KELAS :C MATKUL : UTS ANALISIS FARMASI 1. TLC-Densitometri adalah teknik pemisahan campuran senyawa dengan prinsip analit bergerak ke atas melewati lapisan tipis fase diam (paling sering digunakan adalah silika gel) di bawah pengaruh fase gerak (biasanya campuran pelarut organic) yang bergerak melalui fase diam oleh pengaruh gaya kapiler. 2. Pada gambar bisa disimpulkan tentang cara kerja pemisahan suatu zat dengan menngunakan kromatografi, dimana suatu zat (sampel) yang terdiri atas dua komponen yaitu komponen a dan b. Pada sampel yang digunakan ditotolkan pada kromatografi lapis tipis, dengan fase gerak, adsorbent tertentu, pada waktu tertentu, komponen a dan b yang ada pada sampel akan mulai memisah. Waktu pemisahan kedua komponen semakin terlihat pada waktu (menit) yang semakin besar. Pemisahan komponen a dan b mulai terjadi pada menit ke 2, dan pemisahan sempurna kedua komponen terjadi pada menit ke 10. 3. Konsep kebolehjadian eksitasi pada gambar bisa dijelaskan bahwa pada keadaan atom di orbital yang memiliki ikatan (bonding) terutama orbital σ, atom mampu tereksitasi sampai di keadaan orbital σ ٭dengan besaran energi tertentu, dan sebaliknya pada orbital π, atom dengan energi yang lebih rendah hanya mampu tereksitasi pada orbital ٭ π . Kebolehjadian eksitasi pada atom di orbital nonbonding atau tanpa ikatan memerlukan energi yang berbeda besarannya untuk tereksitasi ke orbital σ ٭ (antibonding) dan orbital π ( ٭antibonding) hal ini dipengaruhi oleh besarnya energi dikeadaan orbital nonbonding yang relative lebih besar dibanding energi yang ada pada keadaan bonding sehingga untuk tereksitasi ke orbital yang lebih tinggi memerlukan energi yang lebih besar juga untuk sampai pada tingakt orbital tertentu.
4. a) hasil pada plat KLT
Berdasarkan plat KLT diatas, dapat disimpulkan bahwa dari semua sampel memiliki zat yang sama dengan standar, dilihat dari kemunculan spot yang sejajar dengan standar (bisa menggunakan perhitungan nilai Rf/ jarak yang ditempuh spot-spot pada permukaan plat), serta terdapat beberapa komponen lain yang berbeda yang terdeteksi dari berbagai sampel berdasar dari kemunculan spot-spot nya. b) hasil pada spektrum Berdasarkan spektrum dapat disimpulkan bahwa komponen atau zat pada sampel sama dengan pada standar yang digunakan. Cara membaca hasil untuk spektrofotometer berdasarkan panjang gelombang pada titik-titik puncaknya, titik menurunnya dan bentuknya atau menyejajarkan dari kurva standar dengan hasil uji pada sampel. 5. a) Tujuan penelitian adalah untuk mengukur kandungan kurkuminoid dan aktivitas antioksidan dalam ekstrak C. longa L yang berasal dari delapan lokasi yang meliputi pulau Jawa, pulau Sumatera, dan pulau Nusa Tenggara. Hasil dari penelitian ini berguna untuk metode standarisasi kurkuminoid dalam produk farmasi. b) Metode yang digunakan Semua sampel diekstraksi menggunakan etanol 96% dan dianalisis secara kuantitatif menggunakan KLT-Densitometri. Aktivitas antioksidan dinilai menggunakan diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) dan dianalisis pada panjang gelombang 517 nm menggunakan spekrofotometer. 1) Persiapan larutan sampel, larutan standar dan kurva kalibrasi Sebanyak 50 mg sampel kering dipindahkan ke dalam tabung mikro yang ditambahkan 500 ul etanol 96%. Campuran kemudian divorteks pada suhu kamar selama 3 menit, dan disentrifugasi pada kecepatan 30.000 rpm selama 20 menit. Supernatan yang diperoleh, diambil sebanyak 5 ul untuk uji pada TLC-densitometri. Kurva kalibrasi kurkuminoid dibuat dalam etanol dengan konsentrasi 2000, 1000, 500, 250, dan 125 ppm. Masing-masing sebanyak 5 mikroliter ditotolkan pada pelat aluminium silika gel 60GF254 (20 x 10 cm). Plate dikembangkan menggunakan fase gerak jenuh diklorometana:methanol (97:3). Panjang masing-masing kromatogram adalah 8 cm. Pemindaian Densitometrik menggunakan Camag TLC Scanner 4, dalam mode reflektensu- absorbansi pada Panjang gelombang 420 nm yang dioperasikan dengan perangkat lunak CATS. Jumlah masing-masing kurkuminoid dalam sampel dihitung luas puncaknya dengan menggunakan regresi linier. Setiap kandungan kurkuminoid dinyatakan dalam 100 g sampel kering dan dihitung menggunakan kurva kalibrasi. 2) Aktivitas antioksidan (DPPH) Antioksidan bereaksi dengan DPPH, suatu radikal bebas yang stabil yang direduksi menjadi DPPH-H dan mengakibatkan absorbansinya menurun dari radikal DPPH menjadi bentuk DPPH-H. Tingkat perubahan warna menunjukkan potensi senyawa antioksidan dari ekstrak tersebut. Aktivitas penangkapan radikal bebeas oleh C. longa ditentukan dengan menggunakan DPPH menggunakan metode Blois. DPPH (0,004%) b/v dibuat dalam etanol 97% dan ditambahkan ke dalam larutan sampel (10 ppm) dalam etanol. Campuran didiamkan pada suhu kamar dalam keadaan gelap selama 20 menit, kemudian divortex dan dibaca absorbansinya pada Panjang gelombang 517 nm dengan menggunakan spektrofotometer. Absorbansi yang paling rendah menunjukkan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi. Uji dilakukan sebanyak dua kali pengulangan dan % antioksidan dihitung dalam 100 g/ml. 3) Analisis data Perbedaan antara kurkuminoid, kurkumin, demethoxycurcumin, bisdemethoxycurcumin terkait aktivitas antioksidannya, dianalisis dengan ANOVA satu arah. Hubungan antara masing-masing metabolit dengan kapasitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson.