Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI)

GOLONGAN/KEL : R/F
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. FELICIA ANDRYANA
2. EKA FAUZIYAH
3. I MADE DWI INDRA SUTAMA

(2443012039)
(2443012104)
(2443012240)

FAKULTAS FARMASI
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS


Penetapan Kadar Vitamin C dengan Metode Titrasi Asidi-Alkalimetri
I.
II.

Tujuan
- Untuk mengetahui kadar vitamin C yang terdapat pada sampel.
Dasar Teori
Titrasi asam-basa atau titrasi asidi-alkalimetri adalah metoda
titrimetri berdasarkan reaksi antara asam dengan basa. Dalam pelarut
air dasar reaksi ini disebut reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara OHdan H+ membentuk molekul air (H2O). Titrasi asam basa juga disebut
titrasi protolisis, yaitu titrasi yang berkaitan dengan pelepasan dan
penerimaan proton. Analit akan bereaksi dengan larutan standar sampai
titik ekivalen, yaitu suatu titik dimana analit ekivalen dengan larutan
standar. Pada umumnya titik ekivalen ini tidak dapat dilihat tanpa
bantuan indikator, kecuali ada perubahan fisik dalam larutan sampel
yang dapat dilihat pada saat terjadi titik ekivalen. Indikator yang
digunakan dalam asidi-alkalimetri adalah kelompok indikator asam
basa, yaitu suatu indikator yang akan berubah warna pada pH tertentu
yang disebut trayek pH indikator. Oleh karena itu pemilihan indikator
harus dipilih indikator yang mempunyai trayek pH indikator dimana
pH pada titik ekivalen dalam rentang trayek pH indikator yang
digunakan.

Teori Asam askorbat (Vitamin-C)


Struktur kimia :

Structure from HPE 6 hal 43


Sinonim
:
Acidum ascorbicum; C-97; cevitamic acid; 2,3-didehydro-Lthreohexono-1,4-lactone; E300; 3-oxo-L-gulofuranolactone, enol

form; Vitamin-C, (HPE hal 43).


Sifat bahan :
Asam askorbat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak

lebih dari 100,5% C6H8O6.


pH = 2.12.6 (5% w/v aqueous solution).
Densitas 1.688 g/cm3
BM : 176,13
Pemerian
:
Hablur atau serbuk putih atau agak kuning oleh pengaruh cahaya
lambat laun menjadi berwarna gelap. Dalam keadaan kering stabil
di udara, dalam larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu

190C.
Kelarutan
:
Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol; tidak larut

dalam kloroform, dalam eter dan benzena.


Penetapan kadar :
Timbang seksama lebih kurang 400 mg, larutkan dalam campuran
100 ml dan 25 ml asam sulfat 2 N, tambahkan 3 ml kanji LP.
Titrasi segera dengan Iodium 0,1 N LV.
Namun
pada
praktikum

asidi-alkalimetri

tidak

menggunakan prosedur penetapan kadar diatas karena kerap


digunakan Titrasi Iodometri.
Dengan perbandingan normal :
1 ml NaOH 1 N setara dengan 176,13 mg Vitamin C
Berarti untuk 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 17,613 mg Vitamin
C.

Teori Asam Oksalat (H2C2O4.2H2O)

Asam oksalat P H2C2O4.2H2O; BM 126,07; murni pereaksi.

Teori Natrium Hidroksida


Natrium Hidroksida mengandung tidak kurang dari 95,0% dan
tidak lebih dari 100,5% alkali jumlah, dihitung sebagai NaOH,

mengandung Na2CO3 tidak lebih dari 3,0%.


Pemerian :
Putih atau praktis putih, masa melebur berbentuk pellet, serpihan
atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan menunjukkan
pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara, akan cepat menyerap

karbon dan lembab.


Kelarutan :
Mudah larut dalam air dan dalam etanol.
ProsedurKerja
Menyiapkan 150 ml larutan NaOH 0,1 N
Pembuatan 50 ml larutan baku primer asam oksalat (H 2C2O4) 0,1
-

III.

N.
Menimbang sebanyak 0,3151 g asam oksalat. Asam oksalat

dilarutkan dengan aquades sampai volume tepat 50 ml di labu ukur.


Pembuatan NaOH 0,1 N dengan larutan baku primer asam oksalat
0,1 N.
Pipet 10 ml larutan baku primer asam oksalat 0,1 N, masukkan
dalam

erlenmeyer.

Ditambahkan

2-3

tetes

indikator

Phenolphthaleinum. Kemudian di titrasi dengan larutan NaOH


yang akan dibakukan ad terbentuk warna merah muda pucat.
Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali. Kemudian akan dihitung
normalitas NaOH sebenarnya.
Prinsip (untuk mengetahui BE)

a.) Reaksi
2NaOH + H2C2O4Na2C2O4 + 2H2O
NaOH (berlebih) + Indikator pp
b.)
c.)

warna merah muda

pecat.
Kerja
Pembakuan larutan baku primer asam oksalat.
Pembuatan larutan baku sekunder NaOH
Pembakuan/penetapan larutan NaOH dan asam oksalat.
Alat dan Bahan
d.)

Alat :
o Statif
o Buret
o Botol timbang
o Labu ukur 50 ml
o Erlenmeyer
o Beaker glass
o Gelas ukur
o Pipet volume
o Filler
o Pipet tetes
o Corong kecil
o Pengaduk kaca
o Sendok tanduk
e.)
Bahan :
o Larutan NaOH 0,1 N
o Asam Oksalat
o Sampel Vitamin C
o Indikator Phenolphthaleinum.
f.) Cara Kerja Praktis
Pengukuran larutan NaOH 0,1 N 150 ml sebagai larutan baku

sekunder.
g.)
Masukkan ke dalam beaker glass.
Pembuatan larutan baku primer 50 asam oksalat 0,1 N
1. Timbang asam oksalat secara teliti dengan menggunakan botol
timbang di neraca analitik sebanyak 0,3157 mg
2. Masukkan dalam beaker glass
3. Larutkan dengan aquades ad tepat larut.
4. Pindahkan ke labu ukur melalui corong pengaduk kaca secara
kuantitatif.
5. Tambahkan aquadest ad garis tanda, kocok.

Pembakuan asam oksalat 0,1 N dengan larutan baku sekunder


NaOH.
1. Larutan baku primer asam oksalat 50 ml di pipet dengan pipet
volume sebanyak 10 ml, masuk erlemeyer.
2. Tambahkan indikator pp sebanyak 2-3 tetes.
3. Masukkan larutan baku sekunder NaOH ke dalam buret
4. Titrasi larutan titran (NaOH) sampai terjadi perubahan warna
merah muda pucat.
5. Amati dan catat volume titran (NaOH) yang digunakan.
6. Lakukan titrasi sebanyak tiga kali

h.)IV. PenimbangandanPengamatan
A. Baku primer asam oksalat 0,1 N.
m 1000
N=
x
xvalensi
i.)
Mr
v
j.)
k.)

0,1=

m
1000
x
x2
126,07 50

l.)
m.)
= 0,3151 g
n.)
B. Baku sekunder NaOH 0,1 N
o.)
m 1000
N=
x
xvalensi
p.)
Mr
v
q.)
r.)
s.)
t.)
u.)

0,1=

m 1000
x
x1
40 150

= 0,6 g
Ada 600 mg NaOH dalam 150 ml Aq.

v.)
C. Baku primer asam oksalat 0,1 N.
m 1000
N=
x
xvalensi
w.)
Mr
v
x.)
y.)

0,1=

m
1000
x
x2
126,07 50

z.)
aa.)
= 0,3151 g
ab.)
D. Baku sekunder NaOH 0,1 N
ac.)
m 1000
N=
x
xvalensi
ad.)
Mr
v
ae.)
af.)

0,1=

m 1000
x
x1
40 150

ag.)
ah.)
= 0,6 g
ai.)
Ada 600 mg NaOH dalam 150 ml Aq.
aj.)
E. Penimbangan asam oksalat 0,1 N (yang ditimbang 0,3157 g)
0,3157 1000
N=
x
x2
ak.)
126,07 50
al.)
= 0,1001 N
F. Pembakuan larutan baku primer asam oksalat dengan NaOH
am.)

an.)

No
ar.)

ao.)

(NaOH)
as.)

10,0 ml

(NaOH)
at.)

0,1000 N

ap.)

V(As.

oksalat)
au.)

10 ml

aq.)

oksalat)
av.)

1
aw.)

ax.)

9,65 ml

ay.)

0,1036 N

az.)

10 ml

ba.)

Rata

0,1001
N

bc.)

10,20 ml

bd.)

0,0980 N

be.)

3
bg.)

0,1001
N

2
bb.)

N(As.

10 ml

bf.)

0,1001
N

bh.)

bi.)

0,1005 N

bj.)

bk.)

-rata
bl.)
bm.)
G. Penetapan kadar NaOH
bn.)
bo.)
bp.) V1.N1 = V2.N2
Titrasi I
: V1 . N1 = V2 . N2
bq.)
br.)
10 . N1 = 10 . 0,1001
bs.)
N1 = 0,1000 N
bt.)
bu.) Titrasi II
: V1.N1 = V2.N2
bv.)
9,625 . N1 = 10 . 0,1000
bw.)
N1 = 0,1036
bx.)
Titrasi III
: V1 . N1 = V2 . N2
by.)
bz.)
10,20 . N1 = 10 . 0,1000
ca.)
N1 = 0,0980
cb.)
H. Penetapan kadar Vitamin C
cc.)

cd.)

W ce.)

(berat

sampel

V(titran)
cg.)

cf.)
N(titran)

)g
ch.)

ci.)

0,7123

cj.)

7,45 ml

ck.)

0,1005 N

cm.)

0,7213

cn.)

7,72 ml

co.)

0,1005 N

cq.)

0,7156

cr.)

7,45 ml

cs.)

0,1005 N

1
cl.)
2
cp.)
3
ct.)
I. Persen (%) Kadar dari tiap titrasi dengan sampel
cu.)
V titran . N titran . E(mg)
kadar=
x 100
cv.)
g . N teoritis
cw.)
cx.)
cy.)

kadar I =

7,45 .0,1005 . 17,613


x 100
712,3. 0,1

cz.)
da.)

18,5135
kadar II=

7,72 . 0,1005.17,613
x 100
721,3 .0,1

db.)

dc.)
dd.)
de.)
df.)

= 18, 9452 %
kadar III =

7,45 . 0,1005 .17,613


x 100
715,6 . 0,1

= 18,4281 %
18,5135 +18,9452 +18,4281
3

dg.)

Rata-rata kadar =

dh.)
di.)
dj.)
dk.)
dl.)
dm.)
dn.)
do.)
dp.)
dq.)
dr.)
ds.)
dt.)

= 18,6289 %
Data yang dicurigai
18,5135
18,4281
18,9452
18,5135
18,4281
18,9452

du.)

0,0854
0,4317

Data yang dicurigai 18,9452


Di hitung rata-rata.
18,4281 + 18,5135 = 18,4708
2
18,4708
18,4708 18,4281 = 0,0427
18,4708 18,5135 = 0,0427

d=0,0427
4 d = 0,1708

dv.)
dw.)

dy.)

d* = 18,4708 18,9452 = 0,4744


4 d <d*
dx.)
0,1708< 0,4744

(Data yang dicurigai di buang)

dz.)
ea.)

% kadar pengamatan = 18,4708 %

eb.)

% kadar sesungguhnya = 20,95%

ec.)

% kesalahan =

20,9518,4708
x 100
20,95

ee.)

ed.) = 11,834 %
V .Pembahasan
ef.)
Dalam pratikum yang kami
lakukanini,akandibahasyaitumengenaipenetapankadar vitamin C
padareaksiasamdenganbasa,
dimanadalamprosesnyadilakukandengancaratitrasiasidi-alkalimetri.Kadar
larutanasamditentukandenganmenggunakanlarutanbasa yang
telahdiketahiukadarnya.Begitu pula sebaliknya,
kadarlarutanbasaditentukandenganmenggunakanlarutanasam yang
telahdiketahuikadarnya.
eg.) Padapercobaantitrasiasambasa, titranditambahkansdikit demi
sedikitsampaimencapaibatasekivalen.Titikekivalenyaitu pH
padasaatasmbasatepatekivalenataupadasecarastokiometritepathabisbereaksi.Tit
ikekivaleninimerupakansuatukondisidimanaterdapatkesetaraanmoltitratdengan
moltitran.Padasaattercapaititikekivalen, proses
titrasidihentikankemudiankitamencatat volume titran yang
diperlukanuntukmencapaikeadaantersebut.Indikator yang
digunakandalamtitrasiiniadalahindikatorfenolftalein
(pp).Indikatoriniditambahkanpadatitransebelumtitrasidilakukandan proses
titrasidihentikansaatakanberubahwarnamerahmudapucat. Hal
inimenunjukkanbahwalarutanberadapada pH
asamataubasa.Fenolftaleinmempunyaiwarnatertentupadatrayek pH tertentu,
dimanapadasuasanaasamtidakbewarnadanpadatitikekivalenberubahwarnamenj
adimerahmudapucat.
eh.) Dari percobaanini, sampel kami yang
mengandungasamaskorbat (vitamin C) menggunakanasamoksalatsebagaibaku
primer dannatriumhidroksidasebagaibakusekunder.
Asamoksalatdilarutkandalam air
kemudiandimasukkandalamlabutakardandipipet 3x masing-masing 10 mL
kedalamerlemeyerdantambahkan 2-3 tetesindikatorpp .
LarutaninikemudiandititrasidenganNaOHsebagaititratnyadandiamatiperubahan
warna yang terjadi. Larutantersebutawalnyaberubahwarna pink,
tetapihanyaseulassaja. Hal inikemudianmenjadipetunjukaagartitrasidihentikan.
Semakinmudawarna pink yang terbentuk, makaakanmenunjukkankesalahan
yang relativkecil.untukitulah

,diperlukankecermatandanketelitiandalammelakukantitrasi.
Setelahitudilanjutkandenganperlakuan yang
samauntuklarutansampelsepertipadalarutanstandart. Diperolehkadar vitamin
C yaitu18,4708 % dengan% kesalahanyaitu 11,834 % . Sedangkanuntuk kadar
yang sesungguhnya yaitu 20,95%. Hal ini disebabkan
karenaadanyakesalahansistematik. Kesalahansistematikinidibagimenjadi 3
-

yaitu :
Kesalahanmetodik
Kesalahanoperatif
Kesalahan instrument
ei.)
Dari ketigakesalahandiatas, kesalahan yang kami
dapatiadalahkesalahanmetodikdan
instrument.Maksuddarikesalahanmetodikkarenapengamatantitikakhirtitrasi
(TAT) yang tidaktepat. Sedangkanuntukkesalahan instrument
karenapemakaianalat yang kurangtepatsepertipengukuran volume yang
kurangtepatsaatmenggunakangelasukur, pembacaanskalapadaalatukurvolum

ej.)

ew.)

(buretdan pipet volum) denganposisikedudukanbadannya.


VI. Kesimpulan
ek.) % kadar sesungguhnya = 20,95%
el.)
% kadar pengamatan = 18,4708 %
em.) % kesalahan = 11,834 %
en.)
eo.)
ep.)
eq.)
er.)
es.)
et.)
eu.)
ev.)
VII. DaftarPustaka
ex.) Harjadi, W. 1986.Ilmu Kimia AnalitikDasar. Jakarta: PT. Gramedia
ey.) Hartaty, Amelin. 2009. Kimia AnalisaKuantitatif. UniversitasMuhammadiyah
Surakarta.
ez.) .Keenan. 1984. Kimia UntukUniversitas. Jakarta: PenerbitErlangga.
fa.) Underwood, A.L. Analisis Kimia Kuantitatif, Jakarta: PenerbitErlangga.
fb.)

Anda mungkin juga menyukai