PRAKTIKUM BIOKIMIA 1
Denaturasi Protein
Oleh
Nama : Anggi Febrianti
Nim : 06121010011
Kelompok : 2 (dua)
Dosen Pembimbing:
Drs.Made Sukaryawan, M.Si.
Desi, S.Pd., M.T.
I. Nomor percobaan :6
II. Judul Percobaan : REAKSI UJI PROTEIN
III. Tujuan Percobaan : Untuk mengidentifikasi atau menguji gugus fungsi yang
terdapat dalam suatu protein melalui reaksi reagen.
Apabila pada tubuh manusia kekurangan protein dan kekurangan gizi dapat
menyebabkan berbagai penyakit. termasuk keterbelakangan mental dan
kwashiorkor. Gejala kwashiorkor termasuk apatis, diare, tidak aktif, gagal tumbuh,
kulit terkelupas, fatty liver, dan edema dari perut dan kaki. Edema ini dijelaskan oleh
aksi lipoxygenase pada asam arakidonat untuk membentuk leukotrien dan fungsi normal
dari protein dalam keseimbangan cairan dan transportasi lipoprotein. Meskipun
malnutrisi energi protein lebih umum di negara-negara berpenghasilan rendah, anak-
anak dari negara-negara berpenghasilan tinggi juga terpengaruh, termasuk anak-anak
dari daerah perkotaan besar di lingkungan sosial ekonomi rendah. Hal ini juga dapat
terjadi pada anak-anak dengan penyakit kronis, dan anak-anak yang dilembagakan atau
dirawat di rumah sakit untuk diagnosis yang berbeda. Faktor risiko meliputi diagnosis
utama cacat intelektual, cystic fibrosis, keganasan, penyakit jantung, penyakit ginjal
tahap akhir, penyakit oncologic, penyakit genetik, penyakit saraf, beberapa diagnosa,
atau rumah sakit yang berkepanjangan. Dalam kondisi ini, manajemen gizi menantang
mungkin bisa diabaikan dan diremehkan, mengakibatkan penurunan kemungkinan
untuk pemulihan dan memburuknya situasi.
Sintesis kimia
Protein pendek juga dapat disintesis secara kimia dengan keluarga metode yang
dikenal sebagai sintesis peptida , yang mengandalkan sintesis organik teknik
seperti ligasi kimia untuk menghasilkan peptida dalam hasil yang tinggi. Kimia sintesis
memungkinkan untuk pengenalan asam amino non-alam menjadi rantai polipeptida,
seperti lampiran neon probe untuk rantai samping asam amino. Metode ini berguna
dalam laboratorium biokimia dan biologi sel , meskipun umumnya tidak untuk aplikasi
komersial. Sintesis kimia tidak efisien untuk polipeptida lebih dari sekitar 300 asam
Tempatkan ketiga tabung dalam air mendidih selama 15 menit dan dinginkan
pada temperature kamar. Dalam tabung mana yang kelihatan mengendap. Untuk
tabung-tabung (1) dan (2) tambahkan 10 ml buffer asetat pH 4,7. tulis hasilnya.
Tabung Pengamatan
Larutan Albumin 1 % Larutan albumin (kuning bening) + buffer asetat (bening)
larutan bening larutan keruh dan endapan
putih
Larutan Albumin 2 % Larutan albumin (kuning bening) + buffer asetat (bening)
larutan bening larutan keruh dan endapan
putih
Larutan Albumin 3 % Larutan albumin (kuning bening) + buffer asetat (bening)
larutan bening larutan keruh dan endapan
putih
Larutan albumin 4 % Larutan albumin (kuning bening) + buffer asetat (bening)
larutan bening larutan keruh dan endapan
putih
Larutan Albumin 5 % Larutan albumin (kuning bening) + buffer asetat (bening)
larutan bening endapan putih
Tabung Pengamatan
Larutan Albumin 1 % Larutan albumin (kuning bening) + HCl (bening)
larutan bening larutan keruh + buffer asetat
larutan keruh dan endapan putih
Larutan Albumin 2 % Larutan albumin (kuning bening) + HCl (bening)
larutan bening larutan keruh + buffer asetat
larutan keruh dan endapan putih
Larutan Albumin 3 % Larutan albumin (kuning bening) + HCl (bening)
larutan bening larutan keruh + buffer asetat
larutan keruh dan endapan putih
Larutan albumin 4 % Larutan albumin (kuning bening) + HCl (bening)
larutan bening larutan keruh + buffer asetat
larutan keruh dan endapan putih
Larutan Albumin 5 % Larutan albumin (kuning bening) + HCl (bening)
larutan bening larutan keruh + buffer asetat
larutan keruh dan endapan putih
Tabung Pengamatan
Larutan Albumin 1 % Larutan albumin (kuning bening) + NaOH (bening)
larutan bening larutan keruh + buffer asetat
larutan keruh dan endapan putih
Larutan Albumin 2 % Larutan albumin (kuning bening) + NaOH (bening)
larutan bening larutan keruh + buffer asetat
larutan keruh dan endapan putih
Larutan Albumin 3 % Larutan albumin (kuning bening) + NaOH (bening)
larutan bening larutan keruh dan endapan putih
+ buffer asetat larutan keruh dan endapan putih
Larutan albumin 4 % Larutan albumin (kuning bening) + NaOH (bening)
larutan bening larutan keruh dan endapan putih
+ buffer asetat larutan keruh dan endapan putih
Larutan Albumin 5 % Larutan albumin (kuning bening) + NaOH (bening)
larutan bening larutan keruh dan endapan putih
+ buffer asetat larutan keruh dan endapan putih
COO - COOH
H3N+ - C – H + H+ H3N+ - C – H
R asam R
COO - COO -
H3N+ - C – H + OH- H2N – C – H + H2O
R basa R
IX. PEMBAHASAN
X. KESIMPULAN
Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1994, Kimia Organik , Erlangga, Jakarta
Arbianto, purwo, 1993. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung : ITB
Martoharsono,Soeharsono.1991. Biokimia .Jilid I .Yogyakarta : UGM Press
Lampiran
Denaturasi Protein
1. Sifat fisik apa dari protein yang mempengaruhi kelarutan dari protein dalam
percobaan ini.
Gambar Alat
Beker glass
Tabung Reaksi Pipet Tetes