Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA 1
Denaturasi Protein

Oleh
Nama : Anggi Febrianti
Nim : 06121010011
Kelompok : 2 (dua)

Dosen Pembimbing:
Drs.Made Sukaryawan, M.Si.
Desi, S.Pd., M.T.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

I. Nomor percobaan :6
II. Judul Percobaan : REAKSI UJI PROTEIN
III. Tujuan Percobaan : Untuk mengidentifikasi atau menguji gugus fungsi yang
terdapat dalam suatu protein melalui reaksi reagen.

IV. LANDASAN TEORI :


Protein merupakan blok bangunan bagi kehidupan. Tubuh membutuhkan
protein untuk memperbaiki dan mempertahankan dirinya dimana struktur dasar dari
protein adalah rantai asam amino. Protein merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia untuk pertumbuhan dan pemeliharaan. Selain air, protein adalah jenis
yang paling melimpah dari molekul dalam tubuh. Protein ini dapat ditemukan pada
semua sel tubuh dan merupakan komponen struktural utama dari semua sel dalam
tubuh, terutama otot. Ini juga termasuk organ tubuh, rambut dan kulit. Protein juga
digunakan dalam membran, seperti glikoprotein . Pada saat dipecah menjadi asam
amino, mereka digunakan sebagai prekursor untuk asam nukleat , co-enzim, hormon,
respon imun, perbaikan sel, dan molekul lain yang penting bagi kehidupan. Selain itu,
protein diperlukan untuk membentuk sel darah.
Protein dapat ditemukan dalam berbagai makanan. Kombinasi terbaik dari
sumber protein tergantung pada wilayah di dunia, akses, biaya, jenis asam amino dan
keseimbangan gizi. Faktor-faktor anti-nutrisi hadir dalam makanan ini membuat mereka
nilai terbatas dalam gizi manusia. Oleh karena itu, kita harus mempertimbangkan
kecernaan dan profil gizi sekunder seperti kalori, kolesterol, vitamin dan kepadatan
mineral penting dari sumber protein. Pada dasar di seluruh dunia, makanan protein
nabati berkontribusi lebih dari 60 persen dari pasokan per kapita protein, pada rata-
rata. Di Amerika Utara, makanan yang berasal dari hewan berkontribusi sekitar 70
persen sumber protein. Daging, telur dan ikan merupakan sumber protein lengkap. Susu
dan susu yang diturunkan makanan juga merupakan sumber protein yang baik.

denaturasi protein | |anggi febrianti 1


Ketika protein dicerna, asam amino yang tersisa. Tubuh manusia membutuhkan
sejumlah asam amino untuk memecah makanan. Asam amino harus dimakan dalam
jumlah cukup besar untuk kesehatan yang optimal. Asam amino yang ditemukan dalam
sumber-sumber hewani seperti daging, susu, ikan, dan telur, serta sumber tanaman
seperti kedelai, kacang-kacangan, kacang-kacangan, selai kacang, dan beberapa biji-
bijian (seperti gandum). Anda tidak perlu makan produk hewani untuk mendapatkan
semua protein yang Anda butuhkan dalam diet Anda.

Apabila pada tubuh manusia kekurangan protein dan kekurangan gizi dapat
menyebabkan berbagai penyakit. termasuk keterbelakangan mental dan
kwashiorkor.  Gejala kwashiorkor termasuk apatis, diare, tidak aktif, gagal tumbuh,
kulit terkelupas, fatty liver, dan edema dari perut dan kaki. Edema ini dijelaskan oleh
aksi lipoxygenase pada asam arakidonat untuk membentuk leukotrien dan fungsi normal
dari protein dalam keseimbangan cairan dan transportasi lipoprotein. Meskipun
malnutrisi energi protein lebih umum di negara-negara berpenghasilan rendah, anak-
anak dari negara-negara berpenghasilan tinggi juga terpengaruh, termasuk anak-anak
dari daerah perkotaan besar di lingkungan sosial ekonomi rendah. Hal ini juga dapat
terjadi pada anak-anak dengan penyakit kronis, dan anak-anak yang dilembagakan atau
dirawat di rumah sakit untuk diagnosis yang berbeda. Faktor risiko meliputi diagnosis
utama cacat intelektual, cystic fibrosis, keganasan, penyakit jantung, penyakit ginjal
tahap akhir, penyakit oncologic, penyakit genetik, penyakit saraf, beberapa diagnosa,
atau rumah sakit yang berkepanjangan. Dalam kondisi ini, manajemen gizi menantang
mungkin bisa diabaikan dan diremehkan, mengakibatkan penurunan kemungkinan
untuk pemulihan dan memburuknya situasi.

Sintesis kimia

Protein pendek juga dapat disintesis secara kimia dengan keluarga metode yang
dikenal sebagai sintesis peptida , yang mengandalkan sintesis organik teknik
seperti ligasi kimia untuk menghasilkan peptida dalam hasil yang tinggi. Kimia sintesis
memungkinkan untuk pengenalan asam amino non-alam menjadi rantai polipeptida,
seperti lampiran neon probe untuk rantai samping asam amino. Metode ini berguna
dalam laboratorium biokimia dan biologi sel , meskipun umumnya tidak untuk aplikasi
komersial. Sintesis kimia tidak efisien untuk polipeptida lebih dari sekitar 300 asam

denaturasi protein | |anggi febrianti 2


amino, dan protein disintesis mungkin tidak mudah menganggap asli mereka struktur
tersier . Sebagian besar metode sintesis kimia melanjutkan dari C-terminus N-terminus,
sebaliknya reaksi biologis.

V. ALAT DAN BAHAN


Alat :
- Beker Gelas
- Pipet tetes
- Bunsen
- Gelas ukur
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Penjepit tabung reaksi
Bahan :
- Larutan albumin 1 %-5 %
- Bufer asetat pH 4,7 (1 M)
- Larutan HCl 0,1 M
- Larutan NaOH 0,1 M

VI. Prosedur Percobaan


Denaturasi Protein
Tabung 1 2 3
Larutan albumin 9 ml 9 ml 9 ml
Buffet Asetat pH 4,7 (1 M) - - 1 ml
HCl 0,1 M 1 ml - -
NaOh 0,1 M - 1 ml -

Tempatkan ketiga tabung dalam air mendidih selama 15 menit dan dinginkan
pada temperature kamar. Dalam tabung mana yang kelihatan mengendap. Untuk
tabung-tabung (1) dan (2) tambahkan 10 ml buffer asetat pH 4,7. tulis hasilnya.

VII. Hasil Pengamatan

denaturasi protein | |anggi febrianti 3


 Larutan Buffer Asetat

Tabung Pengamatan
Larutan Albumin 1 % Larutan albumin (kuning bening) + buffer asetat (bening)
larutan bening larutan keruh dan endapan
putih
Larutan Albumin 2 % Larutan albumin (kuning bening) + buffer asetat (bening)
larutan bening larutan keruh dan endapan
putih
Larutan Albumin 3 % Larutan albumin (kuning bening) + buffer asetat (bening)
larutan bening larutan keruh dan endapan
putih
Larutan albumin 4 % Larutan albumin (kuning bening) + buffer asetat (bening)
larutan bening larutan keruh dan endapan
putih
Larutan Albumin 5 % Larutan albumin (kuning bening) + buffer asetat (bening)
larutan bening endapan putih

 Larutan HCl 0,1 M

Tabung Pengamatan
Larutan Albumin 1 % Larutan albumin (kuning bening) + HCl (bening)
larutan bening larutan keruh + buffer asetat
larutan keruh dan endapan putih
Larutan Albumin 2 % Larutan albumin (kuning bening) + HCl (bening)
larutan bening larutan keruh + buffer asetat
larutan keruh dan endapan putih
Larutan Albumin 3 % Larutan albumin (kuning bening) + HCl (bening)
larutan bening larutan keruh + buffer asetat
larutan keruh dan endapan putih
Larutan albumin 4 % Larutan albumin (kuning bening) + HCl (bening)
larutan bening larutan keruh + buffer asetat
larutan keruh dan endapan putih
Larutan Albumin 5 % Larutan albumin (kuning bening) + HCl (bening)
larutan bening larutan keruh + buffer asetat
larutan keruh dan endapan putih

denaturasi protein | |anggi febrianti 4


 Larutan NaOH 0,1 M

Tabung Pengamatan
Larutan Albumin 1 % Larutan albumin (kuning bening) + NaOH (bening)
larutan bening larutan keruh + buffer asetat
larutan keruh dan endapan putih
Larutan Albumin 2 % Larutan albumin (kuning bening) + NaOH (bening)
larutan bening larutan keruh + buffer asetat
larutan keruh dan endapan putih
Larutan Albumin 3 % Larutan albumin (kuning bening) + NaOH (bening)
larutan bening larutan keruh dan endapan putih
+ buffer asetat larutan keruh dan endapan putih
Larutan albumin 4 % Larutan albumin (kuning bening) + NaOH (bening)
larutan bening larutan keruh dan endapan putih
+ buffer asetat larutan keruh dan endapan putih
Larutan Albumin 5 % Larutan albumin (kuning bening) + NaOH (bening)
larutan bening larutan keruh dan endapan putih
+ buffer asetat larutan keruh dan endapan putih

VIII. PERSAMAAN REAKSI


Denaturasi Protein
O O
H O, H+
[ - NHCHC – NHCHC - ] 2 H2NCHCO2H + H2NCHCO2H
kalor
R R R R

COO - COOH
H3N+ - C – H + H+ H3N+ - C – H
R asam R
COO - COO -
H3N+ - C – H + OH- H2N – C – H + H2O
R basa R

IX. PEMBAHASAN

denaturasi protein | |anggi febrianti 5


Pada percobaan kali ini mengenai uji protein yang kami lakukan, pada uji
protein ini kami menguji adanya kandungan protein yang terkandung dari dari larutan
albumin bermacam konsentrasi yaitu dari larutan albumin 1% sampai larutan albumin
5%. Identifikasi protein pada percobaan kali ini dilakukan dengan metode denaturasi
protein, yaitu perubahan struktur protein yang menyimpang dari struktur alamiahnya
yang mengakibatkan hilangnya banyak sifat biologis dari suatu protein. Penyebab
terjadinya denaturasi protein adalah karena adanya perubahan suhu atau pH yang terlalu
ekstrem.
Pada percobaan ini dibuat tiga larutan protein yang dimasukkan dalam tiga
tabung yang berbeda dengan larutan protein yang sama yaitu larutan albumin tetapi
dengan penambahan larutan yang berbeda, yaitu larutan buffer asetat dengan pH 4,7
kemudian larutan NaOH 0,1 M dan larutan HCl 0,1 M. Pada tabung ke-I ditambahkan
dengan larutan HCl 0,1 M, kemudian dipanaskan. Setelah ditambah dengan HCl dan
dipanaskan tidak terjadi perubahan yang jelas pada larutan protein. Hal ini terjadi
karena penambahan HCl yang bersifat sebagai asam kuat menyebabkan pH larutan
protein menjadi sangat asam. Setelah dipanaskan lalu larutan di dinginkan kemudian di
tambahkan larutan buffer asetat agar larutan yang di uji terjadi perubahan menjadi
larutan keruh dan endapan putih.
Pada tabung ke-II ditambahkan dengan NaOH 0,1 N kemudian dipanaskan.
Penambahan larutan NaOH ini tidak menyebabkan perubahan pada larutan protein. Hal
ini disebabkan karena larutan NaOH bersifat sebagai basa kuat, sehingga terjadi
perubahan pH yang sangat extrem pada larutan protein menjadi basa. Sama halnya
dengan larutan sebelumnya dengan menggunakan larutan HCl, pada percobaan kedua
ini setelah dipanaskan lalu larutan di dinginkan kemudian di tambahkan larutan buffer
asetat agar larutan yang di uji terjadi perubahan menjadi larutan keruh dan endapan
putih.
Pada tabung ke-III ditambahkan dengan buffer asetat kemudian dipanaskan.
Penambahan buffer asetat dan pemanasan ini menyebabkan timbulnya endapan putih.
Endapan putih yang terbentuk mengindikasikan terjadinya denaturasi protein.
Denaturasi ini disebabkan karena buffer asetat sangat kuat mempertahankan pHnya
pada pH 4,7 sehingga dapat merusak keseimbangan zwitter ion ke kondisi asam di
bawah titik isoelektrik. Perubahan struktur yang diakibatkan proses denaturasi adalah

denaturasi protein | |anggi febrianti 6


perubahan konfigurasi protein a-heliks menjadi memanjang. Hal ini disebabkan karena
rusaknya ikatan hidrogen dan ikatan nonpolar yang terjadi pada struktur berlipat dari
protein.
Tabung dengan penambahan buffer asetat yang larut dan mengendap sempurna lebih
banyak dibandingkan dengan penambahan HCl 0,1 M, dan NaOH 0.1 M. Pada tabung
dengan penambahan HCl 0.1 M juga terdapat endapan yang banyak tetapi termasuk
pengendapan sebagian karena masih terdapat pemisahan lapisan antara larutan yang
mengendap dengan larutan berwarna bening pada bagian atas tabung, begitu juga
dengan penambahan NaOH 0.1 M mengendap sebagian dan pada bagian atas masih
terdapat larutan berwarna kuning bening. 
Pada percobaan ini, setelah larutan tersebut didinginkan lalu pada tabung pertama
dan kedua ditambahkan dengan Buffer asetat pH 4,7 (1 M), Pada hal ini terjadi proses
denaturasi karena terjadi endapan. Pada pH buffer 4,5 dan pH albumin 4,5 hal inilah
yang membuat ikatan lebih cepat, dan membentuk endapan lebih banyak.
Endapan yang paling banyak dihasilkan oleh HCl, dan yang paling sedikit pada
NaOH. Buffer asetat menghasilkan endapan karena memiliki pH 4,7 yang sama dengan
pH albumin yaitu 4,5-4,9. Setiap protein mempunyai isolistrik yang berbeda-beda. Titik
isolistrik protein mempunyai arti penting karena pada umumnya sifat fisika dan kimia
erat hubungannya dengan pH isolistrik. Pada pH diatas titik isolistrik protein bemuatan
negatif, sedangkan dibawah titik isolistrik, protein bermuatan positif. Titik isolisrtik
pada albumin adalah pH 4,5-4,9. berdasarkan percobaan albumin berdenaturasi lebih
banyak pada penambahan HCl, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada protein
albumin, asam amino yang mendominasi adalah asam amino yang bersifat asam.
Denaturasi protein meliputi ganguan dan kerusakan yang mungkin terjadi pada
struktur sekunder dan sruktur tersier protein. Pada struktur protein tersier terdapat empat
jenis interaksi yang membentuk ikatan pada rantai samping seperti ikatan hydrogen,
jembatan garam, ikatan disulfida dan interaksi hidrofobik non polar, yang kemungkinan
mengalami gangguan. Denaturasi yang umum ditemukan adalah proses presipitasi dan
koagulasi protein seperti asam amino, protein yang larut dalam air akan membentuk ion
yang mempunyai muatan positif dan negatif. Dalam suasana asam molekul protein akan
membentuk muatan positif, sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negatif.
pada titik isolistrik protein mempunyai muatan psitif dan negatif yang sama, sehingga

denaturasi protein | |anggi febrianti 7


tidak bergerak kearah elektroda positif maupun negatif, apabila ditempatkan diantara
dua elektroda tersebut.
Namun pada percobaan yang kami lakukan tidak sesuai dengan teori seperti
yang telah dijelaskan diatas, tabung yang ditambahkan dengan HCl memiliki endapan
lebih sedikit disbanding dengan tabung yang ditambahkan dengan NaOH. Hal ini
mungkin disebabkan karena kesalahan pada praktikan dalam melakukan percobaan, bisa
juga disebabkan larutan yang dipakai sudah tekontaminasi oelh zat-zat lain sehingga
hasil percobaan yang dihasilkan tidak sesuai.

X. KESIMPULAN

1. Larutan albumin positif terhadap uji denaturasi protein.


2. Denaturasi protein disebabkan adalah karena adanya perubahan suhu atau pH
yang terlalu ekstrem.
3. Perubahan yang terjadi pada uji denaturasi protein yakni larutan menjadi keruh
dan adanya gumpalan-gumpalan dari protein yang terdenaturasi.
4. Tabung yang hanya ditambakan larutan buffer asetat menghasilkan endapan
paling banyak kemudian tabung yang ditambahkan NaOH dan yang paling
sedikit endapannya adalah tabung yang ditambahkan larutan HCl.

XI. DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1994, Kimia Organik , Erlangga, Jakarta
Arbianto, purwo, 1993. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung : ITB
Martoharsono,Soeharsono.1991. Biokimia .Jilid I .Yogyakarta : UGM Press

Lampiran

 Denaturasi Protein
1. Sifat fisik apa dari protein yang mempengaruhi kelarutan dari protein dalam
percobaan ini.

denaturasi protein | |anggi febrianti 8


Jawab : Sifatnya sangat peka terhadap lingkungan, apabila konfirmasi molekul
protein berubah, misalnya oleh perubahan suhu, pH atau karena terjadinya suatu
reaksi dengan senyawa lain, maka keaktifan biokimianya berkurang.

2. Metode lain yang dapat digunakan pada denaturasi protein ?


Jawab : yaitu metode pemanasan, metode kromatografi

3. Perubahan kimia apa yang berhubungan dengan denaturasi protein?


Jawab : perubahan suhu, pH, dan pelarut organik.

Gambar Alat

Beker glass
Tabung Reaksi Pipet Tetes

Batang pengaduk Corong pemisah


Gelas Ukur Erlenmeyer

denaturasi protein | |anggi febrianti 9

Anda mungkin juga menyukai