PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri di Indonesia yang cukup pesat mengharuskan
perguruan tinggi untuk semakin meningkatkan mutu lulusannya, baik itu dari segi
kuantitasnya maupun dari segi kualitasnya. Sehingga dapat dihasilkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkepribadian mandiri, berkualitas, dan memiliki
kemampuan intelektual yang baik.
Politeknik Negeri Malang sebagai salah satu politeknik di kawasan timur
Indonesia berupaya menghasilkan output yang berkualitas sehingga dapat siap
secara fisik maupun mental dalam menunjang pembangunan industri yang ada di
Indonesia. Wawasan dari mahasiswa tentang dunia kerja yang berkaitan dengan
industrialisasi sangat diperlukan, sehingga dapat mengetahui teknologi yang
sedang berkembang dan dapat mengaplikasikannya.
Oleh karena itu, kerjasama dengan industri perlu untuk ditingkatkan,
misalnya dengan studi ekskursi, kerja praktek, magang, joint research, dan lain
sebagainya. Kebijaksanaan link and match yang telah ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional merupakan upaya dari pihak pemerintah untuk
menjembatani kesenjangan antara politeknik maupun perguruan tinggi dengan
dunia kerja (industri) dalam rangka memberikan sumbangan yang lebih besar dan
sesuai (menjadi partner in progress) bagi pembangunan bangsa dan negara.
Untuk menunjang hal tersebut, maka jurusan D3 Teknik Kimia Politeknik
Negeri Malang mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan Kerja Praktik
sebagai kelengkapan teori (khususnya dalam bidang keahlian) yang dipelajari di
bangku kuliah. Kerja Praktik merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus
ditempuh oleh mahasiswa Politeknik Negeri Malang, khususnya sebagai
mahasiswa D3 Teknik Kimia. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman tentang hal – hal yang terjadi di dunia industri baik
seperti proses, operasi, manajemen pabrik, peralatan dan permasalahannya.
Dengan syarat kelulusan yang ditetapkan, maka mata kuliah kerja Praktik telah
menjadi salah satu pendorong utama bagi tiap – tiap mahasiswa untuk mengenal
1
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
2
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
dan 24 pan. Pabrik asam fosfat di PT Petrokimia Gresik telah berjalan selama
kurang lebih 29 tahun. Tentunya terjadi penurunan performa dari beberapa alat
yang digunakan. Dengan mengetahui neraca massa dari desain pabrik, maka
diharapkan dapat menjadi perbandingan pada waktu operasional pabrik, sehingga
akan diketahui penyebab penurunan performa pabrik. Pada tugas khusus ini, akan
dilakukan perhitungan neraca massa dan neraca panas pabrik menurut desain dan
aktual sehingga dapat digunakan sebagai perbandingan.
1.2 Tujuan
Kegiatan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) ini bertujuan untuk
mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga praktis yang kreatif, terampil dan jujur
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selain itu, mahasiswa
mempunyai kemampuan untuk:
Mengadaptasikan diri terhadap keadaan yang sebenarnya terjadi dalam
industri
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan
Dapat melakukan penelitian dalam bentuk Tugas Akhir (TA) serta
menyelesaikan masalah yang ada di PT. PETROKIMIA GRESIK
Menerapkan pentingnya keselamatan kerja
Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal untuk
terjun dalam masyarakat terutama pada lingkungan industri
Mengidentifikasi masalah dalam pelaksanaan proses produksi Pabrik III
Unit Asam Fosfat di PT. Petrokimia Gresik
Dapat bekerjasama dan berkomunikasi antar anggota kelompok
PRAKERIN dan seluruh bagian dalam organisasi industri
3
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
1.3 Manfaat
Manfaat dari kerja Praktik ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai tambahan referensi khususnya perkembangan industri di
Indonesia maupun proses dan teknologi yang mutakhir dan dapat
digunakan oleh pihak – pihak yang memerlukan.
b. Bagi Perusahaan
Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama kerja Praktik dapat
menjadi bahan masukan bagi perusahaan untuk menentukan
kebijaksanaan perusahaan di masa yang akan datang.
c. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang kenyataan
yang ada dalam dunia industri sehingga nantinya diharapkan mampu
menerapkan ilmu yang telah didapat dalam bidang industri.
1.4 Definisi Istilah
Proses hemihidrat – dihidrat : Proses reaksi pembentukan produk dari
CaSO4.0,5 H2O menjadi CaSO4. 2 H2O
Decomposition Ratio : Rasio penguraian dari pereaksi
Defoaming agent : surfaktan yang menghentikan
pembentukan buih dan menghancurkan
gelembung ketika terbentuk
Return Acid : Adalah campuran asam yang belum
bereaksi dan dikembalikan ke proses untuk
direaksikan ulang
Digester : Unit reaksi antara Phosphate Rock, H2SO4
dan Return Acid
Hemihydrate Slurry : Slurry dari proses Digester yang masih
berupa CaSO4.1/2 H2O
Hydration (Conversion) : Proses perubahan kristal hemihydrate
menjadi dihydrate
Dihydrate Slurry : Slurry hasil dari proses hydration
4
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
5
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
BAB II
HASIL PRAKTIK KERJA INDUSTRI
6
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
7
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
Arti Logo
- Warna kuning emas pada kerbau melambangkan keagungan
- Daun hijau berujung lima
- Daun hijau melambnagkan kesuburan dan kesejahteraan
- Berujung lima melamabangkan kelima sila dari pancasila
- Huruf PG singkatan dari Petrokimia Gresik
- Warna putih huruf PG melambangkan kesucian
Arti Keseluruhan Logo
Dengan hati yang bersih berdasarkan lima sila Pancasila PT
Petrokimia Gresik berusaha mencapai masyarakat yang adil dan
makmur untuk menuju keagungan bangsa.
2.1.2 Sejarah Berdirinya Perusahaan
PT.Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dalam lingkup Departemen Perindustrian RI yang bernaung di
bawah Holding Company PT.Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang.
PT.Petrokimia Gresik berusaha dalam bidang pupuk, bahan kimia, perstisida
dan jasa lainnya.
Pemerintah merancang keberadaan PT.Petrokimia Gresik sejak tahun
1956 melalui Biro Perancang Negara (BPN). Pada mulanya, pabrik pupuk
yang hendak dibangun di Jawa Timur ini disebut Proyek Petrokimia
Surabaya. Nama Petrokimia sendiri berasal dari ‘Petroleum Chemical’ yang
disingkat Petrochemical, yaitu bahan – bahan kimia yang berasal dari
minyak dan gas alam.
PT.Petrokimia Gresik berdiri pada tahun 1960 berdasarkan TAP
MPRS No.II/MPRS/1960 dan KEPRES No.260/1960. Pada tahun 1964
berdasarkan Instruksi Presiden No.I/1963, PT.Petrokimia dikembangkan
dan diborong oleh kontraktor COSINDIT SPA dari Italia. Pembangunan
fisiknya dimulai pada awal tahu 1966 dengan berbagai hambatan yang
dialami, yaitu adanya krisis ekonomi sehingga menyebabkan pembangunan
proyek tertunda. Pembangunan proyek dimulai kembali pada Februari 1968
sampai percobaan pertama operasional pabrik pada Maret 1970.
8
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
9
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
10
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
11
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
12
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
13
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
3. Drs. Sjafaroeddin
1984 – 1990 menjabat sebagai Presiden Direktur
4. Ir. Endarto
1990 – 1995 menjabat sebagai Direktur Utama
5. Ir. Rauf Purnama
1995 – 2000 menjabat sebagai Direktur Utama
6. Ir. Arifin Tasrif
2001 – 2010 menjabat sebagai Direktur Utama
7. Ir. Hidayat Nyakman, M.Sc
2010 – sekarang menjabat sebagai Direktur Utama
2.3 Bidang Usaha
Produk Keterangan
Pupuk ZA, Phonska, Urea, Petroganik, SP-36, ZK, KCl,
dan Ammonium Phospate
Non-pupuk CO2 cair dan padat, amoniak, asam fosfat, asam
sulfat, purified gypsum, cement retarder, N2, O2,
aluminium fluorida
Jasa Melaksanakan studi penelitian, pengembangan,
rancang bangun dan perekayasaan, pengantongan
(bagging station), konstruksi, manajemen,
pendidikan & pelatihan, pengoperasian pabrik,
perbaikan/reparasi, pemeliharaan, konsultasi
(kecuali konsultasi bidang hukum) dan jasa teknis
lainnya dalam sektor industri pupuk serta industri
kimia lainnya.
Usaha lainnya Menjalankan kegiatan – kegiatan usaha dalam
bidang angkutan, ekspedisi dan pergudangan serta
kegiatan lainnya yang merupakan sarana pelengkap
dan penunjang guna kelancaran pelaksanaan
kegiatan/usaha tersebut di atas.
Tabel 2.1 Produk – Produk PT. Petrokimia Gresik
14
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
15
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
16
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
17
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
18
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
Bahan Produk
Baku Produk Produk Samping
Antara Utama
CO2
Amoniak
ZA
Asam Sulfat
Pabrik Asam Pabrik ZA II
Sulfat II
Al(OH)3 Pabrik Cement
CR
Retarder
Pabrik Asam
Gypsum
Fosfat SA
Batuan
Fosfat H2SiF6
Pabrik AlF3
AlF3
Asam Fosfat Pabrik Pupuk
Fosfat I/II
SP-36
KCl
PA
Filler
19
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
20
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
21
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
Karate
Bridge
Catur
Aktifitas rekreasi Petrokimia motor & camping club (PMCC)
Senam Porpi/Aerobic
Petrokimia Diving Club
Petrokimia Photo Club
Paguyuban burung perkutut & burung
berkicau
Band/keroncong
Sanggar seni
Perhimpunan Bonsai
Koperasi Karyawan Keluarga Berdiri sejak tahun 1984 sampai akhir tahun
Besar Petrokimia Gresik 2001 memiliki aset sebesar Rp. 29,2 miliar
(K3PG) dengan omset penjualan Rp. 65,8 miliar.
Jumlah karyawan 229 orang untuk melayani
anggota sebanyak 5.808 orang.
K3PG memiliki kegiatan usaha dan jasa
pelayanan yang meliputi unit – unit :
Toko swalayan
Toko alat olah raga K-sport
Toko bahan bangunan
Toko suku cadang dan bengkel
Apotek
SPBU
Simpan-pinjam
Kantin
Service
Pabrik air minum dalam kemasan
Usaha patungan
Penyediaan perumahan karyawan
22
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
23
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
24
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
PT Petrocentral
PT Petronika/Petrosida/Petrowidada
PT Petrokimia Kayaku
PT Kawasan Industri Gresik
Lingkungan Industri Gresik
Chlorine Syphoon
Distribution Structure I
Presettling
Al2SO4
Distribution Structure II
Ca(OH)
Pulsator Clarifier
Sand Filter
Filtered Water
25
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
Water Intake
Gunungsari Water
Intake Babat
TK 951 TK 1103
(kapasitas 15.000 m3) (kapasitas 21.000 m3)
TK 1202 AB
(kapasitas 400 m3)
Cooling Water
Drinking Water
Kesadahan mineral < 70 ppm
Demin Plant
Gambar 2.3 Diagram Distribusi Air Dari Water Intake Gunungsari dan Babat
26
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
27
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
Gambar 2.4 Flow Diagram Proses Pada Lime Softening Unit (LSU)
Lime Polielektrolit
Neutralized Pit
TK 10 TK 1201
Gambar 2.5 Diagram Blok Pengolahan Air Pada Lime Softening Unit (LSU)
28
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
b. Drinking Water
Alur proses hard water dimasukkan ke dalam sand filter (disaring
padatan/turbidity). Keluar dari sand filter masuk ke dalam karbon filter
(dihilangkan warna dan bau). Kemudian diinjeksikan gas chlorine, selanjutnya
masuk ke dalam tangki penampungan dengan spesifikasi sebagai berikut :
pH : 6,8 – 8,5
Cl2 : 0,1 ppm max
Turbidity : < 5,0 Ntu
a. Demineralizing Plant
Unit ini mengubah soft water menjadi air bebas mineral yang digunakan
untuk air proses dan umpan boiler. Dengan kapasitas :
Demint Plant I (untuk ke boiler B1102) : 120 m3/jam
Demint Plant II (untuk ke WHB) : 100 m3/jam
Air dari tangki TK 1201 melalui pompa P 1203 ABC, disaring di sand
filter F 1202 ABCD, kemudian air tersebut dialirkan ke cation exchanger D 1208
ABCD dan air tersebut dialirkan ke bagian atas degasifier D 1221 dengan
dihembuskan udara dari blower C 1243 (untuk menghilangkan kadar CO2 dan O2)
29
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
melalui bagian bawah degasifier. Dari bagian bawah degasifier, air dipompakan
oleh P 1241 AB ke bagian atas anion exchanger D 1209 ABCD, lalu dialirkan ke
mixed bed exchanger D 1210 ABC. Produknya sebagian besar dipakai sebagai air
umpan boiler B-1101 ABCD yang ditampung di TK 1206 dan TK 1209.
30
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
31
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
pH : minimal 7,5
conductivity : maksimal 22 micronhos
SiO2 : maksimal 0,2 ppm
Mixed Bed Exchanger
Unit ini berfungsi untuk mengikat sisa – sisa anion dan kation yang
masih terkandung dalam air setelah melewati cation dan anion exchanger.
Tangki mixbed exchanger berisi campuran resin anion dan kation. Karena
perbedaan berat jenis, maka resin anion dan kation terpisah, resin anion
berada di lapisan atas dan resin kation pada lapisan bawah.
Resin pada mixbed exchanger dapat mengalami kejenuhan setelah
terlihat tanda – tanda kejenuhan dengan indikasi konduktivitas naik terus,
kadar silica lebih besar dari 0,1 ppm ,total hardness lebih besar dari 0 dan
pH cenderung naik terus atau turun terus (pada batas pH anion dan kation).
Spesifikasi air keluar mixed bed exchanger adalah sebagai berikut :
pH : 5,5 - 8
Konduktivitas : > 2,0 µS / cm
Kadar silica : < 20 ppb
Total Hardness : >0
Di service unit pabrik ammonia terdapat unit demineralisasi air dengan air
umpan yang berasal dari steam condensate dan proses condensate dari
pabrik ammonia dan unit demin plan I di Utilitas I. unit demineralisasi ini
terdiri dari carbon filter, cation exchanger dan mixed bed exchanger.
Produk unit demineralisasi ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
pH : 5,5 - 8
Total Hardness :0
Kadar Silica : < 0,2 ppm
Air ini digunakan untuk air umpan pada Waste Heat Boiler (WHB) dan air
proses di pabrik ammonia dan urea.
b. Cooling Tower
32
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
Unit ini bertugas menyediakan air pendingin dengan ± 300 C untuk unit
utilitas dan proses. Kapasitas keseluruhan adalah 1000 m3 dan diolah dalam 3
buah cooling tower :
Cooling tower T-1201 A terdiri dari 6 cell, dimana 2 cell digunakan untuk
pendinginan pabri ZA I/III dan 4 cell diinterkoneksikan dengan cooling
tower T-2211 A untuk membantu proses pendinginan di pabrik ammonia.
Cooling tower T-2211 A terdiri dari 5 cell digunakan untuk pendingin air
pabrik ammonia dan GTG.
Cooling tower T-2211 B terdiri dari 3 cell digunakan untuk pendinginan
air urea dari suhu 42 – 32 0 C
33
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
34
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
menuju deaerator. Di deaerator ini air diijeksikan larutah N2H4 untuk dihilangkan
O2 yang terkandung dalan air agar tidak terjadi korosi ketika masuk dalam boiler.
Kemudian dipompa menuju HP drum (D-110211). Dalam HP Drum ditambahkan
PO4 sehingga terjadi sirkulasi menuju LP Drum (D-110212). Dengan adanya
gravitasi, air secara otomatis menuju LP Drum dan uap tekanan tinggi dalam HP
Drum mengalir ke dalam water tube. Dalam water tube (E- 11022) terjadi
pemanasan uap air kemudian terbentuklah steam. Untuk pemanasnya digunakan 2
buah burner dengan bahan bakar natural gas. Natural gas dialirkan menuju burner
kemudian dialiri udara panas dari D-FANC (C-11021). Steam dari B-1102
didistribusikan menuju Petronika, ZA, Ammonia plan dan sebagian di recycle.
35
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
36
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
Servis unit dilengkapi dengan satu buah back up diesel berkapasitas 1MW.
Gas buang yang dihasilkan oleh GTG memiliki jumlah kalori yang cukup tinggi
sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan steam pada Waste Heat Boiler
(WHB) dengan fasilitas additional firing menggunakan bahan bakar gas alam.
2.4.3 Unit Penyediaan Instrument Air ( Udara Instrument)
37
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
Kompartemen
Engineering
Dept. Prasarana
Biro Jasa Teknik dan
Pabrik dan Biro Rancang Bangun Biro Latsin
Konstruksi
Keamanan
Kepala Biro
Rancang Bangun
Administrasi
Staf Eng Staf Eng Staf Eng Staf Eng Sipil & Peng.
Listin Mesin Proses
38
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
Selain misi tersebut, biro ini juga memiliki quality project strategic, yaitu
terlaksananya kegiatan rancang bangun untuk mendukung kelancaran operasional
pabrik an unit pendukungnya, proyek-proyek pengembangan serta penjualan
barang dan jasa luar dengan membangun kerjasama tim yang kuat dan jaringan
informasi yang luas.
39
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
40
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
Start
Disposisi Karo Cangun
Review Design
Kabag Proses
Disposisi Karo Cangun
Kabag Proses
No Approv
ed?
41
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
e) Concentration unit
42
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
dari recovered tank (TK 2416) digunakan sebagai pencuci filter no.1 (fil.2321),
setelah dipanaskan dengan steam . Steam digunakan untuk steam ejector dan fil
2321, Fil 2421 untuk menghindari kerak pada pan dan filtrat line (pipa saluran
hasil filtrasi).
Silika hasil samping dari AlF3 plant dimasukkan ke hydration tank 1(R 2401)
dan TK 2334 (return acid tank) dengan tujuan untuk memperbaiki pertumbuhan
kristal hemihidrat dan untuk mempercepat perubahan hemihidrat menjadi dihidrat.
Antifoam biasanya dimasukkan ke dalam digester (R 2302 A,B) dengan flow
yang konstan.
43
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
44
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
CLaporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen Rancang Bangun
c. Rock component
Komponen Rock yang dianalisa meliputi P2O5, CaO dan SO3. Untuk
komponen minor, SiO2 harus diamati dan diketahui secara khusus. SiO2
terdiri dari quartziferous SiO2 dan nonquartziferous SiO2. Quartziferous
SiO2 adalah bentuk yang tidak larut dalam proses pembuatan asam fosfat
dan nonquartziferous SiO2 dapat larut dan efektif dalam membentuk
kristal hemihidrat dan mempercepat proses hidrasi. Untuk itu maka non
quartziferous SiO2 dinamakan effective SiO2. Hasil samping AlF3 plant
perlu ditambahkan ke dalam hydration tank no.1 dan TK 2334 (return acid
tank).
Kadar R2O3 ( Al2O3 dan Fe2O3) dan MgO dalam Phosphate rock
berpengaruh pada viskosistas dan pembentukan sludge (lumpur) dalam
asam fosfat, sehingga akan menurunkan kemampuan filtrasi (filterability).
Tingginya kadar Na2O dan K2O sangat erat hubungannnya dengan
timbulnya kerak (scaling).
Pada kadar CO2 yang tinggi, foaming akan semakin meningkat
sehingga diperlukan penambahan antifoam yang sangat banyak. Kadar
klorin (Cl-) dalam phosphate rock dapat merusak material konstruksi dari
semua peralatan sehingga kadar klorin dijaga 0,1% untuk menghindari
korosi. Selain kadar klorin dalam phospate rock, kadar klorin dalam air
proses juga harus dijaga.
d. Supply dari phosphate rock
Phosphate rock dimasukkan secara kontinyu ke premixer R 2301
dengan laju alir yang konstan. Laju alir Phosphate rock yang tidak stabil
akan mengakibatkan gangguan pada proses dan menyebabkan kesulitan
operasi pada proses berikutnya.
juga kadar P2O5 dalam produk asam fosfat atau juga SiO2 recovery dari
phosphate rock.
46
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
A dan B dicampur dengan 98,5% H2SO4 di mixin box yang mana asam sulfat
tersebut diencerkan hingga 60%.
Hemihydrate slurry dalam pump tank (R2304) disirkulasikan ke premixer
dengan menggunakan hemihydrate recycle pump (P2302 AB) yang mana laju
alirnya diatur dengan mengubah-ubah kecepatan putar pompa P2302 AB.
Recycle dari slurry sebagai larutan yang berguna untuk memperbaiki
decomposition ratio dari Phosphate Rock, filterability dari slurry, dan fluidity
dari slurry dikirim ke premixer.
Di dalam premixer (R2301) Phosphate rock dicampur dan dibasahi
dengan recycle slurry dan return acid dan dijadikan dalam bentuk slurry. Proses
pencampuran menggunakan agitator untuk menghindari terjadinya debu dari
phosphate rock. Dalam digester no.1 (R2302 A) slurry dari premixer bereaksi
dengan liquid hasil campuran antara return acid dan asam sulfat. Faktor penting
yang mempengaruhi dekomposisi phospate rock dengan phosporic acid dan
asam sulfat adalah kondisi dimana tidak terdapat free sulfuric acid dalam slurry.
Slurry dari digester no.1 overflow ke digester no.2 dimana asam sulfat
setelah dicampur dengan return acid diinjeksikan kedalam digester no.2. di
dalam digester no.2 kadar asam sulfat dalam liquid diatur menurut kebutuhan
desain proses dengan cara mengatur flow asam sulfat 98,5%.
Kenaikan rasio dekomposisi dan filterability dari hemihydrate slurry
terjadi juga dalam digester no.2. slurry dari digester no.2 dipompa ke vacuum
cooler no.1 (D 2311) dengan menggunakan pompa P 2303 vacuum cooler pump
no.1 dengan tujuan menghilangkan panas reaksi dan untuk menjaga suhu slurry
outlet vacuum cooler no.1 pada 76oC. Aliran slurry yang sudah dingin dari
vacuum cooler no.1 mengalir ke seal tank (R2303) kemudian dipompa ke filter
no.1 (Fill.2321) dengan menggunakan hemihydrate slurry pump P 2301A/B.
Slurry yang sudah dingin tersebut selebihnya dari seal tank dikembalikan
ke digester no.2 untuk menjaga temperatur pada 90oC. Pump tank R 2304
berperan dalam menjaga kemungkinan fluktuasi operasi pada seksi reaksi.
Kondisi operasi pada seksi reaksi sebagai berikut:
a. Return acid
47
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
Komposisi return acid yaitu kadar P2O5 36-38% dan kadar H2SO4 3-4%.
Kadar P2O5 dalam return acid berpengaruh langsung pada kadar P2O5 pada
produk sehingga batasan P2O5 dalam return dijaga untuk mendapatkan hasil
produksi dengan kadar P2O5 antara 45-46%. Flow rate dari return akan
berpengaruh pada solid content dalam slurry.
b. Mixed acid
Kadar asam sulfat dalam mixed acid kira-kira 60%, bila kadar 98,5%
langsung diumpankan langsung ke digester maka kadar asam sulfat dalam
slurry didigester sangat tinggi dan tidak merata sehingga gipsum anhidrat
akan terbentuk. Bila hal ini terjadi maka rasio dekomposisi, filterability dari
slurry akan menurun dan kualitas gipsum menjadi jelek.
c. Premixer
Temperatur slurry adalah 80-85oC, temperatur ini dipengaruhi oleh recycle
ratio dari hemihydrate slurry dan rasio dekomposisi dari phospate rock.
Diperkirakan temperatur basis di premixer adalah 82oC. Di dalam premixer
pengadukan dan pencampuran antara phospate rock, recycle slurry dan return
acid adalah faktor penting untuk menghindari debu phospate rock
berhamburan. Untuk mendapatkan asam fluorosilikat dengan kadar tinggi
maka exhaust fan dari digester dipasang mist separator (F2341) yang
berperan dalam menangkap debu rock.
d. Digester no.1
Temperatur slurry adalah 90-100oC, temperatur ini tergantung terhadap
terhadap temperatur premixer (R2301) dan decomposition ratio didalam
digester no.1. dekomposisi rock terjadi karena reaksi dengan asam fosfat dan
asam sulfat. Dekomposisi dengan asam fosfat akan sempurna pada kondisi
tidak terdapat asam sulfat bebas dalam liquid base dari slurry. Untuk
mencapai rasio dekomposisi sesuai desain maka flow rate asam sulfat ke
digester no.1 ditentukan dan dihitung menurut kebutuhan free sulfuric acid
yang terkandung dalam return acid dan recovery slurry. Pada proses Nissan-
C kadar CaO dalam liquid phase pada slurry 1,3% atau setara dengan 2,2%
48
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
asam sulfat. Oleh sebab itu asam sulfat dalam liquid harus dijaga antara -1
sampai -3% H2SO4, kondisi minus asam sulfat bebas yang tidak terlalu besar
akan lebih baik untuk pertumbuhan kristal.
e. Digester no.2
Temperatur slurry adalah 90-95oC dengan free slurry acid dalam liquid
phase adalah 2-3%. Asam sulfat bebas dalam digester no.2 berpengaruh
secara langsung terhadap kadar asam sulfat dalam produk asam fosfat. Jika
asam sulfat bebas rendah maka rasio dekomposisi rock dalam seksi reaksi dan
filterability slurry hemihydrate slurry juga akan menurun, jika asam sulfat
bebas tinggi maka menyebabkan kesulitan dalam mengontrol kadar asam
sulfat untuk setiap vesel. Oleh karena itu pemeriksaan kadar asam sulfat perlu
dilakukan dengan analisa yang cepat dan cermat.
f. Vacuum cooler No.1
Temperatur slurry inlet adalah 90-95oC, outlet 70-75oC. Tekanan vakum
sekitar 80 torr. Bila temperatur dari outlet slurry naik material dari pompa
hemihydrate P 2301 A/B dan filter no.1(fil.2321) akan rusak karena korosi.
Bila temperatur slurry rendah akan menyebabkan menurunnya filterability
karena viskositas slurry naik.
g. Recycle dari hemihydrate slurry
Jumlah flow recycle slurry adalah dua kali jumlah flow rate dari slurry yang
dimasukkan ke filter no.1 tetapi dapat dilakukan perubahan jumlah recycle
(recycle ratio) untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimum.
49
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
(padatan) dicuci dengan menggunakan filtrat ketiga hasil dari filter no.2 (Fil
2421). Semua filtrat dari seksi kedua ini digunakan sebagai return acid. Untuk
mendapatkan densitas yang konstan maka return acid kadang-kadang dibuat
dengan mencampur filtrat pertama dan kedua. Pengontrolannnya dilakukan oleh
DIC 2301.
Pada seksi kedua filter no.1 diharapkan cake sudah kering dan pan dari
filter akan dibalik untuk membuang hasil cake. Bersamaan dengan hal tersebut
udara bertekanan dari cake blower no.1 (C2321) dihembuskan untuk
membersihkan sisa-sisa cake dalam pan. Sisa-sisa cake dalam yang menempel
pada pan dicuci bersih menggunakn spray acid yang berasal dari filtrat keempat
dan kelima dari filter no.2. Cake akan jatuh dan mengalir bersama spray acid dan
recycle dihydrate slurry dari hydration tank no.2 R 2401B, yang kemudian
diaduk di dalam hydration tank no.1 R 2401B.
Setelah itu pan filter no.1 dibalik lagi pada posisi semula dan filter cloth
dicuci dengan filtrat kelima dan hot water. Kemudian pan dan filter cloth
dikeringkan dengan hisapan udara dari cloth drying fan (C2322 atau C2362).
Untuk menghindari scaling pada center valve dari filter no.1 maka steam
diinjeksikan terutama pada seksi kedua center valve dan filtrate line.
50
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
51
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
diusahakan untuk menjaga kadar asam sulfat bebas dalam Reaction stage. Dan
bila kadar asam sulfat bebas rendah dalam dihydrate slurry akan mengakibatkan
proses hidrasi menjadi lambat.
Kadar P2O5 dalam dihydrate slurry dapat ditentukan oleh displacement
efficiency dari filter no.1 dan tidak bisa dikontrol di hydration section. Kadar P2O5
dalam slurry sangat erat hubungannya dengan kecepatan hidrasi dan
bertambahnya kadar P2O5 akan mengakibatkan turunnya kecepatan hidrasi.
Recycle dari slurry yang sudah terbentuk akan sangat efektif dalam pengaruh
kecepatan hidrasi dan pembentukan kristal dari kalsium sulfat hemihydrate
menjadi kalsium sulfat dihydrate .
Recycle ratio ditetapkan sebesar 1:1. Bila recycle ratio terlalu tinggi maka
ada sejumlah slurry yang baru yang dapat lolos hydration tank tanpa mengalami
proses hidrasi yang sempurna dan juga kristal yang belum tumbuh. Hidrasi juga
dipengaruhi impuritas yang terkandung dalam phosphate rock terutama dengan
bertambahnya kadar HF dalam liquid akan menyebabkan rendahnya kecepatan
hidrasi yang mana HF akan berubah menjadi H2SiF6 dengan penambahan silika.
Pengaruh HF biasanya lebih besar dengan adanya kadar alumunium yang tinggi.
Panas yang timbul karena hidrasi dan dekomposisi dalam hydration tank
no.1 (R 2401A) didinginkan di vacuum cooler no.2 (D 2411) dan diusahakan
temperatur slurry dijaga pada 60oC.
52
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
no.3 (fil.2341) maka fluosilic acid yang sudah bersih tersebut dikirim ke H2SiF6
storage tank (TK 2352) sebagai produk.
Silika yang dihasilkan dari filter no.3 dilarutkan dengan wash water bekas
filter no.3 bersama-sama dengan silika by product dari AlF3 plant. Slurry silika
tersebut dimasukkan ke hydration tank no.1 untuk mendapatkan bentuk dan
pertumbuhan kristal yang baik.
Kondisi operasi pada fluorine recovery sebagai berikut:
a) Exhaust gas treatment
Gas buang yang keluar dari cerobong mengandung maksimum 10 mg F/NM3.
Perkiraan kadar fluorine dari tiga sumber exhaust gas sbb:
Digester 4000 mg/m3
Hydration tank 80 mg/m3
Hood, dari filter no.1 50 mg/m3
Exhaust gas yang keluar dari digester mengandung kadar fluorine lebih
banyak daripada gas yang lain. Gas yang mengandung fluorine yang tinggi akan
mudah terserap oleh air, exhaust gas yang keluar dari digester tersebut kemudian
akan bergabung dengan gas yang lain yang keluar dari fume scrubber no.1 (T
2341). Untuk mendapatkan gas buang dengan kadar fluorine yang ditentukan
maka fungsi fume scrubber harus maksimal.
Scrubber water yang keluar dari dua fume scrubber akan disirkulasi ke
recovery unit, sebagai make up/tambahan dari fluosilic acid, sehingga diharapkan
tidak ada sisa air yang terbuang. Untuk menghasilkan fluosilic acid dengan kadar
P2O5 terbatas, mist separator F 2341 dipasang untuk menangkap mist (percikan)
dan debu yang keluar dari digester. Gas yang keluar dari digester mengandung
fluorine tinggi dan komposisinya adalah SiF4 maka diperlukan suatu usaha untuk
mengulangi silika yang mengendap.
SiF4 + (n+2)H2O SiO2.nH2O + 4HF
Untuk itu duct (pipa) antara digester dan mist separator F2341 harus sependek
mungkin dan diisolasi. Flow rate dari exhaust gas diatur dengan dumper yang
terpasang pada outlet masing-masing digester dengan tujuan untuk mengatur
tekanan digester sedikit vakum.
53
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
Tekanan dari exhaust fan (C2341) termasuk pressure drop karena pengaruh
mist separator (F2341) dan fume scrubber no.1 (T2341). Oleh sebab itu harus
diusahakan agar pembukaan dumper untuk hydration tank dan hood filter no.1
jangan berlebihan.
54
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
yang mengalami pengerakan paling banyak adalah heating surface dari heat
exchanger E 2501 dan acid cooler E 2502. Pengerakan dalam spiral alfa lava
disebabkan oleh impuritas berupa asam sedangkan pengerakan pada shell side
disebabkan oleh impuritas pada cooling water.
55
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
dengan [massa masuk] merupakan massa yang masuk ke dalam sistem, [massa
keluar] merupakan massa yang keluar dari sistem, dan [akumulasi massa]
merupakan akumulasi massa dalam sistem. Akumulasi massa dapat bernilai
negatif atau positif.
56
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
Neraca adalah alat pengukur massa pada suatu benda. Neraca energi
adalah cabang keilmuan yang mempelajari kesetimbangan energi dalam sebuah
sistem. Neraca energi dibuat berdasarkan pada hukum pertama termodinamika.
Hukum pertama ini menyatakan kekekalan energi, yaitu energi tidak dapat
dimusnahkan atau dibuat, hanya dapat diubah bentuknya. Perumusan dari neraca
energi suatu sistem mirip dengan perumusan neraca massa. Namun demikian,
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu suatu sistem dapat berupa
sistem tertutup namun tidak terisolasi (tidak dapat terjadi perpindahan massa
namun dapat terjadi perpindahan panas) dan hanya terdapat satu neraca energi
untuk suatu sistem (tidak seperti neraca massa yang memungkinkan adanya
beberapa neraca komponen). Suatu neraca energi memiliki persamaan:
Tidak seperti neraca massa yang memiliki variabel produksi, neraca energi
tidak memiliki variabel produksi. Hal ini disebabkan energi tidak dapat
diproduksi, hanya dapat diubah bentuknya. Namun demikian, bila terdapat suatu
jenis energi diabaikan, misalnya bila neraca dibuat dengan hanya
memperhitungkan energi kalor saja, maka persamaan neraca energi akan menjadi
57
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
dengan Kalor produksi bernilai negatif jika kalor dikonsumsi. Neraca energi
digunakan secara luas pada bidang ilmu murni seperti fisika, biologi, kimia dan
geografi.
58
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
Batuan fosfat merupakan sumber inorganik dari fosfor (P), salah satu
nutrisi agronomi yang bersama dengan nitrogen (N) dan potassium (kalium/K)
sangat penting bagi pertumbuhan secara umum, termasuk pembentukan protein,
akar, mempercepat kematangan bijih, meningkatkan produk bijih-bijihan dan
umbi-umbian, serta memperkuat tubuh tanaman. Oleh karena itu kekurangan
fosfor mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, akar sangat sedikit, daun
menguning sebelum waktunya dan secara keseluruhan pertumbuhan akan
terhambat. Selain itu pada tanah tropis, kekurangan P merupakan hal biasa, juga
kekurangan kalsium (Ca), keasaman tanah tinggi, keracunan Al, dan tipis,
sehingga jika tidak cepat diatasi, tanah akan menjadi tandus.
sebesar 54%. Dalam digester tempat pembentukan asam fosfat, terjadi reaksi
samping yang menghasilkan gas fluorine.
H2SiF6→ SiF4+ 2 HF
Gas fluorine yang dihasilkan diolah dalam fluorine recovery unit sebelum
dibuang ke udara. Kemudian di dalam scrubber terjadi reaksi sebagai berikut :
Dengan proses ini dapat dihasilkan asam fosfat dengan P2O5. Bahan baku
batuan fosfat direaksikan dengan H2SO4 recovery 98,3 % 60% yang merupakan
konsentrasi ideal untuk menghindari coating phosphate rock oleh gypsum
hemihydrat.
60
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
H2SO4 0 0,13
H2O 0 0,32
total 1 1
61
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
62
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan kerja praktek di Pabrik
Asam Phospat PT. Petrokimia Gresik antara lain :
1. Pabrik Asam Phospat Departemen Produksi III PT. Pertrokimia Gresik
menghasilkan Asam Phospat dengan kadar 52% - 54% P2O5,
menggunakan bahan baku Phospat Rock ( Jordan, Maroko, Mesir, dan
Cina ).
2. Proses pembuatan asam fosfat yang digunakan adalah Hemyhidrate -
Dyhidrate Reaction.
3. Bahan baku yang paling baik untuk pembuatan asam fosfat adalah phospat
Rock Jordan dengan komposisi sebagai berikut :
Komponen Komposisi (%) Hasil Produk
CaO 54,7 0
P2O5 36,6 51 %
SiO2 4,75 3%
F 3,95 1%
H2O 0 32 %
H2SO4 0 13 %
5. Efisiensi panas pada peralatan pada pabrik asam fosfat desain dan aktual
terjadi perbedaan yang cukup signifikan.
3.2 Saran
1. Perlu dilakukan pembuatan konsep perancangan peralatan dengan pihak
yang sudah ahli di bidangnya untuk menghindari kebocoran peralatan.
Kebocoran alat dapat membahayakan pekerja dan mengurangi efisiensi
proses. Contoh : kebocoran reaktor karena bahan peralatan tidak tahan
dengan temperatur tinggi.
2. Beberapa parameter kontrol di lapangan perlu diperbaharui karena banyak
yang sudah tidak terbaca di lapangan.
63
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
64
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang
Laporan Praktek Kerja Industri
PT Petrokimia Gresik
Departemen RancangBangun
DAFTAR PUSTAKA
Austin, T.G., 1984, Shreve’s Chemical Process Industries, 5th edition, Mc. Graw
Hill Book Company, New York.
Hougen, A.O., 1976, Chemical Process Principles, 2nd edition, Jhon Willey and
Keenam, W. Charler, et. Al, 1980, General College Chemistry, 6th edition,
Harperand Row, New York.
Perry, R.H and Don Green, 1984, Chemical Engineer’s Hand Book, 6th edition,
Mc. Graw Hill Book Co. Ltd, New York.
Smith, J.M and Van Ness, H.S., 1984, Introduction to Chamical Engeering
Thermodynamiuc, 3rd edition, International Student Edition, Singapore.
Yaws, Carl L., 1999, Chemical Properties Handbook, Mc. Graw Hill Book Co.
Ltd, New York.
65
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang