BIOKIMIA
“PROTEIN”
Disusun Oleh :
Lyssia Febrian 1322100003
Anggota Kelompok 1 :
Revi Risti Ranori 1322100002
Lyssia Febrian 1322100003
Badzilan Zuhri Alfarisi 1322100006
PROTEIN
I. TUJUAN
Menentukan sifat dan mengidentifikasi protein, ikatan peptida atau asam amino secara kualitatif
Protein merupakan molekul besar dengan berat molekul bervariasi antara 5000 sampai jutaan.
Protein akan menghasilkan asam-asam amino jika terhidrolisis oleh asam atau enzim. Ada 20
jenis asam amino yang terdapat dalam molekul protein. Asam-asam amino ini terikat satu sama
lain dengan ikatan peptida. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam molekul protein
yaitu sebagai berikut : karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3%,
dan fosfor 0-3%. Dengan berpedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan
penentuan kandungan protein dalam suatu bahan makanan (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
Protein merupakan senyawa organik kompleks yang memiliki berat molekul tinggi. Protein
adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya bagi semua organisme. Protein juga
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.
Keistimewaan lain dari protein ini adalah strukturnya yang mengandung N (15,30-18%), C
(52,40%), H (6,90-7,30%), O (21-23,50%), S (0,8-2%), disamping C, H, O (seperti juga
karbohidrat dan lemak), dan S kadang-kadang P, Fe dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan
protein) (Sudarmaji, 1989).
Struktur protein terdiri atas struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Struktur primer
protein merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Penentuan struktur primer protein dapat dilakukan dengan cara
hidrolisis protein dengan asam kuat kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan
instrumen amino acid analyzer, penentuan massa molekular dengan spektrometri massa, analisis
sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman dan, kombinasi dari digesti dengan
tripsin dan spektrometri massa (Scholzen dan Gerdes, 2000).
Struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino
pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya
alpha helix yang berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral, beta-sheet yang
berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling
terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol, beta-turn, dan gamma-turn. Penentuan struktur
sekunder bisa dilakukan dengan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform
Infra Red (FTIR) (Scholzen dan Gerdes, 2000).
Struktur tersier merupakan struktur tiga dimensi yang dibentuk dari gabungan aneka ragam dari
struktur sekunder. Struktur tersebut biasanya berupa gumpalan. Struktur kuartener terbentuk dari
beberapa molekul protein yang dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk
oligomer yang stabil seperti dimer, trimer, atau kuartomer. Contoh struktur kuartener yang
terkenal adalah enzim rubisco dan insulin (Scholzen dan Gerdes, 2000).
Protein berperan sebagai bahan struktural karena memiliki rantai yang panjang dan juga dapat
mengalami cross-linking seperti halnya polimer lain. Disamping itu protein juga berfungsi
sebagai biokatalis pada reaksi-reaksi kimia dalam sistem organisme. Protein mampu
mengendalikan jalur dan waktu metabolisme yang kompleks (Hertadi, 2008). Fungsi dari protein
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin yang
bekerja pada tingkat molekular. Beberapa protein struktural berfungsi sebagai pelindung
contohnya α dan β-keratin yang terdapat pada kulit, rambut, dan kuku. Protein struktural lain ada
yang berfungsi sebagai perekat, seperti kolagen.
Dimasukkan sedikit
V. tepung albumin
ke dalam tabung reaksi yang bersih
dan kering. Lalu dipanaskan secara
bertahap sampai tercium bau rambut
terbakar
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang berjudul “Protein” dimiliki tujuan yaitu menentukan sifat dan
mengidentifikasi protein, ikatan peptida atau asam amino secara kualitatif. Dan adapun dasar
teori yang dimiliki, yaitu Protein merupakan molekul besar dengan berat molekul bervariasi
antara 5000 sampai jutaan. Protein akan menghasilkan asam-asam amino jika terhidrolisis oleh
asam atau enzim. Ada 20 jenis asam amino yang terdapat dalam molekul protein. Asam-asam
amino ini terikat satu sama lain dengan ikatan peptida.
Pada praktikum ini dilakukan 5 Uji coba, yaitu yang pertama adalah penentuan unsur protein,
dalam percobaan ini terdapat 4 kali uji coba. Pada tabung 1 yang berisi tepung albumin yang
dipanaskan, dapat diamati bahwa muncul bau rambut terbakar. Pada tabung 2 yang berisi tepung
albumin yang dicampurkan dengan NaOH, dapat diamati bahwa tercium bau amonia dan saat
diuji dengan kertas lakmus merah, warna kertas berubah menjadi biru. Pada tabung 3 berisi
tepung albumin dan fusion mixture, yang sudah dipanaskan hingga mengarang menjadi putih.
Lalu dilarutkan dengan 20ml air panas dan dilakukan penyaringan. Selanjutnya filtrat diasamkan
dengan HCl encer, dididihkan, lalu dibubuhkan 1ml BaCl2. Dan pada larutan dapat diamati
bahwa terdapat endapan berwarna putih. Pada tabung 4 tepung albumin ditambahkan 5ml NaOH
10%. Kemudian dididihkan dan ditambahkan 10 tetes larutan Pb asetat. Dan dapat diamati pada
larutan berwarna kuning pekat.
Yang kedua adalah uji daya larut, disiapkan 4 tabung reaksi yang berisi albumin lalu
ditambahkan pelarut secara berturut turut air, NaOH, Na karbonat, dan HCl. Dan pada semua
tabung dapat diamati bahwa warna terlihat sama, yaitu bening. Yang ketiga adalah uji reaksi
warna, dilakukan dengan 2 metode uji biuret dan uji ninhidrin. Dalam uji biuret disiapkan 4
tabung reaksi yang berisi albumin, pepton, kasein, dan urea. Warna awal larutan tersebut adalah
putih, kuning, kuning, dan putih . Larutan tersebut ditetesi oleh CuSO4 sebanyak 5 tetes, dan
warna yang dihasilkan secara berurutan adalah ungu seulas, pink seulas, kuning seulas, dan biru
seulas. Lalu ditetesi lagi CuSO4 sampai menjadi 10 tetes. Dan warna yang dihasilkan lebih pekat
dari sebelumnya, yaitu ungu, pink, kuning, dan biru. Pada uji ninhidrin disiapkan 3 tabung reaksi
yang berisi albumin, pepton dan kasein. Sebelum pemanasan larutan berwarna bening dan
setelah pemanasan larutan berubah warna secara berurutan putih, putih, dan kuning.
Yang keempat pengendapan oleh garam logam berat, disiapkan 3 tabung reaksi yang berisi
larutan albumin yang ditambahkan pada masing masing tabung Pb asetat, HgCl2, dan AgNO3.
Larutan berwarna bening keruh pada awalnya, namun setelah ditetesi sebanyak 5 tetes, warna
larutan berubah menjadi putih, kuning, dan putih. Dan ditambahkan lagi hingga 10 tetes, terlihat
terjadi endapan pada tabung yang berisi larutan albumin dengan AgNO3.
Yang kelima adalah uji denaturasi, flokulasi , dan koagulasi pada uji coba ini terfapat 3 kali
percobaan. Pada tabung 1 albumin dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dipanaskan, dapat
diamati warna berubah dari bening menjadi keruh, dan ada partikel “abu” didalam larutan yang
menunjukkan bahwa terbentuknya denaturasi. Lalu pada tabung 2 albumin ditambahkan dengan
asam nitrat, dapat diamati bahwa adanya layer pada larutan berwarna putih. Dan uji coba yang
terakhir disiapkan 3 tabung yang berisi 9ml larutan albumin 2% yang jernih dan bebas garam.
Ditandai ketiga tabung tadi dengan A,B,C. Kedalan tabung A dimasukkan 1ml HCl 0,1N,
kedalam tabung B dimasukkan 1ml larutan dapar asetat pH 4,7 dan kedalam tabung C
dimasukkan 1ml NaOH 0,1N. Dipanaskan ketiga tabung tersebut dalam penangas air mendidih
selama 15 menit. Sebelum dipanaskan larutan berwarna putih keruh, lalu setelah pemanasan pada
tabung A warna tidak ada perubahan, pada tabung B warna berubah menjadi lebih pekat, dan
pada tabung Cwarna berubah menjadi kuning keruh. Pada uji coba ini, pada tabung B yang berisi
albumin dengan dapar asetat mengalami koagulasi.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu dapat ditentukan
sifat dan diindentifikasi protein, ikatan peptida atau asam amino secara kualitatif.
X. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/19716985/LAPORAN_PRAKTIKUM_PROTEIN
https://www.academia.edu/29435496/Laporan_Praktikum_Biokimia_PROTEIN
https://www.researchgate.net/profile/Indayana-Ratna-Sari/publication/
346474486_LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_PENENTUAN_KADAR_PROTEIN_SECAR
A_BIURET/links/5fc43f2f299bf104cf93e030/LAPORAN-PRAKTIKUM-KIMIA-
PENENTUAN-KADAR-PROTEIN-SECARA-BIURET.pdf
http://retnomastutibiologi.lecture.ub.ac.id/files/2016/11/CONTOH-Laporan-Praktikum-Klas-
A.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/
96d3935fed5a592d90f2b36cef3e8681.pdf
XI.LAMPIRAN