Anda di halaman 1dari 18

Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.

Pd
BAB III
IKATAN KIMIA
KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, onsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solus
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR
Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan
pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya
bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam
sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam
memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan
masalah dan membuat keputusan.
3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan
logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik
materi.
3.6 Menganalisis kepolaran senyawa
3.7 Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) untuk
menentukan bentuk molekul.
4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan
kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan
hubungannya dengan sifat fisik materi.
4.6 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa.
4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori
Domain Elektron).

INDIKATOR
1. Menganalisis struktur Lewis
1
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
2. Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan kovalen koordinasi
3. Menganalisis senyawa kovalen polar dan non polar
4. Menganalisis ikatan logam
5. Membandingkan sifat fisik senyawa
6. Menganalisis Gaya Antar Molekul
7. Menganalisis Bentuk Molekul

1. LAMBANG LEWIS DAN ATURAN OKTET


Atom pada umumnya tidak berdiri sendiri melainkan bergabung dengan atom lain membentuk molekul atau
ion. Pada keadaan normal (tekanan dan suhu kamar), hanya gas mulia saja yang terdapat dalam bentuk atom-atom
bebas.
Unsur-unsur pada sistem periodik umumnya tidak stabil, hanya ada satu golongan yaitu golongan VIII A,
unsur golongan lain cenderung untuk mencapai kestabilan, upaya untuk mencapai kestabilan tersebut dicapai
dengan cara saling berikatan antara unsur-unsur satu sama lainnya yang berbeda. Ikatan-ikatan tersebut disebut
dengan ikatan kimia.
Ikatan kimia merupakan ikatan yang terjadi antara unsur-unsur yang tidak stabil sehingga menjadi stabil
dengan cara saling melepas dan menangkap elektron atau dengan cara pemakaian elektron secara bersama-
sama.
Seperti telah disebutkan diatas, unsur yang terdapat pada golongan VIII A (disebut juga unsur gas mulia)
stabil dengan konfigurasi elektron penuh dengan 8, kecuali untuk unsur helium konfigurasi elektron penuh
dengan 2 elektron, sehingga dikenal 2 aturan untuk elektron stabil yaitu aturan oktet yang penuh dengan 8
elektron dan aturan duplet yang penuh dengan 2 elektron.
Aturan oktet terpenuhi apabila konfigurasi elektron stabil dengan 8 elektron penuh pada kulit terluar.
Contoh :
 gol VIII A : untuk Neon : 10Ne : 2 8, penuh 8 berarti atom stabil.
 Gol I A : untuk Natrium : 11Na : 2 8 1, elektron terakhir 1, untuk mencapai kestabilalan natrium harus
melepaskan 1 e terluarnya sehingga menjadi bermuatan positif (Na +).
 Gol VII A : untuk klorin : 17Cl : 2 8 7, elektron terakhir 7, untuk mencapai kestabilan klorin harus menyerap 1
e sehingga menjadi bermuatan negatif (Cl-)
Dari contoh tersebut untuk mencari kestabilan terjadi serah terima elektron yang menghasilkan ikatan ion,
sedangkan pemasangan // pemakaian elektron secara bersama – sama menghasilkan ikatan kovalen.

IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA

PERIODE 2 Li Be B C N O F

PERIODE 3 K Mg Al Si P S Cl
p O F

PERIODE 3

2. IKATAN ION
2
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik menarik listrik antara ion yang berbeda
muatannya. Iktan ion terjadi karena adanya serah terima elektron dari unsur yang mempunyai perbedaan daya
tarik elektron (keelektronegtifan) yng cukup besar. Dalam sistem periodik, perbedaan keelektronegatifan yang
besar terdapat pada golongan logam (yaitu golongan I dan II yang merupakan golongan logam) dan golongan
non-logam (yaitu golongan V,VI dan VII yang merupakan golongan non-logam), oleh karena itu ikatan ion hanya
terjadi pada undur logam dan non- logam.
 Proses Pembentukan Ikatan Ion
Untuk memahami proses pembentukan ikatan ion, kita lihat contoh pembentukan NaCl dari Natrium dan Clorin.
Dari konfigurasi elektron Natrium, yaitu ; 11Na : 2 8 1 dengan atom klorin 17Cl : 2 8 7, natrium merupakan
logam yang relatif melepas satu elektron (memiliki energi ionisasi yang kecil) edangkan klorin merupakan
senyawa non-logam dengan afinitas elektron yang besar. Ketika natrium bereksi dengan klorin, atom klorin
dapat menarik satu elektron dari atom natrium. Atom natrium berubah menjadi ion positif, sedangkan atom
klorin berubah menjadi ion negatif. Selanjutnya ion-ion yang berbeda muatan itu saling tarik menarik sehingga
terbentuklah senyawa NaCl.

Dengan menggunakan lambang lewis, pembentukan NaCl dpt terjadi sebagi berikut :

+ -
Na x + Cl Na + x Cl NaCl
 Meramalkan rumus kimia senyawa berdasarkan aturan oktet dan menggambarkan proses pembentukan
senyawa ion
Untuk memudahkan meramalkan rumus kimia senyawa, kita dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
1. tentukan terlebih dahulu nomor atom dari unsur-unsur yang akan berikatan;
2. buatlah konfigurasi elektron berdasarkan nomor atom tersebut;
3. tuliskan persamaan perubahan ionnya;
4. samakan jumlah elektron yang dilepas dan yang ditangkap dengan metoda eliminasi;
5. tentukan rumus senyawanya;
6. setelah didapat rumus senyawa, gambarlah proses pembentukan ikatan berdasarkan lambang lewis /
struktur lewis.
Contoh :
Ramalkan rumus senyawa kimia dari ikatan atom-atom berikut ini :
a. Mg (Z = 12) dan Cl (Z = 17)
b. Al (Z = 13) dan F (Z = 19)

Jawab :
Untuk menyelesaikan soal tersebut, kita ikuti langkah-langkah diatas, sebagai berikut :
a. ikatan terjadi antara atom Mg dan Cl
1. nomor atom Mg = 12 dan Cl = 17
3
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
2. konfigurasi elektron dari Mg dan Cl sebagai berikut :
2+
12Mg : 2 8 2 , untuk mencapai kestabilan Mg harus melepaskan 2e sehingga menjadi ion Mg
-
17Cl : 2 8 7 , untuk mencapai kestabilan Cl harus menangkap 1e sehingga menjadi ion Cl
3. persamaan reaksi ionnya :
Mg Mg2+ + 2e
Cl + 1e Cl-
4. karena jumlah elektron dari kedua persamaan tidak sama, maka kita samakan terlebih dahulu jumlah e
yang dilepas dan yang ditangkap dengan menggunakan metode eliminasi :
Mg Mg2+ + 2e x1 Mg Mg 2+ + 2e
Cl + 1e Cl- x2 2Cl + 2e 2 Cl -

Mg2+ + 2 Cl- MgCl2


5. jadi rumus kimia senyawanya MgCl2 dari Mg2+ + 2Cl- MgCl2
6. proses pembentukan berdasarkan struktur lewisnya sebagai berikut :

-
Cl

Mg + Cl
2+
Mg
-
MgCl2

Cl Cl
b. Ikatan terjadi antara unsur Al dan F
1. nomor atom Al = 13 ; F = 9
2. konfigurasi elektron dari Al dan F sebagai berikut :
3+
13Al : 2 8 3 , untuk mencapai kestabilan Al harus melepaskan 3e sehingga menjadi ion AL
-
9F : 2 7 , untuk mencapai kestabilan F harus menangkap 1e sehingga menjadi ion F
3. persamaan reaksi ionnya :
Al Al3+ + 3e x1 Al Al 3+ + 3e
-
F + 1e Fl x3 3F + 3e 3F -

Al 3+ + 3F- ALF3

4. jadi rumus senyawanya AlF3 dari Al3+ + 3F- ALF3


5. proses pembentukannya

F F

Al x
x
+ F Al3+ F AlF3
x
x

x
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
F F
Latihan Soal 3.1 :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan kaidah oktet? Mengapa atom-atom dialam cenderung membentuk struktur
oktet?
2. Jelaskan cara atom – atom berikut untuk membentuk konfigurasi elektron gas mulia !
a. 11Na d. 16S
b. 3Li e. 19K
c. 9F
3. Gambarlah proses pembentukan ikatan ion senyawa KBr
4. Tuliskan rumus senyawa ionik yang terbentuk dari atom-atom berikut :
a. 19K denga 9F
b. 11Na dengan 8O
c. 12Mg dengan 8O
d. 12Mg dengan 17Cl

3. IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron. Pada ikatan
kovalen kedua atom yang berikatan tertarik pada pasangan elektron yang sama.
Pada ikatan kovalen tidak terjadi serah terima elektron, karena kedua atum unsur yang berikatan saling
membutuhkan atau menangkap elektron, sehingga keduanya saling menarik elektron dan terjadi pemakaian
elektron secara bersama-sama.
 Pembentukan ikatan Kovalen

Pada umumnya, ikatan kovalen terjadi pada unsur non-logam, yaitu antar unsur yang mempunyai daya tarik
elektron relatif besar. Unsur non logam umumnya mempunyai keelektronegatifan yang tinggi, artinya mudah
menarik elektron. Unsur non logam mempunyai 4 atau lebih elektron pada kulit terluarnya. Pada saat unsur
tersebut berikatan masing-masing menginginkan elektron untuk melengkapi kulit terluarnya. Unsur non logam
tidak mungkin melepaskan elektron, sehingga unsur non logam akan menggunakan pasangan elektron bersama
untuk mencapai kestabilannya membentuk ikatan kovalen.
5
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd

 Meramalkan rumus kimia senyawa kovalen berdasarkan aturan oktet/duplet dan menggambarkan proses
pembentukan ikatan kovalen.
Untuk meramalkan rumus kimis senyawa kovalen dan proses pembentukannya, caranya sama seperti pada
langkah-langkah pembentukan ikatan ion.
Contoh :
Ramalkan rumus kimia senyawa kovalen serta gambarlah proses pembentukan senyawa tersebut dari unsur-
unsur berikut :
a. X (z=7) dengan Y(z=9)
b. A(z=14) dengan B(z=8)
Jawab :
a. ikatan antara X dan Y
1. X dengan Z = 7 dan Y dengan Z = 9
2. 7X : 2 5 , memerlukan 3e untuk mencapai stabil
9Y : 2 7 , memerlukan 1e untuk mencapai stabil
3. persamaan ionnya :
X 3e x1 X 3e
Y 1e x3 3Y 3e
X + 3Y XY3
4. rumus kimia senyawa kovalennya adalah XY 3
5. proses pembentukannya senyawanya adalah :

Y xx

XY3
x

X
X Y Y
x x x x x
+
xx x x xx

X
Y Y
Y
+ 3 XY3
X Y Yx x
x x
x
x Y 6
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd

b. ikatan antara A dan B


1. A dengan Z = 14 dan B dengan Z = 8
2. 14A : 2 8 4 , memerlukan 4e untuk mencapai stabil
8Y : 2 6 , memerlukan 2e untuk mencapai stabil
3. persamaan ionnya :
A 4e x1 A 4e
B 2e x2 2B 4e
A + 2B AB2
4. rumus kimia senyawa kovalennya adalah AB 2
5. proses pembentukannya adalah :
X
AB2

+ 2
A B B XA X B
X X
X X
X
 Ikatan Kovalen Rangkap 2
Ikatan kovalen rangkap 2 dibentuk oleh atom-atom non logam yang menyumbangkan dua elektron tidak
berpasangan untuk berikatan sehingga memenuhi kaidah oktet. Berikut ini beberapa contoh senyawa-
senyawa dengan ikatan kovalen rangkap 2.
a. molekul O2
Dalam atom O terdapat dua elektron yang tidak berpasangan. Jika dua atom saling berikatan dan setiap
atom menyumbangkan kedua elektron tidak berpasangan yang dimilikinya, terbentuklah molekul O 2
yang memiliki struktur Lewis sebagai berikut :

XX

O + XO
XX

O O
X
X X
X
X X
X

O O
XX

O O
Jadi, molekul O2 memiliki satu ikatan rangkap 2. Perhatikan bahwa setiap atom O (yang dilingkari)
X X ata
ata
memiliki delapan elektron.
X X u
b. Molekul COuu2
Dalam atom C terdapat empat elektron tidak berpasangan, sedangkan setiap atom O memiliki dua
elektron tidak berpasangan. Jika atom C berikatan dengan atom O, satu atom C memerlukan dua atom O
sehingga setiap elektron bebas menjadi berpasangan dan membentuk ikatan rangkap 2.

XX XX XX

C + XO O O
C
X X X X
X
X X X X
X

XX XX
atau
X O X
X C XX O X
X
atau
O C O 7
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd

Jadi, molekul CO2 memiliki dua ikatan rangkap dua.

 Ikatan Kovalen Rangkap 3


Ikatan kovalen rangkap tiga dibentuk oleh atom-atom nonlogam yang menyumbangkan tiga elektron
tidak berpasangan untuk berrikatan sehingga memenuhi kaidah oktet. Contoh senyawa yang mengandung
ikatan kovalen rangkap tiga adalah senyawa N 2. Dalam struktur Lewis molekul N 2, atom N memiliki tiga
elektron yang tidak berpasangan. Jika dua atom nitrogen berikatan, setiap elektron yang tidak berpasangan
saling berikatan dan membentuk struktur Lewis sebagai berikut :

+
X X
N N X N X N X
X X X X

atau N X
X N X
X X atau N N

Jadi, dalam molekul N2 terdapat ikatan rangkap 3.


4.Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi atau ikatan kovalen semipolar adalah ikatan kovalen yang terbentuk dengan
cara pemakaian bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom/ion/molekul yang memiliki
pasangan elektron bebas (PEB), sedangkan atom/ion/molekul lain hanya menyediakan orbital kosong.
Contoh senyawa kovalen koordinasi dapat kita lihat pada senyawa NH 4+, dimana ion NH4+ terbentuk dari
molekul NH3 dan ion H+, sedangkan ion H+ terbentuk jika atom hidrogen melepas elektronnya.
Ikatan kovalen koordinasi digambarkan dengan lambang elektron yang sama (dua titik). Hal itu menunjukkan
bahwa pasangan elektron tersebut berasal dari atom yang sama. Ikatan kovalen digambarkan dengan
bentuk elektron yang berbeda (tanda titik dan tanda silang). Tanda yang berbeda tersebut menunjukkan
bahwa pasangan elektron tersebut berasal dari atom-atom yang berbeda.

5.Kepolaran Ikatan Kovalen


Ikatan kovalen dapat berupa ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen nonpolar. Sifat kepolaran ikatan ini
dipengaruhi oleh adanya perbedaaan keelektronegatifan, sedangkan bentuk molekul dari atom-atom yang
berikatan akan menentukan sifat kepolaran molekulnya.
Jika suatu ikatan kovalen terbentuk dari dua buah atom nonlogam yang memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang besar, pasangan elektron akan lebih tertarik kearah atom yang memiliki
keelektronegatifan lebih besar. Akibatnya atom yang lebih elektronegatif cengerung memiliki kelebihan
muatan negatif, sedangkan atom yang kurang elektronegatif cenderung memiliki kelebihan muatan positif.
Adanya dua kutub dengan muatan yang berlawanan dalam molkul tersebut menyebebkan terbentuknya

8
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
suatu dipol (kutub). Semakin besar perbedaan keelektronegatifan atom-atom dalam suatu molekul,
menyebabkan molekul tersebut bersifat semakin polar. Dengan demikian ikatan kovalen polar dapat
terbentuk jika atom-atom yang berikatan memiliki perbedaan keelektronegatifan.
Jika atom-atom nonlogam berikatan dengan sesamanya dan membentuk molekul diatomik, ikatan
yangterbentuk tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan. Dengan demikian ridak terbentuk muatan atau
dipol. Ikatan seperti ini disebut ikatan kovalen nonpolar. Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen
nonpolar, yaitu H2, N2, O2, I2 dan Br2.
Jadi Kepolaran ikatan menggambarkan pemisahan muatan (+) dan (−) dari dua atom yang berikatan kovalen.
Besarnya pemisahan bergantung pada perbedaan keelektronegatifan (ΔKE) antara dua atom.
Berdasarkan kepolaran ikatan, ada dua jenis ikatan kovalen yang dapat terjadi, yaitu ikatan kovalen nonpolar
dan ikatan kovalen polar.
Ikatan kovalen nonpolar terjadi pada semua ikatan kovalen yang terbentuk dari dua atom nonlogam yang
sama (homonuclear). Dalam ikatan kovalen nonpolar, kerapatan elektronnya simetris di antara kedua inti
atom.
Ikatan kovalen polar terjadi pada semua ikatan yang terbentuk dari dua nonlogam yang berbeda
(heteronuclear), karena kedua atom memiliki keelektronegatifan yang berbeda.
Selain berdasarkan perbedaan keelktronegatifan dan bentuk molekul, kita dapat mengetahui kepolaran
suatu senyawa berdasarkan percobaan. Untuk itu kita akan melakukan percobaan untuk membedakan
senyawa polar dan nonpolar.

Ikatan Logam
Ikatan logam didefinisikan sebagai gaya tarik antaratom logam karena pergeseran dan pengumpulan
elektron-elektron valensi membentuk lautan elektron terdelokalisasi.
Sifat-sifat Logam :
a. Logam sebagai penghantar panas yang baik
b. Logam sebagai penghantar listrik yang baik
c. Logam berkilau ketika diterpa berkas cahaya
d. Logam dapat ditempa (malleable) dan ditarik (ductile)
Senyawa Ionik dan Kovalen
Senyawa Ionik
Senyawa ionik adalah senyawa yang terbentuk dari penggabungan ion-ion positif dengan ion-ion negatif.
Penggabungan ini menghasilkan ikatan ionik yang sangat kuat dalam senyawa kristal padat.
Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen tersusun dari molekul-molekul yang mengandung ikatan kovalen. Ikatan kovalen
dalam molekul sangat kuat karena pasangan elektron ikatan terletak dalam ruang tumpang-tindih dua atom.
4. Perbedaan Antara Senyawa Ionik dan Senyawa Kovalen

9
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd

6.BENTUK MOLEKUL
Bentuk molekul menggambarkan kedudukan atom-atom di dalam suatu molekul, yaitu dalam ruang
tiga dimensi dan besarnya sudut-sudut yang dibentuk dalam suatu molekul. Bentuk molekul dapat
dijelaskan dengan menggunakan berbagai pendekatan, yaitu teori hibridisasi orbital, teori domain
elektron, dan teori tolakan pasangan elektron (Valence Shell Electron Pair Repulsion atau VSEPR).

a. Teori VSEPR
Bentuk molekul ditentukan melalui percobaan, tetapi untuk molekul-molekul sederhana dapat
diramalkan bentuknya berdasarkan struktur-struktur elektron dalam molekul melalui teori VSEPR
(Valence Shell Elektron Pair Repulsion). Struktur elektron dalam molekul, yaitu bentuk molekul,
ditentukan oleh pasangan elektron terikat dan kekuatan tolak-menolak antar pasangan.
b. Teori Domain Elektron
Teori Domain elektron merupakan penyempurnaan dari Teori VSEPR.
Prinsip dasar Teori Domain elektron:
1) domain elektron berarti kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron. Jumlah domain
elektron ditentukan sebagai berikut :
- setiap elektron ikatan (apakah ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga) berarti satu
domain.
- setiap pasangan elektron bebas berarti satu domain.
2) Urutan kekuatan tolak-menolak di antara domain elektron adalah:
tolakan antardomain elektron bebas > tolakan antardomain elektron bebas dengan domain
elektron ikatan > tolakan antardomain elektron ikatan.
3). Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan elektron terikat.
Merumuskan tipe molekul
Jumlah domain (pasangan elektron) dalam suatu molekul, baik domain elektron ikatan maupun
domain elektron bebas, dapat dinyatakan dengan cara sebagai berikut :
- Atom pusat dinyatakan dengan lambang A
- Domain elektron ikatan dinyatakan dengan X
- Domain elektron bebas dinyatakan dengan E

10
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
Sedangkan untuk merumuskan tipe-tipe molekul dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Menentukan jumlah elektron valensi atom pusat (EV)
Menentukan jumlah domain elektron ikatan (X)
Menentukan jumlah domain elektron bebas (E) dengan cara sebagai berikut :
(EV − X)
E=
2
Dengan menggunakan lambang-lambang tersebut di atas, beberapa macam tipe molekul dan
bentuk geometrinya sebagai berikut :
Jumlah PEI Jumlah PEB Rumus Bentuk molekul contoh
4 0 AX4 Tetrahedron CH4
3 1 AX3E Piramida trigonal NH3
2 2 AX2E2 Planar bentuk V H2O
5 0 AX5 Bipiramida trigonal PCl5
4 1 AX4E Bidang empat SF4
3 2 AX3E2 Planar bentuk T IF3
2 3 AX2E3 Linear XeF2
6 0 AX6 Oktahedron SF6
5 1 AX5E Piramida sisiempat IF5
4 2 AX4E2 Segiempat planar XeF4

Contoh :
Bagaimanakah bentuk molekul dari senyawa-senyawa NH 3, SF4,?
Jawab :
NH3: Jumlah elektron valensi atom pusat (nitrogen) = 5
Jumlah domain elektron ikatan (X) = 3
(5  3)
Jumlah domain elektron bebas (E) = 2 = 1
Tipe molekul: AX3E Bentuk molekul piramida trigonal.
SF4 : Jumlah elektron valensi atom pusat (fosfor) = 6
Jumlah domain elektron ikatan (X) = 4
(5  3)
Jumlah domain elektron bebas (E) = 2 =1
Tipe molekul = AX4E. Bentuk molekul bidang empat.

c. Teori Hibridisasi
Hibridisasi merupakan peleburan dua orbital atau lebih yang mempunyai tingkat energi yang
berbeda menjadi orbital yang mempunyai tingkat energi yang sama, sehingga pengikatan elektron
atau pengisian elektron pada orbital yang mempunyai tingkat energi sama lebih mudah dilakukan.
Berbagai macam tipe hibridisasi
Orbital asal Orbital hibrida Bentuk orbital hibrida gambar

s,p sp
Linear

Segitiga sama sisi


s,p,p sp2

11
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd

Tetrahedron
s,p,p,p sp3

Bipiramida trigonal
s,p,p,p,d sp3d

Oktahedron
s,p,p,p,d,d sp3d2

Contoh :
1. Ramalkan bentuk molekul dari CH4!
Jawab :

2 2 2
6C = 1s 2s 2p

2s 2p 2s 2p
3
p e r p in d a h a n e le k tro n o rb ita l h ib r id is a s i s p

Empat orbital yang belum berpasangan akan berikatan dengan 4 atom H membentuk CH 4. Jadi,
bentuk molekul CH4 tetrahedral.

2. Tentukan bentuk molekul dari BF3! Gambarkan pula hibridisasinya!


Jawab :

2 2 1
5B = 1s 2s 2p

2s 2s 2p
2
o rb ita l h ib r id is a s i s p

Orbital yg belum berpasangan akan berikatan dengan 3 atom F membentuk BF 3. Jadi bentuk
molekul BF3 segitiga planar.Latihan 3.2

1. Tentukan bentuk molekul dari senyawa berikut ini dengan menggunakan teori domain elektron .
a. IF3
b. CH4
c. SO3
d. POCl3
2. Tentukan tipe hibridisasi dan bentuk molekul dari masing-masing molekul berikut :
a. H2O
b. SF6
c. XeF4
d. BF3

Geometri elektron dan bentuk/geometri molekul berdomain 2 dan 3


12
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd

Geometri elektron dan bentuk/geometri molekul berdomain 4

Geometri elektron dan bentuk/geometri molekul berdomain 5

Geometri elektron dan bentuk/geometri molekul berdomain 6

13
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd

7.GAYA ANTAR MOLEKUL

Gaya tarik-menarik antarmolekul dibagi menjadi 2, yaitu:


a. Gaya Van der Waals

Gaya Van der Waals dipengaruhi oleh 3 macam gaya antarmolekul, yaitu,
1) Gaya tarik-menarik dipol sesaat (Gaya London)

Dipol sesaat terbentuk apabila elektron dari suatu daerah berpindah ke daerah lainnya. Hal itu
menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar, sehingga
antar molekul nonpolar terjadi gaya tarik-menarik yang lemah.
2) Gaya tarik dipol-dipol.
Suatu molekul yang penyebaran muatannya tidak simetris akan bersifat polar dan mempunyai
ujung-ujung yang berbeda muatan (dipol). Susunan molekul seperti ini akan menghasilkan suatu
gaya tarik-menarik yang disebut gaya tarik dipol-dipol. Gaya tersebut terdapat pada senyawa
polar. Senyawa polar cenderung mempunyai titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi daripada
senyawa nonpolar.

3) Gaya imbas.
Terjadi bila molekul yang memiliki dipol permanen berinteraksi dengan molekul yang memiliki
dipol sesaat. Adanya molekul-molekul polar dengan dipol permanen akan menyebabkan
imbasan dari molekul polar kepada molekul nonpolar, sehingga elektron-elektron dari molekul
nonpolar tersebut mengumpul pada salah satu sisi molekul (terdorong atau tertarik), yang
menyebabkan terjadinya dipol sesaat pada molekul nonpolar. Terjadinya dipol sesaat
mengakibatkan adanya tarik-menarik antar dipol yang menghasilkan gaya imbas. Gaya ini juga
memberikan sumbangan yang kecil terhadap keseluruhan gaya Van der Waals.

b. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen terjadi antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom
hidrogen (H). Molekul-molekul yang sangat polar, misalnya F 2, O2, dan N2 sedangkan yang
termasuk ikatan hidrogen, misalnya HF, H 2O, dan NH3. Ikatan hidrogen jauh lebih kuat daripada
gaya-gaya Van der Waals. Itulah sebabnya, mengapa zat yang mempunyai ikatan hidrogen
mempunyai titik cair dan titik didih yang relatif tinggi.

LEMBAR KERJA EVALUASI

14
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd

1. Beberapa unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut :


P:2 8 7 S: 2 8 8
Q: 2 8 8 1 T: 2 8 18 4
R : 2 8 18 2
Diantara unsur di atas, yang paling stabil (paling sukar membentuk ikatan kimia) adalah ….
a. P d. S
b. Q e. T
c. R
2. Diantara unsur berikut ini manakah yang paling stabil (paling sukar bereaksi)?
a. logam alkali d. golongan gas mulia
b. logam alkali tanah e. golongan karbon
c. golongan halogen
3. Unsur X dengan konfigurasi elektron : 2 8 7 dapat mencapai aturan oktet dengan cara ….
a. melepas 7 elektron d. menyerap atau memasangkan 1 elektron
b. menyerap 1 elektron e. menerima sepasang elektron
c. memasangkan 1 elektron
4. Manakah di antara spesi berikut yang konfigurasi elektronya tidak sama dengan neon?
a. Na+ d. O2-
2+
b. Mg e. S2-
c. F-
5. Unsur X dengan konfigurasi elektron : 2 8 1 dapat membentuk ikatan ion dengan unsur yang konfigurasi
elektronnya ….
a. 2 8 2 d. 2 8 8
b. 2 8 3 e. 2 8 8 1
c. 2 8 6
6. Perbedaan antara ion Na+ dengan atom natrium (Na) adalah ….
a. ion Na+ kelebihan 1 proton d. ion Na+ kekurangan 1 proton
b. ion Na+ kelebihan 1 elektron e. ion Na+ kekurangan 1 neutron
+
c. ion Na kekurangan 1 elektron
7. Ikatan antara dua atom karena mempunyai pasangan elektron yang digunakan bersama yang berasal dari
kedua atom yang berikatan disebut ….
a. ikatan ion d. ikatan kovalen rangkap
b. ikatan kovalen e. ikatan kovalen nonpolar
c. ikatan kovalen koordinat
8. Ikatan kovalen dapat terbentuk antara unsur….
a. logam alkali dengan halogen d. halogen dengan golongan oksigen
b. logam alkali tanah dengan halogen e. golongan oksigen dengan logam alkali
c. logam alkali dengan gas mulia
9. Diketahui beberapa unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut:
P:2 R: 2 7 T: 2 4
Q: 2 8 2 S: 2 8
Ikatan kkovalen dapat terbentuk antara pasangan ….
a. P dengan R d. S dengan T
b. R dengan S e. P dengan T
c. R dengan T
10. Unsur X dan Y masing-masing mempunyai 6 dan 7 elektron valensi. Rumus kimia dan jenis ikatan yang sesuai
jika kedua unsur itu bersenyawa adalah ….
a. XY6 ionik d. XY2 kovalen
b. X2Y ionik e. X2Y kovalen
15
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
c. XY2 ionik
11. Unsur A(Z = 11) dan unsur B (Z=16) dapat membentuk senyawa dengan rumus kimi dan jenis ikatan…
a. AB ionik d. A2B kovalen
b. AB kovalen e. AB2 ionik
c. A2B ionik
12. Unsur X dan Y membentuk senyawa dengan rumus kimia XY 3 . Kemungkinan nomor atom X dan Y adalah ….
a. 3 dan 5 d. 7 dan 9
b. 3 dan 9 e. 7 dan 13
c. 5 dan 7
13. Jumlah elektron yang digunakan bersama dalam molekul N 2 adalah ….
a. 2 b. 3 c. 5 d. 6 e. 7
14. Diketahui beberapa unsur dengan nomor atom sebagai berikut ….
4A ; 6B ; 8C ; 9D ; 15E dan 17F
Diantara molekul berikut yang mempunyai ikatan rangkap adalah ….
a. AE2 b. AC c. ED3 e. BC2 e. F2
15. Unsur …. Mengikat dua elektron untuk mendapatkan konfigurasi elektron yang stabil.
a. 11Na b. 14Si c. 16S d. 19K e. 20Ca
16. Unsur bernomor atom 17 paling mudah membentuk ikatan ion dengan unsru bernomor atom….
a. 3 b. 11 c. 13 d. 16 e. 19
17. Jika nomor atom unsur-unsur A = 8, B = 11, C = 12 , D = 16 , E = 17 dan F =19 , pasangan unsur yang dapat
membentuk senyawa ion adalah ….
a. D dan E b. B dan E c. B dan C d. D dan A e. A dan E
18. …. Memliliki ikatan ion dan ikatan kovalen.
a. HCl b. HNO3 c. NaCl d. NaOH e. H2O
19. Struktur Lewis senyawa amonium klorida adalah sebagai berikut…

Yang menyatakan ikatan kovalen dan kovalen koordinasi adalah ….


a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 5 d. 3 dan 5 e. 1 dan 4

20. Struktur Lewis HNO3 adalah sebagai berikut…

Ikatan kovalen koordinasi ditunjukan oleh nomor ….


a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
21. Teori yang menjadi dasar model atom mekanika gelombang adalah .…
A. Thomson, Dalton, dan Rutherford
B. Rutherford, Niels Bohr, dan Schrodinger
C. Max Planck, de Broglie, dan Pauli
D. de Broglie, dan Heisenberg
E. Aufbau, Hund, dan Pauli
22. Kedudukan suatu orbital dalam suatu atom ditentukan oleh bilangan kuantum .…
A. n, l , dan m D. s saja
B. n, dan m E. n, l, m, dan s
C. l, dan s
23. Gambar orbital berikut adalah ….
A. dxy B. dyz C. dxz D. dx2-y2 E. dz2
2 4. Jumlah elektron yang tidak berpasangan dalam atom Mn dengan nomor atom 25 adalah…
16
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
A. 7 B. 6 C. 5 D. 4 E. 3
2 5. Diketahui unsur X dengan nomor atom 27, jumlah elektron maksimum pada orbital d adalah….
A. 2 B. 4 C. 5 D. 6 E. 7
26. Harga keempat bilangan kuantum elektron terakhir pada unsur dengan nomor atom 35 adalah ….
A. n = 4, I = 1, m = –1, s = – D. n = 4, I = 1, m = 0, s = –
B. n = 4, I = 0, m = –1, s = + E. n = 4, I = 1, m = +1, s = +
C. n = 4, I = 1, m = 0, s = +
27. Unsur dengan nomor atom 25 mempunyai konfigurasi ….
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 4p5
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 7
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s2
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d4 4s2 4p1
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s1
28. Jumlah elektron maksimum yang dapat menempati tingkat energi ketiga adalah ….
A. 2 B. 6 C. 8 D. 18 E. 32
29. Jika bilangan kuantum azimuth berharga 2, maka builangan kuantum magnetiknya adalah .…
A. 0, 1, dan 2 D. –2 dan 2
B. –1, 0, dan +1 E. 0, +1, dan +2
C. –2, –1, 0, +1, dan +2
30. Elektron dengan bilangan kuantum m = -2 dapat menempati tingkat energi ….
A. 2p B. 3s C. 3p D. 3d E. 4s
31. Cara pengisian elektron dalam orbital pada suatu sub tingkat energi adalah bahwa elektron tidak
membentuk pasangan lebih dahulu sebelum masing-masing orbital terisi dengan sebuah elektron.
Pernyataan ini adalah bunyi dari aturan ….
A. Rutherford B. Aufbau C. Hund D. Bohr E. Pauli
32. Elektron valensi dari unsur dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3 adalah….
A. 2 B. 3 C. 5 D. 6 E. 7
33. Atom dengan konfigurasi elektron manakah yang mempunyai konfigurasi elektron tidak berpasangan
terbanyak…
A. [Ar] 3d2 4s2 D. [Ar] 3d10 4s2 4p2
B. [Ar] 3d9 4s2 E. [Ar] 3d10 4s2 4p3
C. [Ar] 3d10 4s2 4p1
34. Suatu atom unsur mempunyai konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s1. unsur tersebut
dalam sistem periodik terdapat pada ….
A. golongan IA, periode ke-4 D. golongan VIIB, periode ke-4
B. golongan VIA, periode ke-4 E. golongan VIB, periode ke-3
C. golongan IB, periode ke-4
35. Unsur yang terdapat pada golongan VIB periode keempat dalam sistem periodik mempunyai nomor
atom .…
A. 7 B. 15 C. 24 D. 32 E. 35
36. Suatu molekul mempunyai 4 pasang elektron di sekitar atom pusat, 2 diantaranya merupakan PEB, maka
bentuk molekul yang paling mungkin adalah ….
A. segitiga datar D. bentuk T
B. segiempat planar E. bentuk V
C. tetrahedron
37. Sudut ikatan molekul H2O adalah 104,5o lebih kecil dari sudut tetrahedron, hal ini disebabkan oleh ….
A. adanya 2 pasangan elektron bebas
B. adanya 2 pasangan elektron ikatan
C. adanya ikatan hidrogen pada H2O
D. adanya dipol permanent pada H2O
17
Modul Kimia X 2020/2021 Desryani Natalia, S.Pd
E. pasangan elektron jauh dari atom pusat
38. Titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih eter. Alasan yang tepat untuk menjelaskan peristiwa
tersebut adalah ….
A. Antara molekul-molekul alcohol terdapat ikatan hidrogen
B. Alkohol mudah larut dalam air
C. Massa rumus alkohol lebih besar daripada eter
D. Massa jenis alkohol lebih besar daripada eter
E. Alkohol mudah bereaksi dengan logam-logam alkali
39. Gaya dispersi pada molekul-molekul nonpolar terjadi akibat adanya ….
A. dipol-dipol permanen
B. dipol-dipol sesaat
C. imbasan dari dipol permanen
D. ikatan hidrogen
E. gaya elektrostatis molekul polar
40. Dibawah ini adalah pasangan senyawa yang memiliki ikatan hidrogen adalah ….
A. H2O dan HCl D. HCl dan HI
B. H2O dan HF E. HF dan HI
C. H2S dan HF

18

Anda mungkin juga menyukai