara lain: prismatik,tabular, granular, lathlike, fibrous, foliated, radiated, dan

sebagainya. Untuk kristal yang dalam pertumbuhannya terhalang oleh kristal yang lain atau

juga terhalang magma yang kental, sering menghasilkan bentuk “incipient crystals”.

3. Belahan

Belahan dalam sayatan mineral bisa terlihat dalam bentuk garis-garis yang teratur

sepanjang bidang belahannya, di mana kenampakannya bisa sangat baik, baik, buruk atau

tidak ada. Belahan merupakan sifat fisik yang tetap pada satu jenis mineral yang

menunjukkan sifat khas dari struktur atom di dalamnya.

 Belahan satu arah

Pada mineral yang disayat tegak lurus atau miring terhadap arah bidang belahan ,

akan nampak sebagai garis lurus yang sejajar satu sama lain.

 Belahan dua arah

Pada mineral yang disayat sejajar sumbu C, akan nampak sebagai satu bidang

belahan. Pada mineral yang disayat miring atau tegak lurus sumbu C, akan nampak dua

belahan.

10
 Belahan tiga arah

Mineral yang mempunyai belahan tiga arah, akan menampakkan belahan dua arah

disetiap jenis sayatan.

4. Pecahan

Pecahan atau fracture adalah kecenderungan dari suatu mineral untuk pecah dengan

cara tertentu yang tidak dikontrol oleh struktur atom seperti halnya belahan.

5. Indeks Bias dan Relief

Relief adalah ekspresi dari cahaya yang keluar dari suatu media kemudian masuk ke

dalam media yang lain yang mempunyai harga indeks bias yang berbeda, sehingga cahaya

tersebut mengalami pembiasan pada batas konak kedua media tersebut. Semakin besar

perbedaan harga indeks bias antara kedua media, maka semakin jelas bidang batas antara

keduanya. Sebaliknya semakin kecil perbedaan harga indeks bias, maka kenampakan

bidang batas antar mineral akan semakinkabur. Untuk mempermudah pengamatan relief di

bawah ortoskop, maka sayatan mineral/batuan dilekatkan pada kaca dengan menggunakan

media balsam kanada yang mempunyai relief nol (sebagai standar)dengan n = 1.537

B. Pengamatan Mikroskopik Nikol Bersilang

Sifat optis yang diamati pada pengamatan ini adalah sifat optis yang dihasilkan dari
perjalanan sinar atau cahaya yang masuk dari cermin, kemudian melalui polarisator
kemudian masuk melalui peraga dan akhirnya melalui analisator. Sifat optis yang umum
yang dapat diamati adalah : Bias rangkap, tanda rentang atau orientasi dan pemadaman. Dan
dalam pengamatan cross nicol analisator digunakan (kondensor dan lensa betrand amici
tidak dipergunakan).

1. Bias Rangkap

11
Bias rangkap adalah harga angka yang menunjukkan perbedaan antara indeks ordiner
dan ekstra ordiner yang maksimum. Atau harga beda lintasan yang terjadi oleh adanya dua
sinar yang bergerak kearah yang berbeda dengan kecepatan yang berbeda. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengamatan bias rangkap dapat dilakukan dengan bantuan tabel
Michel-levy, yaitu tabel warna interferensi. Cara menentukan Bias rangkap :
 Meletakkan mineral pada posisi terang maksimum.
 Menentukan warnanya atau W.I. orde harga bias rangkap.
Cara membaca tabel W.I. :
 W.I. (warna bias rangkap) ditunjukkan oleh perpotongan antara garis vertikal
ketebalan sayatan (0,035mm) dengan garis horizontal warna interferensi (disebut
perpotongan titik X) dan lihat warnanya, maka itulah warna bias rangkap mineral
yang diamati.
 Orde dari bias rangkap diperoleh dengan mengikuti garis horizontal dari
perpotongan titik X kearah kiri sampai tepi tabel dan melihat masuk keorde berapa
warna bias rangkap titik X tertentu.
 Harga bias rangkap diperoleh dengan melihat perpotongan antara garis miring
yang melalui titik X. Garis miring yang melalui titik X tersebut diikuti sampai
memotong garis tepi tabel sebelah kanan, lalu baca bias rangkap.
Berdasarkan ordenya bias rangkap dibedakan atas :
 Bias rangkap lemah, bila berada pada orde I bawah
 Bias rangkap sedang, bila berada pada orde I atas – orde II
 Bias rangkap kuat, bila berada pada orde III bawah – atas
 Bias rangkap ekstrim, bila berada pada orde IV

12
2. Orientasi atau Tanda Rentang
Orientasi optik dari suatu mineral, secara umum menunjukkan hubungan antara arah
memanjangnya kristal terhadap arah getaran sinar cepat ataupun arah getaran sinar lambat.
Dengan ketentuan :
 Bila arah getaran sinar cepat terletak searah atau menyudut lancip terhadap arah
memanjangnya mineral, maka mineral memiliki orientasi atau tanda rentang
negatif (-) atau elongasi negatif atau elongasi cepat Length fast orientation.
 Bila arah getaran sinar lambat terletak searah atau menyudut lancip terhadap arah
memanjangnya mneral, maka mineral memiliki orientasi atau tanda rentang positif
(+) atau elongasi positif atau elongasi lambat Length Slow.
Dalam mengamati orientasi dibawah mikroskop digunakan keping kompensator, baik
dari keping gips maupun dari keping mika (sesuai kebutuhan), yaitu dengan melihat
perubahan warna interferensi (warna bias rangkap). Dengan Ketentuan :
 Bila saat dimasukkan keping kompensator terjadi kenaikan warna interferensi atau
orde disebut gejala addisi atau orientasi atau tanda rentang positif (+)
 Bila saat dimasukkan keping kompensator terjadi penurunan warna interferensi
atau orde, disebut gejala substraksi atau orientasi atau tanda rentang negatif (-)
 Cara menentukan Orientasi
a. Letakkan mineral dengan sumbu c sumbu panjang sejajar (//) dengan garis
vertikal.
b. Putar meja sayatan hingga mineral pada posisi terang maksimum, catat warna
interferensi dan ordenya (seperti penentuan bias rangkap).

13
c. Pada posisi b, masukkan kompensator atau komperator, dengan ketentuan :
 Bila bias rangkap lemah – sedang gunakan kompensator keping gips ( =
550)
 Bila bias rangkapnya kuat atau ekstrim gunakan keping mika ( = 147,3)
Lihat perubahan warna interferensi atau orde, tentukan orientasi apakah positif (+)
atau gejala addisi atau orientasi negatif (-) atau gejala subtraksi.

Sb. C Sb. C Sb. C

Sb. C Sb. C Sb. C

Gambar 2.7. Hubungan antara getaran/jalannya sinar dengan sumbu kristal pada orientasi negatif (A) dan
orientasi positif (B)

3. Pemadaman
Pemadaman atau gelapan terjadi bila sumbu indikatrik atau sumbu-sumbu sinar (dua
sumbu sinar) sejajar dan tegak lurus dengan bidang getar polarisator. Atau dengan kata lain
bahwa pemadaman terjadi bila bidang getar sumbu sinar yang satu berada dalam bidang
14
analisator dan sumbu sinar yang satu lagi bidang getarnya berada dalam bidang polarisator.
Hal tersebut menyebabkan tidak ada sinar yang dibias ganda, sehingga tidak ada sedikitpun
cahaya yang diteruskan kemata sipengamat.
Berdasarkan hubungan antara sumbu-sumbu kristalografi dengan sumbu-sumbu sinar,
maka pemadaman dibagi atas tiga atau dari kenampakan dibawah mikroskop, berdasarkan
hubungan antara sumbu kristal terhadap benang silang, yaitu :
 Pemadaman sejajar, mineral menjadi gelap bila sumbu-sumbu kristalografi
(sumbu c atau belahan kristal) sejajar dengan benang silang.
 Pemadaman miring, mineral menjadi gelap pada kedudukan arah memanjang atau
belahan kristal berada diantara benang silang (tidak sejajar dengan salah satu
benang silang).
 Pemadaman simetri, hanya dijumpai pada mineral yang mempunyai bidang-bidang
batas atau garis-garis belahan yang membentuk sufut tertentu. Mineral menjadi
padam pada saat benang silang membagi kedua arah batas/bidang kristal menjadi
dua sama besar atau benang silang membagi kedua sudut yang dibentuk oleh
belahan sama besar (simetri).

(A)

(B) (C)

Gambar 2.8. Jenis-jenis pemadaman, (A) Pemadaman Paralel, (B) Pemadaman Miring, (C)
Pemadaman Simetri

Cara untuk menentukan sudut pemadaman untuk pemadaman miring :

15
a. Posisikan mineral dengan sumbu c atau belahan mineral sejajar (//) dengan benang
vertikal (mineral terang maksimum), baca posisi ini dengan nonius yang
menunjukkan harga dimeja mikroskop misal : X
b. Putar meja objek sampai mineral tampak gelap maksimum, baca kedudukan ini,
misal : Y
c. Tentukan sudut pemadaman, dengan ketentuan
 Bila pada saat orientasi menunjukkan gejala addisi, maka sudut pemadaman
mineral atau Z = Y - X
 Bila saat orientasi menunjukkan gejala subtraksi, maka sudut pemadaman
mineral atau Z = 90 - (Y - X)

4. Kembaran (Twinning)
Kembaran ditunjukkan oleh adanya kenampakan terang dan gelap yang dibatasi oleh
garis atau bidang batas yang jelas dalam satu mineral. Secara genetis kembaran dibagi atas :
1. Kembaran Tumbuh (grouth twinning), merupakan hasil dari proses pertumbuhan
dan terbentuk pada saat kristal sedang tumbuh.
a. Terbentuk dari dua kristal atau lebih yang tumbuh bersama-sama dan saling
mengikat, disebut juga kembaran penetrasi. Contoh : grafik (tumbuh bersama-
sama K-feldspar dengan kwarsa) dan mirmiketik (tumbuh bersama antara
plagioklas dan kwarsa)
b. Terbentuk karena satu bagian atau lebih dari suatu kristal mengalami rotasi
secara mekanis terhadap bagian yang berdampingan, disebut juga kembaran
singgung (contac twinning)
Contoh :
 Kembaran kalsbat (pada plagioklas, piroksin dan ortoklas)
 Kembaran Albit (pada plagioklas)
 Kembaran Kalsbat – Albit (pada plagioklas)
 Kembaran Periklin (pada plagioklas)
 Kembaran Cross hatch (pada mikroklin)

16
Kalsbat Albit Kalsbat-Albit

Periklin Cross hatch

Gambar 2.9. Kenampakan beberapa jenis kembaran

Cara penentuan sudut pemadaman kembaran albit

Gambar 2.10. Cara menentukan pemadaman untuk kembaran albit

 Posisikan mineral dengan garis/bidang kembaran sejajar garis vertikal, baca


kedudukan di meja objek, misal aº

17
 Putar meja ke kanan sampai terjadi gelap maksimum pada sebagian garis kembaran,
baca kedudukan, misal bº, .......... maka X1 = bº - aº
 Kembalikan mineral pada posisi point ( 1 ), lalu putar kekiri sampai terjadi terang
meksimum pada bagian yang gelap meksimum saat diputar kekanan (kenampakan
gelap maksimum di kiri bergantian dengan posisi saat di putar ke kakan atau lihat
gambar), catat kedudukan, misal cº, ........... maka X2 = cº - aº
 Besar sudut pemadaman dari kembaran albit adalah nilai rata-rata dari X1 dan X2 atau
Zº = (X1 + X2)/2. Dengan batasan selisih antara X1 dan X2 harus lebih kecil atau sama
dengan enam (6) atau (X1-X2)  6.

Optic Sign

Tanda rentang optik adalah istilah untuk menunjukkan hubungan antara sumbu

kristalografi (terutama arah memanjangnya kristal) dengan sumbu sinar cepat (x) dan

lambat (z). Jenis tanda rentang optik yaitu :

A. Length slow (+) = sumbu c berimpit /menyudut lancip dengan arah getar sinar

lambat (sumbu z). Keadaan ini dinamakan Addisi yaitu penambahan orde warna

interferensi pada saat kompensator digunakan.

B. Length fast (-) = sumbu c berimpit/menyudut lancip dengan arah getar sinar cepat

(sumbu x). Keadaan ini dinamakan Substraksi yaitu pengurangan orde

Teknik Centering Pada Mikroskop Polarisasi

Centering adalah teknik atau cara yang digunakan agar suatu objek dapat terpusat
pada suatu titik pada medan pandang saat stage atau meja preparasi diputar. Teknik ini
digunakan agar pada saat pengamatan suatu mineral dapat lebih mudah dan mineral tidak
keluar medan pandang saat meja preparasi diputar sehingga memudahkan kita dalam
mengamati sifat-sifat optis mineral.

18
Langkah centering objek

19
-Tentukan satu objek/mineral yang akan di amati mengitari medan pandangan
tepat dibawah mikroskop

-Apabila objek/mineral berada diluar perpotongan silang , maka harus diatur


menjadi sentris.

-Gunakan 2 clamp screw yang berada dipinggir meja objek.

-Objek/mineral dibawa sedikit demi sedikit dengan memutar 2 sekrup


pemusat.Lakukan hingga tepat berimpit dengan titik silang

-Objek/mineral akan mengitari titik silang secara konsentrik apabila meja objek
diputar.

Centering Condensor

Centering condenser berfungsi untuk memusatkan cahaya agar berada ditengah-


tengah sumbu pengamatan. Berikut langkah-langkahnya

- Terlebih dahulu jangan menggunakan preparat pada meja pengamatan


- Amati mikroskop melalui lensa okuler
- Perkecil diameter cahaya menggunakan diapraghm ring hingga ukuran
yang paling kecil
- Pusatkan cahaya ditengah-tengah sumbu silang melalu knob yang berada
dibawah meja objek
- Apabila cahaya telah terpusat maka perbesar kembali diameter cahaya.

2.2 Sifat Optik Mineral

2.2.1 Olivine dan Piroxene

Mineral Olivin merupakan nama dari sekelompok mineral pembentuk


batuan yang menyusun batuan beku mafik dan ultramafik seperti basalt, gabro,
dunit, diabas, dan peridotit. Olivin biasanya berwarna hijau dan memiliki
komposisi kimia berkisar antara Mg2SiO4 dan biasanya bersosiasi dengan

20
mineral yang berada dekat sesuai urutan kristalisasi magma deret bowen, yaitu
mineral orthopiroxene.

Olivin merupakan nama yang diberikan untuk sekelompok mineral silikat


yang memiliki komposisi kimia umum (A)2SiO4. Berdasarkan komposisi
umumnya tersebut, "A" biasanya merupakan Mg atau Fe, tetapi dalam kondisi
tertentu "A" dapat tersubsitusi oleh Ca, Mn, ataupun Ni. Komposisi kimia yang
paling umum dari olivin sebenarnya berada di antara forsterit murni (Mg2SiO4)
dan fayalit murni (Fe2SiO4). Dalam seri itu, Mg dan Fe dapat bebas saling
menggantikan dalam suatu struktur atom mineral, dalam rasio apapun. Jenis
variasi komposisi ini terus terjadi sehingga menghasilkan "larutan padat" dan
diwakili dalam rumus kimia sebagai (Mg,Fe)2SiO4.

Secara Optik, Mineral Olivin grup merupakan mineral dengan relief yang
tinggi dan memiliki warna interferensi pada orde II terkait dengan pengamatan
XPL dibawah mikroskop. Olivin biasanya jarag ditemukan dalam pengamatan
sayatan tipis batuan beku karena kebanyakan sampel yang dipeoleh dari lapangan
adalah sampel yang telah lapuk. Mineral olivine ini juga memiliki pleokroisme
yang kuat dan tidak memiliki kembaran serta belahan karena tergolong dalam
mineral silikat kelompok nessosilikat. Dan biasanya memiliki tanda optic positive
serta indeks bias mineral yang lebih besar dari n kanada balsam dan berorientasi
lengthslow karena dalam pengamatan xpl+keeping gips olivine akan mengalami
penambahan warna atau adisi.

Sifat Optis Kelompok Mineral Piroksen


Kelompok mineral piroksen mengkristal dalam dua sistem kristal yang berbeda,
yaitu sistem monoklin (monoclinic) dan sistem ortorombik (orthorhombic),

Kelompok mineral piroksin yang memiliki sistem kristal monoklin disebut


sebagai klinopiroksin (Clinopyroxenes). Contohnya: Aegirine, Augite, Diopside,
Jadeite, Pigeonite, Hedenbergite.

21
Kelompok mineral piroksin yang memiliki sistem kristal ortorombik
disebut sebagai ortopiroksin (Orthopyroxenes). Contohnya: Hypersthene,
Enstatite, Ferrosilite.

Secara umum kelompok piroksen ini memiliki sifat optik sebagai berikut.
Belahan 2 arah (membentuk sudut 88 dan 92), umumnya tidak berwarna, non
pleokroik/pleokroisme lemah kecuali aegirin dan sudut pemadaman yang besar.
Orthopyroxene memperlihatkan sudut pemadaman paralel. Untuk membedakan
enstatite dengan hypersten dilihat dari tanda optiknya (enstatite positif sedangkan
hypersten negatif). Untuk Clinopyroxene setiap individu biasanya dapat
dibedakan dengan sudut pemadaman disamping sifat optiknya.
Perbedaan yang paling signifikan dari sifat optic mineral olivine dan piroksen ini
adalah dari segi belahan olivine umumnya memiliki retakan dan tidak mempunyai
belahan. Dari segi bentuk Olivin cenderung membentuk prismatic membulat
bahakan equant sedangkan piroksen selalu memiliki bentuk prismatic.

2.2.2 Hornblende dan Biotit

Hornblende adalah kelompok mineral - mineral inosilikat kompleks


(ferrohornblende - magnesiohornblende).[3] Hornblende bukan mineral terpisah,
melainkan bagian dari amfibol, hanya saja berwarna gelap. Hornnblende adalah
campuran isomorf dari tiga molekul; silikat kalsium-besi-magnesium, silikat
alumunium-besi-magnesium, dan sebuah silikat besi-magnesium. Rumus
umumum hornblende adalah (Ca,Na)2–3(Mg,Fe,Al)5(Al,Si)8O22(OH,F)2

Mineral biotit adalah nama yang digunakan untuk kelompok besar mineral
mika hitam yang biasanya ditemukan dalam batuan beku dan metamorf. Mineral
kelompok mika sangat bervariasi komposisi kimianya, tetapi sifat fisiknya sangat
mirip yaitu bahwa semua mineral mika membentuk lembaran silikat. Umumnya,
komposisi kimia biotit adalah : K (Mg, Fe)2-3 Al1-2 Si2-3 O10 (OH,F)2

22
Mineral Horblenda merupakan mineral yang terbentuk setelah pembentukan
Mineral Piroksen, setelah hornblende disusul oleh mineral biotit. Perbedaan yang
paling umum diluar sifat optiknya, mineral hornblende merupakan kelompok
mineral silikat inosilikat rantai ganda, sedangkan biotit merupakan kelompok
silikat lembaran atau phyllosilikat. Hornblenda dan biotit merupakan mineral yang
ebih detail berdasarkan variasi unsure Fe dan Mg dalam ikatan silikanya.
Sehingga kan memberikan efek sifat optic berbeda di warna dan warna
interferensinya. Jika ditinjau dari segi sifat optic umumnya perbedaan yang
dimiliki keduanya ialah
- Bentuk : Hornblenda memiliki bentuk yang prismatic sedangkan biotit
karena tergolong silikat lembaran memiliki bentuk tabular.
- Belahan: Mineral hornblende memiliki belahan 2 arah yang terlihat pada
sayatan tegak lurus c (001) dengan sudut belahan secara umum 60 dan
120, sedangkan mineral biotit hanya memiliki satu belahan yang dapat
dilihat pada sayatan sejajar sumbu c.
- Pleokroisme : Mineral biotit memiliki pleokroisme yang lebih kuat
disbanding dengan mineral hornblenda.

2.2.3 Plagioklas

Mineral plagioklas merupakan mineral yang tergolong dalam seri kontinyu


pada urutan kristalisasi magma dalam seri reaksi bowen. Hal tersebut dikarenakan
mineral plagioklas terbentuk berkelanjutan satu dengan yang lainya hanya
memiliki perbedaan komposisi kimia dari mineral yang kaya Ca atau desebut juga
calcic plagioclase sampai dengan yang kaya Na atau alkali plagioklas. Dari reaksi
bowens dapat kita ketahui proses pembentukan kristal dari plagioklas ini sendiri,
yang mana urutan dari kristalisasi mineral plagioklas berada pada seri kontinyu
(Continous Series). Kristalisasi Plagioklas-Ca pada fase awal berangsur-angsur
dengan jalan bereaksi dengan larutan sisa berubah komposisinya dari arah
plagioklas-Na. Reaksi perubahan ini, perubahan plagioklas merupakan deret solit-
solution yang merupakan reaksi kontinyu artinya kristalisasi Plagioklas-Ca ----
Plagioklas-Na ( Anorthit ---- Albit ) jika setimbang akan berjalan terus menerus.
Anorthit akan selalu bereaksi dengan larutan sisa membentuk bitonit, sejalan

23
dengan penurunan temperatur dan tekanan, bitonit juga kan bereaksi dengan
larutan sisa membentuk labradorit, demikian seterusnya sehingga pada waktu
larutan sisa habis, pada batuan beku hanya akan dijumpai satu jenis plagioklas.
Plagioklas ini sendiri mempunyai 6 jenis seperti albit, oligoklas, andesine,
labradorit, bytownite dan anorthit, yang kesemuanya akan dijelaskan dibawah.
Mineral plagioklas ini terbentuk hampir ada dimana-mana pada batuan beku
gabbro, basalt dan anorthosit yang cenderung pada plagioklas yang kaya akan
calcium ( calcium-rich plagiclase ) umumnya labradorit. Pada batuan beku lainnya
seperti andesit, diorit, granit dan syenit terdapat mineral plagioklas yang
cenderung pada plagioklas yang kaya akan sodium ( sodium-rich plagioclase )
yang umumnya adalah andesine.

Hal utama yang diperhatikan pada mineral plagioklas adalah belahan dan
kembaran..

-Belahan: Plagioklas memiliki 2 arah belahan yang terlihat menyudut baik antara
keduanya. Satu pada posisi tegak lurus c terlihat sempurna dan pada sejajar c
terlihat tidak jelas.

-Kembaran : Kelompok mineral plagioklas memiliki 7 jenis kembaran namun


hanya 3 yang umum ditemukan yaitu albit, periklin, dan kalsbat, serta kombinasi
antara kalsbat-albit.

Kembaran poisintetik dengan bidang kembar parallel pada 010 dan menyudut
pada belahan 001. Bidang kontak adalah bidang kembar

Umumnya dari Kristal berbentuk lath.

Komposisi An >75%

Perbandingan kemaran 45% pada batuan beku dan 65% pada batuan metamorf.

2. Periklin

Jenis kembaran ini dapat juga Hadir pada tipe K-feldpar, yaitu mikroklin
membentuk kembaran tartan.

Kembaran polisintetik dengan sumbu kembar parallel pada sumbu kristalograbi b


010 denga variasi cp tergantung pada komposisi feldspar

10% kembaran pada batuan beku, 25% pada batuan metamorf

24
3. Karlsbad

Umumnya pada kelompok feldspar

Kembar kontak sederhana dengan sumbu parallel terhadap sumbu c kristalografi

25% kembaran pada batuan beku, 4% pada batuan metamorf

2.2.4 Alkali feldspar, muskovit, Kuarsa

Mineral felsik yang menyangkut ketiga mineral diatas umumnya merupakan


mineral silica yang mengandung unsure Na, Ca, dan K. serta Al yang memiliki
sifat optic berwarna terang, relief rendah dengan warna interferensi biasanya abu
kecuali kelompok muskovit yang memiliki warna warni dibawah pengamatan.

Felsik (akronim dari feldspar - silika) digunakan untuk mineral-mineral silikat berwarna
lebih terang seperti kuarsa, feldspar dan felspatoid. Batuan yang mempunyai komposisi
mineral mafik lebih dominan disebut batuan basa sebaliknya bila komposisi mineral
felsik lebih abnyak di sebut batuan asam, sedangkan batuan dengan komposisi mineral
mafik dan felsik seimbang digolongkan ke dalam batuan intermedier.

Terbentuk dari proses kristalisasi magma, feldspar biasanya berasosiasi dengan batuan
granitis dan metamorfis, paling umum dijumpai pada korok pegmatis. Pegmatit yang
mempunyai nilai komersial umumnya mempunyai bentuk seperti lensa dengan panjang
bervariasi dari 0,3 sampai 1500 m. Karena terbentuk langsung dari proses kristalisasi
magma, jenis feldspar ini disebut feldspar primer, berukuran kasar dan terdapat
berasosiasi dengan kuarsa. Kehadiran kuarsa ini bersifat pengotor yang harus
dipisahkan pada saat pengolahan. Untuk keperluan komersial, feldspar primer harus
mempunyai kadar alkali total (K2O + Na2O) lebih dari 10%.

Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, feldspar secara kimiawi
dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium feldspar (rumus kimia: KAlSi3O8),
natrium feldspar (Rumus Kimia: NaAlSi3O8), kalsium feldspar (Rumu kimia: CaAl2Si2O8)
dan barium feldspar (Rumus Kimia: Ba Al2Si2O8).

Mineral yang termasuk kelompok K-feldspar diklasifikasikan berdasarkan suhu


kristalisasinya, mulai dari sanidin (suhu tinggi), ortoklas, mikroklin sampai adu-laria
(suhu rendah). Keempat mineral mempunyai rumus kimia sama yaitu KAlSi3O8 dan
(terutama) ditemukan pada batuan beku asam seperti granit dan sienit, selain itu
ditemukan pula pada batuan metamorfosis dan hasil rework pada batuan sedimen.

25
Muskovit ( KAl2(AlSi3O10)(OH)2 ) adalah mineral phyllosillicate dari almunium dan
potasium. Mineral muskovit memiliki keunikan dintara mineral felsik lainya
dibawah mikroskop. Karena dalam pengamatan XPL, muskovit terlihat seperti
pelangi berwarna warni sedangkan yang lainya hampir colorless. Muskovit dalam
pengamatan memiliki kesamaan bentuk dengan biotit karena tergolong dalam
silikat lembaran atau phyllo silikat. Muskovit memiliki bentuk tabular dan
merupakan mika putih yang terbentuk keduaterkhir sebelum kuarsa. Tingkat
resistensi tinggi sehingga ketterdapatanya juga ditemukan di batuan metamorf
kebanyakan.

Kuarsa adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu bagian silikon dan dua
bagian oksigen atau biasa disebut silikon dioksida (SiO2).

Kuarsa adalah mineral yang terdistribusi secara luas di permukaan bumi. Mineral
ini dapat terbentuk pada semua suhu pembentukan mineral. Kuarsa banyak
ditemukan di batuan beku, metamorf, dan batuan sedimen.

Kuarsa sangat tahan terhadap pelapukan mekanik dan kimia. Daya tahan inilah
yang membuat mineral ini banyak ditemukan di puncak gunung, pantai, sungai,
dan gurun pasir. Kuarsa dapat hadir dimana-mana, berlimpah dan resisten.
Kuarsa merupakan salah satu bahan alami yang paling berguna. Kegunaannya
selalu dihubungkan dengan sifat fisik dan kimianya. Mineral kuarsa memiliki
kekerasan 7 pada Skala Mohs yang membuatnya sangat resisten. Hal ini
disebabkan karena ikatan struktur kimianya yang dapat berhubungan dengan
berbagai macam unsur.

Dalam Pengamatan dibawah mikroskop, Mineral kuarsa memiliki warna yang


sama dengan feldspar namun memiliki beda bentuk mineral kuarsa dapat dengan
mudah diamati karena berbentuk equant dengan warna colorless pada pengamatan
xpl. Jadi bila kenampakan telah menunjukan sayatan mineral dengan bentuk
equant dan ciri mineral felsik dan tidak menunjukan adanya kenampakan belahan
maka dapat dipastikan mineral tersebut adalah mineral kuarsa.

Bab iii pembahasan

3.1 Pengukuran Besar Mineral

Mineral yang teramati pada sayatan dibawah mikroskop dapat diukur dengan
melihat nilai padabenang silang yang tertera. Hasil dari pe

BAB IV

26
a. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum mineral Optik secara keseluruhan ialah

-Mineral Merupakan penyusun batuan yang menyusun bumi terutama bagian


kerak bumi

- Mineral dapat dideskrpsi secara megaskopis maupun mikroskopis yang dapat


diamati melalui sayatan tipis batuan dibawah mikroskop

- Dalam penngamatan mikroskopis mineral terkait sifat-sifat optika dari suatu


mineral tergantung pada pengamatan yang dilakukan. Ada beberapa parameter
sesuai pengamatan PPL, XPL, maupun pengamatn XPL+Gips

-Parameter pengamatan sifatoptik mineral dari yang paling umum cntohnya warna
hingga bias rangkap dan pemadaman pada mineral.

-Sayatan tipis batuan merupakan sayatan dengan ketebalan standar yang telah
ditentukan sebeumnya karena mempengaruhi sifat optic yang nantinya akan
ditunjukan mineral dibawah mikroskop

-Dalam suat sayatan tipis batuan, terdapat beberapa mineral yang saling
berasosisasi satu dengan yang lainya

-Keterdapatan Plagioklas menjadi parameter cocok tidaknya mineral mafik yang


diamati sesuai dengan harga anorthit pada plagioklas. Semakin tinggi harga an,
maka mineral mafik yang menyususn batuan harus semakin basa sifatnya,
begitupun sebaliknya.

-Deskripsi mineral harus dilakukan secara keseluruhan mulai dari ukuran mineral,
warna sesuai pengamatan sampai pada bias rangkap hingga penamaan mineral
tersebut.

b. Kendala

27
Kendala yang didapati selama acara praktikum menurut saya berupa kuragnya
waktu untuk pengamatan dibawah mikroskop sehingga mahasiswa harus
melakukan pengamatan diluar acara praktikum. Selain itu jumlah mikroskop yang
disediakan belum sesuai dengan jumlah mahasiswa yang mengambil praktikum
ini dan ruangan praktikum yang masih terbatas.

4.3 Saran

Saran saya sebagai praktikan adalah alangkah baiknya waktu untuk


pengamatan lebih dimaksimalkan dan ruangan dapat dikondisikan. Jumlah
praktikan yang terlalu banyak mungkin mempengaruhi kualitas belajar selama
acara praktikum berlangsung.

28

Anda mungkin juga menyukai