Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NI LUH SRI SUPARTHINI

NIM : 2001030072 (Genap)


KELAS :C
MATKUL : UTS ANALISIS FARMASI
1. TLC-Densitometri adalah teknik pemisahan campuran senyawa dengan prinsip analit
bergerak ke atas melewati lapisan tipis fase diam (paling sering digunakan adalah
silika gel) di bawah pengaruh fase gerak (biasanya campuran pelarut organic) yang
bergerak melalui fase diam oleh pengaruh gaya kapiler.
2. Pada gambar bisa disimpulkan tentang cara kerja pemisahan suatu zat dengan
menngunakan kromatografi, dimana suatu zat (sampel) yang terdiri atas dua
komponen yaitu komponen a dan b. Pada sampel yang digunakan ditotolkan pada
kromatografi lapis tipis, dengan fase gerak, adsorbent tertentu, pada waktu tertentu,
komponen a dan b yang ada pada sampel akan mulai memisah. Waktu pemisahan
kedua komponen semakin terlihat pada waktu (menit) yang semakin besar. Pemisahan
komponen a dan b mulai terjadi pada menit ke 2, dan pemisahan sempurna kedua
komponen terjadi pada menit ke 10.
3. Konsep kebolehjadian eksitasi pada gambar bisa dijelaskan bahwa pada keadaan atom
di orbital yang memiliki ikatan (bonding) terutama orbital σ, atom mampu tereksitasi
sampai di keadaan orbital σ ‫ ٭‬dengan besaran energi tertentu, dan sebaliknya pada
orbital π, atom dengan energi yang lebih rendah hanya mampu tereksitasi pada orbital
‫٭‬
π . Kebolehjadian eksitasi pada atom di orbital nonbonding atau tanpa ikatan
memerlukan energi yang berbeda besarannya untuk tereksitasi ke orbital σ ‫٭‬
(antibonding) dan orbital π ‫( ٭‬antibonding) hal ini dipengaruhi oleh besarnya energi
dikeadaan orbital nonbonding yang relative lebih besar dibanding energi yang ada
pada keadaan bonding sehingga untuk tereksitasi ke orbital yang lebih tinggi
memerlukan energi yang lebih besar juga untuk sampai pada tingakt orbital tertentu.

4. a) hasil pada plat KLT


Berdasarkan plat KLT diatas, dapat disimpulkan bahwa dari semua sampel memiliki
zat yang sama dengan standar, dilihat dari kemunculan spot yang sejajar dengan
standar (bisa menggunakan perhitungan nilai Rf/ jarak yang ditempuh spot-spot pada
permukaan plat), serta terdapat beberapa komponen lain yang berbeda yang terdeteksi
dari berbagai sampel berdasar dari kemunculan spot-spot nya.
b) hasil pada spektrum
Berdasarkan spektrum dapat disimpulkan bahwa komponen atau zat pada sampel
sama dengan pada standar yang digunakan. Cara membaca hasil untuk
spektrofotometer berdasarkan panjang gelombang pada titik-titik puncaknya, titik
menurunnya dan bentuknya atau menyejajarkan dari kurva standar dengan hasil uji
pada sampel.
5. a) Tujuan penelitian adalah untuk mengukur kandungan kurkuminoid dan aktivitas
antioksidan dalam ekstrak C. longa L yang berasal dari delapan lokasi yang meliputi
pulau Jawa, pulau Sumatera, dan pulau Nusa Tenggara. Hasil dari penelitian ini
berguna untuk metode standarisasi kurkuminoid dalam produk farmasi.
b) Metode yang digunakan
Semua sampel diekstraksi menggunakan etanol 96% dan dianalisis secara kuantitatif
menggunakan KLT-Densitometri. Aktivitas antioksidan dinilai menggunakan
diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) dan dianalisis pada panjang gelombang 517 nm
menggunakan spekrofotometer.
1) Persiapan larutan sampel, larutan standar dan kurva kalibrasi
Sebanyak 50 mg sampel kering dipindahkan ke dalam tabung mikro yang
ditambahkan 500 ul etanol 96%. Campuran kemudian divorteks pada suhu
kamar selama 3 menit, dan disentrifugasi pada kecepatan 30.000 rpm selama
20 menit. Supernatan yang diperoleh, diambil sebanyak 5 ul untuk uji pada
TLC-densitometri. Kurva kalibrasi kurkuminoid dibuat dalam etanol dengan
konsentrasi 2000, 1000, 500, 250, dan 125 ppm. Masing-masing sebanyak 5
mikroliter ditotolkan pada pelat aluminium silika gel 60GF254 (20 x 10 cm).
Plate dikembangkan menggunakan fase gerak jenuh diklorometana:methanol
(97:3). Panjang masing-masing kromatogram adalah 8 cm. Pemindaian
Densitometrik menggunakan Camag TLC Scanner 4, dalam mode reflektensu-
absorbansi pada Panjang gelombang 420 nm yang dioperasikan dengan
perangkat lunak CATS. Jumlah masing-masing kurkuminoid dalam sampel
dihitung luas puncaknya dengan menggunakan regresi linier. Setiap
kandungan kurkuminoid dinyatakan dalam 100 g sampel kering dan dihitung
menggunakan kurva kalibrasi.
2) Aktivitas antioksidan (DPPH)
Antioksidan bereaksi dengan DPPH, suatu radikal bebas yang stabil yang
direduksi menjadi DPPH-H dan mengakibatkan absorbansinya menurun dari
radikal DPPH menjadi bentuk DPPH-H. Tingkat perubahan warna
menunjukkan potensi senyawa antioksidan dari ekstrak tersebut.
Aktivitas penangkapan radikal bebeas oleh C. longa ditentukan dengan
menggunakan DPPH menggunakan metode Blois. DPPH (0,004%) b/v dibuat
dalam etanol 97% dan ditambahkan ke dalam larutan sampel (10 ppm) dalam
etanol. Campuran didiamkan pada suhu kamar dalam keadaan gelap selama 20
menit, kemudian divortex dan dibaca absorbansinya pada Panjang gelombang
517 nm dengan menggunakan spektrofotometer. Absorbansi yang paling
rendah menunjukkan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi. Uji dilakukan
sebanyak dua kali pengulangan dan % antioksidan dihitung dalam 100 g/ml.
3) Analisis data
Perbedaan antara kurkuminoid, kurkumin, demethoxycurcumin,
bisdemethoxycurcumin terkait aktivitas antioksidannya, dianalisis dengan
ANOVA satu arah. Hubungan antara masing-masing metabolit dengan
kapasitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson.

Anda mungkin juga menyukai