UNIVERSITAS MOHAMMAD
NATSIR
BUKITTINGGI
2019
OUTLINE
1. Skrining Administrasi
2. Skrining farmakologi/klinis
3. Interaksi obat
4. Penyediaan
5. Posologi
6. Efek samping
7. KIE ( Komunikasi, informasi dan Edukasi)
R/ Digoxin
Furosemid
Aspar K
Acepress
Zypraz
Nama pasien : Tn Y
Umur : 60 tahun
Nama dokter : dr. Khairullah
Alamat : Lintau
SKRINING ADMINISTRASI
No Identitas Dokter ada Tidak ada
1. Nama dokter v
2. Sip dokter v
3. Alamat dokter v
4. No telepon v
5. Tempat dan tanggal penulisan resep v
Subscriptio
Onset awal digoxin dicapai dalam 0,5-2 jam untuk sediaan oral dan 5-30
menit untuk sediaan intravena. Efek maksimal tercapai dalam 2-6 jam
untuk sediaan oral dan 1,5-4 jam untuk sediaan intravena.
Distribusi
Bioavailabilitas digoxin tablet sebesar 60-80%. 20-25% digoxin akan
terikat oleh protein. Waktu paruh digoxin selama 3,5-5 hari.
Metabolisme
Metabolisme digoxin terjadi di hepar yang menghasilkan metabolit
akhir 3 b-digoxigenin dan 3-keto-digoxigenin.
Eliminasi
Sekitar 50-70% dosis digoxin akan diekskresikan melalui urin.
2. Furosemid
Aspek farmakologi furosemide utamanya adalah sebagai diuretik
kuat dengan menghambat cotransporter Na+/K+/Cl2- pada
membran luminal tubulus dalam mereabsorpsi elektrolit natrium,
kalium, dan klorida.
Farmakodinamik
Mekanisme Kerja
Furosemide bekerja pada bagian segmen tebal lengkung henle
dengan menghambat kotransporter Na+/K+/Cl- (disebut NKCC2)
pada membran luminal tubulus. Kerja NKCC2 mereabsorpsi
ketiga elektrolit natrium, kalium, dan klorida. Paska reabsorpsi
via NKCC2, kadar ion K+ berlebihan di dalam sel sehingga ion
kalium berdifusi kembali ke lumen tubular. Hal ini memicu
reabsorpsi kation (Mg2+, Ca2+) ke dalam cairan interstisial via
jalur paraselular. Akibatnya pemberian furosemide akan
menghambat reabsorpsi natrium, kalium, dan klorida.
Farmakokinetik
Absorbsi
Eliminasi
Sakit kepala.
Diare.
Ruam kulit.
Anoreksia.
Vertigo.
Penglihatan buram.
Diare.
Konstipasi.
3. Efek Samping Aspar K
Mual-mual
Diare
Ruam kemerahan pada kulit
4. Efek Samping Zypraz
Efek samping yang umum adalah mengantuk, kesulitan
koordinasi, kelelahan, kelemahan otot, ataksia, dan
kepala terasa ringan.
Efek samping yang lebih jarang misalnya nyeri kepala,
vertigo, perubahan salivasi, gangguan saluran cerna,
ruam kulit, dan gangguan penglihatan.
Efek samping yang lebih serius, tetapi kejadiannya
relatif jarang misalnya depresi pernapasan,
ketergantungan, gangguan mental, amnesia,
kebingungan, kelainan darah dan sakit kuning, retensi
urin, dan hipotensi.
5. Efek Samping Aceprass ( Captopril)
Efek samping yang paling umum adalah batuk tidak
berdahak yang teratasi bila pemakaian dihentikan Efek
samping lainnya adalah hipotensi dan gagal ginjal akut.
Obat ini juga bisa menyebabkan hiperkalemia
(peningkatan kalium) yang terjadi terjadi karena
penurunan kadar aldosteron, hormon steroid yang
berfungsi menahan natrium dan mengekskresi kalium.
POSOLOGI
1. DOSIS DIGOKSIN
oral, untuk digitalisasi cepat: 1-1,5 mg/24 jam dalam dosis terbagi;
bila tidak diperlukan cepat: 250 - 500 mcg sehari (dosis lebih tinggi
harus dibagi).
Dosis penunjang, 62,5–500 mcg sehari tergantung pada fungsi ginjal,
dan pada fibrilasi atrial, pada respon denyut jantung. Dosis penunjang
biasanya berkisar 125–250 mcg/hari (pada usia lanjut 125 mcg/hari).
Pada keadaan gawat darurat/akut, dosis muatan diberikan secara infus
intravena, 250–500 mcg dalam 15–20 menit, diikuti dengan sisanya
dalam dosis terbagi tiap 4-8 jam (tergantung dari respon jantung)
sampai total dosis muatan 0,5–1 mg tercapai.
Bila memungkinkan dilakukan monitoring kadar plasma digoksin,
sampel darah diambil paling sedikit 6 jam setelah suatu dosis
diberikan.
2. Dosis furosemid yang umumnya diresepkan dokter bagi
penderita edema, khususnya yang berkaitan dengan
gagal jantung adalah 20-40mg/hari. Dosis ini dapat
diturunkan per 20 mg secara berkala, atau justru
dinaikkan ke 80mg jika kondisi kesehatan memburuk.
Bagi penderita hipertensi, dosis yang biasa disarankan
adalah 40-80mg/hari yang dikonsumsi secara tunggal
atau dikombinasikan dengan obat antihipertensi lainnya.
3. Dosis aspar-K
Dosis harian Aspar-K yang direkomendasikan untuk
orang dewasa adalah 1-3 tablet 3 kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan sesuai dengan tingkat keparahan gejala dan
kondisi pasien.
4. Dosis aceprass.
Dosis awal: captopril 25 mg oral 3 kali sehari (6.25-12.5 mg oral,
3 kali sehari apabila volume berkurang atau hipotensif). Dosis
lanjutan: setelah dosis captopril 50 mg tiga kali sehari tercapai,
penambahan dosis lanjutan harus ditunda setidaknya 2 minggu
untuk melihat apakah respon yang memuaskan terjadi.
5. Dosis zypraz
Dosis awal: 0,25-0,5 mg secara oral 3 kali sehari. Dosis ini
mungkin meningkat secara bertahap setiap 3-4 hari jika diperlukan
dan ditoleransi.
DAFTAR MEREK OBAT YANG BEREDAR
DI INDONESIA
1. Digoksin
Fargoxin, Digoxin Indo Farma, Digoxin Sandoz, Digoxin NI,
Lanoxin
2. Furosemid
Classic, Diurefo, Diuresix, Diuvar, Edemin, Farsix, Farsiretik,
Frusid
3. Kalium
Aspar-K, Kalipar, Ksr-600, Otsu KCL 7,46
4. Captopril
Farmoten, Tensicap, Tensobon, Acendril, Acepress, Captensin
5. Alprazolam
Xanax XR, Zypraz, Atarax, Opizolam, Zolastin
KOMUNIKASI INFORMASI DAN
EDUKASI
Kenali Gejala
Ketika anda mendapatkan serangan jantung/sesak dirumah nilai hal
berikut :
1.Frekuensi (seberapa sering)
2.Intensitas
3.Kejadian serangan (berapa kali?)
4.Durasi (seberapa lama?)
5.Pola serangan (setelah aktivitas?pagi hari? Malam hari?)
Saat terjadi gejala dicatatlah dengan baik lalu laporkan ke petugas
kesehatan
2. Manajemen Cairan dan Garam
Batasi minum 4 gelas per hari
Monitor berat badan setiap hari (jika berat bertambah >2kg/3 hari segera
lapor ke petugas medis)
Kurangi komsumsi garam
REFERENSI
Alwi, Idrus., 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi
Keempat Jilid III,Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta.
Anief, M., 1997, Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat,
Edisi ke 3, hal 148, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia,
2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, hal 1, 6,
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia,
Jakarta. Bresler, Michael Jay, and Sternbach, George L.,
2007, Manual Kedokteran Darurat Edisi 6, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
TERIMAKASIH