Thorndike dikenal akan percobaannya yang paling fenomenal yaitu meneliti perilaku
pembelajaran oleh kucing. Ia meletakkan kucing yang lapar pada sebuah tempat transparan
yang mengurung kucing tersebut dan makanan di luar tempat pengurungan itu. Kucing
tersebut diamati melakukan beberapa gerakan untuk mencapai makanan yang dilihatnya dan
inilah yang diamati Thorndike.
Pada awalnya, kucing berusaha untuk meloncat ke sana ke mari guna meraih makanan yang
dilihatnya. Sampai akhirnya kucing tersebut tidak sengaja menyetuh kenop yang
membukakan jalan dari tempat transparan tersebut dan memperbolehkan kucing meraih
makanan yang dilihatnya. Percobaan ini dilakukan beberapa kali hingga kucing, secara
otomatis, melakukan gerakan menyentuh kenop untuk membuka jalan agar ia bisa
mendapatkan makanan.
Pemahaman dari tokoh Thorndike akhirnya melahirkan beberapa dalil belajar, antara lain:
Hukum Sebab Akibat, yang menunjukkan kuat lemahnya hubungan antara stimulus
dengan respon tergantung pada akibat yang ditimbulkan.
Hukum Pembiasaan, yang menunjukkan bahwa hubungan stimulus dengan respon
bisa menjadi kuat ketika dilatih atau diulang.
Hukum Kesiapan, yang menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dengan respon
akan mudah terbentuk jika ada kesiapan dari individu itu.
Hukum Reaksi Bervariasi, yaitu hukum yang menyatakan bahwa individu
melakukan trial and error lebih dulu untuk menunjukkan macam-macam respon
sebelum mendapat respon paling tepat.
Hukum Sikap, yaitu hukum yang menyatakan bahwa perilaku seseorang juga
ditentukan oleh keadaan yang ada dalam diri individu seperti emosi dan psikomotor.
Hukum Aktivitas Berat Sebelah, yaitu individu memberikan respon pada stimulus
tertentu sesuai dengan persepsi terhadap keseluruhan situasi.
Hukum Respon, yang merupakan pemahaman bahwa individu bisa menyatakan
respon tindakan bahkan pada situasi yang belum pernah dialaminya.
Hukum Perpindahan Asosiasi, yaitu proses peralihan situasi lama ke situasi baru
dengan cara bertahap, mengurangi unsur situasi lama dan mengenalkan unsur situasi
baru.
Tokoh selanjutnya adalah Ivan Pavlov (lebih dikenal dengan julukan Pavlov saja, 14
September 1849 sampai 27 Februari 1936), merupakan fisiolog sekaligus dokter asal Rusia.
Pavlov terkenal dalam pembahasan teori behavioristik karena percobaannya terhadap anjing.
Hasil eksperimen Pavlov ini akhirnya melahirkan beberapa hukum pembelajaran, yaitu:
1. Hukum Pembiasaan yang Dituntut. Hukum ini menjelaskan bahwa jika ada dua
macam stimulus yang diberikan secara bersama-sama (dan salah satunya merupakan
reinforcer), maka gerakan reflek pada stimulus lainnya juga meningkat.
2. Hukum Pemusnahan yang Dituntut. Hukum ini memaparkan jika reflek yang
diperkuat melalui respondent conditioning diberikan kembali tanpa adanya reinforcer,
maka kekuatannya akan melemah.
3. Burrhus Frederic Skinner
Burrhus Skinner (20 Maret 1904 sampai 18 Agustus 1990) adalah seorang psikolog
dari Amerika yang terkenal akan aliran behaviorismenya. Skinner memiliki pendapat bahwa
hubungan antara stimulus dengan respon yang ditunjukkan individu atau subyek terjadi
melalui interaksi dengan lingkungan. Respon yang ditunjukkan pun tak seluruhnya
merupakan hasil dari rangsangan yang ada, tetapi karena interaksi antara stimulus yang
menghasilkan respon. Respon menghasilkan konsekuensi. Pada akhirnya konsekuensi akan
menghasilkan atau memunculkan perilaku.
Skinner dalam teori behaviorisitk melahirkan buah pemikirannya yang dikenal dengan
istilah Teori Operant Condiitioning. Teori ini mengungkapakan bahwa tingkah laku yang
dilihatkan subyek tak semata-mata merupakan respon terhadap stimulus tetapi juga tindakan
yang disengaja. Skinner menyatakan pendapatnya bahwa pribadi seseorang merupakan hasil
dari respon terhadap lingkungannya. Dua macam respon tersebut adalah:
1. Respondent Response yaitu respon akibat rangsangan tertentu. Contoh: anjing yang
mengeluarkan air liurnya ketika majikannya membawakan makanan untuknya.
2. Operant Response yaitu respon yang muncul dan semakin berkembang oleh
rangsangan tertentu. Contoh: seorang anak yang mendapatkan reward ketika ia
menjadi juara kelas, maka ia akan semakin giat belajar untuk mempertahankan
bahkan menaikkan prestasinya dengan harapan diberikan reward kembali (dengan
nilai yang sama atau lebih tinggi).
3. Watson
Ada satu hal yang perlu dikemukakan dari teori Watson, yaitu pengaruh lingkungan
(pendidikan, belajar, pengalaman) dalam perkembangan individu. Watson berpendapat
bahwa reaksi-reaksi kodrati yang dibawa sejak lahir itu sedikit sekali. Kebiasaan itu terbentuk
dalam perkembangn karena latihan dan belajar
4. Albert Bandura
Albert Bandura merupakan ahli dalam teori belajar behavioristik yang paling muda. Ia
adalah seorang psikolog lulusan University of British of Columbia yang kemudian
melanjutkan pendidikannya di Universitas Iowa dan Universitas Stanford. Hingga saat ini,
Bandura tercatat sebagai dosen di Universitas Stanford.
Albert Bandura cukup terkenal dalam dunia psikologi pendidikan, terutama dengan
Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory), yaitu konsep dalam teori behavioristik
yang menekankan komponen kognitif, pikiran, pemahaman, dan evaluasi. Teori
Pembelajaran Sosial ini memiliki konsep utama pembelajaran dengan metode pengamatan.
Menurut teori ini, perilaku individu bisa timbul karena proses modeling, atau tindakan
peniruan.
Teori belajar yang dikembengkan Clark Leonard Hull menggunakan hubungan antara
stimulus dan respons sehingga dapat dimasukkan kedalam kategori teori belajar behaviorisme.
Perbedaan teori belajar behaviorisme Clark Leonard Hull dengan teori belajar behaviorisme
pada tokoh-tokoh lain adalah terletak pada kentalnya pengaruh teori evolusi yang
dikembangkan oleh Charles Darwin pada teori belajar behaviorismenya.
Pada teori belajar behaviorisme Clark Leonard Hull, semua fungsi tingkah laku
bermanfaat terutama untuk menjaga kelangsungan hidup, kebutuhan biologis dan pemuasan
kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan
manusia. Sehingga dalam kenyataanya teori tersebut tidak banyak digunakan dalam
kehidupan praktis, namun masih sering dipergunakan dalam berbagai eksperimen di
labolatorium (Asri Budiningsih, 2002: 19-20).
Baharuddin (2007: 83-84) menerangkan bahwa dalam teori belajar behaviorisme Clark
Leonard Hull stimulus (S) mempengaruhi organisma (O) dan menghasilkan respons (R),
respon yang dihasilkan tergantug karakteristik dari stimulus (S) dan organisme (O). Dalam
teori belajar behaviorisme Clark Leonard Hull terdapat variable intervening taitu variabel
yang dapat mempengaruhi perilaku seperti dorongan, inisiatif, dan kebiasaan. Teori tersebut
disebut teori mengurai dorongan (drive reduction theory). Perbedaan teori belajar
behaviorisme Clark Leonard Hull dengan teori belajar behaviorisme pada tokoh-tokoh lain
adalah bahwa pemenuhan dorongan mempunyai peran yang sangat penting dalam perilaku
manusia. Konsep yang sangat penting dalam belajar behaviorisme Clark Leonard Hull adalah
Kebutuhan (Need), Dorongan (Drive) dan Perkuatan (Reinforcement)
6. Edwin Guthrie
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-
stimulus yang disertai suatu gerakan. Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus
dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan
terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang
dapat terjadi.
Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara, sehingga dalam kegiatan
belajar peserta didik perlu diberi stimulus dengan sering agar hubungan stimulus dan respon
bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment)
memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang
tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.