Anda di halaman 1dari 1

5.

2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan mengenai kromatografi cair kinerja
tinggi (KCKT). Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui cara melakukan
analisis menggunakan KCKT dan menentukan kadar parasetamol dan kafein
dalam sampel. KCKT adalah metode pemisahan komponen analit berdasarkan
perbedaan kepolarannya karena adanya proses adsorpsi dinamis dimana molekul
analit akan bergerak melewati celah berpori. Prinsip kerjanya yaitu fasa gerak
dialirkan menuju kolom atau fasa diamnya deangan bantuan pompa, sampel
diinjeksi ke aliran fase gerak menuju kolom, kemudian akan terjadi pemisahan
senyawa-senyawa dalam kolom berdasarkan perbedaan kepolarannya. Senyawa
yang berinteraksi dengan fasa diam akan lebih lama keluar, begitu pula
sebaliknya. Senyawa yang keluar dari kolom akan masuk ke detektor mendeteksi
keberadaan komponen yang telah melewati kolom. Detektor yang mendeteksi
keberadaan komponen yang telah melewati kolom memberikan sinyal eketronik
pada pengolahan data ditampilkan output visual hasil analisis dalam bentuk
kromatogram. Fasa gerak yang digunakan adalah metanol dan asam asetat
glasial yang mana berarti digunakan fasa terbalik.
Pada percobaan dilakukan pengenceran sampel yang bertujuan untuk
memperkecil luas permukaan reaksi dan memperkecil konsentrasi sampel agar
bisa dideteksi menggunakan KCKT. Selanjutnya dilakukan pembuatan fasa gerak,
kemudian fasa gerak disaring dengan penyaring PTFE. Penyaringan dilakukan
agar tidak ada kontaminan didalam fasa gerak. Lalu fasa gerak dan sampel
disonikasi yang bertujuan untuk menghilangkan gelembung pada larutan dan dan
semua komponen homogen.
Setelah fasa gerak dan fasa diam dipreparasi dilanjutkan dengan mengatur
alat KCKT yang akan digunakan, dengan laju alir 1,5 mL/menit. Sampel yang telah
siap diinjeksikan kedalam syringe, pastikan pada syringe tidak terdapat
gelembung sehingga jumlah yang diinjeksikan tepat dan tidak ada kesalahan
dalam hasil. Selanjutnya sampel diinjeksikan kedalam injektor menuju kolom.
Kemudian sampel akan dibawa fasa gerak menuju detektor. Digunakan detektor
UV-Vis dengan panjang gelombang 254 nm. Digunakan Panjang gelombang ini
karena parasetamol dan kafein berada pada panjang gelombang 254 nm sehingga
gelombang warna kafein dan parasetamol akan terserap dan terbaca pada
kromatogram.
Analisis pada percobaan kali ini adalah hanya analisis kuantitatif. Pada
analisis kuantitatif, dilakukan perhitungan kadar paracetamol dan kafein dalam
sampel berdasarkan luas area puncak menggunakan metode kurva kalibrasi
larutan deret standar yang dibuat dari pengenceran larutan induk paracetamol dan
kafein. Berdasarkan data yang didapatkan dari percobaan, pada percobaan
parasetamol didapatkan persamaan regresi y = -293,2 + 8534x dengan kadar
konsentrasi dalam sampel sebesar 5,35 ppm. Sedangkan pada percobaan kafein
didapatkan persamaan regresi y = -1039 + 4372x dengan kadar konsentresi
sampel sebesar 6,28 ppm. Nilai R2 yang didapatkan berturut-turut 0,9864 dan
0,9996. Nilai R2, didapatkan data yang cukup baik, karna hampir mendekati nilai
sempurna yaitu 1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa percobaan yang dilakukan
baik dan berhasil.

Anda mungkin juga menyukai