Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

“PENANAMAN ATAU INOKULASI MIKROBA”

Disusun Oleh :

Nama : Nicky Nur Ridayanti

NIM : 1911102415044

Kelompok :A

Dosen Pengampu : Dr. Hasyrul Hamzah, S.Farm., M.SC

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan penanaman mikroba metode gorse, sebar, tuang,
dan tusuk

B. Dasar Teori

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan


memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi)
terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan
medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi. Penanaman
bakteri atau inokulasi bakteri dilakukan dengan metode spread plate (cawan tebar),
pour plate , gores, dan teknik pengenceran. (Dwijoseputro, 1998)
Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media
agar memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga
memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa
sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada
medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrien (nutrien agar)
dengan metode agar tuang atau media agar sebar, sel-sel mikroorganisme akan
terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu memperbanyak diri
secara cepat sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang
dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang. Setiap
koloni merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme (Pelczar dan Chan,
2007).
Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah dari koloni campurannya akan lebih
mudah untuk diamati. Selain itu teknik untuk memisahkan dan mendapatkan koloni
tunggal serta pemeliharannya terdapat beberapa jenis. Teknik-teknik tersebut
memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan
jumlah bakteri yang terdapat pada bahan pemeriksaan. Cara yang paling sering
digunakan adalah cara penghitungan koloni pada lempeng pembiakan (plate count)
atau juga dapat dilakukan penghitungan langsung secara mikroskopis (Burrows,
2004).

1
Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu
hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan
mikroba. Berikut ini faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba,
suplai energi, suhu/temperatur, keasaman atau kebasaan (ph), ketersediaan oksigen
(Suriawiria, 2005). Penanaman bakteri dilakukan dengan cara menanam bakteri
dengan pengenceran dari setiap pengenceran diambil 0,1 ml dengan menggunakan
pipet steril dan dimasukkan kedalam petri dish. Setelah itu diinkubasikan selama 1 x
24 jam pada suhu ruang. ( Yunita et all, 2015)
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan
murnimikroorganisme yaitu :
1. Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan
waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan
latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri
dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan
terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni
(Winarni, 1997).
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk
lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam
pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi
tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada
lempeng medium pembiakan (Kus Irianto, 2006).
Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni :
a. Goresan T
b. Goresan kuadranc.
c. Goresan Radiand.
d. Goresan Sinambung
2. Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam
cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan
steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat
digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin
penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan
muncul koloni koloni yang terpisah-pisah (Winarni, 1997).
3. Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu
saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).

2
4. Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung
jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke
dalam media (Winarni,1997)

C. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Ose
2. Bunsen
3. Cawan petri
4. Micro pipet
5. Batang L
6. Bunsen
7. Tabung reaksi

b. Bahan
1. Media NA steril yang padat
2. Bakteri murni MSA
3. Bakteri murni pada media NB
4. Media NA steril yang cair
5. Air kamar mandi

D. Metode Kerja
a. Metode Gores
1. Siapkan Alat dan Bahan (ose, bunsen, media NA steril yang telah padat
dalam cawan petri, bakteri murni MSA pada cawan petri)
2. Beri Label media NA steril (nama bakteri dan kelompok)
3. Ambil biakan bakteri, panaskan ujung cawan petri yang berisi bakteri
4. Pegang jarum ose dan bakar di atas nyala lampu bunsen hingga kawat
memijar.
*Perhatian : pemanasan jarum ose dilakukan dari pangkal ke ujung sampai
memijar, sebelum digunakan kawat didinginkan beberapa saat!
5. Buka sedikit penutup cawan petri dengan jari telunjuk dan jempol, ambil 1
ose biakan bakteri.
6. Bakar ujung cawan petri dan tutup cawan petri kembali.
7. Inokulasikan biakan bakteri pada cawan petri yang berisi media NA
dengan cara goresan zigzag 4 bidang pada permukaan NA ( goresan
kuadran: perhatikan video metode gores kuadran)
8. Tutup dan bakar ujung cawan petri, kemudian bakar ose.
9. Inkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar dan amati pertumbuhannya

3
b. Metode Sebar
1. Siapkan Alat dan Bahan (micro pipet, batang L, bunsen, media NA
steril yang telah padat dalam cawan petri, bakteri murni pada media
NB)
2. Beri Label media NA steril (nama bakteri dan kelompok)
3. Ambil micropipet, pasang corong micropipet tanpa memegangnya.
4. Ambil biakan bakteri, panaskan ujung tabung reaksi yang berisi
bakteri, tarik kapas dengan menggunakan kelingking.
5. Dengan menggunakan micropipet, ambil biakan bakteri.
6. Tutup biakan bakteri dengan kapas
7. Ambil media NA steril, panaskan ujungnya, buka sedikit penutup
cawan, lalu tuangkan bakteri yang ada di micro pipet.
8. Ambil tongkat L, panaskan di api bunsen, dinginkan, lalu sebarkan
bakteri dengan merata.
9. Tutup cawan petri, panaskan ujungnya.
10. Masukkan ke dalam inukbator amati pertumbuhannya setelah 24 jam

c. Metode Tuang
1. Siapkan Alat dan Bahan (micro pipet, bunsen, media NA steril yang
cair, air kamar mandi)
2. Panaskan media NA padat yang steril hingga menjadi cair di
Erlenmeyer
3. Beri Label pada cawan kosong (nama bakteri dan kelompok)
4. Ambil micropipet, pasang corong micropipet tanpa memegangnya.
5. Ambil air kamar mandi dengan menggunakan mikropipet
6. Ambil media NA steril, panaskan ujungnya, buka sedikit penutup
cawan, lalu tuangkan bakteri yang ada di micro pipet.
7. Dinginkan media NA, dinginkan, sebelum padat, tuangkan ke cawan
petri yang telah berisi air kamar mandi
8. Aduk dengan cara menggerakan cawan petri seperti angka 8.
9. Masukkan ke dalam inkubator amati pertumbuhannya setelah 24 jam

d. Metode Tusuk
1. Siapkan Alat dan Bahan (ose, bunsen, media NA steril miring dalam
tabung reaksi, bakteri murni dalam media NB)
2. Beri Label media NA steril miring (nama bakteri dan kelompok)
3. Ambil biakan bakteri, buka penutup tabung dengan kelingking,
panaskan ujung tabung yang berisi bakteri
4. Pegang jarum ose dan bakar di atas nyala lampu bunsen hingga kawat
memijar.
*Perhatian : pemanasan jarum ose dilakukan dari pangkal ke ujung
sampai memijar, sebelum digunakan kawat didinginkan beberapa saat!
5. Ambil 1 ose biakan bakteri.

4
6. Ambil media NA steril miring, tusukkan ose hingga ke dasar tabung,
keluarkan perlahan, saat sampai permukaan agar miring, lakukan
gerakan zig-zag hingga ujung.
7. Bakar ose, ujung tabung, dan tutup kembali.
8. Inkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar dan amati
pertumbuhannya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

Pada percobaan inokulasi mikroorganisme menggunakan media padat dan cair ini,hal
pertama yang harus dilakukan adalah mensterilkan alat-alat yang akan digunakan. Hal ini
bertujuan agar pertumbuhan mikroorganisme yang akan diinokulasi tidak terkontaminasi
mikroorganisme lain yang akan menganggu hasil pengamatan. Mikroorganisme memiliki
ukuran yang sangat kecil dan terdapat dimana-mana sehingga kita harus menjaga kesterilan
alat dan bahan yang akan digunakan. Semua pekerjaan pada praktikum ini harus
memperhatikan prosedur teknik aseptis.

Alat-alat yang tahan akan pemanasan sebelum digunakan terlebih dahulu harus
difalmbir (dipanaskan sampai pijar) untuk menjaga kesterilannya. Ujung jarum ose diflambir
sampai membara.Untuk tabung reaksi,flambir hanya cukup dilakukan dengan melewatkan
mulut tabung reaksi beberapa kali di atas spiritus.Kemudian, alat-alat tersebut didiamkan
terlebih dahulu selama beberapa detik agar suhunya sedikit turun agar bakteri tidak mati
akibat suhu yang terlalu tinggi. Apabila tidak digunakan , jarum ose harus disimpan terlebih
dahulu di dalam alcohol 70% agar terhindar dari kontaminasi dan tetap dalam keadaan steril.
Sedangkan untuk spuit yang telah selesai digunakan harus direndam di dalam desinfektan
yang telah disediakan agar mikroorganisme yang tertinggal tidak berpindah ke tempat lain.

Metode gores lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi
memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang
sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan
media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-
garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi
koloni (Winarni, 1997). Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk
lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya
terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk
membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. Sedangkan, metode
tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang
didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media (Winarni,1997).
Metode tersebut harus dilakukan dengan hati-hati dan harus tetap steril agar hasil yang
didapatkan tidak terkontaminasi dari luar.

Dalam metode stread plate, memiliki kekurangan yaitu pelaksanaannya cukup sulit
untuk dilakukan. Keran itu kita harus berhati-hati dalam menggoreskan ose ke media. Metode
ini hanya untuk Bakteri aerob. Tetapi metode ini memiliki kelebihan yaitu koloni yang
dihasilkan adalah single koloni. Yaitu satu koloni hanya satu spesies saja. Selain itu
kontaminan mudah dibedakan. Karena dalam metode ini digunakan metode goresan dengan
pola tertentu.

6
Dalam metode pour plate, metode ini mempunyai kekurangan yaitu Bakteri lain
mudah tumbuh dan terbentuk menumpuk dengan lain jenis. Selain itu kontaminan sulit
dibedakan karena cairan dituang secara homogen. Sedangkan kelebihan yaitu mudah
dilakukan. Dan juga karena dikocok secara homogeny maka Bakteri aerob dan anaerob dapat
hidup.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa teknik inokulasi merupakan teknik pemindahan bakteri ke dalam
media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian biakan bakteri.
Teknik inokulasi dapat dilakukan dengan metode gores pada agar datar dan metode
gores pada agar miring. Proses inokulasi harus benar-benar aseptic atau steril agar
tidak terjadi kontaminasi oleh organism lain. Pada hasil pengamatan metode gores
agar miring terlihat adanya garis zig-zag putih menyebar yang menandakan koloni
bakteri tumbuh begitu juga pada cawang tuang dan gores.

B. Saran
Dalam percobaan kali ini praktikum harus benar-benar teliti dan mengikuti
panduan tata cara yang benar, agar terhindar dari udara disekiar. Mengingat bahan
percobaan yang mengandung mikroba yang bisa saja mengkontaminasi praktikan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Burrows, W., J.M. Moulder, and R.M. Lewert, 2004, Texbook of Microbiology, W.B.
Saunders Company, Philadelphia.

Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Malang.

Irianto, K., 2006, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, jilid 1, Yrama Widya,
Bandung.

Pelczar, Michael J dan Chan, E. C. S. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I. Jakarta: UI


Press.

Suriawiria U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Papas Sinar Sinanti.

Winarni, D. 1997. Diktat Teknik Fermentasi. Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS
:Surabaya.

Yunita, M., Y. Hendrawan, dan R. Yulianingsih. 2015. Analisis Kuantitatif Mikrobiologi


Pada Makanan Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda Indonesia Berdasarkan TPC (Total
Plate Count) Dengan Metode Pour Plate. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem.
3(3):239

Anda mungkin juga menyukai