PROPOSAL
“SEJAHTERA”
2019
TIM PENDIRIAN APOTEK
2. Dodi Wibowo, SE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apotek merupakan suatu bentuk usaha yang mempunyai fungsi ekonomi dan fungsi
sosial. Pelayanan farmasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan yang utuh dan berorientasi pada pelayanan pasien, penyediaan obat bermutu, serta
perbekalan farmasi lain yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Sebagai salah satu
tenaga kesehatan, seorang apoteker harus mampu menempatkan profesinya, diantaranya
yaitu pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, peyimpanan dandistribusi
obat, pelayanan atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, hal
ini sesuai dengan Permenkes nomer 73 tahun 2016 mengenai Pedoman Praktek Kefarmasian
di Apotek.
Dalam pendirian apotek harus didahului dengan pembuatan proposal studi kelayakan.
Studi kelayakan (Feasibility Study) apotek adalah suatu rancangan secara komprehensif
mengenai rencana pendirian apotek baru untuk melihat kelayakan usaha baik dari
pengabdian profesi maupun sisi bisnis ekonominya. Tujuan dari pembuatan studi kelayakan
ini adalah untuk menghindari penanaman modal yang tidak efektif dan berguna untuk
mengetahui apakah apotek yang akan didirikan cukup layak atau dapat bertahan dan memberi
keuntungan secara bisnis. Selain itu dalam studi kelayakan diperlukan perhitungan yang
matang sehingga apotek yang akan didirikan nanti tidak mengalami kerugian.
Sedangkan menurut hasil survei dari Rumah Sakit menunjukkan bahwa 3 penyakit
dengan prevalensi tertinggi adalah diare, hipertensi, dan pneumonia.
Oleh karena itu untuk melengkapi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tegalrejo maka
didirikan apotek supaya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terpenuhi
seiring meningkatnya sosial ekonomi dan pengetahuan serta kesadaran masyarakat atas
kesehatan.
3. Mampu memberikan edukasi dan konseling kepada masyarakat disekitar apotek dan
pembeli yang datang.
4. Mampu memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar apotek melalui penyuluhan
kesehatan dan pemberian informasi terkini mengenai obat-obatan.
BAB II
PROFIL APOTEK
A. Deskripsi Apotek
Nama apotek : Apotek Sejahtera
Alamat : Jl. Kyai Mojo, Desa Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta
Jenis sediaan yang dijual di apotek kami diantaranya:
perbekalan farmasi berupa obat
bahan obat
multivittamin
alat kesehatan
Kebutuhan anak (Susu formula, popok bayi)
Untuk mendukung berjalannya apotek ini, apotek Sejahtera mempekerjakan APSIA,
Apoteker (pendamping) dan TTK sebagai berikut :
e. Perlengkapan lainnya
- Alat pemadam kebakaran
- Alat kasir dan kertas
- Komputer
APA
PSA
APING
Ket:
Garis koordinasi =
Garis instruksi =
3. Klasifikasi Tugas
Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan Human Capital yang memiliki
komunikasi efektif dan elegan dalam menangani setiap kegiatan baik yang berhubungan
dengan administratif maupun pelayanan di Apotek sehingga visi dan misi Apotek dapat
terlaksana. Dengan jam kerja pada hari Senin-Sabtu pukul 07.00 s/d 21.00 dan hari
Minggu pukul 08.00 s/d 14.00 maka Apotek “Sejahtera” merekrut 5 karyawan dengan
susunan sebagai berikut:
- Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang
- Apoteker Pendamping : 1 orang
- Asisten Apoteker : 2 orang
- Administrasi umum : 1 orang
Dengan susunan karyawan tersebut, jam kerja dibagi menjadi 2 shift yaitu jam
07.00-14.00/08.00-14.00 (minggu) dan jam 14.00-21.00 (Hari libur nasional apotek
libur). Shiff 1: APA + AA + Administrasi (1 orang) masuk mulai 07.00-14.00/08.00-
14.00 dan Shiff 2: Aping + AA jam 14.00-21.00.
Klasifikasi Tugas SDM :
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
1) Memimpin seluruh kegiatan apotek
2) Berkewajiban serta bertanggungjawab penuh untuk mengelola apotek yang meliputi
beberapa bidang antara lain :
a. Pelayanan kefarmasian kepada pasien
b. Administrasi dan keuangan
c. Ketenagakerjaan atau personalia
d. Bidang lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek
3) Melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan hasil dari kualitas apotek
4) Membuat dan menandatangani surat pesanan barang
5) Melakukan pelaporan penggunaan obat kepada Dinas Kesehatan Kota
2. Apoteker Pendamping (Aping)
1) Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA bilamana APA berhalangan selama
jam kerja apotek
2) Dalam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam hal-hal penting yang mendasar
dan strategis, harus mendapat persetujuan dari APA
3) Bertanggung jawab penuh kepada APA dan melaksanakan tugas fungsi sebagai
apoteker pendamping sesuai dengan petunjuk APA.
3. Asisten Apoteker
1) Melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya sebagai asisten apoteker,
yaitu meliputi :
a. Pelayanan kefarmasian sesuai petunjuk pimpinan apotek
b. Mengerjakan pengubahan bentuk, pembuatan sediaan racikan dan meracik
c. Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik
d. Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang pelayanan dan
peracikan obat
e. Mengelompokkan dan menata obat sesuai abjadnya.
2) Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir, penerima resep dan lain
sebagainya
3) Bertanggungjawab kepada pimpinan apotek atas segala kebenaran tugas yang
diselesaikannya.
4. Administrasi
1) Megerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi seperti mengurus
dokumen tertentu.
2) Mendata kebutuhan obat dalam defekta dan membantu kelancaran kegiatan
pembelian
3) Membuat laporan bulanan dan tahunan.
J. Pencatatan dan Pelaporan
d. Pencatatan
Hal-hal yang perlu dicatat dalam manajemen apotek yaitu:
- Perencanaan
- Pengadaan dan penerimaan
- Penyimpanan
- Distribusi
Khusus untuk narkotika dan psikotropika disendirikan
Distribusi keuangan meliputi catatan keluar masuk uang, catatan perpajakan
dan catatan laporan keuangan akhir tahun (neraca keuangan dan laporan laba
rugi)
e. Pelaporan
Laporan barang meliputi:
a. Laporan Pengelolaan Resep
Resep yang telah dilayani kemudian dikumpulkan dan disimpan menurut
tanggal dan nomor resep. Resep yang mengandung narkotika dan psikotropika
dipisahkan dan ditandai garis merah untuk narkotika dan garis biru untuk
psikotropika serta tidak boleh diulang (harus resep asli). Resep dapat
dimusnahkan setelah disimpan lebih dari 3 tahun. Cara pemusnahan dapat
dilakukan dengan di bakar atau ditimbun dalam tanah, kemudian dibuat berita
acara yang meliputi jumlah resep, jumlah lembar dan beratnya, serta saksi dari
pihak apotek. Untuk pemusnahan resep narkotika dan psikotropika harus ada
saksi dari Dinas Kesehatan Kabupaten. Tujuan penyimpanan selama 3 tahun
adalah untuk mengantisipasi jika terjadi masalah terkait resep tersebut, dimana
batas waktu resep dapat diperkirakan secara hukum adalah 3 tahun.
b. Laporan Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika
Untuk SP narkotika dibuat 4 rangkap dengan satu lembar untuk
administrasi apotek dan 3 lembar diserahkan kepada PBF (Kimia Farma) yang
selanjutnya akan didistribusikan ke Departemen Kesehatan Provinsi, Dinas
Kesehatan Kabupaten dan penanggungjawab narkotika di depo Kimia Farma
pusat. Untuk SP psikotropika menggunakan SP khusus bernomor urut dimana
setiap lembarnya dapat berisi beberapa jenis psikotropika.
Narkotika wajib disimpan secara khusus dalam lemari yang terbuat dari
kayu atau bahan lain yang berat dengan ukuran 140x80x100 cm, (jika ukuran
kurang harus ditempelkan pada dinding atau alasnya ditanam pada lantai) dan
memiliki dua ruang dengan kunci tersendiri, ruangan pertama untuk menyimpan
morfin, petidine, dan garamnya. Sedangkan ruangan kedua untuk menyimpan
narkotika lain dan untuk pemakaian sehari-hari.
Laporan narkotika dan psikotropika dapat melalui sistem online di situs
(www.sipnap.binfar.depkes.go.id), pelaporan tersebut dilakukan paling lambat
tanggal 10 setiap bulannya dan apotek wajib membuat pelaporan narkotika dan
psikotropika walaupun tidak ada pengeluaran pada bulan tersebut dan menyimpan
arsip laporannya.
Pemusnahan narkotika dan psikotropika dapat dilakukan karena
kadaluarsa atau karena tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam terapi
kepada pasien, berita acara harus disertai dengan:
Nama jelas, sifat, dan jumlah
Keterangan tempat, jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun
Tanda tangan dan identitas pelaksana serta pejabat yang ditunjuk
f. Laporan Pengelolaan Cairan Infus, Prekursor, dan Pelayanan Kefarmasian
Laporan pengelolaan cairan infuse, prekursor dan pelayanan kefarmasian dilakukan
paling lambat tanggal 10 setiap bulannya kepada Dinas Kesehatan Provinsi.
K. Perpajakan
Pajak adalah iuran wajib yang dipungut oleh pengusaha dalam hal ini pemerintah
berdasarkan norma-norma hukum yang berlaku. Ada beberapa jenis pajak yang
dibayarkan, yaitu:
1. Pajak langsung adalah pajak yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak yang
bersangkutan
2. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dilimpahkan kepada pihak
lain, misalnya pajak pertambahan nilai (PPN) dan materai
Macam pajak yang harus dibayar yaitu:
1. Pajak penghasilan
Pajak penghasilan dikenakan jika omset yang didapat pertahun adalah >4,8
Milyar. Pajak yang dikenakan berdasarkan PPh 25 final yaitu sebesar 1% omset.
2. Pajak Reklame
Dikenakan terhadap pemasangan papan nama apotek, pajak ini dibayarkan satu
tahun sekali.
3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB adalah pajak atas tanah dan bangunan apotek, besarnya pajak ditentukan oleh
luas tanah dan bangunan apotek.
4. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN apotek dibayarkan melalui PBF, karena apotek membayar PPN saat
pelunasan faktur kepada PBF. PPN dibebankan dalam harga jual obat. Jadi harga
jual obat diperoleh dari netto obat PBF, ditambah PPN 10% kemudian dikalikan
dengan rasio keuntungan apotek.
L. Analisa SWOT
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap posisi strategis
daerah/ peta lokasi dan keberadaan kompetitor, dapat diterangkan beberapa hal yang penting.
Hal ini dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap apotek
“Sejahtera” yang akan didirikan (SWOT Analysis).
1. Kekuatan/Strength
Yang menjadi kekuatan kompetitif Apotek “Sejahtera” yang akan didirikan adalah
sebagai berikut:
a. Ketersediaan obat, bahan obat, alkes serta perbekalan farmasi lainnya di apotek
“Sejahtera” relatif lengkap sesuai kebutuhan masyarakat yang mampu
mencapai kepuasan pelanggan sehingga akan meningkatkan omset apotek.
b. Harga ekonomis dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
c. Apotek dengan pelayanan berbasis Pharmaceutical Care dengan tepat, cermat
dan cepat.
d. Apotek melakukan monitoring medication record (pencatatan nama, alamat,
umur, jenis kelamin, diagnosis dan resep dokter yang diberikan).
e. Memiliki Apoteker yang memiliki pengetahuan tentang obat-obatan dan
pengobatan, memberikan pelayanan yang ramah dan sopan.
f. Petugas Apotek yang kompeten, ramah, dan berintegritas terdiri dari tenaga yang
sudah berpengalaman dan tenaga-tenaga muda yang penuh inovasi dan kreatif.
g. Apoteker yang selalu full time di Apotek, siap memberikan layanan dan
konsultasi seputar obat.
h. Apotek menyediakan pelayanan kesehatan seperti pelayanan dan konsultasi obat
dengan apoteker, menyediakan pemeriksaan kesehatan (TD, BB, TB, asam urat
dan gula darah).
2. Kelemahan/Weakness
a. Merupakan apotek baru sehingga memerlukan waktu untuk dikenal oleh
masyarakat, oleh karena itu diperlukan promosi yang ketat untuk
memperkenalkan apotek dengan cara melakukan pengecekan kesehatan,
membangun komunikasi yang baik dengan warga sekitar dan memberikan
pelayanan yang optimal.
b. Sulitnya untuk menemukan apoteker pendamping dan TTK yang cukup
terampil. Sehingga perlu dilakukan pembinaan yang intensif dan berkelanjutan
berupa edukasi dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dari pegawai.
3. Peluang/Opportunity
a. Tempat yang strategis karena dekat dengan jalan raya.
b. Jumlah penduduk di sekitar lokasi Apotek cukup padat baik elite maupun
sederhana sehingga dapat menjadi sumber pelanggan Apotek yang potensial.
c. Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam sangat memungkinkan
menjadi pelanggan. Oleh karena itu Apotek dapat ditata agar bersih, nyaman dan
elegan, sehingga dapat menarik pelanggan dari semua golongan kelas sosial.
d. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Golongan masyarakat ini
lebih kritis dan lebih peduli dengan pola hidup sehat. Untuk menarik pelanggan
dari golongan ini, salah satu kegiatan Apotek yang dapat mengarahkan mereka
(khususnya), contohnya melalui program konsultasi obat melalui telepon,
penerbitan buletin kesehatan secara berkala, dll. Apotek bekerjasama dengan
dokter umum dan spesialis yang bersedia praktek di Apotek dimana dokter-
dokter tersebut telah memiliki pelanggan yang loyal.
4. Ancaman/Threat
a. Terdapat apotek kompetitor yang sudah berdiri cukup lama, dimana jarak Apotek
berada ± 1,5 km, untuk mengatasi ancaman ini, Apotek Sejahtera harus dapat
bersaing dari segi mutu pelayanan, kelengkapan ketersediaan dan juga harga
setiap obat yang dapat bersaing dipasaran.
b. Serta terdapat mini market yang menjual obat bebas, sehingga perlu dilakukan
survei perbandingan harga obat dan dilakukan penyesuaian harga agar pelanggan
lebih tertarik untuk datang ke Apotek.
c. Praktek dokter umum dan dokter gigi yang mungkin melakuan dispensing obat.
Sehingga perlu dilakukan pendekatan kepada dokter yang melakukan praktek, jika
ternyata praktek dokter tidak melayani dispensing, maka dapat dilakukan
penawaran kerjasama.