Pd
BAB III
IKATAN KIMIA
KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, onsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solus
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan
pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya
bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam
sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam
memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan
masalah dan membuat keputusan.
3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan
logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik
materi.
3.6 Menganalisis kepolaran senyawa
3.7 Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) untuk
menentukan bentuk molekul.
4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan
kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan
hubungannya dengan sifat fisik materi.
4.6 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa.
4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori
Domain Elektron).
INDIKATOR
1. Menganalisis struktur Lewis
1
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
2. Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan kovalen koordinasi
3. Menganalisis senyawa kovalen polar dan non polar
4. Menganalisis ikatan logam
5. Membandingkan sifat fisik senyawa
6. Menganalisis Gaya Antar Molekul
7. Menganalisis Bentuk Molekul
PERIODE 2 Li Be B C N O F
PERIODE 3 K Mg Al Si P S Cl
p O F
PERIODE 3
2. IKATAN ION
2
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik menarik listrik antara ion yang berbeda
muatannya. Iktan ion terjadi karena adanya serah terima elektron dari unsur yang mempunyai perbedaan daya
tarik elektron (keelektronegtifan) yng cukup besar. Dalam sistem periodik, perbedaan keelektronegatifan yang
besar terdapat pada golongan logam (yaitu golongan I dan II yang merupakan golongan logam) dan golongan
non-logam (yaitu golongan V,VI dan VII yang merupakan golongan non-logam), oleh karena itu ikatan ion hanya
terjadi pada undur logam dan non- logam.
Proses Pembentukan Ikatan Ion
Untuk memahami proses pembentukan ikatan ion, kita lihat contoh pembentukan NaCl dari Natrium dan Clorin.
Dari konfigurasi elektron Natrium, yaitu ; 11Na : 2 8 1 dengan atom klorin 17Cl : 2 8 7, natrium merupakan
logam yang relatif melepas satu elektron (memiliki energi ionisasi yang kecil) edangkan klorin merupakan
senyawa non-logam dengan afinitas elektron yang besar. Ketika natrium bereksi dengan klorin, atom klorin
dapat menarik satu elektron dari atom natrium. Atom natrium berubah menjadi ion positif, sedangkan atom
klorin berubah menjadi ion negatif. Selanjutnya ion-ion yang berbeda muatan itu saling tarik menarik sehingga
terbentuklah senyawa NaCl.
Dengan menggunakan lambang lewis, pembentukan NaCl dpt terjadi sebagi berikut :
+ -
Na x + Cl Na + x Cl NaCl
Meramalkan rumus kimia senyawa berdasarkan aturan oktet dan menggambarkan proses pembentukan
senyawa ion
Untuk memudahkan meramalkan rumus kimia senyawa, kita dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
1. tentukan terlebih dahulu nomor atom dari unsur-unsur yang akan berikatan;
2. buatlah konfigurasi elektron berdasarkan nomor atom tersebut;
3. tuliskan persamaan perubahan ionnya;
4. samakan jumlah elektron yang dilepas dan yang ditangkap dengan metoda eliminasi;
5. tentukan rumus senyawanya;
6. setelah didapat rumus senyawa, gambarlah proses pembentukan ikatan berdasarkan lambang lewis /
struktur lewis.
Contoh :
Ramalkan rumus senyawa kimia dari ikatan atom-atom berikut ini :
a. Mg (Z = 12) dan Cl (Z = 17)
b. Al (Z = 13) dan F (Z = 19)
Jawab :
Untuk menyelesaikan soal tersebut, kita ikuti langkah-langkah diatas, sebagai berikut :
a. ikatan terjadi antara atom Mg dan Cl
1. nomor atom Mg = 12 dan Cl = 17
3
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
2. konfigurasi elektron dari Mg dan Cl sebagai berikut :
2+
12Mg : 2 8 2 , untuk mencapai kestabilan Mg harus melepaskan 2e sehingga menjadi ion Mg
-
17Cl : 2 8 7 , untuk mencapai kestabilan Cl harus menangkap 1e sehingga menjadi ion Cl
3. persamaan reaksi ionnya :
Mg Mg2+ + 2e
Cl + 1e Cl-
4. karena jumlah elektron dari kedua persamaan tidak sama, maka kita samakan terlebih dahulu jumlah e
yang dilepas dan yang ditangkap dengan menggunakan metode eliminasi :
Mg Mg2+ + 2e x1 Mg Mg 2+ + 2e
Cl + 1e Cl- x2 2Cl + 2e 2 Cl -
-
Cl
Mg + Cl
2+
Mg
-
MgCl2
Cl Cl
b. Ikatan terjadi antara unsur Al dan F
1. nomor atom Al = 13 ; F = 9
2. konfigurasi elektron dari Al dan F sebagai berikut :
3+
13Al : 2 8 3 , untuk mencapai kestabilan Al harus melepaskan 3e sehingga menjadi ion AL
-
9F : 2 7 , untuk mencapai kestabilan F harus menangkap 1e sehingga menjadi ion F
3. persamaan reaksi ionnya :
Al Al3+ + 3e x1 Al Al 3+ + 3e
-
F + 1e Fl x3 3F + 3e 3F -
Al 3+ + 3F- ALF3
F F
Al x
x
+ F Al3+ F AlF3
x
x
x
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
F F
Latihan Soal 3.1 :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan kaidah oktet? Mengapa atom-atom dialam cenderung membentuk struktur
oktet?
2. Jelaskan cara atom – atom berikut untuk membentuk konfigurasi elektron gas mulia !
a. 11Na d. 16S
b. 3Li e. 19K
c. 9F
3. Gambarlah proses pembentukan ikatan ion senyawa KBr
4. Tuliskan rumus senyawa ionik yang terbentuk dari atom-atom berikut :
a. 19K denga 9F
b. 11Na dengan 8O
c. 12Mg dengan 8O
d. 12Mg dengan 17Cl
3. IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron. Pada ikatan
kovalen kedua atom yang berikatan tertarik pada pasangan elektron yang sama.
Pada ikatan kovalen tidak terjadi serah terima elektron, karena kedua atum unsur yang berikatan saling
membutuhkan atau menangkap elektron, sehingga keduanya saling menarik elektron dan terjadi pemakaian
elektron secara bersama-sama.
Pembentukan ikatan Kovalen
Pada umumnya, ikatan kovalen terjadi pada unsur non-logam, yaitu antar unsur yang mempunyai daya tarik
elektron relatif besar. Unsur non logam umumnya mempunyai keelektronegatifan yang tinggi, artinya mudah
menarik elektron. Unsur non logam mempunyai 4 atau lebih elektron pada kulit terluarnya. Pada saat unsur
tersebut berikatan masing-masing menginginkan elektron untuk melengkapi kulit terluarnya. Unsur non logam
tidak mungkin melepaskan elektron, sehingga unsur non logam akan menggunakan pasangan elektron bersama
untuk mencapai kestabilannya membentuk ikatan kovalen.
5
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
Meramalkan rumus kimia senyawa kovalen berdasarkan aturan oktet/duplet dan menggambarkan proses
pembentukan ikatan kovalen.
Untuk meramalkan rumus kimis senyawa kovalen dan proses pembentukannya, caranya sama seperti pada
langkah-langkah pembentukan ikatan ion.
Contoh :
Ramalkan rumus kimia senyawa kovalen serta gambarlah proses pembentukan senyawa tersebut dari unsur-
unsur berikut :
a. X (z=7) dengan Y(z=9)
b. A(z=14) dengan B(z=8)
Jawab :
a. ikatan antara X dan Y
1. X dengan Z = 7 dan Y dengan Z = 9
2. 7X : 2 5 , memerlukan 3e untuk mencapai stabil
9Y : 2 7 , memerlukan 1e untuk mencapai stabil
3. persamaan ionnya :
X 3e x1 X 3e
Y 1e x3 3Y 3e
X + 3Y XY3
4. rumus kimia senyawa kovalennya adalah XY 3
5. proses pembentukannya senyawanya adalah :
Y xx
XY3
x
X
X Y Y
x x x x x
+
xx x x xx
X
Y Y
Y
+ 3 XY3
X Y Yx x
x x
x
x Y 6
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
+ 2
A B B XA X B
X X
X X
X
Ikatan Kovalen Rangkap 2
Ikatan kovalen rangkap 2 dibentuk oleh atom-atom non logam yang menyumbangkan dua elektron tidak
berpasangan untuk berikatan sehingga memenuhi kaidah oktet. Berikut ini beberapa contoh senyawa-
senyawa dengan ikatan kovalen rangkap 2.
a. molekul O2
Dalam atom O terdapat dua elektron yang tidak berpasangan. Jika dua atom saling berikatan dan setiap
atom menyumbangkan kedua elektron tidak berpasangan yang dimilikinya, terbentuklah molekul O 2
yang memiliki struktur Lewis sebagai berikut :
XX
O + XO
XX
O O
X
X X
X
X X
X
O O
XX
O O
Jadi, molekul O2 memiliki satu ikatan rangkap 2. Perhatikan bahwa setiap atom O (yang dilingkari)
X X ata
ata
memiliki delapan elektron.
X X u
b. Molekul COuu2
Dalam atom C terdapat empat elektron tidak berpasangan, sedangkan setiap atom O memiliki dua
elektron tidak berpasangan. Jika atom C berikatan dengan atom O, satu atom C memerlukan dua atom O
sehingga setiap elektron bebas menjadi berpasangan dan membentuk ikatan rangkap 2.
XX XX XX
C + XO O O
C
X X X X
X
X X X X
X
XX XX
atau
X O X
X C XX O X
X
atau
O C O 7
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
+
X X
N N X N X N X
X X X X
atau N X
X N X
X X atau N N
Ikatan kovalen koordinasi atau ikatan kovalen semipolar adalah ikatan kovalen yang terbentuk dengan
cara pemakaian bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom/ion/molekul yang memiliki
pasangan elektron bebas (PEB), sedangkan atom/ion/molekul lain hanya menyediakan orbital kosong.
Contoh senyawa kovalen koordinasi dapat kita lihat pada senyawa NH 4+, dimana ion NH4+ terbentuk dari
molekul NH3 dan ion H+, sedangkan ion H+ terbentuk jika atom hidrogen melepas elektronnya.
Ikatan kovalen koordinasi digambarkan dengan lambang elektron yang sama (dua titik). Hal itu menunjukkan
bahwa pasangan elektron tersebut berasal dari atom yang sama. Ikatan kovalen digambarkan dengan
bentuk elektron yang berbeda (tanda titik dan tanda silang). Tanda yang berbeda tersebut menunjukkan
bahwa pasangan elektron tersebut berasal dari atom-atom yang berbeda.
8
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
suatu dipol (kutub). Semakin besar perbedaan keelektronegatifan atom-atom dalam suatu molekul,
menyebabkan molekul tersebut bersifat semakin polar. Dengan demikian ikatan kovalen polar dapat
terbentuk jika atom-atom yang berikatan memiliki perbedaan keelektronegatifan.
Jika atom-atom nonlogam berikatan dengan sesamanya dan membentuk molekul diatomik, ikatan
yangterbentuk tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan. Dengan demikian ridak terbentuk muatan atau
dipol. Ikatan seperti ini disebut ikatan kovalen nonpolar. Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen
nonpolar, yaitu H2, N2, O2, I2 dan Br2.
Jadi Kepolaran ikatan menggambarkan pemisahan muatan (+) dan (−) dari dua atom yang berikatan kovalen.
Besarnya pemisahan bergantung pada perbedaan keelektronegatifan (ΔKE) antara dua atom.
Berdasarkan kepolaran ikatan, ada dua jenis ikatan kovalen yang dapat terjadi, yaitu ikatan kovalen nonpolar
dan ikatan kovalen polar.
Ikatan kovalen nonpolar terjadi pada semua ikatan kovalen yang terbentuk dari dua atom nonlogam yang
sama (homonuclear). Dalam ikatan kovalen nonpolar, kerapatan elektronnya simetris di antara kedua inti
atom.
Ikatan kovalen polar terjadi pada semua ikatan yang terbentuk dari dua nonlogam yang berbeda
(heteronuclear), karena kedua atom memiliki keelektronegatifan yang berbeda.
Selain berdasarkan perbedaan keelktronegatifan dan bentuk molekul, kita dapat mengetahui kepolaran
suatu senyawa berdasarkan percobaan. Untuk itu kita akan melakukan percobaan untuk membedakan
senyawa polar dan nonpolar.
Ikatan Logam
Ikatan logam didefinisikan sebagai gaya tarik antaratom logam karena pergeseran dan pengumpulan
elektron-elektron valensi membentuk lautan elektron terdelokalisasi.
Sifat-sifat Logam :
a. Logam sebagai penghantar panas yang baik
b. Logam sebagai penghantar listrik yang baik
c. Logam berkilau ketika diterpa berkas cahaya
d. Logam dapat ditempa (malleable) dan ditarik (ductile)
Senyawa Ionik dan Kovalen
Senyawa Ionik
Senyawa ionik adalah senyawa yang terbentuk dari penggabungan ion-ion positif dengan ion-ion negatif.
Penggabungan ini menghasilkan ikatan ionik yang sangat kuat dalam senyawa kristal padat.
Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen tersusun dari molekul-molekul yang mengandung ikatan kovalen. Ikatan kovalen
dalam molekul sangat kuat karena pasangan elektron ikatan terletak dalam ruang tumpang-tindih dua atom.
4. Perbedaan Antara Senyawa Ionik dan Senyawa Kovalen
9
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
6.BENTUK MOLEKUL
Bentuk molekul menggambarkan kedudukan atom-atom di dalam suatu molekul, yaitu dalam ruang
tiga dimensi dan besarnya sudut-sudut yang dibentuk dalam suatu molekul. Bentuk molekul dapat
dijelaskan dengan menggunakan berbagai pendekatan, yaitu teori hibridisasi orbital, teori domain
elektron, dan teori tolakan pasangan elektron (Valence Shell Electron Pair Repulsion atau VSEPR).
a. Teori VSEPR
Bentuk molekul ditentukan melalui percobaan, tetapi untuk molekul-molekul sederhana dapat
diramalkan bentuknya berdasarkan struktur-struktur elektron dalam molekul melalui teori VSEPR
(Valence Shell Elektron Pair Repulsion). Struktur elektron dalam molekul, yaitu bentuk molekul,
ditentukan oleh pasangan elektron terikat dan kekuatan tolak-menolak antar pasangan.
b. Teori Domain Elektron
Teori Domain elektron merupakan penyempurnaan dari Teori VSEPR.
Prinsip dasar Teori Domain elektron:
1) domain elektron berarti kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron. Jumlah domain
elektron ditentukan sebagai berikut :
- setiap elektron ikatan (apakah ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga) berarti satu
domain.
- setiap pasangan elektron bebas berarti satu domain.
2) Urutan kekuatan tolak-menolak di antara domain elektron adalah:
tolakan antardomain elektron bebas > tolakan antardomain elektron bebas dengan domain
elektron ikatan > tolakan antardomain elektron ikatan.
3). Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan elektron terikat.
Merumuskan tipe molekul
Jumlah domain (pasangan elektron) dalam suatu molekul, baik domain elektron ikatan maupun
domain elektron bebas, dapat dinyatakan dengan cara sebagai berikut :
- Atom pusat dinyatakan dengan lambang A
- Domain elektron ikatan dinyatakan dengan X
- Domain elektron bebas dinyatakan dengan E
10
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
Sedangkan untuk merumuskan tipe-tipe molekul dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Menentukan jumlah elektron valensi atom pusat (EV)
Menentukan jumlah domain elektron ikatan (X)
Menentukan jumlah domain elektron bebas (E) dengan cara sebagai berikut :
(EV − X)
E=
2
Dengan menggunakan lambang-lambang tersebut di atas, beberapa macam tipe molekul dan
bentuk geometrinya sebagai berikut :
Jumlah PEI Jumlah PEB Rumus Bentuk molekul contoh
4 0 AX4 Tetrahedron CH4
3 1 AX3E Piramida trigonal NH3
2 2 AX2E2 Planar bentuk V H2O
5 0 AX5 Bipiramida trigonal PCl5
4 1 AX4E Bidang empat SF4
3 2 AX3E2 Planar bentuk T IF3
2 3 AX2E3 Linear XeF2
6 0 AX6 Oktahedron SF6
5 1 AX5E Piramida sisiempat IF5
4 2 AX4E2 Segiempat planar XeF4
Contoh :
Bagaimanakah bentuk molekul dari senyawa-senyawa NH 3, SF4,?
Jawab :
NH3: Jumlah elektron valensi atom pusat (nitrogen) = 5
Jumlah domain elektron ikatan (X) = 3
(5 3)
Jumlah domain elektron bebas (E) = 2 = 1
Tipe molekul: AX3E Bentuk molekul piramida trigonal.
SF4 : Jumlah elektron valensi atom pusat (fosfor) = 6
Jumlah domain elektron ikatan (X) = 4
(5 3)
Jumlah domain elektron bebas (E) = 2 =1
Tipe molekul = AX4E. Bentuk molekul bidang empat.
c. Teori Hibridisasi
Hibridisasi merupakan peleburan dua orbital atau lebih yang mempunyai tingkat energi yang
berbeda menjadi orbital yang mempunyai tingkat energi yang sama, sehingga pengikatan elektron
atau pengisian elektron pada orbital yang mempunyai tingkat energi sama lebih mudah dilakukan.
Berbagai macam tipe hibridisasi
Orbital asal Orbital hibrida Bentuk orbital hibrida gambar
s,p sp
Linear
11
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
Tetrahedron
s,p,p,p sp3
Bipiramida trigonal
s,p,p,p,d sp3d
Oktahedron
s,p,p,p,d,d sp3d2
Contoh :
1. Ramalkan bentuk molekul dari CH4!
Jawab :
2 2 2
6C = 1s 2s 2p
2s 2p 2s 2p
3
p e r p in d a h a n e le k tro n o rb ita l h ib r id is a s i s p
Empat orbital yang belum berpasangan akan berikatan dengan 4 atom H membentuk CH 4. Jadi,
bentuk molekul CH4 tetrahedral.
2 2 1
5B = 1s 2s 2p
2s 2s 2p
2
o rb ita l h ib r id is a s i s p
Orbital yg belum berpasangan akan berikatan dengan 3 atom F membentuk BF 3. Jadi bentuk
molekul BF3 segitiga planar.Latihan 3.2
1. Tentukan bentuk molekul dari senyawa berikut ini dengan menggunakan teori domain elektron .
a. IF3
b. CH4
c. SO3
d. POCl3
2. Tentukan tipe hibridisasi dan bentuk molekul dari masing-masing molekul berikut :
a. H2O
b. SF6
c. XeF4
d. BF3
13
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
Gaya Van der Waals dipengaruhi oleh 3 macam gaya antarmolekul, yaitu,
1) Gaya tarik-menarik dipol sesaat (Gaya London)
Dipol sesaat terbentuk apabila elektron dari suatu daerah berpindah ke daerah lainnya. Hal itu
menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar, sehingga
antar molekul nonpolar terjadi gaya tarik-menarik yang lemah.
2) Gaya tarik dipol-dipol.
Suatu molekul yang penyebaran muatannya tidak simetris akan bersifat polar dan mempunyai
ujung-ujung yang berbeda muatan (dipol). Susunan molekul seperti ini akan menghasilkan suatu
gaya tarik-menarik yang disebut gaya tarik dipol-dipol. Gaya tersebut terdapat pada senyawa
polar. Senyawa polar cenderung mempunyai titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi daripada
senyawa nonpolar.
3) Gaya imbas.
Terjadi bila molekul yang memiliki dipol permanen berinteraksi dengan molekul yang memiliki
dipol sesaat. Adanya molekul-molekul polar dengan dipol permanen akan menyebabkan
imbasan dari molekul polar kepada molekul nonpolar, sehingga elektron-elektron dari molekul
nonpolar tersebut mengumpul pada salah satu sisi molekul (terdorong atau tertarik), yang
menyebabkan terjadinya dipol sesaat pada molekul nonpolar. Terjadinya dipol sesaat
mengakibatkan adanya tarik-menarik antar dipol yang menghasilkan gaya imbas. Gaya ini juga
memberikan sumbangan yang kecil terhadap keseluruhan gaya Van der Waals.
b. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen terjadi antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom
hidrogen (H). Molekul-molekul yang sangat polar, misalnya F 2, O2, dan N2 sedangkan yang
termasuk ikatan hidrogen, misalnya HF, H 2O, dan NH3. Ikatan hidrogen jauh lebih kuat daripada
gaya-gaya Van der Waals. Itulah sebabnya, mengapa zat yang mempunyai ikatan hidrogen
mempunyai titik cair dan titik didih yang relatif tinggi.
14
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
18