Anda di halaman 1dari 19

Praktikum Biokimia

“Protein”
Tujuan Praktikum
1. Mengetahui berbagai uji kualitatif protein
2. Memahami fungsi protein
3. Menggolongkan jenis protein dengan berbagai spesifikasi tertentu
Dasar Teori
Protein berasal dari kata Yunani “Proteios” yang berarti tempat
pertama. Beberapa protein berperran untuk mempercepat reaksi
kimia, sementara yang lainnya berperan untuk mendukung struktur,
transformasi sel, komunikasi sel, pergerakan sel, dan pertahanan dari
substansi asing (Campbell dan Reece,2015).
Pengujian Kualitatif Protein
1. Reaksi Millon
2. Uji Biuret
3. Uji Ninhidrin
4. Uji Xanthoprotein
5. Reaksi Pengendapan Protein
• Menggunakan logam berat
• Menggunakan Ferosianida
• Menggunakan Alkohol
6. Denaturasi dengan panas dan pH yang ekstrim
Prinsip Percobaan/Pengujian
• Uji Biuret
Terbentuknya warna violet karena reaksi antara protein dengan
CuSO4 dalam suasana basa dimana Cu2+ dari CuSO4 membentuk
kompleks dengan gugus CO dan gugus NH dari rantai peptida pada
protein.
Reaksi ini berdasarkan adanya dua atau lebih ikatan peptida
dengan reagensia Biuret memberikan warna lembayung (Pantjita H,
1993).
• Reaksi Millon
Reaksi ini berdasarkan inti fenol bereaksi dengan reagensia
Millon, memberikan warna merah.
Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol,karena
terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksi fenil yang
berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil
yang positif.
• Uji Ninhidrin
Uji Ninhidrin dilakukan dengan menambahkan beberapa tetes
larutan ninhidrin yang kemudian dipanaskan. Reaksi ini terjadi dengan
senyawa amin primer dan ammonia tanpa pembebasan CO. Adanya
protein atau asam amino ditunjukkan dengan terbentuknya warna
ungu pada bahan uji (Hidayatullah, 2012).
• Uji Xanthoprotein
Larutan asam nitrat ditambahkan ke dalam larutan protein
secara hati-hati. Setelah dicampurkan akan terbentuk endapan putih
yang dapat berubah menjadi kuning bila dipanaskan. Uji ini positif
untuk protein yang mengandung asam amino tirosin, fenilalanin, dan
triptofan (Azhar, 2010).
• Reaksi Pengendapan Protein
Kelarutan protein akan berkurang bila kedalam larutan protein
ditambahkan garam- garam anorganik. Pengendapan terus terjadi
karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi
kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk
mengikat air. Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air
yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang.
Protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut
organic akan mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air,
sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkohol akan
berkompetisi dengan protein terhadap air.
• Denaturasi Protein
Denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan
hidrogen, ikatan garam atau bila susunan ruang atau rantai polipetida
suatu molekul protein berubah. Dengan perkataan lain denaturasi
adalah terjadi kerusakan struktur sekunder, tertier dan kuartener,
tetapi struktur primer (ikatan peptida) masih utuh.
Alat dan Bahan
• Alat : • Bahan
• Tabung Reaksi • Albumin
• Pipet Tetes • Reagen Millon
• Pemanas Listrik • HCl encer
• Lampu Bunshen • Larutan NaOH 10%
• Erlenmeyer • Larutan CuSO4 0,5%
• Reagen Ninhidrin 0,1%
• Larutan NHO3 pekat
• Larutan NH4OH
• Larutan NaOH
• Larutan Pb Asetat
• Larutan Feriklorida
• Larutsn Asam Asetat
• K4Fe(CN)6
• Kristal NaCL
Hasil Pengamatan
• Reaksi Millon

No Perlakuan Pengamatan

1 5 mL putih telur + 4 tetes reagen Tidak Berwarna


millon
2 Dipanaskan Menggumpal Warna Putih

3 Ditambahkan HCl encer 2-3 tetes Tidak ada perubahan


Hasil Pengamatan
• Reagen Biuret

No Perlakuan Pengamatan

1 3 mL putih telur + 3 mL NaOH Tidak Berwarna


10%
2 Ditambahkan 1 tetes 0,5% CaSO4 Berwarna Ungu Semburat

3 Ditambahkan 6 tetes 0,5% CaSO4 Berwarna Ungu/Violet


Hasil Pengamatan
• Reaksi Ninhidrin

No Perlakuan Pengamatan

1 5 mL putih telur Tidak Berwarna

2 Ditambahkan 0,5 mL reagen Berwarna Putih Keruh


Ninhidrin
3 Dipanaskan hingga mendidih Berubah menjadi berwarna ungu
Hasil Pengamatan
• Reaksi Xanthoprotein

No Perlakuan Pengamatan
1 2-3 mL putih telur + 1 mL HNO3 Berwarna putih + endapan putih
pekat
2 Fenol + 1 mL HNO3 pekat Tidak berwarna
3 Putih telur + NHO3 pekat Berwarna putih dan endapan berubah
dipanaskan menjadi kuning
4 Fenol + NHO3 pekat dipanaskan Larutan menjadi berwarna kuning
5 Putih telur + NHO3 pekat Endapan kuning dan larutan berwarna
dipanaskan kuning
Lalu ditambahkan NaOH
6 Fenol + NHO3 pekat dipanaskan Larutan tetap berwarna kuning
Lalu ditambahkan NaOH
Hasil Pengamatan
• Reaksi Pengendapan Protein
• Dengan logam berat +

N Perlakuan 0-5 5-10 10-15 15-20 20-30 30-40 40-50


o
1 3 mL albumin + Tidak Semburat Putih Putih Putih Setelah Tidak
larutan pb asetat berwarna putih pucat pucat didinginka berwarna +
n terdapat Endapan
endapan putih
2 3 mL albumin + Tidak Semburat Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning
larutan berwarna kuning bening bening bening bening bening
feriklorida tidak
terdapat
endapan
Hasil Pengamatan
• Reaksi Pengendapan Protein
• Dengan Ferosianida
No Perlakuan Pengamatan

1 5 mL putih telur + 5 tetes Asam Tidak Berwarna


asetat
Ditambahkan 3 tetes KaFe (CN)6 Terdapat endapan dan larutan menjadi
keruh
2 5 mL putih telur + 10 tetes Asam Tidak Berwarna
asetat
Ditambahkan 3 tetes KaFe (CN)6 Tidak terdapat endapan
Hasil Pengamatan
• Reaksi Pengendapan Protein
• Dengan Ferosianida
No Perlakuan Pengamatan

1 5 mL putih telur + 10 tetes Bening


Alkohol
2 5 mL putih telur + 10 Alkohol + Keruh + Endapan putih
Kristal NaCl
Hasil Pengamatan
• Denaturasi dengan Panas dan pH yang ekstrim

No Perlakuan Pengamatan
1 5 mL putih telur + HCl 0,5 mL Putih keruh
Dipanaskan 2,15 menit Putih keruh + endapan putih
Dipanaskan 10 menit Putih keruh + endapan putih
2 5 mL putih telur + NaoH 0,5 mL Tidak berwarna
Dipanaskan 10 menit Kuning jernih semburat
3 5 mL putih telur + Akuades 0,5 mL Tidak berwarna
Dipanaskan 10 menit Jernih + sedikit endapan putih

Anda mungkin juga menyukai