Disusun Oleh :
2019
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2
TIM PENDIRI APOTEK ...................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .................................................. Error! Bookmark not defined.
B. TUJUAN UMUM ....................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II PROFIL APOTEK
A. DESKRIPSI APOTEK ............................................................................................... 8
B. SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN DI SEKITAR APOTEK .................. 8
C. TUJUAN KHUSUS PENDIRIAN APOTEK .............................................................. 9
D. VISI DAN MISI APOTEK ......................................................................................... 9
E. STRATEGI ................................................................................................................ 9
F. LOGO APOTEK ...................................................................................................... 10
G. SARANA DAN PRASARANA ................................................................................ 10
H. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA ..................................................... 13
I. PENCATATAN DAN PELAPORAN ........................ Error! Bookmark not defined.
J. PERPAJAKAN .......................................................... Error! Bookmark not defined.
K. ANALISA SWOT ...................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III ANALISIS KEUANGAN
A. JUMLAH MODAL / INVESTASI ........................................................................... 20
B. RENCANA ANGGARAN BIAYA PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUN KE-1
(RABP TAHUN 1) .......................................................................................................... 23
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 28
BAB V DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 28
LAMPIRAN........................................................................................................................ 29
2
TIM PENDIRI APOTEK
3
BAB I
PENDAHULUAN
5
Angka Harapan Hidup
6
B. TUJUAN UMUM PENDIRIAN APOTEK
7
BAB II
PROFIL APOTEK
A. DESKRIPSI APOTEK
Apotek Warga Farma merupakan sarana pelayanan kefarmasian yang berbasis
Pharmaceutical Care. Apotek ini berada di Jalan Kelud Nomor 73 Kepanjen Kidul Kota
Blitar Jawa Timur. Apotek berada di pinggir jalan sehingga mudah dijangkau oleh
masyarakat dengan lingkungan yang nyaman dan tempat parkir yang luas. Pencapaian
yang diharapkan dengan didirikannya apotek ini adalah dapat melakukan penjualan obat-
obatan untuk swamedikasi dan resep baik racikan maupun non racikan serta menjual alat
kesehatan dengan harga yang terjangkau dan berkualitas baik. Apotek ini juga
menyediakan layanan home care secara efektif. Melakukan pelayanan pasca pembelian
dengan pemantauan kesembuhan pasien. Serta menyediakan program penyuluhan tentang
obat secara rutin kepada masyarakat di kota Blitar dengan membawa nama apotek.
LOKASI
E. STRATEGI
1. Menjadi pembicara di seminar, dan bicarakan hal-hal yang hanya dikuasai,
sehingga dapat mempromosikan apotek kita.
2. Menerbitkan bulletinatau artikel yang berkaitan dengan usaha yang dimiliki atau
edukasi tentang obat dan pentingnya kesehatan, paling tidak 3 bulan sekali
sehingga setiap konsumen dapat mengetahui informasi tentang apotek kita.
3. Menyelipkan brosur, katalog promosi atau bahan promosi lain ke dalam produk
obat yang telah dibeli konsumen.
9
4. Untuk mencapai target jumlah kunjungan, maka dibuatkan sebuah doorprise
undian berupa televisi, magicjar, dan sepeda dll yang diundi pada bulan terakhir.
Biaya promosi ini tidak lebih dari Rp2.000.000,00.
5. Melayani deliveri obat dengan menggunakan sarana motor.
F. LOGO APOTEK
10
Bangunan Apotek Warga Farma merupakan bangunan satu lantai yang
dibangun dengan dua ruangan. Ruang pertama untuk pelayanan dengan ukuran 4 x
6 meter2, sedangkan ruang kedua digunakan untuk penyimpanan persediaan
dengan luas 3 x 4 meter2. Apotek mendapatkan sumber air bersih dari PDAM serta
sumber listrik dari PLN. Dengan adanya sarana dan fasilitas tersebut menjamin
pelaksanaan tugas dan fungsi apotek dapat berjalan dengan baik. Berikut rencana
layout dari Apotek Warga Farma:
3 meter 6 meter
Wc
TV
konsultasi
PINTU
Meja
ALKES
kulkas
Obat keras
4 meter
terbatas
dispenser
bebas
Tempat duduk
Peracikan
Tempat
susu. dll
Tempat duduk
NAPZA
kasir
2. Fasilitas
Ruangan apotek dibagi menjadi beberapa bagian yaitu ruang tunggu, ruang
penerimaan resep, dan penyerahan resep, penyimpanan obat, pencucian alat, ruang
kerja APA, dan WC.
Penataan ruang apotek ditata sedemikian rupa untuk menjaga kenyamanan
dalam melayani resep dan tidak membatasi ruang gerak agar kegiatan diapotek
lancar dan meningkatkan kemajuan apotek.
Ruang peracikan hendaknya dalam keadaan bersih dan jauh dari sumber
debu/kotoran seperti pintu utama, dan letak WC juga diletakkan jauh dengan ruang
peracikan untuk menghindari kontaminasi ke obat yang sedang diracik.
3. Perlengkapan
Perlengkapan apotek meliputi :
a. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan yang terdiri dari :
Timbangan digital yang telah dikalibrasi.
Mortir dan stamper
11
Perlengkapan lain sesuai kebutuhan
b. Pelengkapan dan alat perbekalan farmasi
Lemari dan rak penyimpanan obat
Lemari pendingin
Lemari untuk NAPZA
c. Wadah pengemas dan pembungkus
Kertas perkamen
Etiket
Wadah pengemas dan pembungkus untuk menyerahkan obat
4. Alat administrasi
Blanko pesanan obat
Blanko salinan resep
Blanko faktur dan nota penjualan
Buku pencatatan narkotik
Buku pemesanan obat narkotik.
5. Buku standar yang diwajibkan
Farmakope Indonesia Edisi terbaru.
Informasi Spesialite Obat (ISO).
Indonesia Index of Medical Specialities (IIMS)
Kumpulan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
apotek.
12
persediaan obat. Analisis ABC di lakukan dengan mengklasifikasikan jenis obat
menjadi 3 golongan, yaitu:
Golongan A (jumlah sedikit, harga total tinggi)
Contoh: vaksin, hormone, sediaan- sediaan injeksi.
Golongan B (jumlah sedang, harga total sedang)
Contoh: sediaan drop(eyes drop, oral drop,ear drop), sediaan inhaler/
spray)
Golongan C (jumlah banyak, harga total rendah)
Contoh: obat- obat bebas yang sering digunakan secara swamedikasi (obat
batuk, diare, flu, sakit kepala, demam, vitamin, obat luka dll).
Asisten Apoteker
Asisten Apoteker
Administrasi/kasir
13
Jam kerja apotek terbagi menjadi 2 shift yaitu shift pagi (07.00-15.00) dan shift
sore (15.00-22.00). Dimana setiap shift terdapat 1 Apoteker baik Apoteker Pengelola Apotek
atau Apoteker Pedamping dan seorang asisten Apoteker yang merangkap sebagai kurir.
Struktur apotek dapat dilihat dari gambar di atas.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek dilakukan oleh Apoteker dan
tanggungjawab berada di tangan Apoteker. Dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian pada
fasilitas pelayanan kefarmasian, Apoteker dapat dibantu oleh Apoteker Pendamping dan/atau
Tenaga Teknis Kefarmasian.
Dalam menjalankan tugasnya seorang apoteker harus memiliki sertifikat
kompetensi profesi, ijazah dari institusi, Surat Tanda Registrasi Apoteker, dan Surat
Izin Praktek Apoteker.
Menurut peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009, syarat memperoleh Surat Tanda
Registrasi Apoteker adalah :
1. Memiliki ijazah Apoteker
2. Memiliki sertifikat kompetensi profesi
3. Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah Apoteker
4. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter
5. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi
2. KLASIFIKASI TUGAS
1. Pemilik Sarana Apotek (PSA)
Pemilik saham berkoordinasi dengan apoteker dalam pelaksanaan operasional dan
program-program apotek terutama dalam hal penyediaan modal.
2. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
a) Memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien dengan berlandaskan
pharmaceutical care.
b) Berkewajiban dan bertanggung jawab penuh dalam memimpin dan mengelola
sumber daya di apotek.
c) Mengawasi dan mengevaluasi kinerja karyawan di apotek.
d) Melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan hasil dan kualitas apotek.
e) Membina hubungan yang harmonis terhadap tenaga kesehatan lain dan stake
holder.
f) Menyusun SOP di apotek.
g) Melakukan pelaporan penggunaan obat kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota
14
h) Membuat laporan keuangan apotek dan laporan pajak.
3. Apoteker Pendamping
a) Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, bilamana APA berhalangan
selama jam kerja apotek.
b) Dalam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam hal‐hal penting yang
mendasar dan strategis, harus mendapat persetujuan dari APA.
c) Bertanggung jawab penuh kepada APA dan melaksanakan tugas fungsi sebagai
apoteker pendamping sesuai dengan petunjuk dan atau instruksi APA.
4. Asisten Apoteker
a) Melaksanakan pekerjaan yang sesusai dengan profesinya sebagai asisten
apoteker, yaitu meliputi:
- Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat dengan resep)
sesuai petunjuk pimpinan apotek
- Mengerjakan pengubahan bentuk pembuatan sedían racikan dan
meracik
- Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik
- Mendata kebutuhan obat dalam defekta dan membantu kelancaran
kegiatan pembelian
- Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani faktur
kecuali faktur narkotik dan psikotropik, mencatat ke dalam buku
pembelian dan menjaga agar daftar harga tetap up to date
- Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang pelayanan
dan peracikan obat
- Mengelompokkan dan menata obat sesuai abjadnya (sesuai dengan
susunan penyimpanan).
b) Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir, reseptir dan lain
sebagainya.
c) Bertanggung jawab kepada pimpinan apotek atas segala kebenaran tugas yang
diselesaikannya.
Tugas dan fungsi Apoteker adalah:
1. Membuat perencanaan, koordinasi dan mengawasi seluruh kegiatan di apotek,
baik yang bersifat manajerial maupun teknis kefarmasian.
2. Memberikan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat berupa komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE).
15
3. Bertanggungjawab atas apotek yang dikelolanya dan memberikan hasil yang
optimal sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan.
Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan
kefarmasian,Apoteker dapat :
1. Mengangkat seorang Apoteker Pendamping yang memiliki SIPA
2. Mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen aktifnya
atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien
3. Menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika kepada masyarakat atas resep
dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tenaga kefarmasian yang meliputi Apoteker, Asisten Apoteker (AA), Sarjana
Farmasi,Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi dalam melakukan pekerjaan
kefarmasianpada fasilitas pelayanan kefarmasian wajib mengikuti paradigma
pelayanankefarmasian dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
16
psikotropika diberikan tanda dengan tulisan bius untuk narkotik dan OKT untuk
psikotropika di resep.
Untuk obat racikan akan disiapkan oleh asisten apoteker sesuai dengan resep di
piring dengan etiket lalu akan diperiksa oleh apoteker sebelum diracik. Setelah
diracik dan dilakukan pengemasan dan etiket .
Untuk obat non racikan, obat disiapkan oleh asisten apoteker dan pemberian
etiket hal ini dibawah pengawasan apoteker yang bertugas. Copy resep dan
kwitansi ditulis oleh asisten apoteker dan di tanda tangan oleh apoteker yang
berjaga. Obat yang sudah siap diberikan kepasien dicek lagi untuk menghindari
kesalahan, setelah semua benar lalu dapat diberikan obatnya dengan KIE.
J. PERPAJAKAN
Pajak adalah iuran wajib yang dipungut oleh pengusaha dalam hal ini pemerintah
berdasarkan norma-norma hukum yang berlaku. Ada beberapa jenis pajak yang
dibayarkan, yaitu :
1. Pajak langsung adalah pajak yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak yang
bersangkutan
2. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dilimpahkan kepada pihak
lain, misalnya pajak pertambahan nilai (PPN) dan materai.
2. Pajak Reklame
Dikenakan terhadap pemasangan papan nama apotek, pajak ini dibayarkan satu
tahun sekali.
3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB adalah pajak atas tanah dan bangunan apotek, besarnya pajak ditentukan oleh
luas tanah dan bangunan apotek.
4. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN apotek dibayarkan melalui PBF, karena apotek membayar PPN saat pelunasan
faktur kepada PBF. PPN dibebankan dalam harga jual obat. Jadi harga jual obat
diperoleh dari netto obat PBF, ditambah PPN 10% kemudian dikalikan dengan
rasio keuntungan apotek.
17
K. ANALISA SWOT
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap posisi
strategis daerah/peta lokasi dan keberadaan kompetitor, dapat diterangkan beberapa
halyangpenting. Hal ini dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman terhadap apotek “WARGA FARMA” yang akan didirikan (Swot Analisis).
1. Kekuatan/Strength
2. Kelemahan/Weakness
Warga Farma merupakan apotek baru, sehingga masyarakat belum mengenal dan belum
mempunyai pelanggan tetap. Sehingga perlu strategi agar menarik masyarakat untuk datang
ke Apotek, yaitu dengan membuat tanda Apotek di pinggir jalan.
3. Peluang/Opportunity
a. Potensi daerah
Jumlah penduduk tinggi karena merupakan daerah pemukiman penduduk, dekat
dengan tempat keramaian (Alun-alun Kota) dan cukup dekat dengan Rumah Sakit, dengan
jarak apotek satu dengan yang lain 2 kilometer.
b. Lokasi daerah
Calon lokasi apotekWARGA FARMA strategis karena terletak di sebelah jalan raya
yang merupakan akses utama yang mempermudah masyarakat untuk mengakses obat,yang
dulunya susah karena adanya apotek pesaing lainnya berada jauh sehingga masyarakat tidak
18
perlu jauh- jauh untuk memperoleh obat lagi karena selain dekat dengan rumah sakit RSK
Budi Rahayu dan RS Aminah dan praktik dokter.
c. Dekat dengan praktik dokter umum sehingga dapat membentuk kerjasama.
4. Ancaman/Threat
Ada apotek kompetitor di daerah tersebut, dimana jarak antara Apotek berada ± 2km
19
BAB III
ANALISIS KEUANGAN
1. Mebeulair
URAIAN INVESTASI
20
2. Alat-alat Perlengkapan Administrasi
URAIAN INVESTASI
3. Buku-buku Standar
URAIAN INVESTASI
Farmakope Indonesia 1.500.000
ISO 100.000
MIMS 100.000
IONI 100.000
Kumpulan undang-undang apotek 100.000
TOTAL 1.900.000
21
4. Perlengkapan lain-lain
URAIAN INVESTASI
Timbangan obat gram dan miligram 3.000.000
Alat racik (mortir, stamper, dll) 500.000
Telepon 500.000
Pengemas obat 100.000
Alat kebersihn 250.000
Pot salep, cangkang kapsul 250.000
Kertas puyer 15.000
Plastik klip, kesek, etiket, label 150.000
Erlenmeyer 40.000
Cawan porselen 40.000
Gelas ukur 60.000
Batang pengaduk 15.000
Pipet 5.000
Corong glass 15.000
Timbangan dan pengukur TB 1.000.000
TV ruang tunggu dan antenna 1.600.000
Alat pemadam kebakaran Fire Indo 200.000
Printer 750.000
TOTAL 8.490.000
URAIAN INVESTASI
22
6. Biaya Proses Izin Apotek
URAIAN INVESTASI
Jumlah Rp.11.500.000,00
2) Biaya Lain-lain
Biaya Penyusutan dan peneliharaan Rp. 1.000.000,00
Listrik,Air,telepon,Koran,dsb Rp.1.550.000,00 +
23
Total biaya Rutin tahun ke I Rp.181.100.000,00
Total Rp.1.063.500.000,00
JUMLAH Rp.1.057.362.500,00
24
e. Perkiraan Laba Rugi tahun ke I
1. Pendapatan Tahun ke I Rp. 1.063.500.000,00
2. Pengeluaran tahun ke I Rp. 1.057.362.500,00 ̶
Kegiatan Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5
Rp Rp Rp Rp Rp
Penjualan Obat Resep
204.750.000 235.462.500 270.781.875 311.399.156 358.109.030
Penjualan Obat Bebas Rp Rp Rp Rp Rp
dan non obat 258.750.000 297.562.500 342.196.875 393.526.406 452.555.367
Rp Rp Rp Rp Rp
Penjualan OWA
270.000.000 310.500.000 357.075.000 410.636.250 472.231.688
Rp Rp Rp Rp Rp
Penjualan Alkes
132.000.000 151.800.000 174.570.000 200.755.500 230.868.825
Penjualan Susu, Rp Rp Rp Rp Rp
Perlengkapan Bayi 198.000.000 227.700.000 261.855.000 301.133.250 346.303.238
Rp Rp Rp Rp Rp
Total
1.063.500.000 1.223.025.000 1.406.478.750 1.617.450.563 1.860.068.147
25
Proyeksi pengeluaran tahun I-V dengan asumsi kenaikan 10%
Diasumsikan inflasi 10 % per tahun
Kegiatan Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5
Pembelian Obat Rp Rp Rp Rp Rp
Resep 143.325.000 157.657.500 173.423.250 190.765.575 209.842.133
Pembelian Obat
Bebas dan non Rp Rp Rp Rp Rp
Resep 219.937.500 241.931.250 266.124.375 292.736.813 322.010.494
Rp Rp Rp Rp Rp
Pembelian OWA 216.000.000 237.600.000 261.360.000 287.496.000 316.245.600
Rp Rp Rp Rp Rp
Pembelian Alkes 118.800.000 130.680.000 143.748.000 158.122.800 173.935.080
Pembelian Susu, Rp Rp Rp Rp Rp
Perlengkapan Bayi 178.200.000 196.020.000 215.622.000 237.184.200 260.902.620
Total biaya Rp Rp Rp Rp Rp
variabel 876.262.500 963.888.750 1.060.277.625 1.166.305.388 1.282.935.926
Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya rutin pertahun 181.100.000 181.100.000 181.100.000 181.100.000 181.100.000
Rp Rp Rp Rp Rp
Pajak 0.5% 30.872 33.959 37.355 41.091 45.200
Biaya sewa Rp Rp Rp Rp Rp
bangunan 30.000.000 33.000.000 36.300.000 39.930.000 43.923.000
Rp Rp Rp Rp Rp
Total 1.087.393.372 1.178.022.709 1.277.714.980 1.405.486.478 1.546.035.126
Kegiatan Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5
Rp Rp Rp Rp Rp
Pendapatan
1.063.500.000 1.223.025.000 1.406.478.750 1.617.450.563 1.860.068.147
Rp Rp Rp Rp Rp
Pengeluaran
1.087.393.372 1.178.022.709 1.277.714.980 1.404.486.487 1.546.035.126
Rp Rp Rp Rp Rp
Laba/Rugi
(23.893.372) 45.002.291 128.763.770 212.964.076 314.033.021
26
3. BEP (Break Even Point )
a. Break Event Point (BEP)
𝟏
BEP = × 𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩
𝟏−(𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐯𝐚𝐫𝐢𝐚𝐛𝐞𝐥 / 𝐏𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧)
𝟏
= 𝟏− (𝐑𝐩.𝟖𝟕𝟔.𝟐𝟔𝟐.𝟓𝟎𝟎/𝟏.𝟎𝟔𝟑.𝟓𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 ) × 𝐑𝐩. 181.100.000
= Rp. 1.028.639.295/Tahun
= Rp. 85.719.941/ bulan
= Rp. 234.849/ hari
𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑
%BEP = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏−𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑽𝒂𝒓𝒊𝒂𝒃𝒆𝒍
181.100.000
= 𝐑𝐩𝟏.𝟎𝟔𝟑.𝟓𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 −𝐑𝐩.𝟖𝟕𝟔.𝟐𝟔𝟐.𝟓𝟎𝟎
× 𝟏𝟎𝟎%
= 96,72%
Kapasitas BEP
Kapasitas BEP = % BEP X Jumlah lembar resep / tahun
= 96,72% x (7lembar x 25 hari x 12 bulan )
= 2031 resep / tahun
= 169 resep / bulan
= 7 resep / hari
27
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan hasil studi kelayakan, Apotek Warga Farma yang akan didirikan ini
memiliki kekuatan yang sangat baik meskipun memiliki beberapa kelemahan dan ancaman,
namun hal-hal tersebut dapat ditutupi dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang
dimiliki oleh apotek Warga Farma.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa apotek Warga Farma layak untuk didirikan dan
memiliki peluang kesuksesan yang cukup tinggi.
28
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1980. Peraturan Pemerintah RI No.25 tentang perubahan peraturan pemerintah
No. 26 Tahun 1965 tentang Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes RI. 2002. Keputusan Mneteri Kesehatan Nomor 1332 Tahun 2002 tentang Perubahan
atas Permenkes Nomor 992 Tahun 1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian
Izin Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 2014. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1027/MENKES/SK/IX/2004, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2009. Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian. Jakarta: Depkes RI.
29
LAMPIRAN
No R/ : Tgl :
Dari dr. : Tgl :
Untuk :
R/
Pcc
30
KUMPULAN ETIKET
No: Tgl:
Sebelum/bersamaan/sesudah makan
Semoga Lekas Sembuh
No: Tgl:
OBAT LUAR
Semoga Lekas Sembuh
31
KUMPULAN SOP
1. TUJUAN
Prosedur ini di buat untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan obat kepada pasien yang
ingin membeli obat wajib apotek (OWA)
2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Penanggung Jawab
3. PROSEDUR
1.1 .Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang
dibutuhkan,
1.2 Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialaminya dan gejala penyakitnya,
1.3 Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat tertentu
dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah parah),
1.4 Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak memuaskan
maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien, begitu juga untuk
pasien yang sama sekali belum pernah minum obat,
1.5 Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,
1.6 Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat diatas,
1.7 Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi :
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan
dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat dan dan
jika diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan,
1.8 Catat nama pasien, alamat, dan nomor telepon pasien.
1.9 Buat catatan khusus tentang pasien yang nantinya sebagai patient data record
Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Apoteker Pengelola Apotek
32
APOTEK STANDAR PROSEDUR
Halaman 1 dari 1
Warga Farma OPERASIONAL
No Revisi Nomor
- KONSELING OBAT WAJIB A –002
Tanggal Revisi APOTEK (OWA) Mulai Berlaku
- 2019
1. TUJUAN
Prosedur ini di buat untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konsultasi obat kepada
pasien atas obat wajib apotek (OWA).
2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Penanggung Jawab
3. PROSEDUR
3.1 Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut dan
sudah berapa lama pasien mengalami gejala tersebut,
3.2 Cocokkan kondisi pasien dengan obat yang diminta, bila obat kurang sesuai
untuk pasein maka rekomendasikan obat yang tepat untuk pasien,
3.3 Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat tersebut meliputi
dosis, frekuensi, durasi, dan cara penggunaan. Bila ada yang kurang atau salah
maka farmasis wajib membenarkan dan melengkapinya,
3.4 Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut,
3.5 Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek
seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan,
3.6 Apabila kondisi pasien tidak membaik atau semakin memburuk makan
sebaiknya dirujuk ke dokter,
3.7 Informasikan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan konsultasi dengan
apoteker untuk berdiskusi tentang terapi yang dijalani pasien.
33
APOTEK STANDAR PROSEDUR
Halaman 1 dari 1
Warga Farma OPERASIONAL
No Revisi Nomor
- PELAYANAN OBAT OVER THE A –003
Tanggal Revisi COUNTER (OTC) Mulai Berlaku
- 2019
1. TUJUAN
Prosedur ini di buat untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan obat over the counter
(OTC) kepada pasien.
2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Penanggung Jawab
3. PROSEDUR
3.1 Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang
dibutuhkan,
3.2 Tanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien, kemudian
bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat,
3.3 Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,
3.4 Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien sesuai
dengan permintaan meliputi : nama obat dan jumlah obat,
3.5 Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan
dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat, dan jika
diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan.
34
KUMPULAN SURAT PESANAN
SURAT PESANAN
Nomor: Kepada
Yth. ……………………………
…………………………………
35
Rayon : Model N9
No. SP : Lembar ke 1/2/3/4
Blitar, ………………………….
Pemesan
(…………………………………..)
No. SIK :
36
SURAT PESANAN OBAT-OBAT TERTENTU
Nomor:
Nama:
Jabatan :
Nama distributor:
Alamat :
Telepon :
Blitar, ………………………...
Apoteker Penanggungjawab
(……………………………….)
No. SIPA
37
SURAT PESANAN OBAT JADI PREKURSOR FARMASI
Nomor:
Nama:
Jabatan :
Nama distributor:
Alamat :
Telepon :
Blitar, ………………………...
Apoteker Penanggungjawab
(……………………………….)
No. SIPA
38
SURAT PESANAN PSIKOTROPIK
Nomor:
Nama :
Jabatan :
Nama distributor:
Alamat :
Telepon :
Blitar, ………………………...
Pemesan
(……………………………….)
No. SIKA/SIPA:
39