ANALISIS INSTRUMEN II
Oleh :
Nama : SINTHIA RAHMI
No. Bp : 1320040
Jurusan : KIMIA ANALISIS - IIIA
Kelompok : VI-A-I
Anggota : Melisa Rahmadani
Yolanda Irwan
TEORI DASAR
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang
gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi
dengan detektor fototube.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang.Sedangkan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual
dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.Absorbsi radiasi oleh suatu
sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk
menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.
Senyawa-senyawa yang diukur dengan metoda ini harus memenuhi hukum
Lambert-Beer yaitu :
1. Bila suatu sinar monokromatis dilewatkan pada medium pengabsorpsi, maka
berkurangnya intensitas cahaya per unit tebal medium sebanding dengan intensitas
cahaya tersebut.
2. Berkurangnya intensitas cahaya per unit konsentrasi akan berbanding lurus dengan
intensitas cahaya.
A = a .b .c
A = - log T
A = log ( Io / It ) = a b c
1. Sumber cahaya
Untuk radisi kontinue :
Untuk daerah UV dan daerah tampak
Lampu wolfram (lampu pijar) menghasilkan spektrum kontiniu pada gelombang
320-2500 nm.
Lampu hidrogen atau deutrium (160-375 nm)
Lampu gas xenon (250-600 nm)
Untuk daerah IR
Ada tiga macam sumber sinar yang dapat digunakan :
Lampu Nerst,dibuat dari campuran zirkonium oxida (38%) Itrium oxida (38%)
dan erbiumoxida (3%)
Lampu globar dibuat dari silisium Carbida (SiC).
Lampu Nkrom terdiri dari pita nikel krom, panjang gelombang 0,4–20 nm
Spektrum radiasi garis UV atau tampak :
Lampu uap (lampu Natrium, Lampu Raksa)
Lampu katoda cekung/lampu katoda berongga
Lampu pembawa muatan dan elektroda (elektrodeless dhischarge lamp)
Laser.
2. Pengatur Intensitas
Berfungsi untuk mengatur intensitas sinar yang dihasilkan oleh sumber cahaya agar
sinar yang masuk tetap konstan.
3. Monokromator
Berfungsi untuk merubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis sesuai yang
dibutuhkan oleh pengukuran.
Macam-macam monokromator :
Prisma
Bentuk prisma ada 2 yaitu:
A. Cornu
Terbuat dari kaca berbentuk segitiga sama sisi(600)
Polikromatis
B. Litro
Terbuat dari kaca berbentuk segitiga siku-siku yang salah satu sisinya dilapisi
dengan cermin datar
sinar polikromatis
sinar monokromatis
4. Kuvet
Pada pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet kaca dan daerah UV
digunakan kuvet kuarsa serta kristal garam untuk daerah IR.
5. Detektor
Fungsinya untuk merubah sinar menjadi energi listrik yang sebanding dengan besaran
yang dapat diukur.
Syarat-syarat ideal sebuah detektor :
a. Kepekan yang tinggi
b. Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
c. Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
d. Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
e. Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
Macam-macam detektor :
- Detektor foto (Photo detector)
- Photocell
- Phototube
- Hantaran foto
- Dioda foto
- Detektor panas
6. Penguat (amplifier)
Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat dibaca
oleh indikator.
7. Indikator
Dapat berupa :
a. Recorder
b. Komputer
SC PI M C D I
PROSEDUR KERJA
Alat : Bahan :
Cara Kerja:
- Dipipet 1 ml larutan metilen blue (MB) ke dalam labu ukur 100 ml dan
encerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda batas.
- Dipipet pula 1 ml larutan metal red (MR) ke dalam labu ukur 100 ml diencerkan
dengan HCl 0,1 N sampai tanda batas.
- Isi kuvet pertama dengan HCl 0,1 N sebagai blangko, kuvet kedua dengan
larutan standar MB dan kuvet ketiga dengan larutan standar MR.
- Mintalah larutan tugas (Cx).
- Hubungkan alat dengan sumber arus lalu alat dihidupkan. Tunggu alat
menyelesaikan setting panjang gelombangnya. Tekan tombol up dan down
untuk mengatur dan menurunkan panjang gelombang pada 360 nm.
- Masukkan kuvet berisi blangko dimana sisi bening kuvet harus searah dengan
jalur sinarnya.
- Pilih mode T dengan menekan tombol (A/T/C) : tekan tombol blank ( 0 ABS /
100% T), tunggu indicator akan menunjukkan 100% T, maka alat telah set.
- Ganti blangko dengan standar MB, tutup dan baca nilai transmitannya hal yang
sama juga dilakukan terhadap standar MR. konversi nilai T menjadi A dengan
menggunakan scientific calculator, daftar logaritma, ataupun memilih mode A.
- Tekan tombol up/down untuk menaikkan nilai panjang gelombang menjadi 370
nm, set kembali alat dengan blangko, selanjutnya ukur pula standar MB dan
MR.
- Lanjutkan pengukuran ini dengan beda 10 nm sampai dengan panjang
gelombang 600 nm untuk kedua zat standarnya. Khusus daerah puncak serapan
masing – masing komponen disisipkan lagi tiga pengukuran dengan beda lamda
3 nm.
- Tentukan nilai panjang gelombang dimana serapan komponennya mencapai
maksimum, ini dinyatakan sebagai lamda max1 dan max2. Dari data
pengukuran standar ini tentukan nilai absortivity komponen Y dan komponen Y
pada kedua nilai lamda max tersebut.
- Mintalah larutan tugas (Cx) pada asisten dengan menyerahkan labu ukur 25 ml.
- Ukurlah larutan tugas (Cx) pada kedua nilai lamda max. dari dua persamaan
yang didapat gunakan teknik eliminasi maka dapat ditentukan konsentrasi
komponen Cx dan Cy tersebut larutan tugas.
HASIL dan PERHITUNGAN
Data:
Pengukuran larutan standar MB dan MR
Dari data di atas di dapat bahwa panjang gelombang maximum terdapat pada :
Pengukuran Metilen Blue memiliki panjang gelombang maximum 605 nm dengan
%T = 77,9% dan Absorbannya = 0,1084 ( λ max 1)
Pengukuran Metilen Red memiliki pada panjang gelombang maximum 515 nm
dengan %T = 85,3% dan Absorbannya = 0,0690 ( λ max2)
Perhitungan :
Menentukan nilai konsentrasi Larutan Methilen Blue:
C1 . V1 = C2 . V2
C2 = 1 mL . 0,001 %
100 mL
C2 = 1 x 10-5 %
Menentukan nilai konsentrasi Larutan Metilen Red:
C1 . V1 = C2 . V2
C2 = 1 mL . 0,001 %
100 mL
C2 = 1 x 10-5 %
Metil Red
0.0690 0.0017
ax 515 = ax 605 =
1 x 10−5 1 x 10−5
= 1380 = 170
Metyl Blue
0.0195 0.1084
ay 515 = ay 605 =
1 x 10−5 1 x 10−5
= 1950 = 10840
Axyλ1 = axλ1 .b .cx + ayλ1 . b .cy
Maka :
2,465=243600 Cx + 331500Cy
2,465= 243600 Cx + 331500(0,000058)
2,465= 243600 Cx + 19,227
Cx = 0,000068
= 6,8 x 10-5% (Metil Red)
KKS:
0.1
Absorban
0.05
0
0 100 200 300 400 500 600 700
-0.05
Panjang Gelombang (nm)
0.04
0.03
0.02
0.01
0
370
520
360
380
390
400
410
420
430
440
450
460
470
480
490
500
510
530
540
550
560
570
580
590
600
PEMBAHASAN
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang
gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi
dengan detektor fototube.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang.Sedangkan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual
dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.Absorbsi radiasi oleh suatu
sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk
menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.
Senyawa-senyawa yang diukur dengan metoda ini harus memenuhi hukum
Lambert-Beer yaitu :
3. Bila suatu sinar monokromatis dilewatkan pada medium pengabsorpsi, maka
berkurangnya intensitas cahaya per unit tebal medium sebanding dengan intensitas
cahaya tersebut.
4. Berkurangnya intensitas cahaya per unit konsentrasi akan berbanding lurus dengan
intensitas cahaya.
Pada percobaan yang telah dilakukan, nilai %T diukur pada panjang gelombang
360 nm sampai dengan 600 nm. Larutan metilen blue dan metil red diencerkan dengan
larutan HCl 0,1 N pada labu ukur 100 ml. Setelah dilakukan pengukuran maka
diperoleh panjang gelombang maksimal yaitu pada lamda 515 nm dan 605 nm. Dari hasil
perhitungan konsentrasi MB pada larutan tugas (Cx) adalah 5,8 x 10-5% dan untuk MR
adalah 6,8 x 10-5% .
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai spektrofotometri, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Bassett ,J dkk.1994.Buku Ajar VOGEL Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik,
Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta